Author Topic: Sarva Tathāgata Mahāyānā Vajra Usnisa Abhisamaya Mahā Kalpa Rājā Yoga Tantra Sutra  (Read 528 times)

ajita

  • Administrator
  • Sr. Member
  • *****
  • Posts: 350
    • View Profile
MAHAYANA TRIPITAKA SUTTRAM
Sarva Tathāgata Mahāyānā Vajra Usnisa Abhisamaya Mahā Kalpa Rājā Yoga Tantra Sutra

HUM


Om Vajradhara Hum



Om Vajrasattva Hum

Om Vajrapani Hum

Om Sri Vairocana Hum
Bab I
Sarva Tathāgata Tattva Sangrahah Vajradhātu Mahā Mandala Vidhi Vistarah


Demikianlah telah kudengar, pada suatu waktu sang Bhagavān, yang telah menyelesaikan pengetahuan yang paling unggul dari Samaya pemberdayaan Vajra dari semua Tathāgata (sarvatathāgata-vajrādhisthānasamayajñānavividhaviśesasamanvāgatah), yang telah memperoleh penyucian sebagai Raja Dharma dari tiga dunia (kamadhatu, rupadhatu, arupadhatu) dengan mahkota permata dari semua Tathāgata (sarvatathāgataratnamukutatraidhātukadharmarājyābhisekaprāptah), yang telah mencapai penguasaan Yoga pengetahuan dari maha mengetahui semua dari semua Tathagata (sarvatathāgatasarvajñānamahāyogīśvarah), dan yang terampil dalam melaksanakan berlipat ganda perbuatan pada kesamaan semua Mudra dari semua Tathāgata yang mana semua keinginan dan kegiatan di dalam semua alam para makhluk hidup, yang tidak habis-habisnya dan tanpa pengecualian, semuanya menjadi terselesaikan (sarvatathāgatasarvamudrāsamatādhigataviśvakāryakaranatāśesānavaśesasattvadhātusarvāśāparipūrakah). Vairocana yang Maha Baik Hati (mahākrpo vairocanah), yang selalu abadi tinggal berdiam diseluruh tiga masa waktu (masa lampau, masa sekarang, masa depan) (śāśvatastryadhvasamayavyavasthitah) dan sang Tathāgata dari semua Tubuh, Ucapan, Pikiran Vajra (sarvakāyavākcittavajrastathāgatah), sedang tinggal di gedung Permata Maha Mani (mahāmaniratnapratyupte),  tempat yang sering dikunjungi oleh semua Tathāgata (sarvatathāgatādhyusitapraśastastavite), yang secara bervariasi terhiasi, dengan lonceng besar dan kecil dan spanduk sutera yang berkibar dalam angin yang lembut, dan itu terhiasi dengan tasbih mutiara, untaian dari batu permata mulia, bulan berbentuk setengah dan penuh dan yang mirip begitu, di dalam istana Raja dewa dari surga Akanistha (akanisthadevarājasya bhavane). Sedang bersama-sama dengan perkumpulan majelis sembilan ratus juta para Bodhisattva (navanavatibhirbodhisattvakotibhih sārdham), yang dipimpin oleh para Bodhisattva berikut, yaitu :
Vajrapāni Bodhisattva Mahasattva (Makhluk Besar Makhluk Kebangkitan yang bernama Vajra Di Tangan),
Arya Avalokiteśvara Bodhisattva Mahasattva (Makhluk Besar Makhluk Kebangkitan yang bernama Yang Mulia Penguasa Yang Mengamati),
Akāśagarbha Bodhisattva Mahasattva (Makhluk Besar Makhluk Kebangkitan yang bernama Rahim Ruang Angkasa),
Vajramusti Bodhisattva Mahasattva (Makhluk Besar Makhluk Kebangkitan yang bernama Tinju Keras Yang Tidak Bisa Hancur),
Mañjuśri kumarabhuta Bodhisattva Mahasattva (Makhluk Besar Makhluk Kebangkitan yang bernama Kelembutan Indah sang Anak berusia muda),
Sahacittotpādadharmacakrapravartin Bodhisattva Mahasattva (Makhluk Besar Makhluk Kebangkitan yang bernama Memutar Roda Dharma Ketika Tekad Terbentuk),
Gaganagañje Bodhisattva Mahasattva (Makhluk Besar Makhluk Kebangkitan yang bernama Gudang Harta Ruang Angkasa),
Sarvamārabalapramardin Bodhisattva Mahasattva (Makhluk Besar Makhluk Kebangkitan yang bernama Penghancur Semua Kekuatan Mara).
Dia juga bersama-sama dengan para Tathagata yang jumlah-Nya sebanding dengan butiran pasir di sungai gangga, yang muncul dan mengisi Jambūdvīpa sama seperti 'biji wijen (tilabimbamiva)'; Itu adalah juga sama di dalam surga Akanistha, dari masing-masing Tubuh dari para Tathāgata yang jumlah-Nya tidak terhitung ini, muncul wilayah Buddha yang tidak terbatas tidak terhitung jumlahnya (tathāgatakāyādaprameyāsamkhyeyāni buddhaksetrāni samdrśyante), dan juga di dalam wilayah-wilayah Buddha itu, bimbingan 'Dharma Bijaksana (dharmanayam)' ini sedang diajarkan secara terperinci.

Sekarang, sang Bhagavān Mahā Vairocanah, yang tinggal berdiam abadi diseluruh ruang angkasa dan yang adalah Tubuh, Ucapan, Pikiran Vajra dari semua Tathāgata (atha bhagavān mahāvairocanah sarvākāśadhātusadāvasthitakāyavākcittavajrah), yang adalah saling antar penembusan dengan semua Tathāgata (sarvatathāgatasamavasaranatayā), sang Makhluk Pengetahuan yang membangkitkan semua alam Vajra(sarvavajradhātvavabodhanajñānasattvah); Dia adalah Rahim Yang Lahir Dari Pemberdayaan Vajra Sebanyak Butir Debu Dalam Seluruh Alam Ruang Angkasa (sarvākāśadhātuparamānurajo vajrādhisthānasambhavajñānagarbhah); Dia adalah Penyucian Permata Dari Pengetahuan Vajra Yang Besar Dari Semua Tathāgata Yang Tidak Terbatas (sarvatathāgatānantatayā mahavajrajñānābhisekaratnah); Dia sungguh mencapai Abhisambodhi, kebangkitan sempurna yang lengkap dari pengetahuan dari yang sungguh apa adanya yang meliputi seluruh ruang angkasa (sarvākāśaspharanatathatājñānābhisambodhyabhisambodhibhūtah). Dan karena semua Tathāgata Diri Mereka Sendiri oleh sifat alami yang murni, semua 'gajala kejadian (dharma)' adalah murni oleh sifat alami (sarvatathāgatātmabhāvaśuddhitayāsvabhāvaśuddhasarvadharmah); Pengetahuan yang mewujudkan semua bentuk diseluruh ruang angkasa, Dia adalah yang tertinggi (āgrah) dalam menundukkan semua alam dari makhluk hidup tanpa kecuali, dan melalui pelaksanaan yang sempurna perintah dari semua Tathāgata (sarvatathāgatāmoghājñākāritayā), Dia menyelesaikan segala sesuatu dan memiliki semua pengetahuan mahir yang tiada bandingan dan tiada tanding; Dia adalah Makhluk yang kokoh di dalam kebangkitan yang besar dari semua Tathāgata (sarvatathāgatamahābodhidrdhasattvah); Dia adalah Samaya Pengait yang memerintah semua Tathāgata (sarvatathāgatakarsanasamayah); Dia adalah Penguasa Diri dari pengetahuan dari pesona semua Tathāgata (sarvatathāgatānurāganajñāneśvarah); Dia adalah Sorakan Pujian dari semua Tathāgata (sarvatathāgatasādhukārah); Dia adalah Permata dari penyucian besar dari semua Tathāgata (sarvatathāgatamahābhisekaratnah); Dia adalah Lingkaran cahaya matahari dari semua Tathāgata (sarvatathāgatasūryaprabhāmandalah); Dia adalah spanduk permata 'mutiara (mani)' sang 'Pikiran Raja (cintārāja)' dari semua Tathāgata (sarvatathāgatacintārājamaniratnaketuh); Dia adalah Tertawa yang besar dari semua Tathāgata (sarvatathāgatamahāhāsah); Dia adalah Dharma besar yang murni dari semua Tathāgata (sarvatathāgatamahāśuddhadharmah); Dia adalah Pengetahuan bijaksana dari semua Tathāgata (sarvatathāgataprajñājñānah); Dia adalah Roda dari semua Tathāgata (sarvatathāgatacakrah); Dia adalah Pidato rahasia dari semua Tathāgata (sarvatathāgataguhyavac); Dia adalah yang sempurna dan perbuatan yang banyak dari semua Tathāgata (sarvatathāgatāmoghābahucarya); Dia adalah Perisai yang sangat kuat dari semangat besar dari semua Tathāgata (sarvatathāgatamahāvīryasudrdhakavacah); Dia adalah Vajra Yaksa dari perlindungan alam semesta dari semua Tathāgata (sarvatathāgataraksaparipālanavajrayaksah); Dia adalah Pengetahuan dari ikatan Mudra dari Tubuh, Ucapan dan Pikiran Vajra dari semua Tathāgata (sarvatathāgatakāyavākcittavajrabandhamudrājñānah).



Samantabhadra Maha Bodhisattva

Samantabhadra (patut dihormati semesta), Diri yang sempurna (svamoghah), sang Penguasa kesenangan mara (mārah prāmodyanāyakah),
Sang Rahim ruang angkasa (khagarbhah), sang Cahaya besar yang menakjubkan (sumahātejā), sang Bendera permata (ratnaketu), sang Senyuman besar (mahāsmitah).
Sang Penguasa Diri dari penglihatan (avalokitamaheśaś), sang Mañjuśrīh, sang semua Mandala (sarvamandalah),
Yang Diam (avāco), Yang menyelesaikan segala sesuatu (viśvakarmā), Yang bersemangat (vīrya), Yang Murka (canda), dan Yang memegang teguh (drdhagrahah).
Dia adalah sang Vajra Pengait (vajro'n kuśah), sang Panah (śara), sang Kegembiraan (tustih), sang Permata (ratnah), sang Matahari (sūryo), sang Bendera (dhvajah), sang Tertawa (smitah),
Sang Bunga Teratai (padmah), sang Pedang (kośah), sang Roda yang menakjubkan (sucakro), sang Ucapan (vāk), sang Perbuatan (karma), sang Perisai (varma), sang Auman yang menakutkan (ravayo), Yang menggenggam (grahah).
Yang tanpa awal dan yang tanpa akhir (anādinidhanah), Yang sunyi tenang (śānta), Yang ganas mengerikan (rudrah), Yang marah (krodha), yang Maha Sabar (mahā ksamah).
Sang Yaksa, sang Surāksasa, sang Gagah berani, sang Penguasa yang agung, yang dahsyat, Maha berlimpah kekayaan (rmahāvibhuh),
Sang Penguasa atas dewi Uma (umāpatih), sang Penguasa ciptaan (prajānātho), sang Visnu, sang Pemenang, sang Mahā Munih,
Sang Pelindung dunia (lokapāla), sang Ruang Angkasa (nabha), sang Bumi (bhūmi), sang Tiga dunia (triloka), sang Tiga alam (tridhātukah),
Sang Unsur Besar (mahābhūtah), sang 'Sarva (Buddha Jina)' yang menguntungkan semua makhluk (susattvārthah sarvah), sang Ayah Leluhur semesta (śarvah pitāmahah),
Sang Siklus perpindahan (samsāra), sang Nirvarna, Yang abadi (śaśvat), Yang berkelakuan benar (samyagvrtti), Yang besar diantara yang besar (rmahāmahah),
Sang Buddhah, sang Murni (śuddho), sang Mahāyāna, sang Tiga keberadaan (tribhavah), sang Abadi yang kuat (śāśvato hisah),
Sang Pemenang atas tiga dunia (trilokavijayī), Yang menikmati kebahagiaan, sang Penguasa atas yang muncul (śambhunāthah), sang Penakluk semua (pradāmakah),
Sang Penguasa Vajra (vajranāthah), sang Tingkat yang paling utama yang menakjubkan (subhūmyagryo), sang Pengetahuan (jñānah), sang Bimbingan kesempurnaan ke pantai seberang (pāramitānayah),
Sang Pembebasan (vimoksa), sang Bodhisattva, sang Praktek (caryah), sang Semua Tathāgatah (sarvatathāgatah),
Sang Manfaat Buddha (buddhārtho), sang Hati Buddha (buddhahrdayah), sang Semua Kebangkitan dan yang tiada tandingan (sarvabodhiranuttarah),
Sang Vairocana, sang Penguasa Jina (Jino nāthah), Yang muncul dengan Sendiri-Nya (svayambhū), sang Dhāranī, Yang penuh perhatian kesadaran (smrtih),
Sang Makhluk besar (mahāsattvo), sang Mudra besar (mahāmudrah), sang Samādhi, sang Kegiatan Buddha (buddhakarmakrt),
Yang memperoleh Diri semua Buddha (sarvabuddhātmako bhūtah), sang Makhluk (sattva), Yang terbangkitkan pada kesejahteraan abadi (nityārthabodhakah),
Sang Pilar besar (mahā sthānu), sang Mahā kāla, sang Nafsu besar (mahā rāga), sang Kebahagiaan besar (mahā sukhah),
Sang Cara bijaksana yang besar, Yang Maha tertinggi diantara yang tertinggi (mahāgryāgryah), sang Semua Yang Tertinggi (sarvāgryo), sang Isvara dunia (bhuvaneśvarah),
Sang Bhagavān Mahā Bodhicittah Samantabhadra Mahā Bodhisattvah sedang tinggal berdiam di dalam hati dari semua Tathāgatah (sarvatathāgatahrdayesu vijahāra). Pada waktu itu, semua Tathāgatah mengisi 'dunia Buddha (buddhaksetra)' ini sama seperti biji wijen yang penuh. Kemudian semua Tathāgatah berkumpul seolah-olah di dalam awan dan Mereka berangkat menuju ke tempat dimana sang 'Sarvārthasiddhi Bodhisattva Mahasattva (Makhluk Besar Makhluk Kebangkitan yang bernama Penyelesaian Semua Tujuan)' sedang duduk di 'kursi kebangkitan (bodhimanda)'. Dengan mewujudkan 'Tubuh Kesenangan (sāmbhogakaya)', Mereka semua berbicara serentak bersama-sama : "Bagaimanakah Anda, Kulaputrā, mencapai ānuttarāh samyaksambodhi abhisambhoda, dengan tanpa mengetahui 'kebenaran pengetahuan tinggi dari semua Tathāgatah (sarvatathāgatatattvānabhijñatayā)', menanggung semua praktek pertapaan yang sulit?"

Kemudian sang Sarvārthasiddhi Bodhisattva Mahasattva, setelah dibangunkan oleh semua Tathāgatah, bangkit dari āsphāna samādhi, menyembah semua Tathāgatah dan berkata : "Bhagavan Tathāgatah arahkanlah Saya bagaimana praktek yang seharusnya, apa kebenaran itu? (bhagavantastathāgatā ājñāpayata katham pratipadyāmi kīdrśam tat tattvam)".

Kemudian semua Tathāgatah menyapa sang Bodhisattva secara serentak dengan mengatakan : "Masuklah, Kulaputra, kedalam Pemusatan Pikiran dari Memeriksa Pikiran Diri (svacittapratyaveksana samādhi), ucapkanlah dengan senang Mantra yang ampuh oleh sifat alaminya ini : OM CITTAPRATIVEDHAM KAROMI (OM Saya Menembus Pikiran)".

Kemudian sang Bodhisattva berkata kepada semua Tathāgatah : "Saya telah mengerti seluruhnya, Bhagavanta Tathāgatāh, Saya melihat 'Hati Saya (svahrdaya)' sama seperti lingkaran bulan bentuknya (candramandalākāram)."

Semua Tathāgatah bersama-sama menyapa-Nya, dengan mengatakan : "Pikiran oleh sifat alaminya adalah bersinar, Kulaputra. Itu sama seperti ketika Anda membuat usaha yang luas, hasil yang diperoleh adalah dalam bagian tindakan itu, atau ketika Anda mencelupkan pakaian putih, itu berubah warnanya sesuai dengan celupan itu."

Kemudian semua Tathāgatah dalam rangka meningkatkan pengetahuan Dia pada Pikiran yang bersinar oleh sifat alami memerintahkan sang Bodhisattva dengan mengucapkan : "OM BODHICITTAM UTPADAYAMI (OM Saya Menghasilkan Pikiran Kebangkitan)", dan menyebabkan Dia menghasilkan Pikiran Kebangkitan dengan Mantra ini, yang ampuh oleh sifat alaminya (prakrtisiddhena).

Kemudian sang Bodhisattva, setelah menghasilkan Pikiran Kebangkitan sesuai dengan petunjuk dari semua Tathāgatah, kembali berbicara sebagai berikut : "Itu yang sama seperti lingkaran bulan kembali lagi Saya lihat sama seperti lingkaran bulan bentuknya. (yat taccandramandalākāram taccandramandalameva paśyāmi)"

Semua Tathāgatah mengatakan (sarvatathāgatā āhuh) : "Anda telah menghasilkan 'pikiran dari Samantabhadra dari hati semua Tathāgatah (sarvatathāgatahrdayante samantabhadraścittotpādah)', untuk memperoleh kekukuhan yang sama seperti Vajra, sepatutnya tinggal berdiam di dalam penghasilan pikiran dari Samantabhadra dari hati semua Tathāgatah, renungkan gambaran bentuk Vajra di lingkaran bulan dalam hati Diri Anda dengan Mantra ini (svahrdi candramandale vajrabimbam cintayānena mantrena) : OM TISTHA VAJRA (OM Menetaplah Vajra)".

Sang Bodhisattva mengatakan (bodhisattva āha) : "Saya melihatnya, Bhagavanta Tathāgatāh, Vajra ada di lingkaran bulan (paśyāmi bhagavantastathāgatāścandramandale vajram)".

Semua Tathāgatah mengatakan : "Buatlah menjadi kuat, Vajra dalam pikiran dari Samantabhadra dari semua Tathāgatah dengan Mantra ini (drdhīkurvidam sarvatathāgatasamantabhadracittavajramanena mantrena) : OM VAJRATMAKO HAM (OM Saya adalah sifat alami dari Vajra)".

Kemudian Alam Vajra dari Tubuh, Ucapan, Pikiran dari Semua Tathāgatah (sarvatathāgatakāyavākcittavajradhātu) demikian meliputi seluruh alam ruang angkasa semuanya melalui 'pemberdayaan dari semua Tathāgatah (sarvatathāgatādhisthānena)' masuk ke dalam sang Sattvavajra. Selanjutnya semua Tathāgatah menyucikan sang Bhagavān Sarvārthasiddhi Mahā Bodhisattva dengan memanggil nama-Nya : "Vajradhatu, Vajradhatu adalah penyucian nama Vajra (vajradhāturvajradhāturiti vajranāmābhiseka)".

Kemudian sang Mahā Bodhisattva Vajradhātu berkata kepada semua Tathāgatah : "Saya melihatnya, Bhagavanta Tathāgatā, semua tubuh Tathāgatā sebagai Diri Saya Sendiri (paśyāmi bhagavantastathāgatām sarvatathāgatakāyamātmānam)".

Semua Tathāgatah mengatakan : "Oleh karena itu, Mahāsattva, Sattvavajra seluruhnya tersempurnakan dengan semua rupa, bayangkan dalam pikiran bahwa Diri Anda Sendiri berwujud Buddha, ucapkanlah dengan senang Mantra yang ampuh oleh sifat alaminya ini : OM YATHA SARVATATHAGATA STATHA AHAM (OM seperti semua Tathāgatāh, demikian juga Saya)".

Setelah mengucapkan ini, sang Mahā Bodhisattva Vajradhātu Diri-Nya sendiri menjadi Tathāgata Abhisambudha, dan setelah membuat penyembahan penuh kepada semua Tathāgatah, Dia berkata : "Berdayakan Saya, Bhagavanta Tathāgatā, buatlah pencapaian yang sesungguhnya dari Abhisambodhi ini menjadi kukuh (adhitisthata mām bhagavantastathāgatā imāmabhisambodhim drdhīkuruta ceti)".

Ketika Dia selesai mengatakan ini, semua Tathāgatah masuk kedalam Sattva Vajra dari sang Vajradhātu Tathāgatah. Kemudian sang Bhagavān Vajradhātu Tathāgata dalam seketika itu juga sungguh mencapai 'Kebangkitan Sempurna Yang Lengkap Pengetahuan Dari Kesamaan Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatasamatājñānābhisambuddha)', 'masuk kedalam Samaya rahasia dari Mudra Pengetahuan Dari Kesamaan Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatavajrasamatājñānamudrāguhyasamayapravistah)', 'Murni Oleh Sifat Alami Telah Mencapai Pengetahuan Dari Dharma Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatadharmasamatājñānādhigamasvabhāvaśuddhah)', 'memperoleh Tambang Pengetahuan Dari Cahaya Alami Dari Kesamaan Dharma Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatasarvasamatāprakrtiprabhāsvarajñānākarabhūta)', 'menjadi Yang Telah Datang, Yang Layak Dihormati, Yang Sempurna Terbangkitkan (tathāgato'rhān samyaksambuddhah samvrtta iti)'.

Kemudian semua Tathāgatah muncul keluar lagi dari sang Sattva Vajra dari semua Tathāgatah dan 'menyucikan (ābhiseka)' Dia dengan Permata Mahā Mani dari Akāśagarbha, membangkitkan Dia pada 'Pengetahuan Dharma dari Avalokiteśvara (āvalokiteśvaradharmajñāna)', mendirikan Dia kedalam 'Kegiatan Semesta Dari Semua Tathāgatah (sarvatathāgataviśvakarmatāyām)'.

Dari (bodhimanda) tempat ini, Mereka lanjut menuju ke atas 'puncak mahkota gunung Sumeru (sumerugirimūrdhā)', di paviliun tingkat atas yang puncaknya terbuat dari Permata Mani Vajra (vajramaniratna śikhara kūtāgāra).

Setibanya disana, sang Vajradhātu Tathāgata didirikan melalui pemberdayaan dari semua Tathāgata (sarvatathāgatatve'dhisthya) di atas tahta singa dari semua Tathāgata (sarvatathāgatasimhāsane), menghadap semua penjuru arah (sarvatomukham). Kemudian Aksobhya Tathāgata (sang Tathagata Yang Tidak Bisa Dipindahkan), Ratnasambhava Tathāgata (sang Tathagata Yang Lahir Dari Permata), Lokeśvararāja Tathāgata (sang Tathagata Penguasa Penglihatan), Amoghasiddhi Tathāgata (sang Tathagata Penyelesaian Yang Mutlak Sempurna) memberdayakan Diri Mereka Sendiri sebagai semua Tathāgata (sarvatathāgatatvam svayamātmanyadhisthāya), dan karena sang Bhagavatah Sākyamuni Tathāgata telah sepenuhnya menguasai kesamaan dari semuanya, mengamati kesamaan dari semua penjuru arah, Mereka mendudukkan Diri Mereka sendiri di empat penjuru arah.

Kemudian, sang Bhagavān Vairocana Tathāgatah yang baru saja mencapai Abhisambuddhah hati Samantabhadra dari semua Tathāgata (acirābhisambuddhah sarvatathāgatasamantabhadrahrdaya), telah disucikan oleh penyucian dari permata Maha Mani yang lahir dari ruang angkasa dari semua Tathāgata (sarvatathāgatākāśasambhavamahāmaniratnābhisekābhisiktah), telah memperoleh pencapaian pantai seberang yang tertinggi dari Avalokiteśvara dari semua Tathāgata (sarvatathāgatāvalokiteśvaradharmajñānaparamapāramitāprāptah), telah menjadi mutlak sempurna dalam pengajaran kegiatan semesta dari semua Tathāgata (sarvatathāgataviśvakarmatāmoghāpratihataśāsanah), telah menyempurnakan perbuatan (paripūrnakāryah), telah menyempurnakan hasrat keinginan pikiran (paripūrnamanorathah), memberdayakan Diri-Nya sendiri menjadi sifat alami dari semua Tathāgata (sarvatathāgatatvam svayamātmanyadhisthāya).

Kemudian Dia memasuki pemusatan pikiran yang bernama Pemberdayaan Vajra Pada Makhluk Yang Lahir Dari Samaya Dari Samantabhadra Mahā Bodhisattva Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatasamantabhadramahābodhisattvasamayasambhavasattvādhisthānavajram nāma samādhih), dimana kemudian ada muncul keluar dari hati-Nya sendiri 'Hati dari semua Tathāgata yang bernama Pencapaian Sesungguhnya Dari Mahāyānā Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatamahāyānābhisamayam nāma sarvatathāgatahrdayam)' : Vajrasattva (Makhluk Vajra).

Segera setelah itu muncul keluar dari hati semua Tathāgata (athāsmin vinihsrtamātre sarvathāgatahrdayebhyah), Dia, sang Bhagavān Samantabhadra menjadi lingkaran bulan yang sangat banyak (sa eva bhagavām samantabhadraścandramandalāni bhūtvā vinihsrtya), yang secara semesta memurnikan pikiran kebangkitan besar dari semua makhluk hidup (sarvasattvānām mahābodhicittāni samśodhya), dan mengambil semua tempat mereka dekat semua Tathāgata (sarvatathāgatānām sarvapārśvesvavasthitāh). Kemudian, dari lingkaran bulan yang sangat banyak itu ada 'Vajra Pengetahuan dari semua Tathāgata (sarvatathāgatajñānavajrāni)' muncul keluar, dan masuk ke dalam hati dari Bhagavata Vairocana Tathāgata (bhagavato vairocanasya tathāgatasya hrdaye pravistāni). Menerima kekukuhan dari Samantabhadra, Vajrasattva Samādhi, dan pemberdayaan dari semua Tathāgata (sarvatathāgatādhisthānena), Mereka menyatu dan menjadi Satu. Dalam ukuran seperti yang sepenuhnya meliputi ruang angkasa, ini berbentuk Vajra lima ujung, yang memancarkan sinar, yang lahir dari Tubuh, Ucapan, Pikiran Vajra dari semua Tathāgata, muncul keluar dari hati semua Tathāgata, menetap di Telapak Tangan.  

Kemudian dari Vajra ini ada muncul sinar cahaya yang berbentuk Vajra, yang beraneka jenis warna dan bentuk, yang menyinari meliputi semua penjuru arah sistem dunia (atha tato vajrād vajrākārā raśmayo vicitravarnarūpāh sarvalokadhātvābhāsanaspharanā viniścaritāh). Dari ujung sinar cahaya yang berbentuk Vajra itu ada wujud para Tathāgata yang sama banyaknya dengan butiran debu dari semua sistem dunia muncul keluar (tebhyaśca vajraraśmimukhebhyah sarvalokadhātuparamānurajahsamāstathāgatavigrahā vinihsrtya) : berkumpul meliputi semua alam dharma (sakaladharmadhātusamavasaranesu), menuju hingga ujung semua ruang angkasa (sarvākāśadhātuparyavasānesu), (sarvalokadhātuprasarameghasamudresu), menyebar meliputi awan yang seperti lautan dari semua sistem dunia (sarvalokadhātuprasarameghasamudresu), mencapai kebangkitan pengetahuan yang lengkap dari kesamaan pengetahuan ajaib dari semua Tathāgata (sarvatathāgatasamatājñānābhijñāsvabhisambodhāt), Mereka menghasilkan pikiran kebangkitan yang besar dari semua Tathāgata (sarvatathāgatamahābodhicittotpādana), menyelesaikan berbagai macam praktek dari Samantabhadra (samantabhadravividhacaryānispādana), melayani semua Tathāgata (sarvatathāgatakulārāgana), berjalan menuju ke kursi kebangkitan yang besar (mahābodhimandopasamkramana), mengalahkan semua mara (sarvamāradharsana), mencapai kebangkitan besar yang sempurna dan lengkap dari kesamaan dari semua Tathāgata (sarvatathāgatasamatāmahābodhyabhisambudhyana), memutar Roda Dharma (dharmacakrapravartanam), juga menyelamatkan dan mengantarkan semua keuntungan dan kebahagiaan ke alam makhluk hidup tanpa kecuali (yāvad aśesānavaśesasattvadhātuparitrānasarvahitasukha), mencapai pengetahuan, kemampuan ajaib tertinggi, Siddhi, dan seterusnya dari semua Tathāgata (sarvatathāgatajñānābhijñottamasiddhinispādanādīni), menampilkan perubahan wujud ajaib dari semua Tathāgata (sarvatathāgatavikurvitāni sandarśya), menerima Samantabhadra (samantabhadratvād) dan 'kekukuhan (=keras/padat kuat)' yang menakjubkan dari Samadhi dari Vajrasattva (vajrasattvasamādheh sudrdhatvāccaikaghanah), Mereka bergabung menjadi Satu, menghasilkan wujud tubuh dari sang Mahā Bodhisattva Samantabhadra (samantabhadramahābodhisattvakāyah sambhūya), yang menetap di dalam hati dari Bhagavato Vairocana, dan mengucapkan udāna berikut ini :

"Ah ! Samantabhadra adalah Saya, sang Makhluk yang kukuh, yang muncul dengan Sendiri-Nya (aho samantabhadro'ham drdhasattvah svayambhuvām)
Menerima kekukuhan Saya yang tiada tubuh, telah memperoleh tubuh Makhluk (yad drdhatvādakāyo'pi sattvakāyatvamāgatah)"

Kemudian, wujud tubuh dari sang Mahā Bodhisattva Samantabhadra turun dari hati sang Bhagavato (atha samantabhadramahābodhisattvakāyo bhagavato hrdayādavatīrya), dan mengambil tempat-Nya di lingkaran bulan di depan semua Tathāgata, dimana Dia kembali meminta petunjuk.

Kemudian sang Bhagavān masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Vajra Samaya Pengetahuan Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatajñānasamayavajram nāma samādhim)', dan untuk keselamatan alam para makhluk hidup yang tidak habis-habisnya dan tanpa kecuali, kekuasaan mereka seluruhnya (sarvādhipatya), semua kesejahteraan dan kebahagiaan mereka, juga untuk memperoleh buah Siddhi tertinggi dari pengetahuan dari kesamaan, kemampuan ajaib, dan pencapaian yang sesungguhnya dari Mahāyānā yang tiada tanding dari semua Tathāgata, Dia menganugerahkan kepada sang Mahā Bodhisattva Samantabhadra 'Samaya untuk mengalami disiplin (śīla), meditasi (samādhi), kebijaksanaan (prajñā), pembebasan (vimukti), dan pengetahuan dan penglihatan dari pembebasan (vimuktijñānadarśana) dari semua Tathāgata, pemutaran Roda Dharma (dharmacakrapravartana), menguntungkan makhluk hidup (sattvārtha), cara bijak terampil yang besar (mahopāya), kekuatan (bala), semangat (vīrya), dan pengetahuan besar (mahājñāna) Vajra dari keberhasilan siddhi dari semua Tathāgata; Ketika Dia telah memberikan-Nya Mahkota permata tubuh semua Buddha dan selendang sutera halus berwarna, menyucikan Dia sebagai sang Raja Pemutar Roda dari semua Tathāgata (sarvatathāgatacakravarti), Dia menempatkan Vajra di kedua tangan-Nya, kemudian semua Tathāgata menyucikan Dia dengan nama Vajra : 'Vajrapani (Vajra di tangan)', memanggil-Nya Vajrapani."

Kemudian sang Vajrapāni Bodhisattva Mahāsattva dengan tangan kiri membuat sikap kepalan tangan berbentuk tinju Vajra yang menunjukkan kebanggaan, dan mengayunkan Vajra di tangan kanan, menempatkan Vajra di hati, memegangnya seolah-olah mendorongnya keatas, dan mengucapkan udāna ini :

"Ini adalah yang tiada tanding Vajra keberhasilan dari semua Buddha (idam tatsarvabuddhānām siddhivajramanuttaram);
Diberikan ke telapak tangan Saya, Vajra ditempat Vajra (aham mama kare dattam vajram vajre pratisthitam)".

