Hrdaya Mantra untuk ini adalah :
VAJRASATTVA AH (Makhluk Vajra ! AH !)
adalah Hrdaya untuk pintu masuk Vajra (vajrāveśahrdayam).
VAJRASATTVA DRŚAYA (Makhluk Vajra ! Muncullah !)
adalah Hrdaya untuk bermeditasi pada sang Makhluk Besar (mahāsatvānusmrtihrdayam).
JAH HŪM VAM HOH adalah Hrdaya untuk penarikan, pemasukan, pengikatan, dan penaklukkan Makhluk Besar (mahāsatvākarsanapraveśanabandhanavaśīkaranahrdayama).
Dengan mengucapkan
SAMAYA STVAM (Anda adalah Janji !)
, masuk kedalam lingkaran bulan dari belakang.
Lalu, visualisasikan diri sendiri sebagai sang Sattva, "Saya mengucapkan
SAMAYA STVAM (“samayastvam” aham brūvan)".
Berusaha dengan Mudra dari sang Sattva, visualisasikanlah diri sendiri (yasya sattvasya yā mudrā tāmātmānantu bhāvayet).
Dengan pembacaan Vajra menyelesaikan semua Mudra (sādhayedvajrajāpena sarvamudrāprasādhanam).
Melalui membaca
JAH HŪM VAM HOH memasukkan semua Buddha kedalam tubuh (“jah hūm vam hoh” bruvan kāye sarvabuddhān praveśayet).
Laksanakan perenungan yang sangat baik, dan hasilkan penyelesaian dari Maha Mudra (manasā sādhuyogena sādhanam tvaparam mahamudrā)!
Selanjutnya Saya akan menjelaskan perbuatan, perbuatan Vajra yang tiada tanding (athāsām karma pravaksyāmi vajrakarma niruttaram).
Dengan mencapai visualisasi para Buddha, cepat memperoleh keBuddhaan (buddhānusmrtisamsiddhah śīghram buddhatvamāpnuyāt).
Setelah mencapai Sattvavajri, menjadi penguasa semua Mudra (sattvavajrā tu samsiddhah sarvamudrādhipo bhavet).
Melalui membentuk Mudra Ratnavajri, orang menjadi penguasa semua Permata (ratnavajrā yāntu mudrāyām sarvaratnādhipah sa tu).
Jika mencapai Dharmavajri, maka menjadi mampu memiliki Ajaran sang Buddha (siddhastu dharmavajra yā vai buddhadharmadharo bhavet).
Dengan Mudra dari Karmavajri, menjadi mampu melaksanakan perbuatan Vajra (karmavajrini mudrāyām vajrakarmakaro bhavet).
Mencapai Vajrasattva dengan membentuk ikatan Mudra sang Sattva itu (siddhyate vajrasattvastu bandhayā sattvamudrayā).
Menarik Vajradhara melalui penyatuan dengan Vajrākarsa (ākarsayedvajradharām vajrākarsaprayogatah).
Maha Mudra dari Vajrarāga mampu mempesona semua Buddha (vajrarāgamahāmudrā sarvabuddhāmstu rāgayet).
Menyenangkan semua Buddha melalui penyatuan dengan Vajrasādhu (tosayetsarvabuddhānām vajrasādhaprayogatah).
Memberikan penyucian Buddha melalui ritual dari Mudra permata (dadyād buddhābhisekāni ratnamudrāvidhistathā).
Dengan cepat menjadi Kecemerlangan Vajra melalui penyatuan dengan Vajrateja (vajratejā bhavecchīghram vajratejahprayogatah).
Dengan mempraktekkan pemegangan bendera Vajra, semua keinginan menjadi terkabul (vajraketudharam sevya bhavedāśāprapūrakah).
Melalui ritual dari Vajrahāsa, dengan bahagia tertawa bersama semua Buddha (vajrahāsavidhim yojya sarvabuddhaih samam haset).
Menjadi pemegang Ajaran Vajra melalui penyatuan dengan Vajradharma (vajradharmadharo bhūyād vajradharmaprayogatah).
kebijaksanaan yang terutama dari semua Buddha adalah dari penyatuan dengan Vajratīksna (prajñāgryah sarvabuddhānām vajratīksnaprayogatah).
Dengan mempraktekkan pemegangan roda Vajra, orang mampu memutar roda Dharma (vajracakradharam sevya dharmacakram sa vartayet).
Memperoleh pencapaian dari ucapan Buddha melalui penyatuan dengan Vajrabhāsa (buddhavāksiddhimāpnoti vajrabhāsaprayogatah).