Kemudian sang Bhagavān juga masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Makhluk dari Pemberdayaan Vajra Yang Lahir Dari Samaya Dari Sang Mahā Bodhisattva Amogharāja(amogharājamahābodhisattvasamayasambhavasattvādhisthānavajram nāma samādhim)', dimana sesudah itu ada muncul keluar dari hati-Nya hrdaya dari semua Tathāgata yang bernama ' Samaya dari Pengait Pemanggil Semua Tathāgata (sarvatathāgatākarsanasamayan)' : Vajraraja (Raja Vajra).

Segera ketika itu telah muncul keluar dari hati semua Tathāgata, Dia, sang Bhagavān Vajrapāni menjadi 'Pengait Besar Semua Tathāgata (sarvatathāgatamahānkuśāni)'. Ketika Mereka telah muncul, Mereka masuk kedalam hati dari sang Bhagavato Vairocana, dimana Mereka bergabung dan menjadi Satu (pravistvaikaghano), Pengait Vajra yang berbentuk besar diwujudkan (vajrānkuśa mahā vigrahah prādurbhūya), yang menempati telapak tangan sang Bhagavatah.

Kemudian dari Pengait Vajra yang berbentuk besar itu ada muncul 'bentuk para Tathāgata yang sama sebanding banyaknya dengan butiran debu dari semua sistem dunia (sarvalokadhātuparamānurajahsamāstathāgatavigrahā)', dan Mereka melaksanakan perbuatan 'perubahan bentuk kekuatan keajaiban semua Buddha (sarvabuddharddhivikurvitāni)' dan 'pemanggilan semua Tathāgata (sarvatathāgatakarsanādīni)'. Dengan diri Mereka sendiri sebagai Amogharāja dan Vajrasattva Samādhi yang sangat kukuh, Mereka bergabung dan menjadi Satu, menghasilkan tubuh dari sang Mahā Bodhisattva Amogharāja, yang menetap di dalam hati dari sang Bhagavato Vairocana dan mengucapkan udāna ini :

"Ah ! Amogharāja adalah Saya, yang membawa Pengait yang lahir dari Vajra (aho hyamogharājāham vajrasambhavamanku śah),
dimana para Buddha yang meliputi semua di panggil datang demi keberhasilan (yatsarvavyāpino buddhāh samākrsyanti siddhayah)".

Kemudian, wujud tubuh dari sang Mahā Bodhisattva Amogharāja turun dari hati sang Bhagavato, dan mengambil tempat-Nya di lingkaran bulan di arah kanan dari semua Tathāgata, dimana Dia kembali meminta petunjuk.

Kemudian sang Bhagavān masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Vajra Samaya Penarik Semua Tathāgata (sarvatathāgatākarsanasamayavajrannāma samādhim)', dan untuk melengkapi penarikan dan melengkapi kesejahteraan dan kebahagiaan semua alam makhluk hidup tanpa kecuali, juga untuk Siddhi tertinggi dari pemberdayaan dari perkumpulan majelis semua Tathāgata (sarvatathāgatasamājādhisthānottamasiddhyartham), Dia menganugerahkan kepada sang Mahā Bodhisattva Amogharājā 'Samaya Penarik Semua Tathāgata yaitu Pengait Vajra', menempatkan dalam kedua tangan-Nya, kemudian semua Tathāgata menyucikan Dia dengan nama Vajra : 'Vajrākarsa (Vajra penarik)', memanggil-Nya Vajrākarsa."

Kemudian sang Vajrākarsa Bodhisattva Mahāsattva memanggil semua Tathāgata dengan 'pengait Vajra (vajrānkuśa)' dan mengucapkan udāna ini :

"Ini adalah Yang Tiada Tanding Pengetahuan Vajra dari semua Buddha (idam tatsarvabuddhānām vajrajñānamanuttaram);
Melaksanakan kegiatan yang menguntungkan dari semua Buddha, adalah sang Penarik yang paling utama (yatsarvabuddhārthasiddhyartha samākarsanamuttamama)".

Kemudian sang Bhagavān kembali masuk kedalam 'Samadhi yang bernama 'Vajra Pemberdayaan Makhluk Yang Lahir Dari Samaya Dari Sang Mahā Bodhisattva Māra(māramahābodhisattvasamayasambhavasattvādhisthānavajram nāma samādhim)', dimana ada muncul keluar dari hati-Nya hrdaya dari semua Tathāgata yang bernama 'Samaya Dari Pesona Semua Tathāgata (sarvatathāgatānurāganasamaya)' : Vajrarāga (Nafsu Vajra).

Segera ketika itu telah muncul keluar dari hati semua Tathāgata, Dia, sang Bhagavān Vajradhara, menjadi senjata bunga dari semua Tathāgata (sarvatathāgatakusumāyudhāni). Ketika telah muncul, Mereka masuk kedalam hati dari sang Bhagavato Vairocana, dimana Mereka bergabung dan menjadi Satu, menghasilkan 'bentuk Panah Vajra yang besar (mahāvajravānavigrahah)', yang menempati telapak tangan sang Bhagavatah.

Kemudian dari bentuk Panah Vajra yang besar itu, ada muncul bentuk para Tathāgata yang sama banyaknya seperti bintik debu dari semua sistem dunia (sarvalokadhātuparamānurajahsamāstathāgatavigrahā). Mereka melaksanakan perbuatan perubahan bentuk kekuatan keajaiban semua Buddha dan pesona dari semua Tathāgata (sarvatathāgatānurāganādīni). Dengan sifat membunuh yang hebat (sumārana) dan Vajrasattva Samādhi yang sangat kukuh, Mereka bergabung dan menjadi Satu, menghasilkan tubuh dari sang Mahā Bodhisattva Māra, yang menetap di dalam hati dari sang Bhagavato Vairocana dan mengucapkan udāna ini :

"Ah ! Murni oleh sifat alami, nafsu untuk pesona dari Yang muncul dengan sendiri-Nya (aho svabhāvaśuddho'hamanurāgah svayambhuvām);
Untuk kemurnian dari yang bebas dari nafsu, dengan cara nafsu ditaklukkan dengan pasti (yacchuddhyartham viraktānām rāgena vinayanti hi)".

Kemudian, wujud tubuh dari sang Mahā Bodhisattva Māra turun dari hati sang Bhagavato, dan mengambil tempat-Nya di lingkaran bulan di arah kiri dari semua Tathāgata, dimana Dia kembali meminta petunjuk.

Kemudian sang Bhagavān masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Vajra Pemberdayaan Pesona Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatānurāganādhisthānavajrannāma samādhim)', dan untuk pesona dan melengkapi kesejahteraan dan kebahagiaan semua alam makhluk hidup tanpa kecuali, juga untuk memperoleh buah Siddhi tertinggi dari kegiatan Māra dari semua Tathāgata (sarvatathāgatamārakarmottamasiddhyavāptiphalaheto), Dia menganugerahkan kepada sang Mahā Bodhisattva Māra 'Samaya Vajra Pembunuhan Semua Tathāgata (sarvatathāgatamāranavajrasamayam)', 'Panah Vajra (vajravānam)', menempatkan dalam kedua tangan-Nya, kemudian semua Tathāgata menyucikan Dia dengan nama Vajra : 'Vajradhanu (Busur Panah Vajra)', memanggil-Nya Vajradhanu."

Kemudian sang Vajradhanu Bodhisattva Mahāsattva dengan Panah Vajra membunuh semua Tathāgata dan mengucapkan udāna ini :

"Ini adalah pengetahuan nafsu dari semua Buddha yang tanpa cacat (idantatsarvabuddhānām rāgajñānamanāvilam);
Dengan cara dari nafsu merusak penolakan duniawi dan mampu menganugerahkan semua kesejahteraan (hatvā virāgam rāgena sarvasaukhyam dadanti hi)".

Kemudian sang Bhagavān kembali masuk kedalam 'Samadhi yang bernama 'Vajra Pemberdayaan Makhluk Yang Lahir Dari Samaya Dari Mahā Bodhisattva 'Prāmodyarāja (Raja Kesenangan Tertinggi)' (prāmodyarājamahābodhisattvasamayasambhavasattvādhisthānavajrannāma samādhim)', dimana ada muncul keluar dari hati-Nya hrdaya dari semua Tathāgata yang bernama 'Samaya Dari Kesenangan Tertinggi Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatapramodasamaya)' : Vajrasādhu (Sorakan Pujian Vajra).

Segera ketika itu telah muncul keluar dari hati semua Tathāgata, Dia, sang Bhagavān Vajradhara, mulai membuat sorakan pujian dari semua Tathāgata. Mereka masuk kedalam hati dari sang Bhagavato Vairocana, dimana Mereka bergabung dan menjadi Satu, menghasilkan 'bentuk kepuasan Vajra (vajratustivigrahah)', yang menempati telapak tangan sang Bhagavatah.

Dari bentuk kepuasan Vajra itu, ada muncul bentuk para Tathāgata yang sama banyaknya seperti bintik debu dari semua sistem dunia, Mereka melaksanakan perbuatan perubahan bentuk kekuatan keajaiban semua Buddha dan sorakan pujian dari semua Tathāgata (sarvatathāgatasādhukārādīni). Dengan kesenangan yang sangat tinggi (suprāmodya) dan Vajrasattva Samādhi yang sangat kukuh, Mereka bergabung dan menjadi Satu, menghasilkan tubuh dari sang Mahā Bodhisattva Prāmodyarāja, yang menetap di dalam hati dari sang Bhagavato Vairocana dan mengucapkan udāna ini :

"Ah ! Pasti Sorakan Pujian adalah Saya sang Sarvah yang mengetahui semua dan yang terunggul (aho hi sādhukāro'ham sarvah sarvavidām varah);
Kepada yang terbebas dari gagasan yang membeda-bedakan, menghasilkan kepuasan yang abadi (yad vikalpaprahīnānām tustim janayati dhruvam)."

Kemudian, wujud tubuh dari sang Mahā Bodhisattva Prāmodyarāja turun dari hati sang Bhagavato Vairocana, dan mengambil tempat-Nya di lingkaran bulan di belakang semua Tathāgata, dimana Dia kembali meminta petunjuk.

Kemudian sang Bhagavān masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Vajra Kepuasan Bahagia Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatasamtosanavajrannāma samādhim)', sehingga semua alam dari makhluk hidup tanpa kecuali bisa mengalami kepuasan bahagia yang lengkap dan kesejahteraan yang lengkap dan kebahagiaan serta memperoleh buah Siddhi tertinggi dari rasa kegembiraan yang tiada tanding dari semua Tathāgata, 'kepuasan Vajra (vajratustim)', menempatkan dalam kedua tangan-Nya, kemudian semua Tathāgata menyucikan Dia dengan nama Vajra : 'Vajraharsa (Kegembiraan Vajra)', memanggil-Nya Vajraharsa.

Kemudian sang Vajraharsa Bodhisattva Mahāsattva dengan Kegembiraan Vajra melakukan sorakan pujian yang menggembirakan semua Tathāgata dan mengucapkan udāna ini :

"Ini adalah yang membuat semua Buddhā menghasilkan sorakan pujian (idam tatsarvabuddhānām sādhukārapravartakam)
Vajra yang membuat semua kegembiraan, meningkatkan kesenangan tertinggi yang menakjubkan (sarvatustikaram vajram divyam prāmodyavardhanam)".

Pikiran kebangkitan yang besar (mahābodhicittam), Samaya penarik semua Tathāgata (sarvatathāgatakarsanasamayah), Pengetahuan Dari Kesenangan Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatānurāganajñānam), Kegembiraan Besar (mahātusti), ini adalah Makhluk Samaya Besar dari semua Tathāgata (iti sarvatathāgatamahāsamayasattvāh).

Kemudian sang Bhagavān kembali masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Vajra Pemberdayaan Permata Yang Lahir Dari Samaya Mahā Bodhisattva Akāśagarbha (ākāśagarbhamahābodhisattvasamayasambhavaratnādhisthānavajrannāma samādhim)', dimana ada muncul keluar dari hati-Nya hrdaya dari semua Tathāgata yang bernama 'Samaya Penyucian Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatābhisekasamaya)' : Vajraratna (Permata Vajra)

Segera ketika itu telah muncul keluar dari hati semua Tathāgata, dengan penguasaan penuh atas pengetahuan dari kesamaan dari semua ruang angkasa (sarvākāśasamatājñānasuprativedha) dan Vajrasattva Samādhi yang sangat kukuh, memadat dan menjadi satu. Kemudian Bhagavān Vajradharah memancarkan sinar cahaya di seluruh ruang angkasa, sehingga seluruh ruang angkasa tersinari (sarvākāśaraśmibhih), seluruh sistem dunia terterangi (sarvalokadhātavovabhāsitāh), seluruh alam ruang angkasa menjadi sama menyatu (sarvākāśadhātusamāh samvrtā abhūvan). Kemudian karena pemberdayaan dari semua Tathāgata (sarvatathāgatādhisthānena), seluruh alam ruang angkasa masuk kedalam hati dari Bhagavato Vairocana. Dengan pengolahan yang bagus dari Vajrasattva Samādhi, bentuk dari permata Vajra yang besar (mahāvajraratnavigrahah) dihasilkan, yang tersusun dari penyatuan seluruh alam ruang angkasa (sarvākāśadhātugarbhamayah), yang tidak terbatas meliputi semua sistem dunia (sarvalokadhātusamavasaranapramāno), yang menempati telapak tangan sang Bhagavatah.

Dari bentuk permata Vajra itu, ada muncul bentuk para Tathāgata yang sama banyaknya seperti bintik debu dari semua sistem dunia, Mereka melaksanakan perbuatan perubahan bentuk kekuatan keajaiban semua Tathāgata (sarvatathāgatarddhivikurvitāni) dan penyucian dari semua Tathāgata (sarvatathāgatābhisekādīni), di semua sistem dunia (sarvalokadhātusu). Dengan kemunculan yang sangat menakjubkan dari rahim dari semua ruang angkasa (sarvākāśadhātugarbhasusambhava) dan Vajrasattva Samādhi yang sangat kukuh, Mereka bergabung dan menjadi Satu, menghasilkan tubuh dari sang Mahā Bodhisattva Akāśagarbha, yang menetap di dalam hati dari sang Bhagavato Vairocana dan mengucapkan udāna ini :

"Ah ! Tentu penyucian Diri adalah Saya, sang Permata Vajra yang tiada tandingan (aho hi svabhiseko'ham vajraratnamanuttaram),
Karena para Jina yang tanpa kemelekatan disebut sebagai Penguasa Tiga Dunia (yannihsamgā api jināstridhātupatayah smrtāh)".

Kemudian, wujud tubuh dari sang Mahā Bodhisattva Akāśagarbha turun dari hati sang Bhagavato Vairocana, dan mengambil tempat-Nya di lingkaran bulan di depan semua Tathāgata, dimana Dia kembali meminta petunjuk.

Kemudian sang Bhagavān masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Vajra Permata Mani Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatamaniratnavajrannāma samādhim)', dan sehingga semua alam makhluk hidup tanpa kecuali mungkin mendapatkan semua tujuan dan mengalami kesejahteraan yang lengkap dan kebahagiaan, serta untuk memperoleh Siddhi tertinggi dari kelimpahan manfaat keuntungan dari semua Tathāgata, Dia menganugerahkan kepada sang Mahā Bodhisattva Akāśagarbha 'Samaya untuk penyelesaian keinginan dari semua Tathāgata (sarvatathāgatābhiprāyaparipūrnasamaya)', Mani Vajra; Ketika telah disucikan dengan penyucian tunas dari permata Vajra (vajraratnānkurābhisekenābhisicya) sebagai Raja Pemutar Roda Dari Permata Vajra (vajraratnacakravartitve), Dia menempatkan Mani Vajra dalam kedua tangan-Nya, kemudian semua Tathāgata menyucikan Dia dengan nama Vajra : 'Vajragarbha (Rahim Vajra), Vajragarbha adalah penganugerahan penyucian nama Vajra (vajragarbha iti vajranāmābhisekenābhisiktah)'. Kemudian sang Mahā Bodhisattva Vajragarbha menempatkan Mani Vajra di tempat penyucian dirinya (misal di dahi) dan mengucapkan udāna ini :

"Ini adalah yang dari semua Buddha yang menyucikan alam makhluk hidup (idam tat sarvabuddhānām sattvadhātvabhisecanam);
Diberikan ke telapak tangan Saya, permata di tempatkan di dalam permata (ahammama kare dattam ratne ratnanniyojitam)".

Kemudian sang Bhagavān kembali masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Vajra Pemberdayaan Permata Yang Lahir Dari Samaya Dari Mahā Bodhisattva Mahāteja (mahātejamahābodhisattvasamayasambhavaratnādhisthānavajrannāma samādhim)', dimana ada muncul keluar dari hati-Nya hrdaya dari semua Tathāgata yang bernama 'Samaya Cahaya Dari Semua Tathāgata  (sarvatathāgataraśmisamaya)' : ' Vajrateja (Kemuliaan Vajra)'

Segera ketika itu telah muncul keluar dari hati semua Tathāgata, Bhagavān Vajrapānih menjadi lingkaran matahari besar yang sangat banyak (mahāsūryamandalāni bhūtvā). Ketika Mereka telah muncul, Mereka masuk kedalam hati dari sang Bhagavato Vairocana, dimana Mereka bergabung dan menjadi Satu, menghasilkan bentuk matahari Vajra (vajrasūryavigrahah), yang menempati telapak tangan sang Bhagavatah.

Kemudian dari bentuk matahari Vajra ini, ada muncul bentuk para Tathāgata yang sama banyaknya seperti bintik debu dari semua sistem dunia, Mereka melaksanakan perbuatan perubahan bentuk kekuatan keajaiban semua Tathāgata dan memancarkan sinar cahaya dari semua Tathāgata (sarvatathāgataraśmipramuñcanādīni). Dengan kemuliaan besar yang menakjubkan (sumahāteja) dan Vajrasattva Samādhi yang sangat kukuh, Mereka bergabung dan menjadi Satu, menghasilkan tubuh dari sang Mahā Bodhisattva Mahāteja, yang menetap di dalam hati dari sang Bhagavato Vairocana dan mengucapkan udāna ini :

"Ah ! Sayalah cahaya tanpa bandingan yang menyinari alam makhluk hidup (aho hyanupamam tejah sattvadhātvavabhāsanam),
Dan memurnikan yang murni, para Buddha pelindung (yacchodhayati śuddhānām buddhānāmapi tāyinām)".

Kemudian, wujud tubuh dari sang Mahā Bodhisattva Vimalateja turun dari hati sang Bhagavato Vairocana, dan mengambil tempat-Nya di lingkaran bulan di arah kanan dari semua Tathāgata, dimana Dia kembali meminta petunjuk.

Kemudian sang Bhagavān masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Vajra Pemberdayaan Dari Lingkaran Cahaya Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgataprabhāmandalādhisthānavajrannāma samādhim)," dan untuk cahaya yang tanpa bandingan dan kesejahteraan yang lengkap dan kebahagiaan semua alam makhluk hidup tanpa kecuali, juga untuk memperoleh Siddhi tertinggi dari cahaya Diri dari semua Tathāgata, Dia menganugerahkan kepada sang Mahā Bodhisattva Mahāteja 'Samaya dari cahaya dari semua Tathāgata (sarvatathāgataraśmisamaya)', Matahari Vajra (vajrasūryam), menempatkan dalam kedua tangan-Nya, kemudian semua Tathāgata menyucikan Dia dengan nama Vajra : 'Vajraprabha (Cahaya Vajra)', memanggil-Nya Vajraprabha."

Kemudian sang Mahā Bodhisattva Vajraprabha dengan Matahari Vajranya menyinari semua Tathāgata dan mengucapkan udāna ini :

"Ini adalah yang dari semua Buddha yang mampu menghancurkan kegelapan dari ketidaktahuan (idam tatsarvabuddhānāmajñānadhvāntanāśanam);
Dengan Matahari sebanyak butiran debu, cahaya-Nya lebih jauh melampaui itu (paramānurajahsamkhyasūryādhikataraprabham)."

Kemudian sang Bhagavān kembali masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Vajra Pemberdayaan Permata Yang Lahir Dari Samaya Dari Sang Mahā Bodhisattva 'Ratnaketu (bendera permata)' (ratnaketumahābodhisattvasamayasambhavaratnādhisthānavajrannāma samādhim)', dimana ada muncul keluar dari hati-Nya hrdaya dari semua Tathāgata yang bernama 'Samaya Dari Pengabul Keinginan Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatāśāparipūranasamaya)' : Vajraketu (Bendera Vajra).

Segera ketika itu telah muncul keluar dari hati semua Tathāgata, Bhagavān Vajradhara menjadi bendera-bendera yang beranekaragam warna dari bentuk yang sangat banyak terhias (vicitravarnarūpālankārasamsthānāh patākā). Ketika Mereka telah muncul, Mereka masuk kedalam hati dari sang Bhagavato Vairocana, dimana Mereka bergabung dan menjadi Satu, menghasilkan bentuk 'Bendera Vajra (vajradhvajavigrahah)', yang menempati telapak tangan sang Bhagavatah.

Dari bentuk Bendera Vajra itu, ada muncul bentuk para Tathāgata yang sama banyaknya seperti bintik debu dari semua sistem dunia, Mereka melaksanakan perbuatan perubahan bentuk kekuatan keajaiban semua Buddha (sarvabuddharddhivikurvitāni) dan mengangkat bendera permata dari semua Tathāgata (sarvatathāgataratnadhvajocchrepanādīni). Dengan Bendera Permata Yang Besar (mahāratnaketu) dan Vajrasattva Samādhi yang sangat kukuh, Mereka bergabung dan menjadi Satu, menghasilkan tubuh dari sang Mahā Bodhisattva Ratnaketu, yang menetap di dalam hati dari sang Bhagavato Vairocana dan mengucapkan udāna ini :

"Ah ! Bendera yang tiada bandingan adalah Saya, yang menyelesaikan semua manfaat (aho hyasadrśah keturaham sarvārthasiddhīnām),
Yang memuaskan semua keinginan, mengisi semua keuntungan (yatsarvāśāparipūrnānām sarvārthapratipūranam)."

Kemudian, wujud tubuh dari sang Mahā Bodhisattva Ratnaketu turun dari hati sang Bhagavato, dan mengambil tempat-Nya di lingkaran bulan di arah kiri dari semua Tathāgata, dimana Dia kembali meminta petunjuk.

Kemudian sang Bhagavān masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Vajra Pemberdayaan Dari Pengangkatan Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatocchrayādhisthānavajrannāma samādhim)', dan dalam rangka menyebabkan semua alam dari makhluk hidup tanpa kecuali terpenuhi semua keinginan dan kesejahteraan yang lengkap dan kebahagiaan, juga untuk memperoleh buah Siddhi tertinggi dari manfaat yang besar dari semua Tathāgata, Dia menganugerahkan kepada sang Mahā Bodhisattva Ratnaketu 'Samaya dari pengangkatan bendera Mani dari raja pikiran dari semua Tathāgata (sarvatathāgatacintārājamanidhvajocchrepanasamaya)', Bendera Vajra (vajradhvajam), menempatkan dalam kedua tangan-Nya, kemudian semua Tathāgata menyucikan Dia dengan nama Vajra : 'Vajrayasti (Panji Vajra)', memanggil-Nya Vajrayasti."

Kemudian sang Mahā Bodhisattva Vajrayasti mendirikan semua Tathāgata di dalam 'kesempurnaan memberi (dānapāramitā)' dan mengucapkan udāna ini :

"Ini adalah yang dari semua Buddha, mengabulkan semua hasrat pikiran (idam tatsarvabuddhānām sarvāśāpaparipūranam);
Yang dinamakan bendera permata pengabul keinginan, mewakili kesempurnaan memberi (cintāmanidhvajannāma dānapāramitānayam)."

Kemudian sang Bhagavān masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Vajra Pemberdayaan Permata Yang Lahir Dari Samaya Dari Sang Mahā Bodhisattva 'Nityaprītipramuditendriya (indera dari kesenangan hati dan kegembiraan yang abadi)' (nityaprītipramuditendriyamahābodhisattvasamayasambhavaratnādhisthānavajrannāma samādhim)', dimana ada muncul keluar dari hati-Nya hrdaya dari semua Tathāgata yang bernama 'Samaya Dari Kegembiraan Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgataprītisamaya)' : Vajrahasa (Ketawa Vajra)

Segera ketika itu telah muncul keluar dari hati semua Tathāgata, Bhagavān Vajradharah menjadi Senyuman Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatasmitāni). Ketika Mereka telah muncul, Mereka masuk kedalam hati dari sang Bhagavato Vairocana, dimana Mereka bergabung dan menjadi Satu, menghasilkan bentuk senyuman Vajra (vajrasmitavigrahah), yang menempati telapak tangan sang Bhagavatah.

Kemudian dari bentuk senyuman Vajra ini, ada muncul bentuk para Tathāgata yang sama banyaknya seperti bintik debu dari semua sistem dunia, Mereka melaksanakan perbuatan perubahan bentuk kekuatan keajaiban semua Buddha dan melakukan keajaiban yang menakjubkan dari semua Tathāgata (sarvatathāgatādbhūtādīni). Dengan indera dari kesenangan hati dan kegembiraan yang abadi dan Vajrasattva Samādhi yang sangat kukuh, Mereka bergabung dan menjadi Satu, menghasilkan tubuh dari sang Mahā Bodhisattva Nityaprītipramuditendriya, yang menetap di dalam hati dari sang Bhagavato Vairocana dan mengucapkan udāna ini :

"Ah ! Tertawa besar adalah Saya, sang Keajaiban besar dari semua yang tertinggi (aho mahāhāsamaham sarvāgryānām mahādbhutam)
Yang mendirikan manfaat Buddha, selalu tinggal berdiam dalam keseimbangan batin yang menakjubkan (yatprayuñjanti buddhārthe sadaiva susamāhitāh)"

Kemudian, wujud tubuh dari sang Mahā Bodhisattva Nityaprītipramuditendriya turun dari hati sang Bhagavato, dan mengambil tempat-Nya di lingkaran bulan di belakang dari semua Tathāgata, dimana Dia kembali meminta petunjuk.

Kemudian sang Bhagavān masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Vajra Pemberdayaan Dari Keajaiban Yang Menakjubkan Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatādbhutādhisthānavajrannāma samādhim)', dan untuk kesejahteraan dan kebahagiaan yang tiada tandingan pada semua indera dalam semua alam dari makhluk hidup tanpa kecuali, juga untuk memperoleh buah pengetahuan dari kemurnian dari indera dan pengetahuan ābhijñā dari semua Tathāgata, Dia menganugerahkan kepada sang Mahā Bodhisattva Nityaprītipramuditendriya 'Samaya dari perwujudan keajaiban yang menakjubkan dari semua Tathāgata (sarvatathāgatādbhutotpādasamaya)', Senyuman Vajra (vajrasmitam), menempatkan dalam kedua tangan-Nya, kemudian semua Tathāgata menyucikan Dia dengan nama Vajra : 'Vajraprīti (Kesenangan Vajra)', memanggil-Nya Vajraprīti."

Kemudian sang Mahā Bodhisattva Vajraprīti menyenangkan semua Tathāgata dengan 'senyuman Vajra (vajrasmitena)' dan mengucapkan udāna ini :

"Ini adalah yang dari semua Buddha yang memperlihatkan perwujudan dari keajaiban yang menakjubkan (idantatsarvabuddhānāmadbhutotpādadarśakam);
Mampu menyebabkan kegembiraan besar, tidak bisa diketahui oleh pengajar yang lain (mahāharsakaram jñānamajñātam paraśāsibhir)."

Penyucian besar (mahābhisekah), lingkaran cahaya dari satu depa (vyāmaprabhāmandalam), manfaat besar makhluk hidup (mahāsattvārtho), ketawa besar(mahāharsa); Ini adalah Makhluk penyucian besar dari semua Tathāgata (sarvatathāgatamahābhisekasattvāh).

Kemudian sang Bhagavān kembali masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Vajra Pemberdayaan Dharma Yang Lahir Dari Samaya Dari Sang Mahā Bodhisattva Avalokiteśvara (punarapyavalokiteśvaramahābodhisattvasamayasambhavadharmādhisthānavajrannāma samādhim)', dimana ada muncul keluar dari hati-Nya hrdaya dari semua Tathāgata yang bernama 'Samaya Dari Dharma Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgadharmasamaya)' : Vajradharma (Gejala Kejadian Vajra)

Segera ketika itu telah muncul keluar dari hati semua Tathāgata, Bhagavān Vajradharah, dengan penguasaan penuh dari pengetahuan dari kesamaan dari semua dharma yang murni oleh sifat alami dan Vajrasattva Samādhi (svabhāvaśuddhadharmasamatājñānasuprativedhatvāt vajrasattvasamādheh), menjadi sinar cahaya dari Dharma sejati (saddharmaraśmayo). Ketika Mereka telah muncul, semua sistem dunia disinari dengan sinar cahaya dari Dharma sejati (saddharmaraśmibhih sarvalokadhātavo'vabhāsitāh) dan berubah wujud menjadi dharmadhātu. Seluruh dharmadhātu ini masuk kedalam hati dari sang Bhagavato Vairocana, dimana itu memadat dan menjadi Satu, menghasilkan bentuk bunga teratai yang besar (mahāpadmavigrahah), dalam ukuran yang menyerap meliputi semua alam ruang angkasa (sarvākāśadhātusamavasaranapramāno), yang menempati telapak tangan sang Bhagavatah.

Kemudian dari bentuk bunga teratai Vajra ini (vajrapadmavigrahā), ada muncul bentuk para Tathāgata yang sama banyaknya seperti bintik debu dari semua sistem dunia, Mereka melaksanakan perbuatan perubahan bentuk kekuatan keajaiban semua Buddha dan melakukan pengetahuan ajaib dan pengetahuan samadhi dari semua Tathāgata (sarvatathāgatasamādhijñānābhijñādīni), di dalam semua sistem dunia (sarvalokadhātu). Dengan penguasaan sendiri yang menakjubkan dari penglihatan (svavalokanaisvarya) dan Vajrasattva Samādhi yang sangat kukuh, Mereka bergabung dan menjadi Satu, menghasilkan tubuh dari sang Mahā Bodhisattva Avalokiteśvara, yang menetap di dalam hati dari sang Bhagavato Vairocana dan mengucapkan udāna ini :

"Ah ! Tentu kebenaran tertinggi adalah Saya, yang asal aslinya murni, yang muncul dengan Sendirinya (aho hi paramārtho'hamādiśuddhah svayambhuvān),
Kemurnian Dharma dari persamaan rakit diperoleh (yatkolopamadharmānām viśuddhirupalabhyate)."

Kemudian, wujud tubuh dari sang Mahā Bodhisattva Avalokiteśvara turun dari hati sang Bhagavato Vairocana, dan mengambil tempat-Nya di lingkaran bulan di depan semua Tathāgata, dimana Dia kembali meminta petunjuk.

Kemudian sang Bhagavān masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Vajra Samaya Dari Pengetahuan Samadhi Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatasamādhijñānasamayavajrannāma samādhim)', dan untuk pemurnian diri dan kesejahteraan dan kebahagiaan yang lengkap dari semua alam dari makhluk hidup tanpa kecuali, juga untuk memperoleh buah pengetahuan Dharma dan pengetahuan ābhijñā dari semua Tathāgata, Dia menganugerahkan kepada sang Mahā Bodhisattva Avalokiteśvara 'Samaya dari pemurnian dari semua Tathāgata (sarvatathāgataviśodhanasamaya)', Bunga Teratai Vajra (vajrapadmam); Ketika Dia telah menganugerahkan kepada-Nya penyucian tubuh Dharma dari semua Tathāgata (sarvatathāgatadharmakāyābhisekenābhisicya), sebagai Raja Pemutar Roda Dharma Yang Sejati (saddharmacakravartitve), Dia menempatkan dalam kedua tangan-Nya, kemudian semua Tathāgata menyucikan Dia dengan nama Vajra : 'Vajranetra (Mata Vajra)', memanggil-Nya Vajranetra."

Kemudian sang Bodhisattva Mahāsattvah Vajranetra dengan Bunga Teratai Vajra dalam cara seperti itu seolah-olah membuka bunga teratai, mengamati sifat alami diri dari hasrat keinginan yang murni dan yang tanpa kemelekatan (rāgaviśuddhinirlepasvabhāvā), dan setelah mengamatinya, mengucapkan udāna ini :

"Ini adalah yang dari semua Buddha yang membangkitkan ke kebenaran dari hasrat keinginan (idam tatsarvabuddhānām rāgatattvāvabodhanam);
Diberikan di dalam telapak tangan Saya, Dharma didirikan didalam Dharma (aham mama kare dattam dharma dharme pratisthitam)."

Kemudian sang Bhagavān masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Vajra Pemberdayaan Dharma Yang Lahir Dari Samaya Dari Sang Mahā Bodhisattva Mañjuśrī  (mañjuśrīmahābodhisattvasamayasambhavadharmādhisthānavajram nāma samādhim)', dimana ada muncul keluar dari hati-Nya hrdaya dari semua Tathāgata yang bernama 'Samaya Dari Pengetahuan Kebijaksanaan Yang Besar Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatamahāprajñājñānasamaya)' : Vajratīksna (Ketajaman Vajra)

Segera ketika itu telah muncul keluar dari hati semua Tathāgata, Bhagavān Vajradharah menjadi pedang kebijaksanaan yang sangat banyak (prajñāśastrāni). Ketika Mereka telah muncul, Mereka masuk kedalam hati dari sang Bhagavato Vairocana, dimana Mereka bergabung dan menjadi Satu, menghasilkan bentuk pedang Vajra (vajrakośavigrahah), yang menempati telapak tangan sang Bhagavatah.

Kemudian dari bentuk pedang Vajra ini, ada muncul bentuk para Tathāgata yang sama banyaknya seperti bintik debu dari semua sistem dunia, Mereka melaksanakan perbuatan perubahan bentuk kekuatan keajaiban semua Buddha dan pengetahuan kebijaksanaan dari semua Tathāgata (sarvatathāgataprajñājñānādīni). Dengan keuntungan kelembutan yang sangat baik (sumañjuśriya) dan Vajrasattva Samādhi yang sangat kukuh, Mereka bergabung dan menjadi Satu, menghasilkan tubuh dari sang Mahā Bodhisattva Mañjuśrī, yang menetap di dalam hati dari sang Bhagavato Vairocana dan mengucapkan udāna ini :

"Ah ! Tentu yang disebut sebagai suara indah dari semua Buddha adalah Saya (aho hi sarvabuddhānām mañjughosamaham smrtah);
Walaupun kebijaksanaan adalah yang tanpa bentuk, suaranya bisa dimengerti (yatprajñāyā arūpinyā ghosatvamupalabhyate)."

Kemudian, wujud tubuh dari sang Mahā Bodhisattva Mañjuśrī turun dari hati sang Bhagavato, dan mengambil tempat-Nya di lingkaran bulan di arah kanan dari semua Tathāgata, dimana Dia kembali meminta petunjuk.
« Last Edit: April 28, 2018, 08:04:37 am by ajita »

Share on Facebook Share on Twitter


ajita

  • Administrator
  • Sr. Member
  • *****
  • Posts: 350
    • View Profile
Kemudian sang Bhagavān masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Vajra Dari Pengetahuan Kebijaksanaan Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgataprajñājñānavajram nāma samādhim)', dan supaya semua alam dari makhluk hidup tanpa kecuali bisa memotong putus semua penderitaan dan mengalami kesejahteraan yang lengkap dan kebahagiaan, juga untuk memperoleh pencapaian dari pemenuhan dari kebijaksanaan yang diikuti oleh suara dari semua Tathāgata, Dia menganugerahkan kepada sang Mahā Bodhisattva Mañjuśrī 'Samaya dari pemotongan kotoran batin dari semua Tathāgata (sarvatathāgatakleśacchedanasamaya)', Pedang Vajra (vajrakośam); menempatkan dalam kedua tangan-Nya, kemudian semua Tathāgata menyucikan Dia dengan nama Vajra : 'Vajrabuddhi (Wawasan Vajra)', memanggil-Nya Vajrabuddhi.'

Kemudian sang Bodhisattva Mahāsattvah Vajrabuddhi dengan Pedang Vajra menghantam semua Tathāgata dan mengucapkan udāna ini :

"Ini adalah prinsip dari kesempurnaan kebijaksanaan yang dari semua Buddha (idam tatsarvabuddhānām prajñāpāramitānayam),
Yang menebas semua lawan dan yang terutama di dalam melenyapkan semua kesalahan (chettāram sarvaśatrūnām sarvapāpaharam param)."

Kemudian sang Bhagavān kembali masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Vajra Pemberdayaan Dharma Yang Lahir Dari Samaya Dari Sang Mahā Bodhisattva Sahacittotpāditadharmacakrapravarti  (sahacittotpāditadharmacakrapravartimahābodhisattvasamayasambhavadharmādhisthānavajram nāma samādhim)', dimana ada muncul keluar dari hati-Nya hrdaya dari semua Tathāgata yang bernama 'Samaya Dari Roda Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatacakrasamaya)' : Vajrahetu (Penyebab Vajra)

Segera ketika itu telah muncul keluar dari hati semua Tathāgata, Bhagavān Vajradharah, menjadi Mandala dari semua Tathāgata (sarvatathāgatamandalāni), membentuk Mandala besar dari alam Vajra (vajradhātumahāmandalādīni). Ketika Mereka telah muncul, mereka masuk kedalam hati dari sang Bhagavato Vairocana, dimana mereka bergabung dan menjadi Satu, menghasilkan bentuk Roda Vajra (vajracakravigrahah), dalam ukuran yang menyerap meliputi semua alam ruang angkasa (sarvākāśadhātusamavasaranapramāno), yang menempati telapak tangan sang Bhagavatah (bhagavatah pānau pratisthitah).

Kemudian dari bentuk Roda Vajra ini, ada muncul bentuk para Tathāgata yang sama banyaknya seperti bintik debu dari semua sistem dunia, Mereka melaksanakan perbuatan perubahan bentuk kekuatan keajaiban semua Buddha dan memutar Roda Dharma ketika tekad terbentuk (sahacittotpādadharmacakrapravartanādīni), di dalam semua sistem dunia (sarvalokadhātu). Dengan pemutaran Roda Dharma ketika tekad terbentuk  dan Vajrasattva Samādhi yang sangat kukuh, Mereka bergabung dan menjadi Satu, menghasilkan tubuh dari sang Mahā Bodhisattva Sahacittotpāditadharmacakrapravarti, yang menetap di dalam hati dari sang Bhagavato Vairocana dan mengucapkan udāna ini :

"Ah ! Roda yang sekeras Vajra adalah Saya, sang Pemegang tertinggi pada Vajra (aho vajramayam cakramaham vajrāgradharminām),
Yang hanya dengan membangkitkan tekad menjadi bisa memutar Roda Dharma (yaccittotpādamātrena dharmacakram pravartate)."

Kemudian, wujud tubuh dari sang Mahā Bodhisattva Sahacittotpāditadharmacakrapravarti turun dari hati sang Bhagavato, dan mengambil tempat-Nya di lingkaran bulan di arah kiri dari semua Tathāgata, dimana Dia kembali meminta petunjuk.

Kemudian sang Bhagavān masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Vajra Roda Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatacakravajrannāma samādhim)', dan supaya semua alam dari makhluk hidup tanpa kecuali masuk dan memperoleh Roda Dharma yang tanpa kemunduran dan mengalami kesejahteraan yang lengkap dan kebahagiaan, juga untuk Siddhi tertinggi dari memutar Roda Saddharma dari semua Tathāgata, Dia menganugerahkan kepada sang Mahā Bodhisattva Sahacittotpāditadharmacakrapravarti 'Samaya dari mandala besar dari semua Tathāgata (sarvatathāgatamahāmandalasamayam)', Roda Vajra (vajracakram); menempatkan dalam kedua tangan-Nya, kemudian semua Tathāgata menyucikan Dia dengan nama Vajra : 'Vajramanda (Tempat Vajra)', memanggil-Nya Vajramanda.'

Kemudian sang Bodhisattva Mahāsattvah Vajramanda dengan Roda Vajra mendirikan semua Tathāgata dalam keadaan tanpa kemunduran dan mengucapkan udāna ini :

"Ini adalah yang dari semua Buddha, yang mampu memurnikan semua dharma (idam tat sarvabuddhānām sarvadharmaviśodhakam),
Karena Roda ini tanpa kemunduran, maka juga disebut sebagai tempat kursi kebangkitan (avaivartikacakrantu bodhimandamiti smrtam)."

Kemudian sang Bhagavān kembali masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Vajra Pemberdayaan Dharma Yang Lahir Dari Samaya Dari Sang Mahā Bodhisattva Avāca   (avācamahābodhisattvasamayasambhavadharmādhisthānavajrannāma samādhim)', dimana ada muncul keluar dari hati-Nya hrdaya dari semua Tathāgata yang bernama 'Samaya Dari Pengucapan Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatajāpasamayam)' : Vajrabhāsa (Pidato Vajra)

Segera ketika itu telah muncul keluar dari hati semua Tathāgata, Bhagavān Vajrapānih menjadi huruf Dharma dari semua Tathāgata (sarvatathāgatadharmāksarāni). Ketika Mereka telah muncul, Mereka masuk kedalam hati dari sang Bhagavato Vairocana, dimana Mereka bergabung dan menjadi Satu, menghasilkan bentuk pengucapan Vajra (vajrajāpavigrahah), yang menempati telapak tangan sang Bhagavatah.

Kemudian dari bentuk pengucapan Vajra ini, ada muncul bentuk para Tathāgata yang sama banyaknya seperti bintik debu dari semua sistem dunia, Mereka melaksanakan perbuatan perubahan bentuk kekuatan keajaiban semua Buddha dan sifat alami dari semua Tathāgata (sarvatathāgatadharmatādini). Dengan pengucapan sendiri (svavāca) dan Vajrasattva Samādhi yang sangat kukuh, Mereka bergabung dan menjadi Satu, menghasilkan tubuh dari sang Mahā Bodhisattva Avāca, yang menetap di dalam hati dari sang Bhagavato Vairocana dan mengucapkan udāna ini :

"Ah ! Yang muncul dengan sendirinya, yang disebut sebagai ucapan rahasia adalah Saya (aho svayambhuvām guhyam sandhābhāsamaham smrtah),
Karena Saddharma yang diajarkan adalah yang terbebas dari pertentangan yang tidak karuan (yad deśayanti saddharmam vākprapañcavivarjitam)."

Kemudian, wujud tubuh dari sang Mahā Bodhisattva Avāca turun dari hati sang Bhagavato, dan mengambil tempat-Nya di lingkaran bulan di belakang semua Tathāgata, dimana Dia kembali meminta petunjuk.

Kemudian sang Bhagavān masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Vajra Ucapan Rahasia Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgataguhyavāgvajram nāma samādhim)', dan supaya semua alam dari makhluk hidup tanpa kecuali bisa mencapai keberhasilan ucapan (vāksiddhi) dan mengalami kesejahteraan yang lengkap dan kebahagiaan, juga untuk memperoleh Siddhi tertinggi dari intisari rahasia ucapan dari semua Tathāgata (sarvatathāgatavāgguhyatāprāptyuttamasiddhaye), Dia menganugerahkan kepada sang Mahā Bodhisattva Avāca 'Samaya dari pengetahuan ucapan dari semua Tathāgata (sarvatathāgatavāgjñānasamayam)', pengucapan Vajra (vajrajāpam); menempatkan dalam kedua tangan-Nya, kemudian semua Tathāgata menyucikan Dia dengan nama Vajra : 'Vajravāca (Ucapan Vajra)', memanggil-Nya Vajravāca.'

Kemudian sang Bodhisattva Mahāsattvah Vajravāca dengan pengucapan Vajra berbicara bersama dengan semua Tathāgata dan mengucapkan udāna ini :

"Ini adalah yang dari semua Buddha, yang disebut sebagai pengucapan Vajra (idam tatsarvabuddhānām vajrajāpamudāhrtam),
Secara cepat menyelesaikan Mantra dari semua Tathāgata (sarvatathāgatānām tu mantrānāmāśusādhanam)."

Pengetahuan dari sifat alami Vajra (vajradharmatājñānam), pengetahuan kebijaksanaan dari semua Tathāgata (sarvatathāgataprajñājñānam), pengetahuan dari pemutaran roda yang besar (mahācakrapravartanajñānam), pengetahuan dari yang tidak bisa mundur ke pertentangan dari ucapan dari semua Tathāgata (sarvatathāgatavākprapañcavinivartanajñānam) : Ini adalah Makhluk pengetahuan besar dari semua Tathāgata (sarvatathāgatamahājñānasattvāh).

Kemudian sang Bhagavān kembali masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Vajra Pemberdayaan Karma Yang Lahir Dari Samaya Dari Sang Mahā Bodhisattva Sarvatathāgataviśvakarma (Menyelesaikan segala sesuatu dari semua Tathāgata) (sarvatathāgataviśvakarmamahābodhisattvasamayasambhavakarmādhisthānavajram nāma samādhim)', dimana ada muncul keluar dari hati-Nya hrdaya dari semua Tathāgata yang bernama 'Samaya Dari Perbuatan Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatakarmasamaya)' : Vajrakarma (Perbuatan Vajra)

Segera ketika itu telah muncul keluar dari hati semua Tathāgata, Bhagavān Vajradhara, dengan penguasaan penuh di dalam Vajrasattva Samādhi, dari pengetahuan dari kesamaan dari semua perbuatan (sarvakarmasamatājñāna), menjadi sinar cahaya dari perbuatan dari semua Tathāgata (sarvatathāgatakarmaraśmi). Ketika Mereka telah muncul, semua sistem dunia tersinari oleh cahaya perbuatan dari semua Tathāgata (sarvatathāgatakarmaraśmi) dan menjadi alam perbuatan dari semua Tathāgata (sarvatathāgatakarmadhātumayāh samvrttāh), seluruh karmadhatu dari semua Tathāgata ini masuk kedalam hati dari sang Bhagavato Vairocana, dimana itu memadat dan menjadi Satu, menghasilkan bentuk Vajra perbuatan (karmavajravigrahah - Vajra menyilang) dari karmadhatu dari semua Tathāgata dalam ukuran yang meliputi seluruh alam ruang angkasa, yang menempati telapak tangan sang Bhagavatah.

Kemudian dari bentuk Karma Vajra ini, ada muncul bentuk para Tathāgata yang sama banyaknya seperti bintik debu dari semua sistem dunia, Mereka melaksanakan perbuatan perubahan bentuk kekuatan keajaiban semua Buddha dan perbuatan dari semua Tathāgata (sarvatathāgatakarmādīni) dalam semua sistem dunia. Dengan perbuatan yang tidak terbatas dari semua Tathāgata (sarvatathāgatānantakarma) dan Vajrasattva Samādhi yang sangat kukuh, Mereka bergabung dan menjadi Satu, menghasilkan tubuh dari sang Mahā Bodhisattva Sarvatathāgataviśvakarma, yang menetap di dalam hati dari sang Bhagavato Vairocana dan mengucapkan udāna ini :

"Ah !  Semua perbuatan Buddha yang mutlak sempurna adalah Saya, yang sangat banyak (aho hyamogham buddhānām sarvakarmamaham bahu);
Pemutaran perbuatan Vajra yang tanpa kesulitan melaksanakan kegiatan Buddha yang bermanfaat (yadanābhogabuddhārtham vajrakarma pravartate)."

Kemudian, wujud tubuh dari sang Mahā Bodhisattva Sarvatathāgataviśvakarma turun dari hati sang Bhagavato, dan mengambil tempat-Nya di lingkaran bulan di depan semua Tathāgata, dimana Dia kembali meminta petunjuk.

Kemudian sang Bhagavān masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Vajra Yang Mutlak Sempurna Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatāmoghavajram nāma samādhim)', dan supaya semua alam dari makhluk hidup tanpa kecuali bisa melaksanakan semua Siddhi dan mengalami kesejahteraan yang lengkap dan kebahagiaan, juga untuk mencapai buah pengetahuan dari sifat alami Karma Vajra dan ābhijña yang terunggul dari semua Tathāgata (sarvatathāgatavajrakarmatājñānābhijñottamasiddhiphalaheto), Dia menganugerahkan kepada sang Mahā Bodhisattva Sarvatathāgataviśvakarman 'Samaya dari perluasan hukum untuk semua perbuatan yang mutlak sempurna dan yang tidak terukur dari keunggulan menjalankan persembahan dari semua Tathāgata (sarvatathāgatapūjāpravartanādyaprameyāmoghasarvakarmavidhivistarasamaya)', Vajra perbuatan (karmavajram); Ketika Dia telah menjadikan-Nya sebagai Raja pemutar roda dari semua perbuatan (sarvakarmacakravartitve) dan setelah disucikan dengan penyucian Vajra dari semua Tathāgata  (sarvatathāgatavajrābhisekenābhisicya), menempatkan dalam kedua tangan-Nya, kemudian semua Tathāgata menyucikan Dia dengan nama Vajra : 'Vajraviśva (Semesta Vajra)', memanggil-Nya Vajraviśva.'

Kemudian sang Bodhisattva Mahāsattvah Vajraviśva dengan menempatkan Karma Vajra di hati, mendirikan semua Tathāgata di dalam keadaan dari kesamaan Karma dan mengucapkan udāna ini :

"Ini adalah yang dari semua Buddha, yang melaksanakan seluruh perbuatan, yang tertinggi (idam tatsarvabuddhānām viśvakarmakaram param)
Diberikan ke telapak tangan Saya, semesta ditempatkan di semesta (aham mama kare dattam viśve viśvam niyojitam)"

Kemudian sang Bhagavān kembali masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Vajra Pemberdayaan Karma Yang Lahir Dari Samaya Dari Sang Mahā Bodhisattva Duryodhanavīrya (Semangat Yang Tidak Terkalahkan) (duryodhanavīryamahābodhisattvasamayasambhavakarmādhisthānavajram nāma samādhim)', dimana ada muncul keluar dari hati-Nya hrdaya dari semua Tathāgata yang bernama 'Samaya Dari Perlindungan Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgataraksāsamaya)' : Vajraraksa (Perlindungan Vajra)

Segera ketika itu telah muncul keluar dari hati semua Tathāgata, Bhagavān Vajrapāni, menjadi baju perisai yang sangat kukuh (drdhakavacāni) dan sangat banyak. Ketika Mereka telah muncul, Mereka masuk kedalam hati dari sang Bhagavato Vairocana, dimana Mereka bergabung dan menjadi Satu, menghasilkan bentuk baju perisai Vajra yang besar (mahāvajrakavacavigrahah), yang menempati telapak tangan sang Bhagavatah.

Kemudian dari bentuk baju perisai Vajra (vajrakavacavigrahā) ini, ada muncul bentuk para Tathāgata yang sama banyaknya seperti bintik debu dari semua sistem dunia, Mereka melaksanakan perbuatan perubahan bentuk kekuatan keajaiban semua Buddha dan perbuatan dari perluasan hukum untuk perlindungan dari semua Tathāgata (sarvatathāgataraksāvidhivistarakarmādīni). Dengan semangat yang tidak terkalahkan (duryodhanavīrya) dan Vajrasattva Samādhi yang sangat kukuh, Mereka bergabung dan menjadi Satu, menghasilkan tubuh dari sang Mahā Bodhisattva Duryodhanavīrya, yang menetap di dalam hati dari sang Bhagavato Vairocana dan mengucapkan udāna ini :

"Ah ! Perisai dari kekuatan semangat, Saya adalah yang sangat kukuh diantara yang kukuh (aho vīryamayo varmah sudrdho'ham drdhātmanām),
Yang dengan kekukuhan dan tiada tubuh, menghasilkan tubuh Vajra terunggul (yad drdhatvādakāyānām vajrakāyakaram param)."

Kemudian, wujud tubuh dari sang Mahā Bodhisattva Duryodhanavīrya turun dari hati sang Bhagavato, dan mengambil tempat-Nya di lingkaran bulan di arah kanan dari semua Tathāgata, dimana Dia kembali meminta petunjuk.

Kemudian sang Bhagavān masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Vajra Yang Kukuh Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatadrdhavajrannāma samādhim)', dan agar untuk menyelamatkan dan melindungi semua alam dari makhluk hidup tanpa kecuali dan supaya mereka bisa mengalami kesejahteraan yang lengkap dan kebahagiaan, juga untuk memperoleh buah dari pencapaian dari tubuh Vajra dari semua Tathāgata (sarvatathāgatavajrakāyaprāptyuttamasiddhiheto), Dia menganugerahkan kepada sang Mahā Bodhisattva Duryodhanavīryā 'Samaya dari kesempurnaan semangat dari semua Tathāgata (sarvatathāgatavīryapāramitāsamaya)', perisai Vajra (vajravarma); menempatkan dalam kedua tangan-Nya, kemudian semua Tathāgata menyucikan Dia dengan nama Vajra : 'Vajramitra (Teman Vajra)', memanggil-Nya Vajramitra.'

Kemudian sang Bodhisattva Mahāsattvah Vajramitra dengan perisai Vajra memakaikan baju perisai kepada kepada semua Tathāgata dan mengucapkan udāna ini :

"Ini adalah yang tertinggi dari baju perisai dari cinta kebaikan dari semua Buddha (idam tatsarvabuddhānām maitrīkavacamuttamam),
Perlindungan besar dari semangat yang kukuh, yang disebut sebagai teman yang cinta kebaikannya besar (drdhavīryamahāraksam mahāmitramudāhrtama)."

Kemudian sang Bhagavān kembali masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Vajra Pemberdayaan Karma Yang Lahir Dari Samaya Dari Sang Mahā Bodhisattva Sarvamārapramārdin (Penghancur Semua Mara) (sarvamārapramārdemahābodhisattvasamayasambhavakarmādhisthānavajrannāma samādhim)', dimana ada muncul keluar dari hati-Nya hrdaya dari semua Tathāgata yang bernama 'Samaya Dari Cara Bijaksana Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatopāyasamayam)' : Vajrayaksa (Yaksa yang keras tidak terhancurkan)

Segera ketika itu telah muncul keluar dari hati semua Tathāgata, Bhagavān Vajradhara, menjadi senjata taring yang besar (mahādamstrāyudhāni) dan sangat banyak. Ketika Mereka telah muncul, Mereka masuk kedalam hati dari sang Bhagavato Vairocana, dimana Mereka bergabung dan menjadi Satu, menghasilkan bentuk taring Vajra (vajradamstrāvigrahah), yang menempati telapak tangan sang Bhagavatah.

Kemudian dari bentuk taring Vajra ini, ada muncul bentuk para Tathāgata yang sama banyaknya seperti bintik debu dari semua sistem dunia, Mereka melaksanakan perbuatan perubahan bentuk kekuatan keajaiban semua Buddha dan pengendalian keganasan dari semua Tathāgata (sarvatathāgataraudravinayādīni). Dengan penghancuran yang unggul terhadap semua Mara (sarvamārasupramardi) dan Vajrasattva Samādhi yang sangat kukuh, Mereka bergabung dan menjadi Satu, menghasilkan tubuh dari sang Mahā Bodhisattva Sarvamārapramārdin, yang menetap di dalam hati dari sang Bhagavato Vairocana dan mengucapkan udāna ini :

"Ah ! Cara bijaksana yang besar adalah Saya, sang belas kasihan dari semua Buddha (aho mahopāyamaham buddhānām karunātmanām),
Makhluk yang dengan keheningan tenang menganggap yang ganas (yatsattvārthatayā śāntā raudratvamapi kuruvate)."

Kemudian, wujud tubuh dari sang Mahā Bodhisattva Sarvamārapramārdin turun dari hati sang Bhagavato, dan mengambil tempat-Nya di lingkaran bulan di arah kiri dari semua Tathāgata, dimana Dia kembali meminta petunjuk.

Kemudian sang Bhagavān masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Vajra Yang Sangat Murka Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatapracandavajrannāma samādhim)', dan supaya semua alam dari makhluk hidup tanpa kecuali bisa dianugerahkan keberanian dan mengalami kesejahteraan yang lengkap dan kebahagiaan, juga untuk memperoleh buah dari pencapaian tertinggi dari pengetahuan ajaib dan pengetahuan cara bijaksana yang besar dari semua Tathāgata (sarvatathāgatamahopāyajñānābhijñāvāptyuttamasiddhiphalaheto), Dia menganugerahkan kepada sang Mahā Bodhisattva Sarvamārapramārdin 'Samaya dari Mengendalikan Yang Jahat dari semua Tathāgata (sarvatathāgatadustavinayasamaya)', senjata taring Vajra (vajradamstrāyudham); menempatkan dalam kedua tangan-Nya, kemudian semua Tathāgata menyucikan Dia dengan nama Vajra : 'Vajracanda (Kemurkaan Vajra)', memanggil-Nya Vajracanda.'

Kemudian sang Bodhisattva Mahāsattvah Vajracanda menempatkan senjata taring Vajra kedalam mulut-Nya, menakut-nakuti semua Tathāgata dan mengucapkan udāna ini :

"Ini adalah yang dari semua Buddha, yang menundukkan semua yang jahat (idam tat sarvabuddhānām sarvadustāgradāmakam),
Senjata taring Vajra, sang cara bijaksana dari yang berbelas-kasihan (vajradamstrāyudham tīksnamupāyah karūnātmanām)."

Kemudian sang Bhagavān kembali masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Vajra Pemberdayaan Karma Yang Lahir Dari Samaya Dari Sang Mahā Bodhisattva Sarvatathāgatamusti (kepalan tinju dari semua Tathāgata) (sarvatathāgatamustimahābodhisattvasamayasambhavakarmādhisthānavajram nāma samādhim)', dimana ada muncul keluar dari hati-Nya hrdaya dari semua Tathāgata yang bernama 'Samaya Dari Mengikat Vajra Dari Tubuh, Ucapan, Pikiran Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatakāyavākcittavajrabandhasamaya)' : Vajrasandhi (Penyatuan Vajra)

Segera ketika itu telah muncul keluar dari hati semua Tathāgata, Bhagavān Vajradhara, menjadi semua ikatan Mudra dari semua Tathāgata (sarvatathāgatasarvamudrābandhā). Ketika Mereka telah muncul, Mereka masuk kedalam hati dari sang Bhagavato Vairocana, dimana Mereka bergabung dan menjadi Satu, menghasilkan bentuk ikatan Vajra (vajrabandhavigrahah), yang menempati telapak tangan sang Bhagavatah.

Kemudian dari bentuk ikatan Vajra ini, ada muncul bentuk para Tathāgata yang sama banyaknya seperti bintik debu dari semua sistem dunia, Mereka melaksanakan perbuatan perubahan bentuk kekuatan keajaiban semua Buddha dan pengetahuan Mudra dari semua Tathāgata (sarvatathāgatamudrājñānādīni) di dalam semua sistem dunia. Dengan ikatan tinju besar yang sangat unggul dari semua Tathāgata  (sarvatathāgatamahāmustisubandha) dan Vajrasattva Samādhi yang sangat kukuh, Mereka bergabung dan menjadi Satu, menghasilkan tubuh dari sang Mahā Bodhisattva Sarvatathāgatamusti, yang menetap di dalam hati dari sang Bhagavato Vairocana dan mengucapkan udāna ini :

"Ah ! Tentu Samaya ikatan yang sangat kuat adalah Saya, sang Diri Yang Kukuh (aho hi sudrdho bandhah samayo'ham drdhātmanām),
Yang menyelesaikan semua keinginan, pembebasan diikat (yatsarvāśāprasiddhyartham muktānāmapi bandhanam)."

Kemudian, wujud tubuh dari sang Mahā Bodhisattva Sarvatathāgatamusti turun dari hati sang Bhagavato, dan mengambil tempat-Nya di lingkaran bulan dibelakang semua Tathāgata, dimana Dia kembali meminta petunjuk.

Kemudian sang Bhagavān masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Vajra Samaya Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatasamayavajrannāma samādhim)', dan agar menyebabkan semua Tathāgata dan Devatā untuk muncul dan melakukan semua Siddhi di dalam semua alam dari makhluk hidup tanpa kecuali, dan sehingga bisa mengalami kesejahteraan yang lengkap dan kebahagiaan, juga untuk memperoleh buah dari pencapaian tertinggi dari kekuasaan Mudra dari pengetahuan yang mengetahui semua dari semua Tathāgata (sarvatathāgatasarvajñānamudrādhipatyottamasiddhiphalaheto), Dia menganugerahkan kepada sang Mahā Bodhisattva Sarvatathāgatamusti 'Samaya dari ikatan Mudra dari semua Tathāgata (sarvatathāgatamudrābandhasamaya)', ikatan Vajra (vajrabandham); menempatkan dalam kedua tangan-Nya, kemudian semua Tathāgata menyucikan Dia dengan nama Vajra : 'Vajramusti (Tinju Vajra)', memanggil-Nya Vajramusti.'

Kemudian sang Bodhisattva Mahāsattvah Vajramusti mengikat semua Tathāgata dengan ikatan Vajra dan mengucapkan udāna ini :

"Ini adalah yang dari semua Buddha, ikatan Mudra yang besar dan kuat (idam tatsarvabuddhānām mudrābandham mahādrdham);
Yang adalah penyelesaian yang sangat baik dari semua Buddha, Samaya yang tidak dapat diatasi (yatsarvabuddhāśusiddhyartham samayo duratikramah)."

Perbuatan dari dari perluasan hukum untuk pemujaan semua Tathāgata (sarvatathāgatapūjāvidhivistarakarma), baju perisai dari kekuatan semangat besar (mahāvīryadrdhakavacah), cara bijaksana besar dari semua Tathāgata (sarvatathāgatamahopāyah), dan pengetahuan semua Mudra (sarvamudrājñānam) : Ini adalah Makhluk Perbuatan Besar dari semua Tathāgata (sarvatathāgatamahākarmasattvāh).

Kemudian sang Aksobhya Tathāgata, setelah mencapai pengetahuan semua Tathāgata dari sang Bhagavato Vairocana Tathāgata (bhagavato vairocanasya tathāgatasya sarvatathāgatajñānāni nispādya), demi kepentingan Mudra pengetahuan dari semua Tathāgata (sarvatathāgatajñānamudranārtham), masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Pemberdayaan Vajra Yang Lahir Dari Samaya Dari Kesempurnaan Vajrā (vajrāpāramitāsamayobhdavavajrādhisthānam nāma samādhim), dimana ada muncul keluar dari hrdaya-Nya Mudra dari semua Tathāgata (sarvatathāgatamudrām) yang bernama 'Samaya Vajra Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatavajrasamayām)' : Sattvavajri (Vajra dari Makhluk)

Segera ketika itu telah muncul keluar dari hati semua Tathāgata, ada muncul sinar cahaya berbentuk Vajra (vajraraśmayo). Dari ujung sinar cahaya Vajra ini, sang Bhagavān Vajradhara menjadi bentuk para Tathāgata yang sama banyaknya seperti bintik debu dari semua sistem dunia (sarvalokadhātuparamānurajahsamāstathāgatavigrahā) dan menyegel yang tidak habis-habisnya dari pengetahuan kesempurnaan Vajra dari semua Tathāgata  (sarvatathāgatavajrapāramitājñānānyāmudrya). Mereka kemudian bergabung dan menjadi Satu, menghasilkan bentuk Vajra yang besar (mahāvajravigrahah) yang besarnya sama dengan ukuran semua sistem dunia (sarvalokadhātusamavasaranapramāno), yang mengambil tempat-Nya di lingkaran bulan di depan Bhagavato Vairocana dan mengucapkan udāna ini :

"Ah ! Tentu Vajra dari Makhluk dari semua Buddha adalah Saya, yang kukuh (aho hi sarvabuddhānām sattvavajramaham drdhah);
Dengan kekukuhan dan tiada tubuh, Saya memperoleh tubuh Vajra (yad drdhatvādakāyo'pi vajrakāyatvamāgatah)."