Mencapai perbuatan Vajra dengan cepat melalui penyelesaian Vajrakarmā yang terkemuka (vajrakarma gatam ksipram vajrakarmāgryasādhanāt).
Dengan memakai baju perisai Vajra, anda memperoleh tubuh Vajra (nibadhya vajrakavacam vajrakāyatvamāpnuyāt).
Dengan melakukan penyelesaian Vajrayaksa, akan menjadi sama seperti Vajrayaksa (vajrayaksam tu vai sādhya vajrayaksasamo bhavet).
Semua Mudra terselesaikan melalui membentuk ikatan tinju Vajra (sarvamudrāprasiddhastu vajramustinibandhanān).
Dengan melakukan penyelesaian Vajralāsyā, memperoleh kesenangan dari Maha Vajra (vajralāsyām tu vai sādhya mahāvajraratim labhet).
Dengan membentuk ikatan Vajramala, mendapatkan penyucian dari semua Buddha (vajramālā nibandhastu sarvabuddhābhisekadah).
Penyelesaian lagu Vajra melalui penyatuan dengan Vajragītā (yojayedvajragītām tu vajragītāprayogatah).
Bergabung dengan Vajranrtya, orang membuat persembahan kepada semua Buddha (vajranrtyām tu samyojya sarvabuddhaih sa pūjyate).
Menggembirakan makhluk hidup semua melalui penyatuan dengan Vajradhūpā (pralhādayejjagatsarvam vajradhūpāprayogatah)
Bergabung dengan Vajrapuspā, orang menyebabkan makhluk hidup memberi hormat (vajrapuspām tu samyojya vaśīkuryājjagat sa tu).
Dengan Maha Mudra dari Vajrāloka, membuat persembahan untuk memperoleh penglihatan (vajrālokamahāmudrā caksurdadyātprapūjayan).
Semua penderitaan menjadi terlenyapkan melalui penyatuan dengan Vajragandha (sarvaduhkhaharo bhūyādvajragandhaprayogatah).
Melalui penarikan dari Vajrānkuśa, mengungguli semua tindakan penarikan (vajrānkuśasamākarsāt sarvākarsakarah parah).
Menghasilkan semua pemasukan melalui penyatuan dengan Vajrapāśa (sarvapraveśako bhūyād vajrapāśaprayogatah).
Bergabung dengan Vajrasphota, menjadi mampu mengikat semua (vajrasphotantu samyojya sarvabandhaksayo bhaved).
Menggunakan ritual dari Vajrāveśa, menyelesaikan semua pintu masuk (vajrāveśavidhim yojya sarvāveśaprasādhaka).
Selanjutnya ini adalah cara memperoleh pengetahuan dari Mudra Samaya Vajra dari semua Tathāgata (sarvatathāgatavajrasamayamudrājñānam) :
Gabungkan telapak tangan (anjali) dengan kuat bersama dengan semua jari saling menyilang (añjalim tu drdham badhvā sarvānagulinibandhitam),
Dinamakan gabungan telapak tangan Vajra (Vajranjali), dijalin dengan erat menjadi ikatan Vajra (vajrāñjalih samākhyāto, vajrabandhah subandhanāt).
Semua Mudra Samaya dilahirkan dari ikatan Vajra (sarva samayamudrāstu vajrabandhasamudbhavāh).
Saya sekarang menjelaskan aturan untuk ikatan, ikatan Vajra yang tiada tandingan (tāsām bandham pravaksyāmi vajrabandhamanuttaram).
Dengan [Mudra nya] Sattvavajra dibuat dengan kukuh, jari-jari tengah dinaikkan tegak lurus seperti tunas (sattvavajrām drdhīkrtya madhyamotthāsamānakurām).
Jari-jari jempol dan jari-ajari tengah berbentuk seperti permata (madhyamānagustharatnā), jari-jari tangah di bengkokan (madhyamānukuñcitā).
Jari-jari tengah diikat menyerupai bunga teratai (padmasamkocamadhyamā), jari-jari tengah diikat ke dalam (madhyamāntarasamkocān).
Jari-jari telunjuk menyentuh jari-jari tengah, adalah Mudra dari Buddha kelima (pañcamī buddhamudrā)
Jalinlah jari-jari tengah dijalin kedalam, adalah pujian Buddha kedua (madhyamāntarasamkocān dvitīyā buddhavarnitā).