Kemudian sang Bhagavān Ratnasambhava Tathāgatah, demi kepentingan Mudra pengetahuan semua Tathāgata dari sang Bhagavato Vairocana Tathāgata (bhagavato vairocanasya tathāgatasya sarvatathāgatajñānamudranārtham), masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Pemberdayaan Vajra Yang Lahir Dari Samaya Dari Kesempurnaan Permata (ratnapāramitāsamayasambhavavajrādhisthānam nāma samādhim), dimana ada muncul keluar dari hrdaya-Nya Mudra-Nya sendiri (svamudrām) yang bernama 'Samaya dari permata Vajra (vajraratnasamayām)' : Ratnavajri (Vajra dari Permata)

Segera ketika itu telah muncul keluar dari hati semua Tathāgata, ada muncul sinar cahaya berbentuk Permata (ratnaraśmayo). Dari sinar cahaya Permata ini, sang Bhagavān Vajradhara menjadi bentuk para Tathāgata yang sama banyaknya seperti bintik debu dari semua sistem dunia (sarvalokadhātuparamānurajahsamāstathāgatavigrahā) dan menyegel yang tidak habis-habisnya dari pengetahuan dari semua Tathāgata  (sarvatathāgatajñānānyāmudrya). Mereka kemudian bergabung dan menjadi Satu, menghasilkan bentuk Permata Vajra yang besar (mahāvajraratnavigrahah) yang besarnya sama dengan ukuran semua sistem dunia (sarvalokadhātusamavasaranapramāno), yang mengambil tempat-Nya di lingkaran bulan di arah kanan dari Bhagavato Vairocana dan mengucapkan udāna ini :

"Ah ! Tentu yang juga disebut sebagai Vajra Permata dari semua Buddha adalah Saya (aho hi sarvabuddhānām ratnavajramaham smrtam),
Untuk banyak Mudra itu, tentu adalah ajaran dari penyucian semua penyatuan, yang kukuh (yanmudrānām hi sarvāsāmabhisekanayam drdham)."

Kemudian sang Bhagavān Lokeśvararāja Tathāgatah, demi kepentingan Mudra pengetahuan semua Tathāgata dari sang Bhagavato Vairocana Tathāgata (bhagavato vairocanasya tathāgatasya sarvatathāgatajñānamudranārtham), masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Pemberdayaan Vajra Yang Lahir Dari Samaya Dari Kesempurnaan Dharma (dharmapāramitāsamayodbhavavajrādhisthānam nāma samādhim), dimana ada muncul keluar dari hrdaya-Nya Mudra-Nya sendiri (svamudrām) yang bernama 'Samaya dari Dharma (dharmasamayām)' : Dharmavajri (Vajra dari Dharma)

Segera ketika itu telah muncul keluar dari hati semua Tathāgata, ada muncul sinar cahaya berbentuk Bunga Teratai (padmaraśmayo). Dari sinar cahaya Bunga Teratai ini, sang Bhagavān Vajradhara menjadi bentuk para Tathāgata yang sama banyaknya seperti bintik debu dari semua sistem dunia dan menyegel yang tidak habis-habisnya dari pengetahuan dari semua Tathāgata. Mereka kemudian bergabung dan menjadi Satu, menghasilkan bentuk Bunga Teratai Vajra yang besar (mahāvajrapadmavigrahah) yang besarnya sama dengan ukuran semua sistem dunia (sarvalokadhātusamavasaranapramāno), yang mengambil tempat-Nya di lingkaran bulan di belakang Bhagavato Vairocana dan mengucapkan udāna ini :

"Ah ! Tentu Vajra Dharma dari semua Buddha adalah Saya, yang murni (aho hi sarvabuddhānām dharmavajram aham śuci),
Yang murni oleh sifat alami, mengubah nafsu gairah menjadi murni sempurna (yatsvabhāvaviśuddhyā vai rāgo'pi hi sunirmalah)."

Kemudian sang Bhagavān Amoghasiddhi Tathāgatah, demi kepentingan Mudra pengetahuan semua Tathāgata dari sang Bhagavato Vairocana Tathāgata, masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Pemberdayaan Vajra Yang Lahir Dari Kesempurnaan Perbuatan (karmapāramitāsambhavavajrādhisthānam nāma samādhim), dimana ada muncul keluar dari hrdaya-Nya Mudra-Nya sendiri yang bernama 'Samaya dari perbuatan dari semua Tathāgatah (sarvatathāgatakarmasamayām)' : Karmavajri (Vajra dari Perbuatan)

Segera ketika itu telah muncul keluar dari hati semua Tathāgata, ada muncul sinar cahaya berbentuk semua Perbuatan (sarvakarmaśmayo). Dari sinar cahaya dari semua Perbuatan dari semua Tathāgata ini (sarvatathāgatakarmaraśmimabhyah), sang Bhagavān Vajradhara menjadi bentuk para Tathāgata yang sama banyaknya seperti bintik debu dari semua sistem dunia dan menyegel yang tidak habis-habisnya dari pengetahuan dari semua Tathāgata. Mereka kemudian bergabung dan menjadi Satu, menghasilkan bentuk Vajra Karma yang besar (mahākarmavajravigrahah) yang besarnya sama dengan ukuran semua sistem dunia, yang menghadap semua penjuru arah (sarvatomukho), yang mengambil tempat-Nya di lingkaran bulan di arah kiri dari Bhagavato Vairocana dan mengucapkan udāna ini :

"Ah ! Tentu Vajra Perbuatan dari semua Buddha adalah Saya, yang sangat banyak (aho hi sarvabuddhānām karmavajramaham bahu),
Yang satu-satunya, melaksanakan dengan sangat baik perbuatan di semua alam makhluk (yadekah sannaśesasya sattvadhātoh sukarmakrd)."

Samaya dari pengetahuan dari semua Tathāgata (sarvatathāgatajñānasamayā), penyucian besar (mahābhisekā), sifat alami Vajra (vajradharmatā), semua penyembahan (sarvapūjā): Ini adalah kesempurnaan dari semua Tathāgata (sarvatathāgatapāramitāh).

Kemudian sang Bhagavān Vairocana kembali masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Vajra Yang Lahir Dari Samaya Dari Pemujaan Kesenangan Dari Semua Tathāgata  (sarvatathāgataratipūjāsamayasambhavavajrannāma samādhim)', dimana ada muncul keluar dari hrdaya-Nya : Dewi Besar dari Keluarga Semua Tathāgata (sarvatathāgatakulamahādevīm)' : Vajralasya (Tarian Vajra)

Segera ketika itu telah muncul keluar dari hati semua Tathāgata, ada muncul Mudra dari Vajra (vajramudrā). Dari ujung Mudra dari Vajra ini, sang Bhagavān Vajradhara menjadi bentuk para Tathāgata yang sama banyaknya seperti bintik debu dari semua sistem dunia, yang kemudian bergabung dan menjadi Satu, menjadi sang Mahā Devī, yang menyerupai tubuh Vajrasattva (vajrasattvasadrśātmabhāvā), dengan sangat banyak bentuk, warna dan sikap tubuh (vicitravarnarūpalingeryāpathā), terhiasi semua tanda (sarvālankāravibhūsitā), mewujudkan kumpulan keluarga dari semua Tathāgata (sarvatathāgatakulasamgrahabhūtā), yang bergabung dengan sang istri dari Vajrasattva (vajrasattvadayitā sambhūya), yang mengambil tempat-Nya di lingkaran bulan di arah kiri dari Mandala dari Bhagavato Aksobhya dan mengucapkan udāna ini :

"Ah ! Tiada yang sebanding dengan Saya diantara pemujaan kepada para Svayambhu (aho na sadrśī me'sti pūjā hyanyā svayambhuvām),
Dengan pemujaan dari kesenangan nafsu keinginan, memulai semua pemujaan (yatkāmaratipūjābhih sarvapūjā pravartate)."

Kemudian sang Bhagavān Vairocana kembali masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Vajra Yang Lahir Dari Samaya Dari Penyucian Karangan Bunga Permata Dari Semua Tathāgata  (sarvatathāgataratnamālābhisekasamayodbhavavajrannāma samādhim)', dimana ada muncul keluar dari hrdaya-Nya : Dewi Besar dari Keluarga Semua Tathāgata : Vajramala (Karangan Bunga Vajra)

Segera ketika itu telah muncul keluar dari hati semua Tathāgata, ada muncul Mudra Permata Besar (mahāratnamudrā). Dari ujung Mudra Permata Besar ini, sang Bhagavān Vajradhara menjadi bentuk para Tathāgata yang sama banyaknya seperti bintik debu dari semua sistem dunia, yang kemudian bergabung dan menjadi Satu, menjadi sang Mahā Devī Vajramālā, yang mengambil tempat-Nya di lingkaran bulan di arah kiri dari Mandala dari Bhagavato Ratnasambhava dan mengucapkan udāna ini :

"Ah ! Yang tiada bandingan adalah Saya, penegasan sebagai pemujaan permata (aho hyasadrśāham vai ratnapūjeti kīrtitā),
Yang memerintah kerajaan tertinggi di tiga alam, yang dihormati (yattraidhātukarājyāgryam śāsayanti prapūjitā)."

Kemudian sang Bhagavān Vairocana kembali masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Vajra Yang Lahir Dari Samaya Dari Nyanyian Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatasamgītisamayasambhavavajrannāma samādhim)', dimana ada muncul keluar dari hrdaya-Nya : Dewi Besar dari Keluarga Semua Tathāgata : Vajragita (Lagu Vajra)

Segera ketika itu telah muncul keluar dari hati semua Tathāgata, ada muncul Mudra Dharma Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatadharmamudrā). Dari Mudra Dharma Dari Semua Tathāgata ini, sang Bhagavān Vajradhara menjadi bentuk para Tathāgata yang sama banyaknya seperti bintik debu dari semua sistem dunia, yang kemudian bergabung dan menjadi Satu, menjadi sang Mahā Devī Vajragītā, yang mengambil tempat-Nya di lingkaran bulan di arah kiri dari Mandala dari Bhagavato Lokeśvararāja dan mengucapkan udāna ini :

"Ah ! Pemujaan dari nyanyian lagu adalah Saya, untuk semua Resi (aho hi samgītimayī pūjāham sarvadarśinām),
Dengan kesenangan pada pemujaan ini, seperti bunyi dari gema (yat tosayanti pūjābhih pratiśrutkopamesvapi)."
« Last Edit: April 28, 2018, 08:13:04 am by ajita »

ajita

  • Administrator
  • Sr. Member
  • *****
  • Posts: 350
    • View Profile
Kemudian sang Bhagavān Vairocana kembali masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Vajra Yang Lahir Dari Samaya Dari Tarian Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatanrtyapūjāsamayodbhavavajram nāma samādhim)', dimana ada muncul keluar dari hrdaya-Nya : Dewi Besar dari Keluarga Semua Tathāgata : Vajranrtya (Tarian Vajra)

Segera ketika itu telah muncul keluar dari hati semua Tathāgata, ada muncul Perluasan Hukum Dari Penyembahan Tarian Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatanrtyapūjāvidhivistarā). Dari Perluasan Hukum Dari Semua Penyembahan Tarian Dari Semua Tathāgata ini (sarvatathāgatasarvanrttapūjāvidhivistarebhyah), sang Bhagavān Vajradhara menjadi bentuk para Tathāgata yang sama banyaknya seperti bintik debu dari semua sistem dunia, yang kemudian bergabung dan menjadi Satu, menjadi sang Mahā Devī Vajranrtta, yang mengambil tempat-Nya di lingkaran bulan di arah kiri dari Mandala dari Bhagavato Amoghasiddhi Tathāgata dan mengucapkan udāna ini :

"Ah ! Pemujaan yang luas adalah Saya, untuk yang melakukan semua pemujaan (aho hyudārapūjāham sarvapūjārthakarinām),
Yang dengan cara tarian Vajra pemujaan Buddha terselesaikan (yadvajranrttavidhinā buddhapūjā prakalpyate)."

Samaya dari kesejahteraan dan kegembiraan yang tiada tanding dari semua Tathāgatā (sarvatathāgatānuttarasukhasaumanasyasamayā), karangan bunga dari semua Tathāgatā (sarvatathāgatamālā), dari nyanyian dari semua Tathāgatā (sarvatathāgatagāthā), pelaksanaan perbuatan dari pemujaan yang tiada tanding dari semua Tathāgatā (sarvatathāgatānuttarapūjākarmakarī): Ini adalah penyembahan rahasia dari semua Tathāgatā (sarvatathāgataguhyapūjāh).

Kemudian sang Bhagavān Aksobhya Tathāgata, dalam menanggapi pemujaan dari sang Bhagavato Vairocana Tathāgata (bhagavato vairocanasya tathāgatasya pūjāpratipūjārtha), masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Vajra Yang Lahir Dari Samaya Dari Yang Menyebabkan Kegembiraan Dari semua Tathāgatā (sarvatathāgatapralhādanasamayodbhavavajrannāma samādhim), dimana ada muncul keluar dari hrdaya-Nya gadis pelayan dari semua Tathāgata (sarvatathāgataganikām): Vajradhūpa (Dupa Vajra)

Segera ketika itu telah muncul keluar dari hati semua Tathāgata, sang Bhagavān Vajradhara menjadi beranekaragam jenis susunan awan dari persembahan dupa (anekavidhā dhūpapūjāmeghavyūhāh), menembus meliputi seluruh alam Vajra (sarvavajradhātuspharanā). Ketika itu telah muncul, ada muncul keluar dari lautan awan dari persembahan dupa itu (dhūpapūjāmeghasamudrebhyah) wujud dari para Tathāgata yang sama banyaknya seperti bintik debu dari semua sistem dunia (sarvalokadhātuparamānurajahsamāstathāgatavigrahā), yang kemudian bergabung dan menjadi Satu, menjadi tubuh dari sang Dewata Vajradhūpa  (vajradhūpadevatākāyah), yang mengambil tempat-Nya di lingkaran bulan di sudut sebelah kiri dari paviliun tingkat atas yang puncaknya terbuat dari Permata Mani Vajra (vajramaniratnaśikharakūtāgāra) dari sang Bhagavato dan mengucapkan udāna ini :

"Ah ! Sayalah pemujaan besar, yang menyebabkan kegembiraan dan keindahan (aho hyam mahāpūjā pralhādanavatī śubhā),
Dengan penyatuan dari pemasukan makhluk, secara cepat Kebangkitan tercapai (yatsattvāveśayogāddhi ksipram bodhiravāpyate)."

Kemudian sang Bhagavān Ratnasambhava Tathāgata, dalam menanggapi pemujaan dari sang Bhagavato Vairocana Tathāgata, masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Vajra Yang Lahir Dari Samaya Dari Pemujaan Perhiasan Permata (ratnābharanapūjāsamayasambhavavajram nāma samādhim), dimana ada muncul keluar dari hrdaya-Nya gadis penjaga pintu dari semua Tathāgata (sarvatathāgatapratīhārīm): Vajrapuspa (Bunga Vajra)

Segera ketika itu telah muncul keluar dari hati semua Tathāgata, sang Bhagavān Vajradhara menjadi susunan dari semua persembahan bunga (sarvapuspapūjāvyūhāh), menembus meliputi seluruh alam ruang angkasa  (sarvākāśadhātuspharanā). Ketika itu telah muncul, ada muncul keluar dari susunan semua persembahan dari bunga itu (sarvapuspapūjāvyūhebhyah) wujud dari para Tathāgata yang sama banyaknya seperti bintik debu dari semua sistem dunia, yang kemudian bergabung dan menjadi Satu, menjadi tubuh dari sang Dewata Vajrapuspa (vajrapuspadevatākāyah), yang mengambil tempat-Nya di lingkaran bulan di sudut sebelah kiri dari paviliun tingkat atas yang puncaknya terbuat dari Permata Mani Vajra dari sang Bhagavato dan mengucapkan udāna ini :

"Ah ! Tentu pemujaan bunga adalah Saya, yang melaksanakan semua penghiasan (aho hi puspapūjāham sarvālankārakārikā),
Pemujaan sifat alami permata dari Tathāgata dengan cepat tercapai (yattathāgataratnatvam pūjya ksipramavāpyate)."

Kemudian sang Bhagavān Lokeśvararāja Tathāgata, dalam menanggapi pemujaan dari sang Bhagavato Vairocana Tathāgata, masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Vajra Yang Lahir Dari Samaya Dari Pemujaan Cahaya Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatālokapūjāsamayodbhavavajram nāma samādhim), dimana ada muncul keluar dari hrdaya-Nya gadis utusan perwakilan dari semua Tathāgata (sarvatathāgatadūtīm): Vajra āloka (Cahaya Vajra)

Segera ketika itu telah muncul keluar dari hati semua Tathāgata, sang Bhagavān Vajradhara menjadi susunan dari semua persembahan cahaya (sarvālokapūjāvyūhāh), menembus meliputi seluruh alam dharma  (sakaladharmadhātuspharanā). Ketika itu telah muncul, ada muncul keluar dari susunan semua persembahan dari cahaya itu (sarvālokapūjāvyūhebhyah) wujud dari para Tathāgata yang sama banyaknya seperti bintik debu dari semua sistem dunia, yang kemudian bergabung dan menjadi Satu, menjadi tubuh dari sang Dewata Vajra āloka (vajrālokadevatākāyah), yang mengambil tempat-Nya di lingkaran bulan di sudut sebelah kiri dari paviliun tingkat atas yang puncaknya terbuat dari Permata Mani Vajra dari sang Bhagavato dan mengucapkan udāna ini :

"Ah ! Sayalah pemujaan yang sangat kuat, cahaya lampu ajaib yang indah (aho hyaham mahodārā pūjā dīpamayī śubhā),
Cepatlah persembahkan cahaya, mata dari semua Buddha diperoleh (yadālokavatī ksipram sarvabuddhadrśo labhed)."

Kemudian sang Bhagavān Amoghasiddhi Tathāgata, dalam menanggapi pemujaan dari sang Bhagavato Vairocana Tathāgata, masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Vajra Yang Lahir Dari Samaya Dari Pemujaan Wewangian Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatagandhapajāsamayasambhavavajrannāma samādhim), dimana ada muncul keluar dari hrdaya-Nya gadis pembantu dari semua Tathāgata (sarvatathāgatacetīm): Vajragandha (Wewangian Vajra)

Segera ketika itu telah muncul keluar dari hati semua Tathāgata, sang Bhagavān Vajradhara menjadi susunan dari semua persembahan wewangian (sarvagandhapūjāvyūhāh), menembus meliputi seluruh sistem dunia  (sarvalokadhātuspharanā). Ketika itu telah muncul, ada muncul keluar dari susunan persembahan dari wewangian itu (gandhapūjāvyūhebhyah) wujud dari para Tathāgata yang sama banyaknya seperti bintik debu dari semua sistem dunia, yang kemudian bergabung dan menjadi Satu, menjadi tubuh dari sang Dewata Vajragandha (vajragandhadevatākāyah), yang mengambil tempat-Nya di lingkaran bulan di sudut sebelah kiri dari paviliun tingkat atas yang puncaknya terbuat dari Permata Mani Vajra dari sang Bhagavato dan mengucapkan udāna ini :

"Ah ! pemujaan wewangian ajaib dari surga adalah Saya, yang menyenangkan pikiran (aho gandhamayī pūjā divyāham manoramā),
Dengan wewangian dari Tathāgata, dengan cara itu diberikan keseluruh tubuh (yattathāgatagandho vai sarvakāye dadāti hi)."

Jalan masuk pengetahuan dari semua Tathāgata (sarvatathāgatajñānāveśā), samaya dari faktor kebangkitan yang besar (mahābodhyangasamcayā), cahaya dharma dari semua Tathāgata (sarvatathāgatadharmālokā), wewangian dari moralitas, meditasi, kebijaksanaan, pembebasan, pengetahuan dan penglihatan (śīlasamādhiprajñāvimuktivimuktijñānadarśanagandhā): Ini adalah pelaksana tindakan dari semua Tathāgata (sarvatathāgatājñākāryah).

Kemudian sang Bhagavān Vairocana kembali melalui Samaya dari semua Tathāgata (sarvatathāgatasamayām) masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Sattvavajra Yang Lahir Dari Samaya Dari Makhluk Besar Pengait (kuśamahāsattvasamayasambhavasattvavajrannāma samādhim)', dimana ada muncul keluar dari hrdaya-Nya : Penguasa Semua Mudra Yang Sangat Banyak Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatasarvamudrāganapatim) : Vajrānkuśa (Pengait Vajra)

Segera ketika itu telah muncul keluar dari hati semua Tathāgata, sang Bhagavān Vajradhara menjadi semua Mudra yang sangat banyak dari semua Tathāgata (sarvatathāgatasarvamudrāganā). Ketika itu telah muncul, ada muncul keluar dari semua Mudra yang sangat banyak dari semua Tathāgata itu (sarvatathāgatamudrāganebhyah) wujud dari para Tathāgata yang sama banyaknya seperti bintik debu dari semua sistem dunia, yang kemudian bergabung dan menjadi Satu, menjadi tubuh dari sang Mahā Bodhisattva Vajrānkuśa (vajrānkuśamahābodhisattvakāyah), yang mengambil tempat-Nya di lingkaran bulan di tengah pintu gerbang Vajra (vajradvāramadhye) dari paviliun tingkat atas yang puncaknya terbuat dari Permata Mani Vajra dari sang Bhagavato, menarik dengan pengait samaya dari semua Tathāgata (sarvatathāgatasamayānākarsayanna) dan mengucapkan udāna ini :

"Ah ! Tentu janji kait penarik dari semua Buddha adalah Saya, yang kukuh (aho hi sarvabuddhānām samākarsamaham drdhah),
Yang terbentuk untuk penarikan bersama himpunan semua Mandala (yanmayā hi samākrstā bhajante sarvamandalam)."

Kemudian sang Bhagavān kembali masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Sattvavajra Yang Lahir Dari Samaya Dari Makhluk Besar Yang Menembus Kedalam Samaya Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatasamayapraveśamahāsattvasamayasambhavasattvavajrannāma samādhim)', dimana ada muncul keluar dari hrdaya-Nya : Pintu Masuk Kedalam Mudra Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatamudrāpraveśapratīhāram) : Vajrapāśa (Tali Jerat Vajra)

Segera ketika itu telah muncul keluar dari hati semua Tathāgata, sang Bhagavān Vajradhara menjadi Mudra yang sangat banyak untuk menembus kedalam samaya dari semua Tathāgata (sarvatathāgatasamayapraveśamudrāganā). Ketika itu telah muncul, ada muncul keluar dari Mudra yang sangat banyak untuk menembus kedalam samaya dari semua Tathāgata itu (sarvatathāgatasamayapraveśamudrāganebhyah) wujud dari para Tathāgata yang sama banyaknya seperti bintik debu dari semua sistem dunia, yang kemudian bergabung dan menjadi Satu, menjadi tubuh dari sang Mahā Bodhisattva Vajrapāśa (vajrapāśamahābodhisattvakāyah), yang mengambil tempat-Nya di lingkaran bulan di tengah pintu gerbang permata (ratnadvāramadhye) dari paviliun tingkat atas yang puncaknya terbuat dari Permata Mani Vajra dari sang Bhagavato, memasukkan semua Tathāgata (sarvatathāgatām praveśayann) dan mengucapkan udāna ini :

"Ah ! Tentu tali jerat Vajra yang dari semua Buddha adalah Saya, yang kukuh (aho hi sarvabuddhānām vajrapāśamaham drdhah),
Yang telah memasuki semua butiran debu, secara ajaib memasukkannya kembali (yatsarvānupravistāpi praveśyante mayā punah)."

Kemudian sang Bhagavān kembali masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Sattvavajra Yang Lahir Dari Samaya Dari Makhluk Besar Rantai Dari Samaya Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatasamayasphotamahāsattvasamayodbhavasattvavajrannāmasamādhim)', dimana ada muncul keluar dari hrdaya-Nya : Lelaki Utusan Perwakilan Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatadūtam) yang bernama Ikatan dari Samaya dari semua Tathāgata (sarvatathāgatasamayabandhannāma) : Vajrasphota (Rantai Vajra)

Segera ketika itu telah muncul keluar dari hati semua Tathāgata, sang Bhagavān Vajradhara menjadi Mudra yang sangat banyak untuk mengikat Samaya dari semua Tathāgata (sarvatathāgatasamayabandhamudrāganā). Ketika itu telah muncul, ada muncul keluar dari semua Mudra yang sangat banyak untuk mengikat Samaya dari semua Tathāgata itu (sarvatathāgatasamayabandhasarvamudrāganebhyah) wujud dari para Tathāgata yang sama banyaknya seperti bintik debu dari semua sistem dunia, yang kemudian bergabung dan menjadi Satu, menjadi tubuh dari sang Mahā Bodhisattva Vajrasphota (vajrasphotamahābodhisattvakāyah), yang mengambil tempat-Nya di lingkaran bulan di tengah pintu gerbang Dharma (dharmadvāramadhye) dari paviliun tingkat atas yang puncaknya terbuat dari Permata Mani Vajra dari sang Bhagavato, memasukkan semua Tathāgata (sarvatathāgatām praveśayann) dan mengucapkan udāna ini :

"Ah ! Tentu rantai Vajra yang dari semua Buddha adalah Saya, yang kukuh (aho hi sarvabuddhānām vajrasphotamaham drdhah),
Menyebabkan yang terbebas dari semua ikatan, demi keuntungan makhluk menjadi ingin terikat (yatsarvabandhamuktānām sattvārthād bandha isyate)."

Kemudian sang Bhagavān kembali masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Sattvavajra Yang Lahir Dari Samaya Dari Makhluk Besar Pintu Masuk Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatāveśamahāsattvasamayasambhavasattvavajrannāma samādhim)', dimana ada muncul keluar dari hrdaya-Nya : Pelayan Dari Semua Mudra Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatasarvamudrācetam) : Vajrāveśa (Pintu Masuk Vajra)

Segera ketika itu telah muncul keluar dari hati semua Tathāgata, sang Bhagavān Vajradhara menjadi semua Mudra yang sangat banyak dari semua Tathāgata (sarvatathāgatasarvamudrāganā). Ketika itu telah muncul, ada muncul keluar dari semua Mudra yang sangat banyak dari semua Tathāgata itu (sarvatathāgatasarvamudrāganebhyah) wujud dari para Tathāgata yang sama banyaknya seperti bintik debu dari semua sistem dunia, yang kemudian bergabung dan menjadi Satu, menjadi wujud dari sang Mahā Bodhisattva Vajrāveśa (vajrāveśamahābodhisattvavigrahah), yang mengambil tempat-Nya di lingkaran bulan di tengah pintu gerbang Perbuatan (karmadvāramadhye) dari paviliun tingkat atas yang puncaknya terbuat dari Permata Mani Vajra dari sang Bhagavato, memasukkan semua Tathāgata (sarvatathāgatām praveśayann) dan mengucapkan udāna ini :

"Ah ! Tentu pintu masuk Vajra yang dari semua Buddha adalah Saya, yang kukuh (aho hi sarvabuddhānām vajrāveśamaham drdhah),
Dengan menjadi penguasa atas semuanya, lalu juga menjadi pelayan (yatsarvapatayo bhūtvā cetā api bhavanti hi)."

Pengait yang menarik semua Tathāgata (savatathāgatasamākarsanam), pemasukan (praveśo), pengikatan (bandhah), penaklukkan (vaśīkaranam): Ini adalah pelaksana perintah dari semua Tathāgata (sarvatathāgatājñākarāh).
« Last Edit: April 28, 2018, 08:19:41 am by ajita »

ajita

  • Administrator
  • Sr. Member
  • *****
  • Posts: 350
    • View Profile




Vajradhatu Maha Mandala

Kemudian, sang Bhagavān, dalam rangka memberdayakan dan mengumpulkan semua Tathāgata (sarvatathāgatāsamājādhisthānāya), melakukan penarikan melalui sikap gerak membunyikan jari Vajra (vajrācchatikāsamjñāmakārsīt) dan mengucapkan Hrdaya pemberdayaan untuk kumpulan majelis dari semua Tathāgata (sarvatathāgatasamājādhisthānahrdaya): Vajrasamāja (Kumpulan Majelis Vajra)

Setelah itu, dalam sekejap waktu yang sangat singkat (ksapālavamuhūrtena), setelah di perintahkan dengan sikap gerak membunyikan jari dari semua Tathāgata (sarvatathāgatācchatikāsamjñāsamcoditāh), para Tathāgata yang sama banyaknya seperti bintik debu dari semua sistem dunia dan seperti lautan awan yang sangat banyak dari semua sistem dunia (sarvalokadhātuprasarameghasamudresu sarvalokadhātuparamānurajahsamāstathāgatāh) bersama-sama dengan Mandala dari kumpulan para Bodhisattva (sabodhisattvaparsanmandalāh) datang berkumpul; Setelah itu, Mereka berangkat menuju paviliun tingkat atas yang puncaknya terbuat dari Permata Mani Vajra dimana sang Bhagavan sedang berada, dan setelah tiba, Mereka jatuh membungkuk ke kaki Bhagavān Vairocana dan mengucapkan : OM SARVA TATHAGATA PADA VANDANAM KAROMI (OM, Saya melakukan penyembahan ke sang Kaki dari semua Tathāgata)

Setelah mengucapkan dengan senang Mantra yang ampuh oleh sifat alaminya ini dan menyembah ke sang Kaki dari semua Tathāgata, Mereka mengucapkan udāna ini :

"Ah ! penghormatan yang sangat baik kepada sang Bodhisattva Samantabhadra (aho samantabhadrasya bodhisattvasya satkriyā),
Itu di tengah altar lingkaran dari sang Tathāgata menyinari para Tathāgata (yattathāgatacakrasya madhye bhāti tathāgatah)."

Kemudian setelah mengucapkan begitu, semua Tathāgata yang telah datang berkumpul dari semua sistem dunia dari sepuluh penjuru arah (daśadiksarvalokadhātusannipatitāh sarvatathāgatāh), melalui pemberdayaan dari semua Tathāgata (sarvatathāgatādhisthānena) bersama-sama dengan Mandala dari kumpulan para Bodhisattva, masuk kedalam hati dari sang Bhagavato Vairocana. Kemudian dari hati dari semua Tathāgata itu masing-masing ada muncul Mandala dari perkumpulan para Bodhisattva Mereka, yang membentuk Mandala di seluruh sekeliling paviliun tingkat atas yang puncaknya terbuat dari Permata Mani Vajra dari sang Bhagavato, dimana sambil berdiam dalam pemusatan pikiran, Mereka mengucapkan udāna ini :

"Ah ! Tentu yang tanpa awal di dalam rahim yang besar dari semua Buddha (aho hi sarvabuddhānām mahodāryamanādijam),
Dengan jumlah seperti banyaknya seluruh debu, mencapai penyatuan Buddha (yatsarvānuprasamkhyā vai buddhā hyekatvamāgatā)."

Kemudian semua Bhagavantah Tathāgatāh kembali berkumpul bersama-sama, untuk pemberdayaan Maha Mandala dari alam Vajra (vajradhātumahāmandalasyādhisthānā) supaya alam dari makhluk hidup tanpa kecuali bisa memperoleh keselamatan dan semua manfaat dan kesejahteraan, juga untuk pencapaian tertinggi dari kebangkitan sempurna dan pengetahuan ajaib dan pengetahuan dari kesamaan dari semua Tathāgatāh (sarvatathāgatasamatājñānābhijñābhisambodhyuttamasiddhaye), Mereka memohon kepada sang Penguasa semua Bhagavantah Tathāgatāh (bhagavantam sarvatathāgatādhipatim), sang Diri Vajrasattva yang tanpa awal dan yang tanpa akhir (svavajrasattvamanādinidhanam), sang Mahā Vajradhara, memohon-Nya dengan seratus delapan pujian ini :

Sang Makhluk Besar - Makhluk Vajra (vajrasattvamahāsattva)! Sang semua Tathāgata dari Vajra (vajrasarvatathāgata)!
Yang patut dihormati semesta (samantabhadra)! Sang Vajra Yang Pertama (vajrādya)! Sang Vajra Di Tangan (vajrapāni)! Terpujilah Anda (namo'stu te)!

Sang Raja Vajra (vajrarāja)! Yang tertinggi dari kebangkitkan yang sangat baik (subuddhāgrya)! sang Tathāgata Pengait (vajrānkuśatathāgata)!
Sang Raja Yang Mutlak Sempurna (amogharāja)! Yang terutama diantara Vajra (vajrāgrya)! Sang Penarik Vajra (vajrākarsa)! Terpujilah Anda (namostu te)!

Sang Nafsu Keinginan Vajra (vajrarāga)! Sang Kebahagiaan Yang Besar (mahāsaukhya)! Sang Panah Vajra (vajravāna)! Sang Penakluk (vaśankara)!
Sang Nafsu Kesenangan Mara (mārakāma)! Sang Vajra Yang Besar (mahāvajra)! Sang Busur Panah Vajra (vajracāpo)! Terpujilah Anda (namo'stu te)!

Sang Sorakan Pujian Vajra (vajrasādho)! Yang tertinggi diantara Makhluk yang sangat baik (susattvāgrya)! Sang Kepuasan Vajra (vajratusti)! Sang Kesenangan Yang Besar (mahārate)!
Sang Raja Kesenangan Tertinggi (prāmodyarāja)! Yang Tertinggi diantara Vajra (vajrāgraya)! Sang Kegembiraan Vajra (vajraharsa)! Terpujilah Anda (namo'stu te)!

Sang Permata Vajra (vajraratna)! Yang Mulia diantara Vajra yang sangat baik (suvajrārtham)! Sang Ruang Angkasa Vajra (vajrākāśa)! Sang Permata Yang Besar (mahāmani)!
Sang Rahim Ruang Angkasa (ākāśagarbha)! Sang Kekayaan Vajra (vajrādhya)! Sang Rahim Vajra (vajragarbha)! Terpujilah Anda (namostu te)!

Sang Kecemerlangan Vajra (vajrateja)! Sang Nyala Api Yang Besar (mahājvāla)! Sang Matahari Vajra (vajrasūrya)! Sang Cahaya Pemenang (jinaprabha)!
Sang Sinar Vajra (vajraraśmi)! Sang Kecemerlangan yang besar (mahāteja)! Sang Cahaya Vajra (vajraprabha)! Terpujilah Anda (namo'stu te)!

Sang Bendera Vajra (vajraketu)! Yang menguntungkan makhluk dengan sangat baik (susattvārtha)! Sang Panji Vajra (vajradhvaja)! Pemberi kegembiraan yang sangat baik (sutosaka)!
Sang Bendera Permata (ratnaketu)! Sang Vajra yang besar (mahāvajra)! Sang Tongkat Vajra (vajrayaste)! Terpujilah Anda (namo'stu te)!

Sang Ketawa Vajra (vajrahāsa)! Sang Ketawa Besar (mahāhāsa)! Sang Senyuman Vajra (vajrasmita)! Sang Keajaiban Yang Besar (mahādbhuta)!
Sang Kesenangan dari kepuasan (prītiprāmodya)! Yang tertinggi diantara Vajra (vajrāgrya)! Sang kepuasan Vajra (vajraprīte)! Terpujilah Anda (namo'stu te)!

Sang Dharma Vajra (vajradharma)! Yang menguntungkan dengan sangat baik (sutatvārtha)! Sang Bunga Teratai Vajra (vajrapadma)! Yang Termurnikan dengan sangat baik (suśodhaka)!
Sang Isvara Dunia (lokeśvara)! Sang Raksasa Vajra yang sangat baik (suvajrāksa)! Sang Mata Vajra (vajranetra)! Terpujilah Anda (namo'stu te)!

Sang Ketajaman Vajra (vajratīksna)! Sang Mahayana (mahāyāna)! Sang Pedang Vajra (vajrakośa)! Sang Senjata Yang Besar (mahāyudha)!
Sang Manjusri (mañjuśrī)! Sang Kedalaman Vajra (vajragāmbhīrya)! Sang Kebijaksanaan Vajra (vajrabuddhe)! Terpujilah Anda (namo'stu te)!

Sang Penyebab Vajra (vajrahetu)! Sang Tempat Yang Besar (mahāmanda)! Sang Roda Vajra (vajracakra)! Sang Ajaran yang besar (mahānaya)!
Sang Pemutar yang sangat baik (supravartana)! Yang muncul dari Vajra (vajrottha)! Sang Tempat Vajra (vajramanda)! Terpujilah Anda (namo'stu te)!

Sang Pidato Vajra (vajrabhāsa)! Yang tertinggi diantara pengetahuan yang sangat baik (suvidyāgrya)! Sang Pembacaan Vajra (vajrajāpa)! Sang Pencapaian yang sangat baik (susiddhida)!
Yang Diam (avāca)! Yang tertinggi diantara pencapaian Vajra (vajrasiddhyagra)! Sang Ucapan Vajra (vajravāca)! Terpujilah Anda (namo'stu te)!

Sang Perbuatan Vajra (vajrakarma)! Sang Pengetahuan Vajra yang sangat baik (suvajrājñā)! Sang Vajra bercabang empat (karmavajra)! Yang meliputi semua dengan sangat baik (susarvaga)!
Yang mutlak sempurna dari Vajra (vajrāmogha)! Sang Rahim yang besar (mahodārya)! Sang Semesta Vajra (vajraviśva)! Terpujilah Anda (namo'stu te)!

Sang Perlindungan Vajra (vajraraksa)! Yang Maha Sabar (mahādhairya)! Sang Perisai Vajra (vajravarma)! Yang Maha Kukuh (mahādrdha)!
Yang Tidak Terkalahkan (duyodhana)! Yang tertinggi diantara semangat yang sangat baik (suvīryagrya)! Sang Semangat Vajra (vajravīrya)! Terpujilah Anda (namo'stu te)!

Sang Yaksa yang tidak bisa dihancurkan (vajrayaksa)! Sang Cara Bijaksana yang besar (mahopāya)! Sang Taring Vajra (vajradamstra)! Yang Maha Berani (mahābhaya)!
Sang Penghancur Mara (mārapramardin)! Yang perkasa diantara Vajra (vajrogra)! Sang Kemurkaan Vajra (vajracanda)! Terpujilah Anda (namo'stu te)!

Sang Penyatuan Vajra (vajrasandhi)! Sang Tiada Batas yang sangat baik (susānnidhya)! Sang Ikatan Vajra (vajrabandha)! Sang Pembebas (pramocaka)!
Sang Samaya Tertinggi dari tinju Vajra (vajramustyagrasamaya)! Sang Tinju Vajra (vajramuste)! Terpujilah Anda (namo'stu te)!

Jika ada orang menjaga nama-nama dari seratus delapan pujian yang menggembirakan ini (yah kaścid dhārayennāmnāmidante'stadaśatam śivam),
Disucikan dengan nama Vajra, dia juga akan memperoleh semua yang tertinggi itu (vajranāmābhisekādyaih sarvāgraih so'bhisicyate).

Jika dengan kualitas nama-nama ini memuji sang Maha Vajradhara (yastu gaunamidannāmnām mahāvajradharasya tu),
Dan menyanyikan pujian itu dengan tulus, dia akan menjadi sama seperti Vajradhara (śaśvadgeyam stuyāt so'pi bhavedvajradharopamah).

Dengan cara ini memuji nama Anda, melalui sang seratus delapan nama-nama ini (anenābhistuto'smābhirnāmnāmastaśatena tu),
Pencapaian yang sesungguhnya dari Mahāyānā, bukalah Ajaran yang besar (mahāyānābhisamayam visphāraya mahānayam)!

Dengan sangat memohon Anda, sang Penguasa, babarkanlah Hukum yang tertinggi (adhyesayāmastvām nātha bhāsasva paramam vidhim),
Sang Roda Yang Besar dari semua Buddha, Yang tertinggi diantara Maha Mandala (sarvabuddhamahācakram mahāmandalamuttamam)!

Kemudian Bhagavān Vajradharah, mendengar kata-kata permohonan dari semua Tathāgatā (sarvatathāgatādhyesanavacanamupaśrutya), masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Pemberdayaan Vajra Yang Lahir Dari Samaya Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatasamayasambhavavajrādhisthānannāma samādhim)' dan menjelaskan secara terperinci Mandala Besar yang bernama Alam Vajra (vajradhātunnāma mahāmandala).

Selanjutnya, Saya akan menjelaskan secara penuh Mandala Besar Yang Tertinggi (athātah sampravaksyāmi mahāmandalamuttamam),
Yang sama serupa dengan alam Vajra, sehingga disebut alam Vajra (vajradhātupratīkāśam vajradhāturiti smrtam).
Setelah duduk sesuai dengan ajaran di tengah-tengah Mandala (upaviśya yathāsyāyam mandalasya tu madhyatah),
Renungkan Mudra Besar dari Makhluk Besar dan berdayakan pemusatan pikiran (mahāsatvamahāmudrām bhāvayam samadhisthya ca).
Dalam cara ini setelah berdiri, tinggal di dalam Mudra, amati semua penjuru arah (tathaivotthāya mudrāsthah sarvato vyavalokayet).
Persiapkan lagu dengan kesombongan, nyanyikan pujian "Vajrasattva" (parikrameta garvena vajrasattvamudāharan).
Benang berukuran besar, yang terbentuk dengan baik, dan yang baru (navena suniyuktena supramānena cārunā),
Dengan tali benang itu Orang bijak dengan kemampuan terbaiknya membuat garis untuk menandai Mandala (sūtrena sūtrayet prājñairyathāśaktena mandalam).
Empat sisi, empat pintu gerbang, hiasi dengan empat lengkungan (caturastram caturdvāram catustoranaśobhitam),
Empat tali yang bergabung menyilang, dihiasi dengan karangan bunga dan spanduk sutera (catuhsūtrasamāyuktam pattastragdāmabhūsitam).
Pada sudut, pembagian, semuanya beserta perbatasan pintu masuk (konabhāgesu sarvesu dvāraniryūhasandhisu),
Ditaburi permata dan Vajra, tandai bagian luar dari Mandala (khacitam vajraratnaistu sūtrayedbāhyamandalam).
Orang harus masuk ke tengah-tengah tempat suci dari itu, yang berbentuk bundar (tasya cakrapratīkāśam praviśyābhyantaram puram),
Kepung dengan benang Vajra, hiasi dengan delapan tiang (vajrasūtrapariksiptam astastambhopaśobhitam).
Pada tiang Vajra yang tertinggi, hiasilah dengan lima lingkaran bulan (vajrastambhāgrasthaścandrapañca mandalamanditam),
Di tengah pusat lingkaran itu, pasanglah gambar sang Buddha (madhyamandalamadhye tu buddhabimbanniveśayet).
Didalam tengah pusat Mandala mengelilingi semua sisi dari sang Buddha [Vairocana] (buddhasya sarvapārśvesu mandalānāntu madhyatah),
Gambarlah secara berturut-turut empat Samaya terunggul (samayāgr yaścatasro hi samlikhedanupūrvaśah).
Lanjut dengan kecepatan Vajra menuju ke empat lingkaran mandala (vajravegena cākramya mandalānām catustaye),
Pasanglah semua Buddha, sang keempat dari Aksobhya dan seterusnya (aksobhyādyāhstu caturah sarvabuddhānniveśayet).
Buatlah altar bundar untuk Aksobhya bersama dengan Vajradhara dan seterusnya (aksobhyamandalam kuryātsamam vajradharādibhih),
Altar bundar dari Ratnasambhava terisi dengan Vajragarbha dan seterusnya (vajragarbhādibhih pūrnam ratnasambhavamandalam).
Altar bundar dari Amitayus murni dengan Vajranetra dan seterusnya (vajranetrādibhih śuddham mandalamamitāyusah),
Amoghasiddhi digambar bersama dengan Vajravisva di altar bundar dan seterusnya (amoghasiddheh samlekhyam vajraviśvādimandalam).
Gambarlah Dewi Vajra, tempatkan ke sisi lingkaran (cakrasya konasamsthesu vajradevyah samālikhet),
Gambarlah persembahan untuk Buddha di sudut dari mandala luar (bāhyamandalakonesu buddhapūjāh samālikhet).
Di setiap tengah pintu masuk semuanya ada Empat Penjaga Pintu (dvāramadhyesu sarvesu dvārapālacatustayam),
Pasanglah para Mahasattva, tempatkan di luar mandala (bāhyamandalasamsthesu mahasatvānniveśayet).
Lalu setelah mengikat Mudra dari Samaya tertinggi sesuai dengan hukum (tato vai samyagāgrīntu mudrām badhvā yathāvidhi),
Sang Guru Vajra masuk dan membuka Mudra serta jalan masuk (vajrācāryah pravistvā tu sphotya mudrām samāviśeta).
Inilah Hrdaya untuk semua jalan masuk (sarvāveśahrdayam) :AH
Memohon petunjuk yang sesuai dengan ajaran dasar, laksanakan pemberdayaan diri sendiri (svādhisthānā) dan seterusnya,
Setelah mengumumkan namanya sendiri, lalu lakukan perbuatan pencapaian dengan Vajra.
Kemudian sang Guru Vajra membentuk pengait dari Sattvavajra (sattvavajrānkuśīm badhvā vajrācāryastatah punah),
Melakukan pengumpulan melalui membunyikan jari, mengumpulkan semua Buddha (kurvannacchatasamghātam sarvabuddhām samājayet).
Dalam waktu seketika, semua Buddha bersama dengan Vajrasattva (tatksanam sarvabuddhāstu vajrasattvasamanvitāh),
Mengisi penuh semua Mandala, berkumpul di dalam Mandala (sarvamandalasampūrnāh samājam yānti mandale).
Lalu dengan cepat bentuk ikatan segel besar dari sang Vajradhara (tatah śīghram mahāmudrām [badhvā] vajradharasya tu),
Ucapkan satu kali nama-nama dari "Seratus Delapan Yang Tertinggi Itu" (uccārayetsakrdvārannāmāstaśatamuttamama).
Senang dengan perkumpulan itu (tatastustāh samājena), para Tathāgatāh semuanya kukuh (drdham yānti tathāgatāh).
Vajrasattva, yang berhasil mencapai oleh dirinya sendiri (vajrasattvah svayamsiddho), hadir dengan senang sebagai teman (mitratvenopatisthati).
Dalam semua pintu masuk, lakukan perbuatan dengan [segel] pengait dan seterusnya (tato dvāresu sarvesu karma krtvānkuśādibhih).
Dengan Segel Tertinggi dari Perbuatan Besar, dirikanlah Samaya (mahākarmāgryamudrābhih samayāmstu niveśayet).
Dengan Segel dan Samaya tertinggi dan Sattvavajra dan seterusnya (mudrābhih samayāgryābhih sattvavajrādibhistathā),
Mencapai Mahasattva, menghasilkan JAH HUM VAM HOH (sādhayeta mahāsattvo jah hūm vam hoh pravartayan).
Lalu mengumpulkan semua Mahasattva beserta Buddha (tato buddhādayah sarvamahāsattvāh samagratah),
Menarik, memasukkan, mengikat, kemudian mengendalikan (ākrstā supravistāśca badhvā yāmyanti tadvaśam).
Lalu dengan penyembahan rahasia, memuaskan sang Diri Besar (tatastu guhyapūjābhih santosya sa mahātmanā),
Demi keuntungan semua makhluk, datangkanlah semua keberhasilan (vijñayetsarvasatvārtham kurudhvam sarvasiddhaye).
Demikian itu adalah perbuatan dari Guru Vajra di semua Mandala (evam sarvamandalesa vajrācāryakarmeti).

Selanjutnya adalah pengenalan perluasan hukum kepada murid Vajra untuk memasuki Mandala Yang Besar Dari Alam Vajra (athātra vajradhātumahāmandale vajraśisyapraveśādividhivistaro bhavati). Dalam hal ini, yang pertama, Saya akan menjelaskan pengenalannya, yang adalah demi Siddhi yang tertinggi (ottamasiddhi) untuk keselamatan, keuntungan, dan kesejahteraan di semua alam makhluk hidup tanpa kecuali.

Ketika memasuki Mahā Mandala ini, jangan memilih mana mangkuk yang layak dan mana mangkuk yang tidak layak (pātrāpātraparīksā na kāryā). Mengapa begini?

Itu adalah karena, Bhagavanta tathāgatāh, para makhluk hidup yang melakukan dosa kesalahan yang besar (mahāpāpakārinaste), jika mereka memasuki Vajradhātu Mahā Mandala ini, setelah melihat dan memasukinya, akan menjadi terbebaskan dari semua takdir jahat (sarvāpāyavigatā bhavisyanti).

Juga itu adalah karena, Bhagavantah, para makhluk hidup yang melekat pada semua jenis dari keuntungan, makanan dan minuman, nafsu berahi (sattvāh sarvārthabhojanapānakāmagunagrddhāh), yang membenci Samaya (samayadvistāh), melakukan praktek permulaan dan seterusnya (puraścaranādisvaśaktāh), para makhluk semacam itu, jika mereka masuk sesuai dengan kecenderungan nafsu mereka, semua keinginan mereka akan terpenuhi.

Juga itu adalah karena, Bhagavantah, para makhluk hidup yang senang menyanyi, menari, hiburan, permainan (nrtyagītahāsyalāsyāhāravihārapriyatayā), yang karena tidak dengan jelas memahami Sifat Alami Sejati Dari Pencapaian Sesungguhnya Dari Mahāyānā Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatamahāyānābhisamayadharmatā), masuk kedalam mandala dari keluarga dewa (devakulamandalā); Karena takut pada Aturan disiplin moral (śiksāpadabhayabhītā), mereka tidak masuk kedalam Mandala dari keluarga semua Tathāgata (sarvatathāgatakulamandala), yang meliputi pemenuhan semua keinginan dan yang mampu menghasilkan kesenangan dan kegembiraan tiada tandingan. Oleh karena itu, orang yang menghadap jalan masuk ke Mandala dari takdir jahat harus memasuki Vajradhātu Mahā Mandala ini agar untuk mengalami semua kesenangan, Siddhi yang tertinggi, kesejahteraan dan kebahagiaan (sarvaratiprītyuttamasiddhisukhasaumanasyānubhavanārtham) dan untuk mencegah jalur yang menghadap ke pintu masuk ke semua takdir jahat (sarvāpāyagatipraveśābhimukhapathavinivartanāya ca).

Ada lagi, Bhagavantah, para makhluk hidup yang tinggal berdiam di dalam Dharma (dhārmikāh sattvāh), yang demi kepentingan semua makhluk, telah mencari Kebangkitan Buddha melalui cara bijaksana untuk Siddhi tertinggi dari moralitas, pemusatan pikiran, dan kebijaksanaan dari semua Tathāgata (sarvatathāgataśīlasamādhiprajñottamasiddhyupāyairbuddhabodhim prārthayanto), yang telah lama mengolah meditasi (dhyāna), pembebasan (vimoksā), tingkat pencapaian (bhūmi), dan seterusnya telah mejadi lelah oleh pengerahan tenaganya, jika mereka memasuki Vajradhātu Mahā Mandala ini, segera setelah masuk, pencapaian dari semua Tathāgata tidak akan sulit dicapai, apalagi jenis Siddhi yang lainnya.

Selanjutnya, yang pertama, harus membuat 'penyembahan (pranāma)' kepada semua Tathāgata melalui cara dari Empat Perbuatan (catustayam kārayet), yaitu : membuat penyembahan ke arah timur dengan seluruh tubuh (sarvaśarīrena) mengulur rentangkan tangannya (prasāritena) membentuk gabungan telapak tangan Vajra (vajrāñjali : Telapak tangan bergabung menekan bersama-sama dan jari-jarinya saling menyilang), dan menyentuh permukaan tanah dengan dadanya, Mantranya adalah :


OM SARVA -TATHAGATA - PUJA UPASTHANAYA ATMANAM NIRYATAYAMI SARVA TATHAGATA VAJRASATTVA ADHISTA SVAMAM HUM (OM, Saya mempersembahkan diri untuk pelayanan dalam pemujaan kepada semua Tathāgata. Makhluk Vajra dari semua Tathāgata, berdayakanlah saya ! HUM)

Lalu, dengan memposisikan Vajrāñjali tadi di dadanya, dia membuat penyembahan ke arah selatan, menyentuh permukaan tanah dengan keningnya, Mantranya adalah : 

OM SARVA -TATHAGATA - PUJA ABHISEKA ATMANAM NIRYATAYAMI SARVA TATHAGATA VAJRARATNA ABHISINCA MAM - TRAH (OM, Saya mempersembahkan diri untuk penyucian dalam pemujaan kepada semua Tathāgata. Permata Vajra dari semua Tathāgata, sucikanlah saya ! TRAH)

Lalu, dengan memposisikan Vajrāñjali tadi di atas kepalanya, dia membuat penyembahan ke arah barat, menyentuh permukaan tanah dengan mulutnya, Mantranya adalah : 

OM SARVA -TATHAGATA - PUJA PRAVARTANA ATMANAM NIRYATAYAMI SARVA TATHAGATA VAJRADHARMA PRAVARTAYA MAM - HRIH (OM, Saya mempersembahkan diri untuk dorongan dalam pemujaan kepada semua Tathāgata. Kebenaran Vajra dari semua Tathāgata, doronglah saya ! HRIH)

Lalu, dengan memposisikan Vajrāñjali tadi di dadanya, dia membuat penyembahan ke arah utara, menyentuh permukaan tanah dengan mahkota kepalanya, Mantranya adalah : 

OM SARVA -TATHAGATA - PUJA KARMANI ATMANAM NIRYATAYAMI SARVA TATHAGATA VAJRAKARMA KURU MAM - AH (OM, Saya mempersembahkan diri untuk perbuatan dalam pemujaan kepada semua Tathāgata. Perbuatan Vajra dari semua Tathāgata, aktifkanlah saya ! AH)

Lalu, dengan memakai jubah luar berwarna merah (raktavastrottarīyo) dan menutupi wajah dengan kain sutera berwarna merah (raktapattakāvacchāditamukhah), buatlah sang murid membentuk Mudra dari Sattvavajra (sattvavajrimudrām bandhayedanena) dengan Hrdaya ini : SAMAYA STVAM (Janji adalah anda !)

Lalu, buatlah dia memegang karangan bunga (mālām) dengan dua jari tengahnya dan perkenalkan kepadanya dengan Hrdaya ini : SAMAYA HUM (Janji HUM)

Setelah memperkenalkan kepadanya, ucapkanlah : “adya tvam sarvatathāgatakule pravistah. tad aham te vajrajñānam utpādayisyāmi, yena jñānena tva sarvatathāgatasiddhirapi prāpsyasi, kim utānyāh siddhīh. na ca tvayādrstamahāmandalasya vaktavyam, mā te samayo vyathed” ("Hari ini anda masuk kedalam Keluarga dari semua Tathāgata. Saya akan membangkitkan kepada anda Pengetahuan Vajra, melalui pengetahuan itu anda bahkan akan memperoleh pencapaian dari semua Tathāgata, apalagi pencapaian lainnya juga. Jangan bicarakan ini kepada orang yang belum melihat Mandala yang besar ini, agar Samaya ini tidak membahayakan anda.")

Lalu, sang Guru Vajra sendiri (svayam vajrācāryah) harus membentuk Mudra dari Sattvavajra, yang Dia posisikan menghadap ke bawah di atas kepala sang murid, dengan mengucapkan ini : “ayam te samayavajro mūrdhānam sphalayed, yadi tvam kasyacid brūyāt” (Ini adalah Samaya Vajra. Itu bisa membelah kepalamu, jangan kamu sembarangan membicarakannya !)

Setelah melalui Mudra dari Samaya ini memberdayakan Air dari sumpah (udakam śapatha) satu kali, buatlah sang murid meminumnya. Hrdaya dari Air sumpah itu adalah :

VAJRA -SATVA SVAYAM TEDYA HRDAYE SAMAVASTHITA.
NIRBHEDYAS -TATKSANAMYA ĀYĀDYĀDI BRŪ YADI MĀNAYA.
VAJRAUDAKA THAH

(Diri Vajrasattva sendiri telah menempati hati anda.
Jika anda membocorkan tatacara ini, Dia akan dalam sekejap meledakkan kamu berkeping-keping dan pergi.
Air Vajra ! THAH !)

Lalu, beritahukanlah sang murid : “adya prabhrtyahante vajrapāniryatte'ham brūyāmidam kuru tatkartavyam, na ca tvayāhamavamantavyo, mā te visamāparihārena kālakriyām krtvā narapatanam syād” ("Mulai hari ini, anda melihat Saya sebagai Vajrapāni. Harus melakukan seperti yang Saya katakan, harus tidak menyinggung Saya dengan hinaan, jangan mendatangkan bencana seperti itu sehingga anda mati dan jatuh ke neraka.").

Setelah berkata begitu, beritahukanlah kata-kata ini : “sarvatathāgatā adhitisthanto vajrasattvo me āviśatu” ("Semua Tathāgatā berdayakanlah saya, Vajrasattva maskilah saya !").


sattvavajrimudrā (Mudra dari Sattvavajra)

Lalu sang Guru Vajra harus membentuk Mudra dari Sattvavajra dan membuat pengucapan ini :

ayam tat samayo vajram vajrasattvam iti smrtam,
āveśayatu te'dyaiva vajrajñānam anuttaram.
vajrāveśa ah.

(Ini adalah Janji, Vajra yang dikenal sebagai Vajrasattva,
Semoga itu menyebabkan pengetahuan Vajra yang tiada tanding memasuki anda sekarang.
Pintu Masuk Vajra, AH.)


Vajramusti Mudra (Krodha Musti)
Lalu, bentuk kepalan tangan tinju murka (krodhamustim), hentikan Mudra dari Sattvavajra, dan [buat sang murid] baca dengan senang hati Mantra dari seratus huruf dari pencapaian yang sesungguhnya dari Mahāyānā (mahāyānābhisamayam sataksaramantram) dengan ucapan Vajra (vajravācā). Maka pintu masuk [dari Vajrasattva] terjadi dan segera ketika pintu masuk itu terjadi, dia menghasilkan pengetahuan yang menakjubkan (divyam jñānamutpadyate). Melalui pengetahuan ini, dia mengetahui dan memahami pikiran orang lain, mengetahui masa lampau, masa depan, masa sekarang terhadap semua perbuatan (sarvakāryāni cātītānāgatavartamānāni jānāti). Hatinya menjadi kukuh di dalam ajaran dari semua Tathāgatā (hrdayam cāsya drdhībhavati sarvatathāgataśāsane). Secara penuh melenyapkan semua penderitaan dan menjadi terbebas dari semua takdir jahat (sarvaduhkhāni ca sampranaśyanti sarvabhayavigataśca bhavati), yang tidak dapat dicelakakan diantara semua makhluk hidup. Semua Tathāgatā memberdayakan dia (sarvatathāgatāścādhitisthanti). Semua Siddhi terwujud dihadapannya (sarvasiddhayaścāsyābhimukhībhavanti). Dia memperoleh penghasilan dari kegembiraan yang belum pernah terjadi sebelumnya, kesejahteraan dan kebahagiaan. Dikarenakan oleh kesejahteraan ini dan seterusnya, dia mungkin mencapai Samadhi dan pintu gerbang Dharani, atau semua keinginannya terkabul, hingga, dia bahkan mungkin mencapai intisari dari semua Tathāgatā.

Lalu sang Guru Vajra membentuk Mudra dari Sattvavajra dan melepaskannya di dada sang murid, dia membaca Hrdaya ini :

TISTA VAJRA, DRDHO MEBHAVA, SASVATO MEBHAVA, HRDAYAM ME ADHISTA SARVA SIDDHIM CA ME PRAYĀCCHA, HŪM HA HA HA HA HOH (Menetaplah Vajra ! Kukuhlah untuk saya ! Abadilah untuk saya ! Berdayakanlah hati saya juga berikanlah kepada saya semua pencapaian !  HŪM HA HA HA HA HOH !)

Lalu, sang Guru Vajra membuat sang murid melempar kalung karangan bunga ke Mahā Mandala itu dengan Hrdaya ini : PRATĪCCHA VAJRA HOH (Terimalah ! Vajra ! HOH !)
Dimanapun bunga itu jatuh, akan menjadi keberhasilan untuknya. Kemudian sang Guru Vajra mengambil kalung karangan bunga itu dan mengikatkan ke kepala sang murid dengan Hrdaya ini : OM PRATIGRHNA TVAM IMAM SATVA MAHĀ-BĀLĀH (OM, Terimalah Makhluk ini, Anda yang berkekuatan besar !)

Dengan ini, sang Mahāsattva menerima sang murid, dan dia cepat memperoleh keberhasilan. Setelah pintu masuk telah tercapai, sang Guru membuka wajah sang murid dengan Hrdaya ini :

OM VAJRASATTVA SVAYAM TEDYA CAKSU UDGHATANATATPARAH, UDGHATAYATI SARVA-CAKSU VAJRA-CAKSU ANUTTARĀ (OM ! Vajrasattva sendiri bermaksud membuka mata anda hari ini, sang Semua Mata membuka Mata Vajra Yang Tiada Tanding.)

Kemudian sang Guru membaca Hrdaya Penglihatan ini :   HE VAJRA PASYA (He Vajra, lihatlah !)

Kemudian Dia membuat sang murid melihat ke Mahā Mandala itu dalam urutan yang teratur. Segera setelah melihat Mahā Mandala itu, dia diberdayakan dan dilindungi oleh semua Tathāgata dan Vajrasattva tinggal berdiam di dalam hati murid itu, dimana segera sesudah itu, dia melihat keajaiban perubahan bentuk (prātīhāryavikurvitāni) dari berbagai macam wujud yang bersinar. Sebagai hasil dari melihat Mandala itu, dia akan, melalui pemberdayaan dari semua Tathāgata, melihat Bhagavān Mahā Vajradharah mewujudkan bentuk asli-Nya, atau melihat sang Tathāgata. Mulai sekarang, dia akan mencapai semua tujuan, segala sesuatu yang diinginkan pikirannya, dan semua Siddhi hingga mencapai Vajradharah atau Tathāgata.

Setelah diperlihatkan Mahā Mandala itu, sang Guru memberdayakan 'botol labu yang berisi air wangi' dengan Vajra dan 'menyucikan dengan memercikkan air pada kepala sang Murid' dengan Hrdaya ini :   VAJRA ABHISINCA (Vajra, sucikanlah !)

Kemudian dengan Mudra yang khusus dan mengikat kalung karangan bunga untuk sang murid, Dia meletakkan lencana simbol dirinya sendiri (svacinham) di kedua telapak tangan sang murid, dengan membaca Hrdaya Mantra ini : 

adyābhisiktas tvam asi buddhair vajrābhisekatah. (Anda sekarang telah disucikan oleh para Buddha dengan penyucian Vajra).
idam te sarvabuddhatvam, grhna vajram susiddhaye. (Dalam cara ini keBuddhaan yang lengkap untuk anda, ambillah Vajra demi keberhasilan).
om vajrādhipati tvām abhisimcāmi, tistha vajra samayas tvam. (OM ! Saya menyucikan Anda sebagai Vajra Adhipati, Menetaplah, Vajra ! Anda adalah Samaya !).

Kemudian sang Guru menyucikan sang Murid dengan nama Vajra dengan Hrdaya Mantra ini :

OM VAJRASATTVA, TVAM ABHISIMCA ME VAJRA NAMA ABHISEKATA, HE VAJRA NAMĀ.
(OM Vajrasattva, Saya menyucikan Anda dengan penyucian nama Vajra, HE, nama Vajra !)

Ketika sang Guru menganugerahkan nama pada sang murid, Dia harus menambahkan ucapan HE (he-śabdah) dan menggunakan ini ketika memanggilnya.