Jempol dan jari-jari tengah berbentuk seperti permata, jari-jari tengah dijalin seperti bunga teratai (madhyamānagustharatnā tu padmasamkocamadhyamā),
Mudra dari Buddha kelima, dalam cara yang sama buatlah bengkok melingkar dengan baik (pañcamī buddhamudrā tu tathaivāgrasukuñcitā).
Selanjutnya, Saya akan menjelaskan secara penuh Samaya dari Keluarga Tathāgata, yang dengan mengikatnya akan memperoleh Siddhi (athātah sampravaksyāmi tathāgatakulasya hi samayagrāhikā mudrā bandham siddhim ca karma ca).
Kedua tangan digabung bersama dalam bentuk bulan, jari tengah sama seperti Vajra (pānidvayamaye candre madhyamāngulivarjite),
Bagian atas dari jari-jari tersisa tidak bersentuhan, merupakan Vajra dari Sattvavajra (antyāngulimukhāsangāda vajram vai sattvavajrayā).
Jari-jari [telunjuk] berbentuk pengait, jari-jari [telunjuk] menyatu [bersilang], bersikap memberi sorakan pujian (agrānkuśāgrasamyogād sādhukārapradāyikā),
Ini adalah kelompok Mudra Siddhi yang terdiri dari empat dari Vajrasattva (vajrasatvacatuskasya siddhimudrāgano hyayam).
[Mudra dari] Vajra Permata :, jari-jari telunjuk dibengkokkan dengan jari-jari bagian atas terhubung (ratnavajrā samānagusthatarjanīmukhasandhanāt),
Kemudian jari tengah, jari manis, dan jari kelingking di ulur rentangkan serta diputar, [tempatkan setinggi hati] (sā eva madhyamānāmakanisthā suprasāritā).
Jari manis tegak seperti bendera, dihubungkan dengan jari kelingking (patākā tu samānāmakanisthābhyām samanvitā),
Lalu tinggal di dalam tempat tertawa, ini dengan demikian dikembalikan [menunjukkan Mudra dari Vajraratna] (hāsasthānasthitā caiva sā eva parivartitā).
Ulurkan jari-jari jempol secara tegak dengan sebanding, jari-jari telunjuk dibengkokkan [seperti bunga teratai] (prasāritasamānagusthasthitā kuñcitatarjanī),
Kemudian [Mudra dari] Pedang Vajra :, jari-jari tengah dihubungkan dengan jari-jari bagian atas [dibengkokkan] (sā eva varjakośā tu madhyamā mukhasandhitā).
Kemudian kedua jari manis diangkat bersama-sama, jari-jari kelingking bersilangan seperti roda (sā eva tu samānāmakanisthā cakrasamjñitā),
Lalu pelepasan ikatan dari jari-jari jempol, adalah mengulur rentangkan dan diangkat dari mulut (niryuktānagusthabandhā tu prasāritamukhotthitā).
Jari bagian atas dari jari-jari kelingking dan jari-jari jempol dihubungkan bersama-sama, adalah [Mudra dari] Karma Vajra (kanisthānagusthamukhayoh samājāt karmavarjitā),
Lalu kedua jari-jari telunjuk bersama-sama ditempatkan setinggi hati, ulur-rentangkan (sā eva tu samāgryā vai hrdisthā suprasāritā).
Jari-jari telunjuk dibengkokkan seperti gading, demikian juga dengan jari-jari kelingking (kuñcitāgr yāgradamstrā tu kanisthā sandhimoksitā),
Dengan jari-jari jempol dan jari-jari kelingking [saling bersentuhan] diantara, jari-jari telunjuk dibengkokkan kebawah diatas [jari-jari jempol] (kanisthāntarato'nagusthau pīdayetkuñcitāgryayā).
Jari-jari jempol [di tegakkan] bersama-sama setinggi hati, mengulur-rentangkan tangan disebut karangan bunga (hrdaye tu samānagusthā suprasāritamālinī),
Telapak tangan yang unggul [di dalam Vajra-anjali] disebarkan dari mulut, setelah menari, [telapak tangan] dihubungkan di atas kepala (anagulyagramakhoddhāntā nrtyato mūrdhni samyutā).
Ikatan Vajra diberikan ke bawah, anjali dari diri sendiri di anugerahkan ke atas (vajrabandha tvadho dānāt svāñjaliścordhvadāyikā),
Jari-jari telunjuk bersama-sama ditekan, ulur rentangkan [tangan] seolah-olah memakai salep (samānagusthanipīdā ca suprasāritalepanā).