Begitulah Perluasan Hukum Dari Pintu Masuk Ke Semua Mandala (sarvamandalapraveśavidhivistarah).

Kemudian sang Guru harus bertanya kepada sang Murid, dengan mengatakan : "Apakah anda lebih suka pengetahuan dari Siddhi penghasil harta benda yang indah (bhirucirarthotpattisiddhijñānam), atau pengetahuan dari Siddhi kekuatan ajaib (rddhisiddhinispattijñānam), atau pengetahuan dari Siddhi Vidyādhara (vidyādharasiddhinispattijñānam), atau pengetahuan dari Siddhi tertinggi dari semua Tathāgata(sarvatathāgatottamasiddhinispattijñānam)?" Dia harus menjelaskan sesuai denga keinginan sang Murid.

Kemudian sang Guru mengajarkan pengetahuan Mudra untuk mencapai Siddhi harta benda (arthasiddhinispattimudrājñānam).

Visualisasikanlah di hati ada bentuk Vajra yang berdiam diatas harta benda (vajrabimbannidhistham tu hrdaye paribhāvayet);
Setelah memvisualisasikannya, akan terlihat harta benda tersembunyi berdiam di dalam tanah (bhāvayan bhūmisamsthāni nidhānāni sa paśyati).
Visualisasikan bentuk Vajra itu terlukis di langit (vajrabimbam samālikhya gagane paribhāvayet);
Dimanapun ia terlihat jatuh, disitu ditunjukkan harta tersembunyi (patedyatra tu paśyeta nidhitatra vinirdiśet).
Bentuk Vajra di lidah adalah yang divisualisasikan oleh orang bijaksana itu (vajrabimbam tu jivhāyām bhāvayed buddhimān narah);
"Itu disini", diucapkan oleh dirinya sendiri, setelah mengatakan itu, kekayaan terbaik ternyatakan (atrāstīti svayam vācā bravīti paramārthatah).
Tubuh diri sendiri harus divisualisasikan seluruhnya berbentuk Vajra (vajrabimbamayam sarvam bhāvayam kāyamātmanah);
Dimanapun tempat yang dimasuki, disitu ditunjukkan harta tersembunyi (samāvistah patedyatra nidhintatra vinirdiśed).

Hrdaya Mantra untuk ini adalah :
vajranidhi (harta Vajra) 
ranta nidhi (harta Permata) 
dharma nidhi (harta Dharma) 
karma nidhi (harta Perbuatan) 

Kemudian sang Guru mengajarkan pengetahuan Mudra untuk mencapai Siddhi kekuatan ajaib dari Vajra (vajrarddhisiddhinispattimudrājñānam).

Pintu masuk Vajra telah dihasilkan, air menjadi bentuk Vajra (vajrāveśe samutpanne vajrabimbamayam jalam);
Melalui visualisasi ini, akan cepat mencapai keberhasilan berjalan di atas air (bhāvayañchīghramsiddhastu jalasyopari camkramet).
Cara yang sama lagi, pintu masuk Vajra telah dihasilkan, tubuh diri sendiri menjadi bentuk yang diinginkan (tathaivāveśamutpadya yad rūpam svayamātmanah);
Melalui berulangkali memvisualisasikannya, dengan spontan bahkan menjadi bentuk tubuh Buddha (bhāvayam bhavate tattu buddharūpamapi svayam).
Cara yang sama lagi, setelah memasuki diri sendiri, visualisasikan diri sendiri sama seperti ruang angkasa (tathaivāvistamātmānamākāśo'hamiti svayam);
Melalui berulangkali memvisualisasikannya sesuka hati, akan memperoleh kemampuan 'menghilang (adrśyatām)' (bhāvayan yāvadiccheta tāvadadrśyatām brajet).
Ketika Vajra telah memasuki diri sendiri, visualisasikanlah diri sendiri menjadi sama seperti Vajra (vajrāvistah svayam bhatvā vajro'hamiti bhāvayan),
Maka setinggi jangkauan lompatan, akan memperoleh kemampuan terbang berjalan di udara (yāvadāruhate sthānantāvadākāśago bhaved).

Hrdaya Mantra untuk ini adalah :
vajrajala (air Vajra) 
vajrarūpa (bentuk Vajra) 
vajrākāśa (ruang angkasa Vajra) 
vajramaham (Saya adalah Vajra) 


Kama Vajra (Visva Vajra)

Kemudian sang Guru mengajarkan pengetahuan Mudra untuk mencapai Siddhi dari Vajra Vidyādhara (vajravidyādharasiddhinispattimudrājñānam).

Bayangkan gambar bentuk bulan, akan bisa melambung terbang tinggi keatas (candrabimbam samālikhya namasyūrdhva samāruhet);
MenggenggamVajra di telapak tangan, akan mencapai Vajra Vidyādhara (pānau prabhāvayam vajram vajravidyādharo bhavet).
Terbang naik ke bentuk bulan itu, visualisasikan permata Vajra (candrabimbam samāruhya vajraratnam prabhāvayet);
Yang dirinya murni akan berhasil terbang sesuka hati dengan segera (yāvadicchati śuddhātmā tāvadutpatati ksanāt).
Setelah naik ke bentuk lingkaran bulan itu, bayangkan bunga teratai Vajra ada di tangan (candrabimbābhirūdhastu vajrapadmam kare sthitam);
Harus visualisasikan Vajranetra (vajranetra adalah avalokitesvara), maka akan mencapai tingkat Pemilik Vidya (bhāvayan vajranetram tu dadyād vidyādhrtām padam).
Tinggal berdiam di tengah-tengah lingkaran bulan itu, visualisasikan Karma Vajra (candramandalamadhyasthah karmavajrām tu bhāvayet);
Dengan cepat menjadi Pemegang Vajra Visva (vajravisva adalah vajra karma), akan mencapai tingkat semua Vidyādhara (vajraviśvadharācchīghram sarvaividyādharo bhaveda).

Hrdaya Mantra untuk ini adalah :
vajradhara (Pemegang Vajra) 
ratnadhara (Pemegang Permata) 
padmadhara (Pemegang Bunga Teratai) 
karmadhara (Pemegang Perbuatan) 

Kemudian sang Guru mengajarkan pengetahuan Mudra untuk mencapai Siddhi tertinggi dari semua Tathāgata (sarvatathāgatottamasiddhinispattimudrājñānam).

Tinggal berdiam dalam konsentrasi pada semua Vajra (semua vajra adalah vajrakarma), renungkan di dalam alam ruang angkasa (sarvavajrasamādhintu samvistyākāśadhātusu);
Yang dirinya adalah Vajra akan berhasil terbang sesuka hati dengan segera (yāvadicchati vajrātmā tāvadutpatati ksanāt).
Tinggal berdiam dalam konsentrasi pada semua yang murni, praktekkanlah berulangkali pada apa yang tertinggi (sarvaśuddhasamādhintu bhāvayannuttamāmstathā);
Yang menyempurnakan pengetahuan akan cepat memperoleh lima kekuatan ajaib (pamcābhijñānavāpnoti śīghram jñānaprasādhaka).
Bayangkan Vajrasattva ada di seluruh ruang angkasa (vajrasattvamayam sarva ākāśamiti samspharan);
Segera setelah ingatan pikiran menjadi kukuh, diri sendiri akan menjadi Vajradhara (drdhānusmrtimāñchighram bhavedvajradharah svayam).
Visualisasikan segala sesuatu sebagai susunan bentuk tubuh Buddha di ruang angkasa (buddhabimbamayam sarvamadhimucya khadhātusu);
Maka melalui konsentrasi pada semua Buddha, akan mencapai keBuddhaan (sarvabuddhasamādhisu buddhatvāya bhavisyati).

Hrdaya Mantra untuk ini adalah :
vajra vajra (Vajra ! Vajra !) 
śuddha śuddha (Murni ! Murni !) 
satva satva (Makhluk ! Makhluk !) 
buddha buddha (Buddha ! Buddha !) 

Begitulah pencapaian dari pengetahuan semua Siddhi (sarvasiddhijñānanispattayah).

Kemudian sang Guru harus membuat sang Murid mengamati untuk kesanggupan di dalam rahasia. Pertama, dia harus mengucapkan Hrdaya sumpah (chapathahrdayam) berikut :

OM VAJRASATTVA SVAYAM TEDYA HRDAYE SAMAVASTHITA NIRBHEDYA TAT-KSANAM ĀYĀDYĀDI BRŪ YADI MĀNAYAM (OM ! Diri Vajrasattva sendiri telah menempati hati. Jika membocorkan tatacara ini, Dia akan dalam sekejap meledakkannya berkeping-keping dan pergi.)

Kemudian sang Guru menyapa sang murid dengan kata-kata berikut : "Anda harus tidak melanggar Hrdaya sumpah ini. Jangan membawa bencana pada diri anda sendiri seperti kematian sebelum waktunya dan jatuh kedalam neraka dengan tubuh ini (kāyena narakapatanam) !"

Kemudian sang Guru harus mengajari dia pengetahuan dari Mudra rahasia (rahasyamudrājñānam) : "Setelah pintu masuk Vajra dihasilkan, tepuklah telapak tangan saat di dalam keseimbangan batin (samāhitah), dengan telapak tangan di dalam sikap Vajra anjali dengan halus, bahkan pegunungan batu akan memberikan hormat."

Ini adalah Mudra dari Tepukan telapak tangan Vajra (vajratālamudrā) :

Pintu masuk Vajra telah terselesaikan (vajrāveśavidhim), tepuklah telapak tangan dalam bentuk ikatan Vajra yang menyatu;
Dengan cara itu secara halus bertepuk tangan, bahkan pegunungan batu akan masuk.
Dengan cara yang sama dengan pintu masuk tadi, ulur rentangkan ikatan Vajra itu (vajrabandhaprasārite),
Jari-jari telunjuk di buka secara serempak, dengan sekejap menghancurkan seratus suku bangsa (kulaśatam).
Dengan semua jari di tempatkan bersama-sama di dalam ritual dari pintu masuk yang halus,
Ikatan Vajra dilepaskan (vajrabandhavinirmuktam), semua penderitaan teratasi (sarvaduhkhaharam param).

Kemudian sang Guru harus menjelaskan pencapaian rahasia (guhyasādhanam) :

Masuk melalui lubang dari tubuh perempuan atau laki-laki (bhagena praviśet kāyam striyāyāh purusasya vā);
Setelah masuk secara visualisasi pikiran, menyeraplah meliputi seluruh tubuh itu (pravistvā manasā sarvam tasya kāryam samam sphared).

Hrdaya Mantra untuk ini adalah :
vajra vaśa (Pengendali Vajra) 
vajra aviśa (Pintu Masuk Vajra) 
vajra hana (Penghancuran Vajra) 
vajra hara (Pelenyapan Vajra) 

Kemudian, setelah menganugrahkan Hrdaya itu, sang Guru harus mengajarkan empat Mudra pengetahuan dari keluarga dewatanya sendiri (svakuladevatācaturmudrājñānam). Dia menyapa sang Murid dalam cara berikut, dengan mengatakan : "Berhati-hatilah terhadap orang-orang, dan jangan perlihatkan bahkan satu dari Mudra-Mudra ini kepada mereka yang masih belum mengenalnya. Mengapa begitu? Kapanpun para makhluk hidup yang masih belum melihat Mahā Mandalā itu membentuk ikatan Mudra ini, tidak seorangpun dari mereka yang akan berhasil. Lalu mereka akan menimbulkan keraguan dan mendatangkan bencana terhadap diri mereka sendiri, mati dengan cepat dan jatuh kedalam neraka besar Avici (āvīcī mahā narake), atau jatuh kedalam takdir-takdir jahat."

Selanjutnya ini adalah cara memperoleh pengetahuan dari Mudra yang besar untuk pencapaian semua Tathāgata dan Makhluk (sarvatathāgatasatvasādhanamahāmudrājñānam) :

Memulai dari pengetahuan dari pikiran, visualisasikan matahari Vajra, diri sendiri menjadi wujud Buddha, ucapkanlah "Vajradhatu" (cittajñānātsamārabhya vajrasūryam tu bhāvayet, buddhabimbam svamātmānam vajradhātum pravartayan);
Dengan hanya menyelesaikan ini, akan memperoleh pengetahuan, usia panjang, kekuatan, dan kemudaan (anyā siddhimātrastu jñānamāyurbalam varsah);
Anda bisa menjelajah ke semua tempat, bahkan tingkat keBuddhaan tidak akan sulit di capai (prāpnoti sarvagāmitvam buddhatvamapi na durlabham);
Ini adalah Mudra untuk kebangkitan sempurna yang tertinggi dari semua Tathāgata (sarvatathāgatābhisambodhimudrā).

Selanjutnya ini adalah cara membentuk ikatan dari Mudra yang besar untuk pencapaian Vajrasattva (vajrasattvasādhanamahāmudrābandho) :

Acungkanlah Vajra sambil mengayunkannya dengan kebanggaan, pertahankan kebanggaan Vajra (sagarvam vajramullāsya vajragarvām samudvahan),
Dengan Vajra dari tubuh, ucapan, dan pikiran, diri sendiri menjadi Vajrasattva (kāyavākcittavajraistu vajrasattvah svayam bhaveta),
Pergi ke semua tempat, berkuasa atas semua keinginan, kebahagiaan (anyā sarvagāmī sarvakāmapatih sukhī).
Kekuatan ajaib, usia panjang, tenaga dan bentuk yang unggul menjadi sama dengan Vajrasattva (rddhyāyurbalarūpāgryo vajrasattvasamo bhaved).
Dengan Vajra dari tubuh, ucapan, dan pikiran, praktekkan sesuai dengan yang dilukis [dalam Maha Mandala itu] (kāyavākcittavajraistu yathā lekhyānusāratah),
Anda menyelesaikan para Makhluk besar, masing-masing memiliki lencana dan Mudra (cinhamudrān samopetānmahāsatvāmstu sādhayet).
Kemudian semua ajaran yang menyelesaikan pencapaian (athātra sarvakalpānām sādhanam siddhireva ca),
Dan perbuatan besar dari Siddha, harus dijelaskan secara berurutan (siddhānām ca mahatkarma pravaksyāmyanupūrvaśah).
Setiap hari, setelah pertama kali melaksanaka pemberdayaan diri sendiri dan seterusnya di waktu yang tepat (pratyaham prāgyathākālam svādhisthānādikantathā).
Selesaikan dengan baik semua pencapaian, lalu sesudah itu sesuaikan dengan sesuka hati (krtvā tu sādhayetsarvam tatah paścād yathāsukham).

Selanjutnya ini adalah cara perluasan hukum untuk pencapaian Maha Mudra (mahāmudrāsādhanavidhivistaro) :

Setelah menghasilkan pintu masuk Vajra, bentuk ikatan Maha Mudra sesuai dengan aturan dan renungkan sang Mahasattva ada di depan (vajrāveśam samutpādya mahāmudrām yathāvidhi badhvā tu paratastam tu mahāsattvam prabhāvayet).
Anda setelah melihat sang Makhluk Pengetahuan itu, visualisasikan Dia sebagai tubuh diri sendiri (tam drstvā jñānasattvam tu svaśarīre prabhāvayet);
Penarikan, pemasukan, pengikatan, dan penaklukkan, menjadi terselesaikan (ākrsya praveśya badhvā vaśīkrtvā ca sādhayet).
« Last Edit: April 28, 2018, 08:28:42 am by ajita »

ajita

  • Administrator
  • Sr. Member
  • *****
  • Posts: 350
    • View Profile
Hrdaya Mantra untuk ini adalah :

VAJRASATTVA AH (Makhluk Vajra ! AH !)   adalah Hrdaya untuk pintu masuk Vajra (vajrāveśahrdayam).
VAJRASATTVA DRŚAYA (Makhluk Vajra ! Muncullah !)   adalah Hrdaya untuk bermeditasi pada sang Makhluk Besar (mahāsatvānusmrtihrdayam).
JAH HŪM VAM HOH   adalah Hrdaya untuk penarikan, pemasukan, pengikatan, dan penaklukkan Makhluk Besar (mahāsatvākarsanapraveśanabandhanavaśīkaranahrdayama).
Dengan mengucapkan SAMAYA STVAM (Anda adalah Janji !)  , masuk kedalam lingkaran bulan dari belakang.
Lalu, visualisasikan diri sendiri sebagai sang Sattva, "Saya mengucapkan SAMAYA STVAM (“samayastvam” aham brūvan)".
Berusaha dengan Mudra dari sang Sattva, visualisasikanlah diri sendiri (yasya sattvasya yā mudrā tāmātmānantu bhāvayet).
Dengan pembacaan Vajra menyelesaikan semua Mudra (sādhayedvajrajāpena sarvamudrāprasādhanam).
Melalui membaca JAH HŪM VAM HOH memasukkan semua Buddha kedalam tubuh (“jah hūm vam hoh” bruvan kāye sarvabuddhān praveśayet).
Laksanakan perenungan yang sangat baik, dan hasilkan penyelesaian dari Maha Mudra (manasā sādhuyogena sādhanam tvaparam mahamudrā)!
Selanjutnya Saya akan menjelaskan perbuatan, perbuatan Vajra yang tiada tanding (athāsām karma pravaksyāmi vajrakarma niruttaram).
Dengan mencapai visualisasi para Buddha, cepat memperoleh keBuddhaan (buddhānusmrtisamsiddhah śīghram buddhatvamāpnuyāt).
Setelah mencapai Sattvavajri, menjadi penguasa semua Mudra (sattvavajrā tu samsiddhah sarvamudrādhipo bhavet).
Melalui membentuk Mudra Ratnavajri, orang menjadi penguasa semua Permata (ratnavajrā yāntu mudrāyām sarvaratnādhipah sa tu).
Jika mencapai Dharmavajri, maka menjadi mampu memiliki Ajaran sang Buddha (siddhastu dharmavajra yā vai buddhadharmadharo bhavet).
Dengan Mudra dari Karmavajri, menjadi mampu melaksanakan perbuatan Vajra (karmavajrini mudrāyām vajrakarmakaro bhavet).
Mencapai Vajrasattva dengan membentuk ikatan Mudra sang Sattva itu (siddhyate vajrasattvastu bandhayā sattvamudrayā).
Menarik Vajradhara melalui penyatuan dengan Vajrākarsa (ākarsayedvajradharām vajrākarsaprayogatah).
Maha Mudra dari Vajrarāga mampu mempesona semua Buddha (vajrarāgamahāmudrā sarvabuddhāmstu rāgayet).
Menyenangkan semua Buddha melalui penyatuan dengan Vajrasādhu (tosayetsarvabuddhānām vajrasādhaprayogatah).
Memberikan penyucian Buddha melalui ritual dari Mudra permata (dadyād buddhābhisekāni ratnamudrāvidhistathā).
Dengan cepat menjadi Kecemerlangan Vajra melalui penyatuan dengan Vajrateja (vajratejā bhavecchīghram vajratejahprayogatah).
Dengan mempraktekkan pemegangan bendera Vajra, semua keinginan menjadi terkabul (vajraketudharam sevya bhavedāśāprapūrakah).
Melalui ritual dari Vajrahāsa, dengan bahagia tertawa bersama semua Buddha (vajrahāsavidhim yojya sarvabuddhaih samam haset).
Menjadi pemegang Ajaran Vajra melalui penyatuan dengan Vajradharma (vajradharmadharo bhūyād vajradharmaprayogatah).
kebijaksanaan yang terutama dari semua Buddha adalah dari penyatuan dengan Vajratīksna (prajñāgryah sarvabuddhānām vajratīksnaprayogatah).
Dengan mempraktekkan pemegangan roda Vajra, orang mampu memutar roda Dharma (vajracakradharam sevya dharmacakram sa vartayet).
Memperoleh pencapaian dari ucapan Buddha melalui penyatuan dengan Vajrabhāsa (buddhavāksiddhimāpnoti vajrabhāsaprayogatah).
Mencapai perbuatan Vajra dengan cepat melalui penyelesaian Vajrakarmā yang terkemuka (vajrakarma gatam ksipram vajrakarmāgryasādhanāt).
Dengan memakai baju perisai Vajra, anda memperoleh tubuh Vajra (nibadhya vajrakavacam vajrakāyatvamāpnuyāt).
Dengan melakukan penyelesaian Vajrayaksa, akan menjadi sama seperti Vajrayaksa (vajrayaksam tu vai sādhya vajrayaksasamo bhavet).
Semua Mudra terselesaikan melalui membentuk ikatan tinju Vajra (sarvamudrāprasiddhastu vajramustinibandhanān).
Dengan melakukan penyelesaian Vajralāsyā, memperoleh kesenangan dari Maha Vajra (vajralāsyām tu vai sādhya mahāvajraratim labhet).
Dengan membentuk ikatan Vajramala, mendapatkan penyucian dari semua Buddha (vajramālā nibandhastu sarvabuddhābhisekadah).
Penyelesaian lagu Vajra melalui penyatuan dengan Vajragītā (yojayedvajragītām tu vajragītāprayogatah).
Bergabung dengan Vajranrtya, orang membuat persembahan kepada semua Buddha (vajranrtyām tu samyojya sarvabuddhaih sa pūjyate).
Menggembirakan makhluk hidup semua melalui penyatuan dengan Vajradhūpā (pralhādayejjagatsarvam vajradhūpāprayogatah)
Bergabung dengan Vajrapuspā, orang menyebabkan makhluk hidup memberi hormat (vajrapuspām tu samyojya vaśīkuryājjagat sa tu).
Dengan Maha Mudra dari Vajrāloka, membuat persembahan untuk memperoleh penglihatan (vajrālokamahāmudrā caksurdadyātprapūjayan).
Semua penderitaan menjadi terlenyapkan melalui penyatuan dengan Vajragandha (sarvaduhkhaharo bhūyādvajragandhaprayogatah).
Melalui penarikan dari Vajrānkuśa, mengungguli semua tindakan penarikan (vajrānkuśasamākarsāt sarvākarsakarah parah).
Menghasilkan semua pemasukan melalui penyatuan dengan Vajrapāśa (sarvapraveśako bhūyād vajrapāśaprayogatah).
Bergabung dengan Vajrasphota, menjadi mampu mengikat semua (vajrasphotantu samyojya sarvabandhaksayo bhaved).
Menggunakan ritual dari Vajrāveśa, menyelesaikan semua pintu masuk (vajrāveśavidhim yojya sarvāveśaprasādhaka).

Selanjutnya ini adalah cara memperoleh pengetahuan dari Mudra Samaya Vajra dari semua Tathāgata (sarvatathāgatavajrasamayamudrājñānam) :

Gabungkan telapak tangan (anjali) dengan kuat bersama dengan semua jari saling menyilang (añjalim tu drdham badhvā sarvānagulinibandhitam),
Dinamakan gabungan telapak tangan Vajra (Vajranjali), dijalin dengan erat menjadi ikatan Vajra (vajrāñjalih samākhyāto, vajrabandhah subandhanāt).
Semua Mudra Samaya dilahirkan dari ikatan Vajra (sarva samayamudrāstu vajrabandhasamudbhavāh).
Saya sekarang menjelaskan aturan untuk ikatan, ikatan Vajra yang tiada tandingan (tāsām bandham pravaksyāmi vajrabandhamanuttaram).
Dengan [Mudra nya] Sattvavajra dibuat dengan kukuh, jari-jari tengah dinaikkan tegak lurus seperti tunas (sattvavajrām drdhīkrtya madhyamotthāsamānakurām).
Jari-jari jempol dan jari-ajari tengah berbentuk seperti permata (madhyamānagustharatnā), jari-jari tangah di bengkokan (madhyamānukuñcitā).
Jari-jari tengah diikat menyerupai bunga teratai (padmasamkocamadhyamā), jari-jari tengah diikat ke dalam (madhyamāntarasamkocān).
Jari-jari telunjuk menyentuh jari-jari tengah, adalah Mudra dari Buddha kelima (pañcamī buddhamudrā)
Jalinlah jari-jari tengah dijalin kedalam, adalah pujian Buddha kedua (madhyamāntarasamkocān dvitīyā buddhavarnitā).
Jempol dan jari-jari tengah berbentuk seperti permata, jari-jari tengah dijalin seperti bunga teratai (madhyamānagustharatnā tu padmasamkocamadhyamā),
Mudra dari Buddha kelima, dalam cara yang sama buatlah bengkok melingkar dengan baik (pañcamī buddhamudrā tu tathaivāgrasukuñcitā).
Selanjutnya, Saya akan menjelaskan secara penuh Samaya dari Keluarga Tathāgata, yang dengan mengikatnya akan memperoleh Siddhi (athātah sampravaksyāmi tathāgatakulasya hi samayagrāhikā mudrā bandham siddhim ca karma ca).
Kedua tangan digabung bersama dalam bentuk bulan, jari tengah sama seperti Vajra (pānidvayamaye candre madhyamāngulivarjite),
Bagian atas dari jari-jari tersisa tidak bersentuhan, merupakan Vajra dari Sattvavajra (antyāngulimukhāsangāda vajram vai sattvavajrayā).
Jari-jari [telunjuk] berbentuk pengait, jari-jari [telunjuk] menyatu [bersilang], bersikap memberi sorakan pujian (agrānkuśāgrasamyogād sādhukārapradāyikā),
Ini adalah kelompok Mudra Siddhi yang terdiri dari empat dari Vajrasattva (vajrasatvacatuskasya siddhimudrāgano hyayam).
[Mudra dari] Vajra Permata :, jari-jari telunjuk dibengkokkan dengan jari-jari bagian atas terhubung (ratnavajrā samānagusthatarjanīmukhasandhanāt),
Kemudian jari tengah, jari manis, dan jari kelingking di ulur rentangkan serta diputar, [tempatkan setinggi hati] (sā eva madhyamānāmakanisthā suprasāritā).
Jari manis tegak seperti bendera, dihubungkan dengan jari kelingking (patākā tu samānāmakanisthābhyām samanvitā),
Lalu tinggal di dalam tempat tertawa, ini dengan demikian dikembalikan [menunjukkan Mudra dari Vajraratna] (hāsasthānasthitā caiva sā eva parivartitā).
Ulurkan jari-jari jempol secara tegak dengan sebanding, jari-jari telunjuk dibengkokkan [seperti bunga teratai] (prasāritasamānagusthasthitā kuñcitatarjanī),
Kemudian [Mudra dari] Pedang Vajra :, jari-jari tengah dihubungkan dengan jari-jari bagian atas [dibengkokkan] (sā eva varjakośā tu madhyamā mukhasandhitā).
Kemudian kedua jari manis diangkat bersama-sama, jari-jari kelingking bersilangan seperti roda (sā eva tu samānāmakanisthā cakrasamjñitā),
Lalu pelepasan ikatan dari jari-jari jempol, adalah mengulur rentangkan dan diangkat dari mulut (niryuktānagusthabandhā tu prasāritamukhotthitā).
Jari bagian atas dari jari-jari kelingking dan jari-jari jempol dihubungkan bersama-sama, adalah [Mudra dari] Karma Vajra (kanisthānagusthamukhayoh samājāt karmavarjitā),
Lalu kedua jari-jari telunjuk bersama-sama ditempatkan setinggi hati, ulur-rentangkan (sā eva tu samāgryā vai hrdisthā suprasāritā).
Jari-jari telunjuk dibengkokkan seperti gading, demikian juga dengan jari-jari kelingking (kuñcitāgr yāgradamstrā tu kanisthā sandhimoksitā),
Dengan jari-jari jempol dan jari-jari kelingking [saling bersentuhan] diantara, jari-jari telunjuk dibengkokkan kebawah diatas [jari-jari jempol] (kanisthāntarato'nagusthau pīdayetkuñcitāgryayā).
Jari-jari jempol [di tegakkan] bersama-sama setinggi hati, mengulur-rentangkan tangan disebut karangan bunga (hrdaye tu samānagusthā suprasāritamālinī),
Telapak tangan yang unggul [di dalam Vajra-anjali] disebarkan dari mulut, setelah menari, [telapak tangan] dihubungkan di atas kepala (anagulyagramakhoddhāntā nrtyato mūrdhni samyutā).
Ikatan Vajra diberikan ke bawah, anjali dari diri sendiri di anugerahkan ke atas (vajrabandha tvadho dānāt svāñjaliścordhvadāyikā),
Jari-jari telunjuk bersama-sama ditekan, ulur rentangkan [tangan] seolah-olah memakai salep (samānagusthanipīdā ca suprasāritalepanā).
Satu jari telunjuk di bengkokkan, kedua jari-jari telunjuk itu diikat di dalam simpul (ekatarjanīsamkocā dvyanagusthagranthibandhitā),
Ujung dari jari-jari jempol dan jari-jari telunjuk menyerupai rantai, [telapak tangan] digabungkan seperti tinju Vajra (anagusthāgra yakatā bandhā vajratamustyagrasandhitā).
Selanjutnya Saya akan menjelaskan pencapaian, pencapaian Vajra yang tertinggi (athāsām sādhanam vaksye vajrasādhanamuttamam),
Mudra dari diri sendiri ditempatkan setinggi hati, di dalam konsentrasi Sattva Vajra (svamudrayā hrdisthayā sattvavajrasamādhinā).
Selanjutnya Saya akan menjelaskan perbuatan, perbuatan Vajra yang tiada bandingan (athāsām karma vaksyāmi vajrakarma niruttaram),
Mengumpulkan para Tathāgatā dengan Mudra dari alam Vajra dan seterusnya (vajradhātvādimudrāsu samājena tathāgatāh).
Sang Acarya dari Mandala menyelesaikan pemberdayaan murid segera dalam waktu itu juga (mandalācāryaśisyānāmadhisthāsyanti tatksanāt),
Jika membentuk ikatan [Mudra dari] Sattvavajri, menjadi sama seperti Vajradhara (sattvavajr yāntu baddhāyām bhavedvajradharopamah).
Dengan hanya membentuk ikatan Pengait Vajra, mampu memanggil semua Buddha (vajrānkuśyām baddhamātrāyām sarvabuddhām samāh vayet),
Melalui ritual dari Nafsu Vajra, menyenangi bahkan para Buddha (rāgavajraprayogena sa buddhānapi rāgayet).
Melalui ikatan dari sorakan kegembiraan Vajra, memperoleh anugerah kepuasan para Buddha (vajrasādhubandhena buddhadānatustim labhati),
Melalui [Mudra dari] kepuasan Vajra dari para Pemenang, semua sorakan pujian menjadi tertawa (vajratustyā jinaih sarvaih sādhukāraih praśamsyate).
Melalui membentuk ikatan Vajra Permata, memperoleh penyucian dari para Buddha (ratnavajr yāntu baddhāyām buddhaih so'pyabhisicyate),
Dengan membentuk ikatan Matahari Vajra, mendapatkan lingkaran cahaya Buddha (vajrasūryām badhvā vai bhaved buddhaprabhopamah).
Setelah memegang Bendera Vajra, semua keinginan menjadi terkabul (vajraketudharo bhūtvā sarvāśāh sa tu pūrayet),
Melalui ritual dari Vajrahāsa, tertawa bersama-sama dengan semua Buddha (vajrahāsaprayogena sarvabuddhaih samam haset).
Dengan menampilkan [Mudra dari] Dharma Vajra, menjadi sama persis dengan sang Vajradharma (dharmavajrām samādhāya vajradharmopamo bhavet),
Setelah mengambil [Mudra dari] Pedang Vajra, memotong habis semua kotoran batin (vajrakośām tu samgrhya sarvakleśām cchinatti sah).
Setelah mengerjakan dengan sangat kukuh [Mudra dari] Roda Vajra, menjadi sang Penguasa Mandala (vajracakrām drdhīkrtvā mandalādhipatirbhavet),
Melalui ritual dari Vajrabhāsa, ucapan Vajra tercapai dengan sangat unggul (vajrabhāsaprayogena vajravāksiddhiruttamā).
Setelah menampilkan [Mudra dari] Karma Vajra, menjadi sama dengan sang Vajrakarma (karmavajrām tu sandhāya vajrakarmasamo bhavet),
Setelah mengerjakan dengan sangat kukuh [Mudra dari] Perisai Vajra, tubuh menjadi seperti Vajra (vajravarmām drdhīkrtvā kāyo vajramayo bhavet).
Melalui Mudra tertinggi dari Taring Vajra, mampu menghancurkan Mara yang jahat (vajradamstrāgramudrayā dustamārām sa bhañjati),
Dengan membentuk ikatan yang kukuh dari Tinju Vajra, mengendalikan semua Mudra (vajramustim drdhām badhvā sarvamudrām vaśannayet).
Melalui [Mudra dari dewi Lasya] Permainan, bergembira; Melalui [Mudra dari Mala] Karangan Bunga Surga, menjadi bersinar indah (lāsyayā ratayo divyāh mālayā bhūsanāni ca),
Melalui [Mudra dari dewi Gita] Lagu, ucapan menjadi luar biasa; Memperoleh pemujaan Nitya melalui [Mudra dari dewi Nrtya] Tarian. (gītayā sphutavāco nityam pūjām labhati nrtyayā).
Melalui [Mudra dari dewi Dhupa] Dupa, menyenangi dunia; Melalui [Mudra dari Dewi Puspa] Bunga, bentuk rupa menjadi sangat indah (dhūpayā lhādayed loka puspayā rūpaśobhitām),
Melalui [Mudra dari dewi Dipa] Lampu, memurnikan dunia; Melalui [Mudra dari dewi Gandha] Wewangian, mendapatkan wewangian surga (dīpayā lokaśuddhitvam gandhayā divyagandhatām).
[Mudra dari] Pengait Vajra untuk melakukan pemanggilan; [Mudra dari] Tali Jerat dari Vajra untuk melakukan penarikan (vajrānakuśah samākarsed vajrapāśā praveśayet),
[Mudra dari] Rantai Vajra untuk melakukan pengikatan; [Mudra dari] Lonceng Vajra untuk melakukan pemasukan (vajrasphotā tu bandhayād vajraghantā samāviśed).

Selanjutnya adalah cara memperoleh Dharma Mudra (atha dhamamudrā bhavanti) :
"vajrajñānam (Pengetahuan Vajra)", adalah yang dari para Buddha, mengukuhkan Alam Vajra (vajrajñānam tu buddhānām vajradhātu drdhamkaram),
Selanjutnya Saya akan menjelaskan Dharma Mudra sesuai dengan aturan Hukum (atah param pravaksyāmi dharmamudrā yathāvidhi).
"samayastvam (Anda adalah Janji)", dalam cara ini mengucapkannya, menjadi Penguasa semua Mudra (“samayastvam” iti prokte sarvamudrāpatirbhavet),
"anyasva (Bawalah kesini)", dalam cara ini mengucapkannya, pasti mampu memanggil para Buddha (“anyasva” iti vai prokte buddhānākarsayed dhruvam).
"aho sukha (Ah ! Bahagia)", dalam cara ini mengucapkannya, mampu menyenangi para Buddha (“aho sukha” iti prokte buddhānapi sa rāgayet),
"sādhu sādhv (Sangat baik ! Sangat baik !)", dalam cara ini mengucapkannya, dengan sorakan pujian menggembirakan (“sādhu sādhv” iti vai proktvā sādhukāraih sa tosayet).
"sumaha tvam (Anda adalah yang sangat besar)", dalam cara ini mengucapkannya, mendapat penyucian dari semua Buddha (“sumaha tvam” iti prokte sarvabuddhābhisecanam),
"rūpodyote (Bersinar dalam wujud)", dalam cara ini mengucapkannya, akan menjadi kecemerlangan Dharma (“rūpodyote” -ti vai prokte dharmatejo bhavisyati).
"artha-prāptira (Memperoleh tujuan)", dalam cara ini mengucapkannya, mampu mengabulkan semua keinginan yang paling unggul (“artha-prāptira” iti prokte sarvāśāh pūrayet sa tu),
"ha ha hūm he", dalam cara ini mengucapkannya, memperoleh senyuman Buddha yang halus (“ha ha hūm he-” iti prokte samabuddhahāsam prāpnuyāt).
“sarva-kāri (Semua Pelaku)”, dalam cara ini mengucapkannya, memurnikan tindakan jahat (“sarva-kāri” iti prokte akāryamapi śodhayet),
“duhkhaccheda (Mengakhiri penderitaan)”, dalam cara ini mengucapkannya, mampu memotong putus semua penderitaan (“duh khaccheda” iti prokte sarvaduhkhāñchinatti sah).
"buddha bodhi (Kebangkitan Buddha)", dalam cara ini mengucapkannya, menjadi Penguasa Mandala (“buddha bodhi” iti prokte mandalādhipatirbhavet),
“prati-śabda (Gema berkumandang)”, dalam cara ini mengucapkannya, berbicara bersama dengan para Buddha (“prati-śabda” iti prokte buddhaih sahasamālapet).
“śubha-siddham (Penaklukkan yang hebat)”, dalam cara ini mengucapkannya, menjadi Tuan atas semua (“śubha-siddham” iti prokte vaśitvam sarvato bhavet),
“nirbhayastvam (Anda tiada takut)”, dalam cara ini mengucapkannya, segera seketika itu juga memperoleh ketiadaan rasa takut (“nirbhayastvam” iti prokte nirbhayo bhavettatksanāt).
“śatru bhaksa (Telanlah musuh)”, dalam cara ini mengucapkannya, menelan semua musuh (“śatru bhaksa” iti prokte sarvaśatrun sa bhaksayet),
"sarvasiddhir (Semua penyelesaian)", dalam cara ini mengucapkannya, memperoleh semua Siddhi (“sarvasiddhir” iti prokte sarvasiddhirbhavisyati).
“mahārati (kesenangan yang besar)” untuk kesenangan surga; “rūpaśobhā (indah dalam wujud)” adalah demikian juga (“mahārati” ratim divyām “rūpaśobhā” tathaiva ca),
“śrotrasaukhyā (menyenangkan untuk di dengar)” untuk mendapat kegembiraan; “sarvapūjā (Semua penyembahan)”, untuk penyembahan yang sangat baik (“śrotrasaukhyā” sukham dadyāt “sarvapūjā” supūjatām).
“pralhādini (Menyenangi)”, untuk menyenangi pikiran; “phalāgamī (Pembawa buah)” untuk menghasilkan buah (“pralhādini” manahsaukhyam “phalāgamī” phalāgamā).
“sutejāgri (keagungan yang menakjubkan)”, untuk keagungan yang besar; “sugandhāngi (tubuh wangi yang sangat baik)”, untuk wewangian (“sutejāgri” mahātejah “sugandhāngi” sugandhatām).
“ayāhi jah (Datanglah kesini, JAH !)”, untuk menyelesaikan pemanggilan; “ahi hūm hūm (Kemarilah, HUM HUM !)”, untuk pemasukan (“ayāhi jah” samākarsā “ahi hūm hūm” praveśikā),
“hesphota vam (HE, Rantai! VAM !)”, untuk pengikatan yang besar; “ghantā ah ah (Lonceng, AH AH !)”, menyebabkan gemetar (“hesphota vam” mahābandhā “ghantā ah ah” pracālite).
Selanjutnya adalah penjelasan Sadhana dari Dharma Mudra yang murni (athāsām dharmamudrā sādhanam pravaksyate śubham) : Visualisasikan Vajra ada di lidah, mampu melaksanakan semua perbuatan (jivhāyām bhāvayed vajrām sarvakarmāni kurvate).

Selanjutnya adalah cara memperoleh ikatan Karma Mudra (atha karmamudrābandho bhavati) :
Ikatlah dengan kukuh kepalan tinju Vajra, di dalam keseimbangan batin bagilah menjadi dua (vajramustim drdhām badhvā dvidhīkuryātsamāhitah),
Ini menghasilkan dua Mudra Vajra; Selanjutnya pengikatan [Karma Murda] dijelaskan (vajramudrādvayam bhūyāt tato bandhah pravaksyate).
Pegang jari telunjuk Vajra, tangan kanan ditempatkan ke kiri (vāmavajrānagulirgrāhyam daksinena samutthitā),
Mudra ini bernama Kebangkitan Tertinggi, mampu menganugerahkan kebangkitan Buddha (bodhāgrī nāma mudreyam buddhabodhipradāyikā).
Sang Aksobhya adalah penyentuh bumi, sang Ratna bersikap mengabulkan keinginan (aksobhyasya bhūmisparśā ratne tu varadā tathā),
Sang Amitayu adalah konsentrasi tertinggi, sang Amogha menganugerahkan keberanian (amitāyoh samādhyagrā amoghasyābhayapradā).
Selanjutnya Saya akan menjelaskan Karma Mudra dengan ringkas (atah param pravaksyāmi karmamudrā samāsatah),
Vajrasattva sang Makhluk Adi, mampu menyebabkan perbuatan Vajra (vajrasattvādisattvānām vajrakarmapravartikāh).
Yang kiri [dari tinju (musti) menunjukkan] kebanggaan, yang kanan mengayun-ayunkan [Vajra]; Bersikap memegang pengait (sagarvotkarsanam dvābhyāmanku śagrahasamsthitā),
Menerapkan sikap memanah, tepuk tangan pujian ditempatkan setinggi hati (vānaghantanayogācca sādhukārā hrdi sthitā).
Dua [tinju] Vajra [dari kepalan tinju Vajra tadi ditempatkan di tempat] penyucian [di dahi]; perlihatkan bentuk matahari setinggi hati (abhiseke dvivajram tu hrdi sūryapradarśanam),
Lengan tinju berada di kiri [siku kanan berada di tinju kiri], setelah itu ditempatkan di samping [dua telapak tangan mencapai kearah mulut] (vāmasthabāhudandā ca tathāsye parivartitā).
Lengan tinju [kanan] seolah-olah membuka bunga teratai di lengan kiri setinggi hati, [kepalan tinju dari lengan kanan memegang] pedang pembunuh (savyāpasavyavikacā hrd vāmām khadgamārana),
[Dua kepalan tinju itu] berputar seperti roda api; dua tinju Vajra itu dipencarkan di mulut (alātacakrabhramitā bajradvayamukhotthitā).
Setelah diputar di dalam tarian Vajra, [dua tinju itu dilepaskan melewati] tinggal berdiam di pipi dan mahkota (vajranrtyabhramonmuktam kapolosnīsasamsthitā),
Perisai; jari kelingking bagian atas membentuk taring; dua kepalan tinju ditekan bergabung (kavacā kanisthadamstrāgryā mustidvayanipīditā).
Melalui ritual dari kebanggaan Vajra, menyembahlah dengan pikiran bergetar (vajragarvāprayogena namedāśayakampitaih),
Ikatlah karangan bunga, turunkan dibawah mulut, ayunkan di dalam tarian Vajra (mālābandhā mukhodvāntā vajranrtyapranartitā).
Melalui ritual dari kepalan tinju Vajra, berikanlah persembahan dupa dan seterusnya (vajramustiprayogena dadyād dhūpādayastathā),
Pemujaan kepada semua Buddha diatur dengan Mudra dari pemujaan (sarvabuddhaprapūjāyāh pūjāmudrāh prakalpitā).
Jari telunjuk setelah jari kelingking membentuk ikatan pengait adalah pengait besar (tarjanyankuśabandhena kanisthāyā mahānkuśī),
Lengan menyerupai tali jerat dan jari [telunjuk] seperti rantai, permukaan dari belakang tangan ditekan bersama-sama (bāhugranthikatāgryābhyām prsthayośca nipīditā).
Selanjutnya adalah penjelasan Sadhana dari penyelesaian yang sebanding dengan perbuatan Vajra (athāsām sādhanam vaksye vajrakarmakrtā samam),
Untuk hati yang sekeras semua Vajra, visualisasikan di hati ada Vajra [Karma Vajra] (sarvavajramayam vajram hrdaye paribhāvayed).
Selanjutnya adalah berbagai jenis perbuatan Vajra dari Karma Mudra (athāsām karmamudrānām vajrakarmānyanekadhā),
Dengan membentuk ikatan kepalan tinju pengetahuan, memasuki pengetahuan Buddha (jñānamustyām tu baddhāyām buddhajñānam samāviśet).
Dengan membentuk ikatan dari sang Aksobhya [Mudra-Nya], memperoleh pikiran yang tidak tergoyahkan (aksobhyāyām tu bandhāyāmaksobhyam bhavet manah),
Melalui Mudra dari sang Ratnasambhava, memperoleh cinta kasih tertinggi (ratnasambhavamudrāyām parānugrahavān bhavet).
Melalui Mudra dari Roda Saddharma, memutar Roda Dharma (saddharmacakramudrāyām dharmacakram pravartayet),
Melalui [Mudra dari] keberanian tertinggi, secara cepat menganugerahkan keberanian kepada semua makhluk (abhayāgryā bhaveta ksipram sarvasattvābhayapradah).
Dengan kukuh membuat kebanggaan Vajra, kebahagiaan Vajrasattva diperoleh (vajragarvām drdhīkrtya vajrasatvasukham labhat),
Melalui [Mudra dari] Vajrankusa, semua Tathāgatā ditarik dalam sekejap (vajrānkuśyā samākarset ksanāt sarvatathāgatāna).
Dengan panah Vajra mempesona diri istri Vajra (rāgayed vajravānaistu vajrabhāryāmapi svayam),
Dengan [Mudra dari] kepuasan Vajra, semua Pemenang menyuarakan sorakan tepuk tangan pujian (vajratustyā jināh sarve sādhukārān dadanti hi).
Dengan membentuk ikatan Permata Vajra yang besar, menerima penyucian dari Guru (mahāvajramanim badhvā śāstrbhih so'bhisicyate),
Dengan menampilkan [Mudra dari] Matahari Vajra [vajrasūrya=vajrateja], menjadi sama seperti Matahari Vajra (vajrasūryām samādhāya vajrasūryasamo bhavet).
Dengan mengangkat tegak bendera Vajra, menurunkan hujan permata (vajradhvajām samucchrāpya ratnavrstim sa varsayet),
Dengan menampilkan [Mudra dari] Senyuman Vajra, segera tertawa sebanding dengan Buddha (vajrasmitām samādhāya hased buddhaih samam laghu).
Dengan menampilkan [Mudra dari] Bunga Vajra, melihat sang Vajradharma (vajraphullām samādhāya vajradharmam sa paśyati),
Dengan kukuh membentuk ikatan Pedang Vajra, berhasil memotong habis semua penderitaan (vajrakośām drdham badhvā sarvaduhkhāñchinatti sah).
Dengan menampilkan [Mudra dari] Roda Vajra, memutar Roda Dharma (vajracakram samādhāya dharmacakram pravartayet),
Semua pidato Buddha tercapai melalui ucapan Vajra (sarvam vai buddhavacanam sidhyate vajrajāpatah).
Dengan persembahan tarian Vajra, menghasilkan penundukkan bahkan Buddha (vajranrtyapūjayā buddho'pi vaśibhūtam bhavet),
Dengan memakai baju perisai Vajra, mendapatkan kepadatan Vajra (vajravarma nibadhvā so vajrasāratvam prāpnuyāt).
Dengan menampilkan [Mudra dari] Taring Vajra, menghancurkan bahkan Vajra (vajradamstram samādhāya pradhvamsed vajratvamapi),
Melalui [Mudra dari] Tinju Vajra, mengerjakan semua dan memperoleh keberhasilan Mudra (vajramustyāhare te sarvam mudrāsiddhirālabhyate).
[Mudra dari] Permainan Tarian Vajra untuk mendapat kesenangan, [Mudra dari] Karangan Bunga Vajra untuk bentuk wujud yang sangat indah (vajralāsyā ratin dadyād vajramālā surūpatām),
[Mudra dari] Lagu Vajra untuk Lagu yang sangat baik, [Mudra dari] Tarian Vajra untuk penaklukkan (vajragītā sugītā tvam vajranrtyā ca vaśayet).
Dengan [Mudra dari] Dupa, pikiran bergembira; Dengan [Mudra dari] Bunga, memikul segala sesuatu (dhūpayā tu manolhādam puspayābharanāni tu),
Penyembahan Lampu untuk cahaya yang besar; Wewangian Vajra untuk wewangian yang sangat baik (dīpapūjā mahādīptim vajragandhā sugandhatām).
Pengait Vajra untuk melakukan penarikan, Tali Jerat Vajra untuk melakukan pemasukan (vajrānkuśyā samākarsed vajrapāśā praveśayet),
Untuk pengikatan adalah Rantai Vajra; Lonceng Vajra untuk menyebabkan gemetar (bandhayed vajranigadā vajraghantā tu cālayed).

Sekarang adalah perluasan hukum dari membentuk ikatan yang sama dengan semua Mudra (atha sarvamudrānām sāmānyā bandhavidhivistaro bhavati). Dalam hal ini, bukalah ikatan jari Vajra (vajrabandhāngulīm) dengan bertepuk tangan setinggi hati, bacalah Hrdaya ini : VAJRABANDHA TRAT (Ikatan Vajra ! TRAT !)  . Dari ini, memperoleh penguasaan semua ikatan Mudra di dalam Tubuh, Ucapan, Pikiran Vajra (tatah sarvamudrābandhāh svakāyavākcittavajresu vaśībhavanti).

Kemudian, bentuklah ikatan Mudra dari Samaya Pintu Masuk Vajra (vajrāveśasamayamudrām), bacalah Hrdaya ini : AH. Dalam hal ini, akan berhasil masuk, hadir dengan senang sebagai teman.

Kemudian, renungkanlah sang Mahāsattvā melalui Samaya dari Mudra, ucapkanlah Hrdaya ini : MAHĀ SAMAYA SATTVA AHAM   (Sayalah Makhluk dari Janji yang besar !). Melalui ini, semua Mudra akan berhasil. Merupakan Perluasan Hukum dari Semua Mudra (sarvamudrāvidhivistarah).

Sekarang adalah cara memperoleh perluasan hukum yang biasa (atha sāmānyah sādhanavidhivistaro bhavati). Dalam hal ini, bentuklah ikatan Mudra milik diri sendiri, lalu visualisasikan diri sendiri sebagai Makhluk dari Mudra milik diri sendiri melalui Hrdaya ini : SAMAYA  AHAM   (Sayalah Janji !).

Kemudian, setelah menvisualisasikan diri sendiri sebagai Makhluk dari Mudra milik diri sendiri (svamudrāsattvamātmānam), berdayakanlah diri sendiri dengan Mantra ini : SAMAYA SATTVA ADHISTASVA MĀM   (Makhluk Samaya, Berdayakanlah Saya !). Melalui ini, akan mencapai penyelesaian. Merupakan Perluasan Hukum dari pencapaian (sādhanāvidhivistarah).

Sekarang adalah cara memperoleh perluasan hukum dari keberhasilan (atha siddhividhivistaro bhavati). Untuk keberhasilan dari tujuan keinginan, Hrdaya nya adalah : ARTHA SIDDHI   (Keberhasilan Tujuan !). Melalui ini, keberhasilan Mudra dari menghasilkan tujuan yang besar menjadi terlaksana.

Sekarang adalah bagian dari keberhasilan Vajra (vajrasiddhimicchedanena), Hrdaya nya adalah : VAJRA SIDDHI   (Keberhasilan Vajra !). Melalui ini, dengan segera memperoleh kegembiraan di dalam keberhasilan Vajra.  

Sekarang adalah bagian dari keberhasilan Pemegang Vidya (vidyādharasiddhimicchedanena), Hrdaya nya adalah : VAJRA VIDYA DHĀRA   (Pemegang Vidya Vajra !). Melalui ini, dengan segera bergembira di dalam keberhasilan Vidyādhara.

Jika menginginkan keberhasilan tertinggi (athottamasiddhimicchet), Ikatlah Hrdaya dan Mudra dari diri sendiri (svamudrāhrdayeneti). Merupakan Perluasan Hukum dari keberhasilan (siddhividhivistarah).

Sekarang adalah cara memperoleh perluasan hukum dari membuat Vajra dari tubuh, ucapan, dan pikiran Vajra dari diri sendiri yang biasa untuk semua Mudra (atha sarvamudrānām sāmānyah svakāyavākcittavajresu vajrīkaranavidhivistaro bhavati). Jika pemberdayaan Mudra (mudrādhisthānam) menjadi longgar, atau menginginkan untuk melepasnya [Mudra-nya], maka dalam hal ini, kukuhkanlah Hrdaya ini :  

OM–VAJRA-SATVA SAMAYAM ANUPĀLAYA –
VAJRA-SATVA TVENA UPATISTA – DRDHO ME BHAVA -
SUTOSYO ME BHAVA - ANURAKTO ME BHAVA -
SUPOSYO ME BHAVA _ SARVA SIDDHIM ME PRAYACCHA
SARVA KARMASU CA ME CITTA ŚRĪYAM KURU
HŪM_ HA HA HA HA HOH – BHAGAVAN –
SARVA TATHĀGATA VAJRA, MĀ ME MUMCA _VAJRĪ BHAVA_ MAHĀ-SAMAYA-SATVA_ ĀH.

(OM Makhluk Vajra Jagalah Janji -
Hadirlah Sebagai Makhluk Vajra - Jadilah Kukuh Untuk Saya -
Jadilah Bergembira Untuk Saya - Jadilah Kasih Sayang Untuk Saya -
Jadilah Kenyang Untuk Saya_  Berikanlah Saya Semua Keberhasilan
Datangkanlah Kebahagiaan Pikiran Untuk Saya Dalam Semua Tindakan  
HUM_ HA HA HA HA HOH – Sang Bhagavan -
Sang Vajra Dari Semua Tathagata, Jangan Tinggalkan Saya_ Jadilah Vajra_ Makhluk Dari Janji Yang Besar_ AH). Melalui [Mantra] ini, tindakan jahat yang tidak terampuni (ānantarya) yang langsung mendatangkan ganjaran, memfitnah pembebasan dari semua Tathāgatā dan Saddharma, atau melakukan semua perbuatan salah, akan dilenyapkan. Para Pencapai Mudra dari semua Tathāgatā (sarvatathāgatamudrāsādhakā), dikarenakan oleh keadaan yang kukuh dari Vajrasattva, di kelahiran sekarang ini juga dengan segera bergembira memperoleh semua keberhasilan (sarvasiddhim), keberhasilan yang tertinggi (uttamasiddhim), keberhasilan Vajra (vajrasiddhim), keberhasilan dari Makhluk Vajra (vajrasattvasiddhim), atau pun juga hingga sampai ke keberhasilan dari Tathāgatā (tathāgatasiddhim). Demikian itu adalah yang diucapkan oleh sang Vajrasattva dari semua Tathāgatā (tyāha bhagavān sarvatathāgatavajrasattvah).

Sekarang adalah cara memperoleh perluasan hukum dari pembebasan yang umum untuk semua Mudra (atha svamudrānām sāmānyo moksavidhivistaro bhavati). Dimanapun penghasilan [Mudra] pergi dan datang, Mudra dilepaskan di tempat itu juga melalui Hrdaya ini : VAJRA MUH  

Lalu, angkatlah Mudra dari Permata Vajra (ratnavajrimudrayā) dari hati, posisikan di tempat penyucian (di dahi) dan sucikan diri sendiri dengan jari-jari telunjuk dan bagian dari tangan mengikat karangan bunga disekeliling kepala. Dalam cara yang sama, bentuklah ikatan baju perisai (kavacam) melalui Hrdaya ini : OM – VAJRA-RATNA ABHISIMCA MĀM_ SARVA MUDRA ME DRDHI KURU, VAJRA-KAVĀCENA – VAM   (OM, Permata Vajra, Sucikanlah Saya ! Kukuhkanlah Semua Mudra Untuk Saya, Baju Perisai Vajra ! VAM !).

Dari itu, pakailah baju perisai, buatlah ikatan karangan bunga, bertepuk tanganlah dengan ketinggian yang sama dan bergembiralah dengan Hrdaya ini : VAJRA TUSYA HOH   (Vajra ! Bergembiralah ! HOH !).

Dengan cara melepaskan ikatan Mudra dari hukum ini, menjadi bergembira.
Memperoleh keadaan dari Vajra, sama seperti Vajrasattva.
Dengan mengucapkan Vajrasattva satu kali, diri sendiri akan berbahagia sesuai dengan keinginan.
Hanya mengucapkan Mantra, mencapai keberhasilan, sesuai yang dikatakan Vajrapāni.

Demikian itu adalah yang diucapkan oleh Bhagavan Samantabhadra (ityāha bhagavān samantabhadrah).
Tindakan dari semua pencapaian dari Vajrasattva sang Adisattva,
Berhasil di dalam semua praktek dengan menjapanya secara penuh perhatian dan bergembira.
Hrdaya, Mudrā, Mantra, Vidyā, [diolah] dengan senang hati sesuai dengan ajaran.
Yang dijelaskan di dalam Hukum, yang dilakukan oleh diri sendiri, semuanya terselesaikan dimanapun.

Kemudian adalah pembacaan dan Mudra untuk rahasia penyembahan (tatah pūjāguhyamudrāmudāharan), persembahan dari empat jenis puja rahasia (guhyapūjācatustayam kāryam), dengan menyanyikan lagu pujian Vajra ini (anena vajrastutigītena gāyan) :

OM_ VAJRA-SATVA SAMGRAHĀ _ VAJRA-RATNAM ANUTTARAM_ VAJRA-DHARMA GĀYATRA_ VAJRA-KARMA KARA - UDBHAVA (OM ! Perlindungan Vajrasattva, Sang Permata Vajra Yang Tiada Tanding, Lagu dari Ajaran Vajra, Menghasilkan Penyebab Perbuatan Vajra !)

Lalu, di dalam Mandala bagian dalam, buatlah persembahan dengan lagu pujian Vajra, buatlah tarian Vajra dengan dua telapak tangan bergabung (vajranrtyakaraputena), dengan dupa dan seterusnya. Lalu, di dalam Mandala bagian luar, setelah melakukan pemujaan dengan dupa Vajra dan seterusnya, tempatkan persembahan itu di dalam tempat yang tepat. Kemudian, umumkan kepada semua Tathāgatā : "Semua murid telah membuat persembahan dengan sesuai (sarve yathāśaktyā pūjayantvi)",  telah melakukan pemujaan dupa dan seterusnya dengan senang hati (yathecchayā dhūpādibhih pūjām kārayitvā), telah masuk dengan sesuai (yathā pravistām) dan telah mengisi semua sup, makanan, kesenangan dan seterusnya (yathā vibhavatah sarvarasāhāravihārādibhih), semua penghiasan untuk Maha Mandala itu (sarvopakaranarmahāmandale).

[Sang Guru harus] berikan kembali [kepada para murid] aturan larangan dari keberhasilan Vajra dari semua Tathāgatā (sarvatathāgatasiddhivajravratam) :

Ini adalah intisari dari semua Buddha yang tinggal berdiam di tangan Vajrasattva (idam tatsarvabuddhatvam vajrasattvakare sthitam),
Anda harus terus mengikuti aturan yang kukuh dari sang Vajrapani (tvayāpi hi sadā dhāryam vajrapānidrdhavratama).

OM_ SARVA-TATHĀGATA SIDDHA VAJRA-SAMAYA TISTA ESATVĀM DHARA YAMI VAJRA-SATVA HI HI HI HI HŪM (OM ! Janji Vajra Untuk Keberhasilan Semua Tathagata, Menetaplah ! Saya Memegang Anda Vajrasattva, HI HI HI HI HŪM !).

Kemudian, [sang Guru harus menyapa masing-masing dengan] mengucapkan : ”Jangan membicarakan ini semua kepada orang lain (sarvesām punarapi na kasyacid vaktavyam) !” Jadi, mereka mengucapkan sumpah
Mantra Hati (iti śapathahrdayamākhyeyam). Lalu, umumkan kepada semua Tathāgatā [nama-nama dari] mereka yang telah masuk [kedalam Maha Mandala itu] dengan sesuai. Dengan membentuk ikatan Mudra dari Sattvavajra, melepaskannya tegak lurus ke atas (satvavajrimudrām badhvordhvato muñced) dengan mengucapkan Hrdaya ini :

OM– KRTOVAH SARVA SATVA - ARTHA SIDDHIRDATTA YATHA ANUGĀ - GACCHATHAM BUDDHA -VISAYAM PUNARĀGAMANĀYATU – OM_ VAJRA-SATVA MUKSA MUH.
(OM ! Telah Membawa Keuntungan Kepada Semua Makhluk ! Keberhasilan Telah Diberikan Dengan Sesuai ! Telah Pergi Kembali Ke Wilayah Buddha, Namun Datang Kembali Lagi ! OM ! Makhluk Vajra ! MUH !).

Dengan demikian ini, setelah melaksanakannya di dalam semua Altar Lingkaran, Ini adalah pelepasan Segel Tertinggi Dari Samaya (evam sarvamandalesu kartavyam| samayāgryā mudrāsu ca mokta iti).

Pencapaian yang sesungguhnya dari Mahāyānā dari semua Tathāgata, sang Raja Hukum Yang Besar, Perluasan Hukum dari Mandala Yang Besar dari Alam Vajra telah terselesaikan (sarvatathāgatamahāyānābhisamayān mahākalparājād vajradhātumahāmandalavidhivistarah samāptah).
« Last Edit: April 28, 2018, 08:39:50 am by ajita »

ajita

  • Administrator
  • Sr. Member
  • *****
  • Posts: 350
    • View Profile

HUM

Om Namah Sri Vajra Heruka Hum


Om Namah Sri Vajrapani Hum

Om Sakyamunaye Vajradhara Hum Bhrum

Om Namah Sri Mahakala Hum

Vajraśekhara Mahā Guhya Yoga Tantra
Bab II
Sarva Tathāgata Mahāyānā Abhisamayān Mahā Kalpa Rājā Vajra Guhya Vajra Maha Mandala Vidhi Vistarah


Kemudian sang Bhagavān menyelesaikan 'Samadhi yang bernama Vajra Yang Lahir Dari Samaya Dari Semua Dharani Vajra Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatasarvavajradharanīsamayasambhavavajrannāma samādhim). Dengan cepat berubah menjadi Hrdaya dari Semua Tathāgata yang sangat banyak. Dia, sang Bhagavān Vajrapāni menjadi Dewata Mudra dari janji Dharani dari Vajra (vajradhāranīsamayamudrā devatā), Rahim api semesta (samanta jvālāgarbhā), memakai bentuk Vajradhara (vajradhararūpadhārinyah), mencapai Pengetahuan dari Dharani Vajra dari semua Tathāgata, semua Buddha, dan semua sistem dunia  (sarvalokadhātusu sarvabuddhānām sarvatathāgatavajradhāranī jñānāni nispādya), menjadi bentuk Mudra dari Samaya dari semua Tathāgata (sarvatathāgatasamayamudrābimbāni), yang mengambil tempat duduk-Nya di lingkaran bulan di depan persimpangan jalan pintu masuk ke Mandala besar dari alam Vajra dari semua Tathāgata (sarvatathāgatānām vajradhātumahāmandale) dan mengucapkan udāna ini :

"Ah ! Tentu yang memurnikan dan menguntungkan semua Makhluk adalah sang Bodhicitta (aho hi bodhicittasya sarvasatvahitaisitā),
Dengan tinggal di dalam pengendalian yang kuat, mampu bertindak dalam wujud perempuan (yad vinayavaśād dhīrāh strīrūpamapi kurvate).

Kemudian sang Bhagavān masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Pemberdayaan Alam Vajra Dari Samaya Mudra Pengetahuan Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatajñānamudrāsamayavajradhātvadhisthānam nāma samādhim) dan mengucapkan Vidya tertinggi milik Diri-Nya sendiri : Om Vajradhātvīśvari Hūm Vajrini

Kemudian sang Aksobhya Tathāgata masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Pemberdayaan Mandala, Mudra, Pengetahuan Dari Samaya Dari Vajrasattva Dari Semua Tathāgata  (sarvatathāgatavajrasatvasamayajñānamudrāmandalādhisthānan nāma samādhim) dan mengucapkan Vidya tertinggi milik Diri-Nya sendiri : Om Vajravajrini Hūm

Kemudian sang Ratnasambhava Tathāgata masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Pemberdayaan Mandala, Mudra, Pengetahuan Dari Samaya Dari Vajraratna Dari Semua Tathāgata  (sarvatathāgatavajraratnasamayajñānamudrāmandalādhisthānan nāma samādhim) dan mengucapkan Vidya tertinggi milik Diri-Nya sendiri : Om Ratnavajrini Hūm

Kemudian sang Amitayus Tathāgata masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Pemberdayaan Mandala, Mudra, Pengetahuan Dari Samaya Dari Vajradharma Dari Semua Tathāgata  (sarvatathāgatavajradharmasamayajñānamudrāmandalādhisthānan nāma samādhim) dan mengucapkan Vidya tertinggi milik Diri-Nya sendiri : Om Dharmavajrini Hūm

Kemudian sang Amoghasiddhi Tathāgata masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Pemberdayaan Mandala, Mudra, Pengetahuan Dari Samaya Dari Vajrasattva Dari Semua Tathāgata  (sarvatathāgatavajrakarnasamayajñānamudrāmandalādhisthānan nāma samādhim) dan mengucapkan Vidya tertinggi milik Diri-Nya sendiri : Om Karmavajrini Hūm

Kemudian sang Mahā Bodhisattvah Vajrapani mengucapkan Empat Mudra Dari Samaya Dari Maha Dharani Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatamahādhāranīsamayamudrācatustaya) :
Om Vajrasatva Guhya Samaye Hūm
Om Guhya Vajrānkuśi Hūm
Om Vajra Guhya Rāge Rāgaya Hūm
Om Guhya Vajrasādhvīśvari Hūm


Samantabhadrā, sang Pengait Tathāgata (tathāgatānkaśī), sang Nafsu Kesenangan (ratirāgā), dan sang Kecerdasan Yang Sangat Baik (sādhumatī ca). Sang Pemegang Vajra (vajradhāranyah) :
Om Vajra Guhya Ratna Samaye Hūm
Om Vajra Guhya Prabhe Hūm
Om Vajradhvajāgra Guhye Hūm
Om Guhyahāsavajri Hūm


Sang Ratna Tertinggi (ratnottamā = Ratnasambhava),  sang Bola Api Permata (ratnolkā), sang Perisai Puncak Bendera Kemenangan (dhvajāgrakeyūrā), dan Yang Tersenyum (hāsavatī ca). Sang Pemegang Permata (ratnadhāranyah) :
Om Vajradharma Guhya Samaye Hūm
Om Vajra Kośa Guhye Hūm
Om Vajra Guhya Mandale Hūm
Om Vajra Guhya Jāpa Samaye Hūm


Sang Vajra Ambujā (vajrāmbujā = Amitayus), Yang Dihormati (ādhāranī), dan sang Pemutar Semua Roda Yang Ribuan Banyaknya (sarvacakrasahasrāvartā ca). Sang Pemegang Dharma (dharmadhāranyah) :
Om Vajra Guhya Karma Samaye Hūm
Om Vajra Guhya Kavace Hūm
Om Guhya Vajra Damstrā Dhārini Hūm
Om Vajra Guhya Musti Hūm


Sang Siddhi Yang Terunggul (siddhottarā = Amoghasiddhi), sang Pelindung Semua (sarvaraksā), sang Gabungan Huruf Yang Bersinar Cemerlang (tejahpratyāhārinī), dan sang Mudra Dharani (dharanīmudrā ca). Sang Pemegang Semua (sarvadhāranya) :
Om Guhya Satvavajri Hūm
Om Guhya Ratnavajri Hūm
Om Guhya Dharmavajri Hūm
Om Guhya Karmavajri Hūm


Demikian itu adalah belas kasih dari kesempurnaan Vajra (vajrapāramitādayah), Mudra dari Samaya dari kumpulan Dharani dari Samaya Rahasia Vajra dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatavajraguhyasamayadhāranīsamgrahasamayamudrāh). Ditempatkan menghuni lingkaran bulan dengan nyala api yang unggul, Maha Mandala dari seluruh alam Vajra (vajradhatvīśvarīmahāmandale sajvālāh candramandalāśritāh sthāpyāh).

Kemudian juga sang Vajrapāni mengucapkan Empat Mudra Dari Samaya Pemujaan Rahasia Dari Vajra Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgata vajraguhyapūjāsamayamudrācatustaya) :
Om Vajraguhyaratipūjāsamaye sarvapūjām pravartaya Hūm
Om Vajraguhyābhisekapūjāsamaye sarvapūjām pravartaya Hūm
Om Vajraguhyagītāpūjāsamaye sarvapūjām pravartaya Hūm
Om Vajraguhyanrtyapūjāsamaye sarvapūjām pravartaya Hūm


Demikian itu adalah belas kasih dari tarian Vajra (vajralāsyādayah), ditempatkan di empat sudut Mandala Roda dari lencana Mudra dirinya sendiri dengan nyala api yang unggul (tā eva vajralāsyādayah sajvālāh svacinhā mudrāścakramandalakonacatustaye sthāpyāh).

Kemudian sang Vajrapāni juga dalam cara ini membabarkan Mandala Vajra Yang Besar yang bernama Rahasia Vajra (vajraguhyam nāma mahāvajramandala) :

Selanjutnya, Saya akan menjelaskan secara penuh Mandala Vajra Yang Tertinggi (athātah sampravaksyāmi vajramandalamuttamam),
Yang sama serupa dengan alam Vajra, sehingga disebut Rahasia Vajra (vajradhātupratīkāśam vajraguhyamitismrtam).
Gambarlah sang semua Mandala, renungkanlah Mandala yang besar itu (mahāmandalayogena sarvamandalamālikhet),
Gambarlah Mudra dari Buddha di tengah-tengah semua Mandala itu (sarvamandalamadhyesu buddhamudrāh samālikhet).
Caitya yang berdiri kukuh diatas alas disebut sebagai seluruh alam Vajra (paryanake susthitam caityam vajradhātvīśvarī smrtā),
Vajra beralaskan Vajra ditegaskan sebagai pikiran Vajra (paryanke vajrā vajrām tu vajracinteti kīrtitā).
Beralaskan permata Vajra ditegaskan sebagai penyucian diri (vajraratnam tu paryanke svābhiseketi kīrtitā),
Bunga teratai Vajra sebagai alas adalah diumumkan sebagai penghiasan (paryanke vajrapadmam tu āyudhaiti prakīrtitā).
Beralaskan Karma Vajra ditegaskan sebagai semua Vajra (karmavajram tu paryanke sarvavajreti kīrtitā),
Gambarlah Bunga Teratai yang berdiri kukuh ada di dalam Mandala Cahaya (padmapratisthāh samālekhyāh prabhāmandalasamsthitāh).
Gambarlah Vajra muncul di permukaan alas, demikian juga dua pengait (paryanketu likhed vajramutthitam dvayankuśam tathā),
Gabungkanlah Vajra dengan Vajra, demikian juga dua tepuk tangan pujian (vajram vajrapariyuktam sādhukāradvayam tathā).
[Mudra dari] Tambang Permata dibuat bernyala api, Mudra Matahari adalah demikian juga (ratnam karojvalam kuryātsūryamudrāntathaiva ca),
Bendera tertinggi dengan nyala api, Longgarkan kedua [tinju] Vajra untuk memegang gading gajah (dhvajāgram caiva sajvālam dantapaniktardvivajrage).
« Last Edit: April 28, 2018, 08:47:10 am by ajita »

ajita

  • Administrator
  • Sr. Member
  • *****
  • Posts: 350
    • View Profile

HUM

Vajraśekhara Mahā Guhya Yoga
Bab III
Sarva Tathāgata Mahāyānā Abhisamayān Mahā Kalpa Rājā Vajra Jñāna Dharma Mandala Vidhi Vistarah
« Last Edit: April 28, 2018, 10:49:56 am by ajita »

ajita

  • Administrator
  • Sr. Member
  • *****
  • Posts: 350
    • View Profile

HUM

Vajraśekhara Mahā Guhya Yoga
Bab IV
Sarva Tathāgata Mahāyānā Abhisamayān Mahā Kalpa Rājā Vajra Kārya Karma Mandala Vidhi Vistarah
« Last Edit: April 28, 2018, 10:50:49 am by ajita »

ajita

  • Administrator
  • Sr. Member
  • *****
  • Posts: 350
    • View Profile

HUM

Vajraśekhara Mahā Guhya Yoga
Bab V
Sarva Tathāgata Mahāyānā Abhisamayān Nāma Mahā Kalpa Rājā
« Last Edit: April 28, 2018, 10:52:21 am by ajita »

ajita

  • Administrator
  • Sr. Member
  • *****
  • Posts: 350
    • View Profile

HUM

Maha Vairocana Buddha

Vajrapani Maha Yaksa Senapati


Om Vajrapani Hum

Trailokyavijaya Vidya Raja

Vajraśekhara Mahā Guhya Yoga Tantra
Bab VI
Sarva Tathāgata Vajra Samayā Mahā Kalpa Rājā Triloka Vijaya Mahā Mandala Vidhi Vistarah

Kemudian semua Bhagavantah Tathāgatāh kembali berkumpul bersama-sama, memohon sang Bhagavantam dengan pujian dari seratus delapan nama dari sang Maha Cakravartin dari semua Tathāgatā (sarvatathāgatamahācakravartinamanena nāmāstaśatenādhyesitavantah) :

Sang Makhluk Vajra (vajrasatva), Vajra yang besar (mahāvajra), Penguasa Vajra (vajranātha), Pencapai yang sangat baik (susādhaka),
Penyucian Vajra (vajrābhiseka), Cahaya Vajra (vajrābha), Bendera Vajra (vajraketu), terpujilah Anda (namo'stute).
Sang Vajra Tertawa (hāsavajra), Kebenaran yang besar (mahādharma), Pedang Vajra (vajrakośa), Terunggul yang besar (mahāvara),
Raja dari semua Mandala yang tertinggi, yang murni (sarvamandalarājāgrya nihprapañca), terpujilah Anda (namo'stu te).
Sang Perbuatan Vajra (vajrakarma), Perlindungan yang besar (mahāraksa), Yaksa yang murka (candayaksa), Planet yang besar (mahāgraha),
Tinju Vajra (vajramusti), Segel yang besar (mahāmudra), semua Segel (sarvamudra), terpujilah Anda (namo'stu te).
Sang Pikiran Kebangkitan (bodhicitta), Kebangkitan yang besar (mahābodhe), sang Buddha (buddha), sang semua Tathāgata (sarvatathāgat),
Kendaraan Vajra (vajrayān), Pengetahuan yang besar (mahājñāna), Kendaraan yang besar (mahāyāna), terpujilah Anda (namo'stu te).
Sang Semua Tujuan (sarvārtha), Semua Kesunyataan (sarvatatvārtha), Keuntungan makhluk yang besar (mahāsatvārtha), Semua Pengetahuan (sarvavit),
Yang mengetahui semua (sarvajña), sang Sarva yang menghasilkan semua (sarvakrtsarva), Yang Melihat Semua (sarvadarśi), terpujilah Anda (namo'stu te).
Sang Diri Vajra (vajrātmaka), Vajra tertinggi yang sangat baik (suvajrāgrya), Semangat Vajra (vajravīrya), sang [Hrdaya dari] Vajradhrk yang sangat baik (suvajradhrk),
Janji yang besar (mahāsamaya), Kesunyataan (tatvārtha), Kebenaran yang besar (mahāsatya), terpujilah Anda (namo'stu te).
Sang Pengait Vajra (vajrānkuśa), Kesenangan yang besar (mahākāma), Kenikmatan yang sangat baik (surate), Cahaya besar yang sangat baik (sumahāprabha),
Cahaya Vajra (vajraprabha), Yang Tercerahkan (prabhodyota), Cahaya Buddha (buddhaprabha), terpujilah Anda (namo'stu te).
Sang Raja Vajra yang tertinggi (vajrarājāgrya), Vajra tertinggi (vajrāgrya), Yang tertinggi diantara Vidya yang tertinggi (vidyāgryāgrya), Yang terbaik diantara Lelaki (narottama),
Yang terbaik diantara Vajra (vajrottama), Yang Tertinggi diantara yang Maha Tertinggi (mahāgryāgrya), Yang terbaik diantara Vidya (vidyottama), terpujilah Anda (namo'stu te).
Sang Alam Vajra (vajradhāto), Rahasia yang besar (mahāguhya), Rahasia Vajra (vajraguhya), Keberanian Rahasia yang sangat baik (suguhyadhrk),
Kehalusan Vajra (vajrasūksma), Dhyana yang besar (mahādhyāna), Tindakan Vajra (vajrakārya), terpujilah Anda (namo'stu te).
Yang tetringgi diantara Buddha (buddhāgrya), Yang tertinggi diantara Vajra dari Buddha (buddhavajrāgrya), Kebangkitan Buddha (buddhabodhe), Kebijaksanaan yang besar (mahābudha),
Pengetahuan Buddha (buddhajñāna), Buddha yang besar (mahābuddha), Buddhanya Buddha (buddhabuddha), terpujilah Anda (namo'stu te).
Sang Pemujaan Buddha (buddhapūjā), Pemujaan yang besar (mahāpūjā), Pemujaan Makhluk (satvapūjā), Pemujaan yang sangat baik (supūjaka),
Cara bijaksana yang besar (mahopāya), Keberhasilan yang besar (mahāsiddhe), Keberhasilan Vajra (vajrasiddhi), terpujilah Anda (namo'stu te).
Sang Tubuh Tathāgata Yang Besar (tathāgatamahākāya), Pidato Tathāgata (tathāgatasarasvate),
Pikiran Tathāgata Yang Besar (tathāgatamahācitta), Pikiran Vajra (vajracitta), terpujilah Anda (namo'stu te).
Sang Penguasa Buddha (buddhādhipa), Teman Pengetahuan Para Buddha Pemenang (jinājñākrdbuddhamitre), Raja Tertinggi Diantara Para Pemenang (jināgraja),
Vairocana yang besar (mahāvairocana), Guru yang ditakuti (vibhośāstā), sang Ganas yang tenang (śāntaraudra), terpujilah Anda (namo'stu te).
Sang Kebenaran Besar Tathāgata (tathāgatamahātatva), Batas Kenyataan (bhūtakote), Ajaran yang besar (mahānaya),
Pengetahuan dari kesempurnaan semua (sarvapāramitājñāna), Makna Tertinggi (paramārtha), terpujilah Anda (namo'stu te).
Yang patut dihormati semesta (samantabhadra), Yang tertinggi diantara praktek (caryāgrya), sang Pembunuh (māra), sang Penghancur Mara (mārapramardaka),
Yang tertinggi diantara semua (sarvāgrya), Pengetahuan dari kesamaan (samātājñāna), Yang hadir di semua tempat (sarvatraga), terpujilah Anda (namo'stu te).
Sang Pembuat Suara HUM dari Buddha (buddhahumkara), Pembuat Suara HUM (humkara), Pembuat Suara HUM dari Vajra (vajrahumkara), sang Penjinak (dāmaka),
Tubuh Vajra semesta (viśvavajrānga), Keganasan Vajra (vajrogra), sang Vajrapani (vajrapāne), terpujilah Anda (namo'stu te).
Memuji, Menyembah, Menghormati sang Tathāgata yang patut dihormati dengan itu (vandyah pūjyaśca mānyaśca satkartavyastathāgataih),
Seperti Pikiran yang sekukuh Vajra, Anda akan dianggap sama dengan Vajrasattva (yasmādvajradrdham cittam vajrasatvastvamucyase).
Kebangkitan yang sempurna tentu menjadi dalam milik Anda, untuk semua Resi (tvadadhīnā hi sambodhi pitā tvam sarvadarśinām),
Anda menghasilkan, menjadi, mencapai tingkat Tathāgata (sambhūtāh sambhavisyanti tvāmāsādya tathāgatāh).
Melalui Rajanya Pujian ini, dengan pengabdian besar memuji Dia yang layak (anena stotrarājena stuyādvai subhaktitah),
Dengan menyanyikan pujian ini kepada Dia yang layak, akan menjadi sama seperti Vajradhara (yo gāyamstu stuyātso'pi bhavedvajradharopamah).
Dengan sangat memohon Anda, sang Penguasa, sang Penakluk semua Buddha (adhyesayāmastvānnātha sarvabuddhavaśankaram),
Hasilkanlah untuk keuntungan semua makhluk hidup, kekayaan dari Kula (keluarga Vajra) (sarvasatvārthakāryārthamutpādaya kulam svakam).

Kemudian Vajrapāni, sang Penguasa semua Tathāgatā (sarvatathāgatādhipati), mendengar kata-kata permohonan dari semua Tathāgatā, menempatkan Vajra di hati-Nya Sendiri, memanggil semua Tathāgatā dengan berkata : "Semua Tathāgatā Yang Mulia, Saya tidak setuju (bhāgavantah sarvatathāgatā na pratipadyāmi) !"

Semua Tathāgatā berseru (sarvatathāgatā prāhuh) : "Apa sebabnya (ko hetuh)?"

Sang Pemegang Vajra menjawab (vajradharah prāha) : "Ada, Bhagavantah, si Makhluk Maha Isvara (Penguasa Tinggi Yang Besar), para durjana jahat itu (santi bhagavantah satvāh maheśvarā didustasa), yang belum di didik oleh Anda Semua Tathāgatā yang patut dihormati (tvā ye yusmābhirapi sarvatathāgatairavineyāh), singkirkanlah kejahatan mereka (tesām mayā katham pratipattavyam)!"

Kemudian sang Bhagavān Vairocana Tathāgatah menyelesaikan Samadhi yang bernama Vajra Dari Pengetahuan Dan Keterampilan Yang Besar Dari Semua Tathāgata yang diberdayakan oleh semua Tathāgata  (sarvatathāgatādhisthānena sarvatathāgatamahopāyajñānavajrannāma samādhim). Dengan cepat berubah menjadi semua Tathāgata yang sama banyaknya dengan butiran debu yang sepenuhnya meliputi ruang angkasa, berkumpul bersama-sama mengguncang puncak mahkota gunung Sumeru, di paviliun tingkat atas yang puncaknya terbuat dari Permata Mani Vajra, mencapai kesamaan dari semua Tathāgata, masuk ke dalam lambang Hrdaya dari dada Bhagavato Vairocana.

Kemudian sang Bhagavān Vairocana Tathāgatah dengan kesamaan dari semua Vajra memberdayakan diri dan hati dari semua Tathāgata, demi menyelamatkan dan mengantarkan semua keuntungan dan kebahagiaan ke alam makhluk hidup tanpa kecuali, demi keberhasilan tertinggi, untuk menyingkirkan semua kejahatan, untuk mencapai pengetahuan dan Samadhi dari keterampilan dan belas kasihan yang besar dari semua Tathāgata (sarvatathāgatamahākarunopāyasamādhijñānamadhyālambhya), menyelesaikan Samadhi yang bernama Vajra Dari Samaya Dari Kemurkaan Dan Keterampilan Yang Besar Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatamahākarūnopāyakrodhasamaya vajram nāma samādhim). Dengan sekejap kemudian berubah menjadi hati dari semua Tathāgata yang bernama Samaya dari semua Tathāgata, memancarkan keluar Hrdaya dari semua Tathāgata : HUM.

Segera setelah itu muncul keluar dari Vajra dari hati Vajrapāni, Dia, sang Bhagavān Vajradhara memunculkan keluar bentuk Vajrapāni, memiliki perhiasan yang sangat banyak dengan beranekaragam jenis hiasan dan warna (anekavidhavarnālankāravicitravesadharāh), sinar cahaya yang melemparkan kobaran api dari Vajra yang diikat di balutan dari pengait Vajra (vajrānkuśakosapāśādivajrajvālānnipradīptapraharanavyagrakarāh), mulut yang mengerikan dengan taring yang sangat besar dan ada mata di keningnya serta berwajah mengerut seperti Bhrikuti (sabhrukutibhrūbhangotkuñcitalalātavikatadamstrākarālamukhāh), menjadi Rahim Api Semesta (samantajvālāgarbhāh), melakukan penyingkiran semua kejahatan di semua sistem dunia (sarvalokadhātusu sarvadustavinayankrtvā), yang mengambil tempat-Nya di lingkaran bulan di diseluruh kumpulan dari Vajradhātu Maha Mandala dari Bhagavato Vairocana dan mengucapkan udāna ini :

Ah ! Tentu cara terampil dari mendidik, cara terampil yang besar adalah Saya (aho hyupāyavinayam mahopāyavatāmaham),
Melalui wujud kemurkaan mendidik makhluk dengan cara terampil, yang tanpa noda (yatsatvopāyavinayātkrodhatvam yānti nirmalā).

Kemudian sang Bhagavān Vairocana Tathāgatah mencapai intisari perwujudan dari semua Tathāgatā (sarvatathāgatāprapañcadharmatāmadhyālambhya), masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Pemberdayaan Vajra Dari Samaya Dari Vajra Kemurkaan Besar Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatamahākrodhavajrasamayavajrādhisthānannāma samādhim), mengucapkan Vidya tertinggi dari Hrdaya dari semua Tathāgatā yang bernama Pembuat Suara HUM dari semua Tathāgatā (sarvatathāgatavajra-hum-kara) :
Om Sumbha Nisumbha Hum
Grhna Grhna Hum
Grh Nāpaya Hum
Anaya Hom Bhagavan
Vajra Hum Phat


Segera ketika itu telah muncul keluar dari hati semua Tathāgata, ada muncul keluar Bhagavān Vajrapāni yang sama banyaknya seperti lautan awan yang tampil di semua sistem dunia, melakukan penarikan dan pemberdayaan dalam Samadhi di Mandala dari perkumpulan semua Tathāgata dan Bodhisattva, memasukkan ke dalam Mandala yang besar dari Samaya Vajra (vajrasamayamahāmandale), mengikat Samaya, yang kemudian bergabung dan menjadi Satu, menjadi tubuh dari sang Kemurkaan Vajra Yang Besar (mahāvajrakrodhakāyo), yang menetap di dalam hati dari Bhagavato Vairocana, dan mengucapkan udāna berikut ini :

Ah ! Tentu Pikiran Bodhi seluruhnya unggul dan tanpa cacat (aho hi bodhicaittasya sarvato bhadratānaghā),
Dengan Kemurkaan menghancurkan dan menyingkirkan makhluk, sang Pejuang yang mempesona (yatsatvavinayādyāti krodho'pi ramanīya tām).

Kemudian, wujud tubuh dari sang Mahā Vajra Krodha turun dari hati sang Bhagavato, dan mengambil tempat-Nya di lingkaran bulan di depan semua Tathāgata, dimana Dia kembali meminta petunjuk.

Kemudian sang Bhagavān masuk kedalam 'Samadhi yang bernama Vajra Dari Penarikan Samaya Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatasamayākarsanavajrannāma samādhim)', dimana ada muncul keluar dari hati-Nya hrdaya dari semua Tathāgata yang bernama 'Pengait Samaya Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatasamayānkuśan)' : Hum Takki Jah

Segera ketika itu telah muncul keluar, si Maha Isvara sang Penguasa Tiga Dunia (Triloka Adhipati) serta pengikutnya yang banyaknya seperti lautan awan yang sangat banyak dari semua sistem dunia, semuanya beserta tempat tinggal mereka yang sangat banyak yang mengisi penuh semua dunia, seluruhnya di tarik melalui Pengait Vajra Dari Samaya Dari Semua Tathāgata (sarvatathāgatasamayavajrānkusa) menuju ke atas puncak mahkota gunung Sumeru, di paviliun tingkat atas yang puncaknya terbuat dari Permata Mani Vajra. Seluruhnya menjadi menyatu dengan Paviliun tingkat atas yang puncaknya terbuat dari Permata Mani Vajra itu dimana sang Bhagavato berada.

Kemudian sang Vajrapāni mengangkat naik Vajra-Nya dari hati-Nya dan mengayun-ayunkannya, Dia mengamati seluruh lingkaran tiga dunia dari tiga alam, [dan berkata :] "Kembalilah, Marsa, pada ajaran dari semua  Tathāgata, patuhilah perintah Saya ! ( pratipadyata, Mārsā, sarvatathāgataśāsane, mama cājñām pālayata !)"

[Marsa --> Sebutan untuk orang terhormat]

Kemudian mereka menjawab : "Bagaimana kembali? (katham pratipadyāmah ?)"

Bhagavān Vajrapāni berkata : "Terimalah ! Pergilah berlindung kepada Buddha, Dharma dan Sangha, datanglah Marsa, untuk memperoleh Pengetahuan yang mengetahui semua ! (buddha dharmam ca sangham ca śaranagamanam pratipattitah, sarvajñajñānalābhāya pratipadyadhvam mārsā !)"

Kemudian si Maha Dewa, sang Penguasa Seluruh Tiga Dunia, bangga dengan kekuasaannya atas semua tiga dunia, menampilkan wujud kemurkaan besar (mahākrodhatāndarśaya) dan berkata : "Saya ini, wahai Yaksa, adalah sang Isvara Penguasa Tiga Dunia (trailokyādhipatirīśvarah), sang Pencipta (kartā), sang Pemusnah (vikartā), Penguasa Tertinggi atas semua gaib (sarvabhūteśvaro), Tuhannya para tuhan (devātidevo), sang Maha Dewa (mahādevah). Jadi bagaimana Saya akan mematuhi perintah seorang Yaksa?"

Kemudian Vajrapāni kembali lagi mengayun-ayunkan Vajra-Nya dan memberikan perintah : "Wahai makhluk jahat, segeralah masuk kedalam Mandala, dan menetaplah di dalam Samaya Saya ! (bho dustasattva śīghram praviśa mandalam, mama ca samaye tistha !)"

Kemudian si Mahā Dewa, si Dewa, menyapa sang Bhagavān [Vairocana] : "Siapa Dia itu, Bhagavān, makhluk sejenis ini memberikan perintah kepada saya sang Isvara ?"

Kemudian Bhagavān berkata kepada si Maha Isvara dan semua rombongan dari tiga dunia : "Masuklah, Marsa, kedalam sumpah dari Samaya dari Tiga Perlindungan (triśaranagamanasamayasamvare), jangan sampai Vajrapāni, sang Yaksa, yang ganas (krūrah), yang murka (krodhana), yang kasar (canda), sang Mahā Bodhisatva, dengan Vajra-Nya yang membara menghancurkan seluruh tiga alam."

Kemudian si Maha Isvara, melalui kekuasaannya atas seluruh tiga dunia (sakalatrailokyādhipatyatayā) dan auman dari pengetahuannya sendiri (svajñānavaśitayā), dengan tujuan untuk menggentarkan Bhagavato Vajrapāni, mewujudkan bentuk Mahā Bhairava, yang Maha murka dan kasar (mahācandakrodha), yang menyemburkan bara api yang besar (mahājvālotsrjanatām), tertawa yang Maha mengerikan (mahāraudrāhāsa), bersama-sama dengan semua rombongannya, berkata : "Sayalah sang Penguasa seluruh Tiga Dunia, Anda yang harus melakukan apa yang saya perintahkan !"

Kemudian Vajrapāni dengan kebanggaan mengayun-ayunkan Vajra-Nya dan tertawa, berkata : "Mendekatlah, wahai anda yang memakan mayat, putana dan daging manusia (katapūtanamānusamānsāhāra), yang menggunakan abu dari perkuburan sebagai makanan, tempat tidur, pakaian, dan selimut (citibhasmabhaksyabhojyaśayyāsanaprāvarana), patuhi perintah Saya !"

Kemudian si Maha Isvara, si Maha Dewa, memerintah dengan kekuatan kemurkaan yang besar (mahākrodhāvistamadhisthāya) di seluruh tiga dunia, dengan berkata : "Anda patuhi perintah saya ! Masuklah ke dalam Samaya !"

Kemudian Vajrapāni, sang Raja Kemurkaan Yang Besar (mahākrodharājo) berkata kepada sang Bhagavanta : "Dia ini, Bhagavan, si Maha Dewa, Dewa yang sombong oleh kekuatan pengetahuannya sendiri (svajñānabalagarvāt), juga oleh kekuasaannya sebagai Maha Isvara, tidak mau tunduk kepada ajaran dari semua Tathāgata. Bagaimanakah yang perlu dilakukan ?"

Kemudian sang Bhagavān memusatkan perhatian pada Samaya dari Vajra yang besar (mahāvajrasamaya), menghasilkan Hrdaya dari semua Tathāgata : "Om Nisumbha Vajra Hum Phat".

Kemudian Vajrapāni, sang Mahā Bodhisatva, mengucapkan Hrdaya Vajra-Nya Sendiri : "Hum". Segera setelah Dia mengucapkannya, perkumpulan dari para Maha Dewa dari seluruh tiga alam (sakalatraidhātukasannipatitā mahādevādayah), semua penguasa tiga dunia (sarvatrailokyādhipatayah), jatuh dengan wajah diremukkan (adhomukhāh prapatitāh), menangis kesakitan (ārtasvaram), pergi meminta perlindungan kepada Bhagavato Vajrapani (manvanto bhagavato vajrapāneśca śaranam gatāh), dan si Maha Dewa, si Dewa itu, jatuh ke permukaan tanah (bhūmyām prapatito), tiada kesadaran dan mati (niścestībhūto mrtah).

Kemudian sang Bhagavān, mengetahui begitu, berkata kepada Vajrapāni : "Masuklah Vajrapāni, duduklah dengan damai di dalam Roda dari seluruh tiga dunia. Jangan menimpakan kematian !"

Kemudian Vajrapāni, sang Mahā Krodha Rāja, setelah mendengar perkataan sang Bhagavato, berkata kepada semua Dewa itu : "Masuklah, berlindunglah kepada Buddha, Dharma, dan Sangha. Laksanakan perintah Saya, bagi yang masih ingin hidup !"

Kemudian mereka berseru demikian : "Kami bersama-sama berlindung kepada lautan para Buddha, Ajaran-Nya, dan Murid-Nya (sabuddhadharmasamghasamudrāmccharanam gacchāmah), patuh pada perintah, kami tidak tau (tvacchāsanājñām na jānīma)."

Kemudian sang Bhagavān Vairocana Tathāgata berkata : "Dia ini, Oh, adalah Devanya Kami (devo'smākam), Penguasa semua Tathāgata (sarvatathāgatādhipatih), Ayah semua Tathāgata (sarvatathāgatapitā), Pelaksana perintah semua Tathāgata (sarvatathāgatājñākarah), Putra yang paling unggul dari semua Tathāgata (sarvatathāgatajyesthaputro), Penguasa Mulia (bhagavān), Yang patut dihormati semesta (samantabhadro), Makhluk Kebangkitan (bodhisatvo), Makhluk Besar (mahāsatvah), Pemimpin semua makhluk (sarvasatvavinayena), Pelaksana perbuatan (kāryakaranatayā), Penyucian Raja Kemurkaan Yang Besar (mahākrodharājyatāyāmabhisiktah) ! Mengapa begitu (tatkasmāddhetoh)? Kalian yang ada ditengah-tengah, kumpulan penjahat yang dipimpin oleh Maha Deva (santi yuṣmadmadhye mahādevādayo duṣṭagaṇās),  bahkan Mereka semua Tathagata tidak bisa mencegah dan menghentikan kejahatanmu (te sarvatathāgatairapi na śakyāḥ śāntayā pāpebhyo nivārayituṃ). "
« Last Edit: April 29, 2018, 02:21:04 am by ajita »

ajita

  • Administrator
  • Sr. Member
  • *****
  • Posts: 350
    • View Profile

HUM

Vajraśekhara Mahā Guhya Yoga
Bab VII
Sarva Tathāgata Vajra Samayā Mahā Kalpa Rājā Krodha Guhya Mudrā Mandala Vidhi Vistarah

« Last Edit: April 28, 2018, 10:54:35 am by ajita »

ajita

  • Administrator
  • Sr. Member
  • *****
  • Posts: 350
    • View Profile

HUM

Vajraśekhara Mahā Guhya Yoga
Bab VIII
Sarva Tathāgata Vajra Samayā Mahā Kalpa Rājā Vajra Kula Dharma Jñāna Samaya Mandala Vidhi Vistarah

« Last Edit: April 28, 2018, 10:55:17 am by ajita »