Satu jari telunjuk di bengkokkan, kedua jari-jari telunjuk itu diikat di dalam simpul (ekatarjanīsamkocā dvyanagusthagranthibandhitā),
Ujung dari jari-jari jempol dan jari-jari telunjuk menyerupai rantai, [telapak tangan] digabungkan seperti tinju Vajra (anagusthāgra yakatā bandhā vajratamustyagrasandhitā).
Selanjutnya Saya akan menjelaskan pencapaian, pencapaian Vajra yang tertinggi (athāsām sādhanam vaksye vajrasādhanamuttamam),
Mudra dari diri sendiri ditempatkan setinggi hati, di dalam konsentrasi Sattva Vajra (svamudrayā hrdisthayā sattvavajrasamādhinā).
Selanjutnya Saya akan menjelaskan perbuatan, perbuatan Vajra yang tiada bandingan (athāsām karma vaksyāmi vajrakarma niruttaram),
Mengumpulkan para Tathāgatā dengan Mudra dari alam Vajra dan seterusnya (vajradhātvādimudrāsu samājena tathāgatāh).
Sang Acarya dari Mandala menyelesaikan pemberdayaan murid segera dalam waktu itu juga (mandalācāryaśisyānāmadhisthāsyanti tatksanāt),
Jika membentuk ikatan [Mudra dari] Sattvavajri, menjadi sama seperti Vajradhara (sattvavajr yāntu baddhāyām bhavedvajradharopamah).
Dengan hanya membentuk ikatan Pengait Vajra, mampu memanggil semua Buddha (vajrānkuśyām baddhamātrāyām sarvabuddhām samāh vayet),
Melalui ritual dari Nafsu Vajra, menyenangi bahkan para Buddha (rāgavajraprayogena sa buddhānapi rāgayet).
Melalui ikatan dari sorakan kegembiraan Vajra, memperoleh anugerah kepuasan para Buddha (vajrasādhubandhena buddhadānatustim labhati),
Melalui [Mudra dari] kepuasan Vajra dari para Pemenang, semua sorakan pujian menjadi tertawa (vajratustyā jinaih sarvaih sādhukāraih praśamsyate).
Melalui membentuk ikatan Vajra Permata, memperoleh penyucian dari para Buddha (ratnavajr yāntu baddhāyām buddhaih so'pyabhisicyate),
Dengan membentuk ikatan Matahari Vajra, mendapatkan lingkaran cahaya Buddha (vajrasūryām badhvā vai bhaved buddhaprabhopamah).
Setelah memegang Bendera Vajra, semua keinginan menjadi terkabul (vajraketudharo bhūtvā sarvāśāh sa tu pūrayet),
Melalui ritual dari Vajrahāsa, tertawa bersama-sama dengan semua Buddha (vajrahāsaprayogena sarvabuddhaih samam haset).
Dengan menampilkan [Mudra dari] Dharma Vajra, menjadi sama persis dengan sang Vajradharma (dharmavajrām samādhāya vajradharmopamo bhavet),
Setelah mengambil [Mudra dari] Pedang Vajra, memotong habis semua kotoran batin (vajrakośām tu samgrhya sarvakleśām cchinatti sah).
Setelah mengerjakan dengan sangat kukuh [Mudra dari] Roda Vajra, menjadi sang Penguasa Mandala (vajracakrām drdhīkrtvā mandalādhipatirbhavet),
Melalui ritual dari Vajrabhāsa, ucapan Vajra tercapai dengan sangat unggul (vajrabhāsaprayogena vajravāksiddhiruttamā).
Setelah menampilkan [Mudra dari] Karma Vajra, menjadi sama dengan sang Vajrakarma (karmavajrām tu sandhāya vajrakarmasamo bhavet),
Setelah mengerjakan dengan sangat kukuh [Mudra dari] Perisai Vajra, tubuh menjadi seperti Vajra (vajravarmām drdhīkrtvā kāyo vajramayo bhavet).
Melalui Mudra tertinggi dari Taring Vajra, mampu menghancurkan Mara yang jahat (vajradamstrāgramudrayā dustamārām sa bhañjati),
Dengan membentuk ikatan yang kukuh dari Tinju Vajra, mengendalikan semua Mudra (vajramustim drdhām badhvā sarvamudrām vaśannayet).
Melalui [Mudra dari dewi Lasya] Permainan, bergembira; Melalui [Mudra dari Mala] Karangan Bunga Surga, menjadi bersinar indah (lāsyayā ratayo divyāh mālayā bhūsanāni ca),
Melalui [Mudra dari dewi Gita] Lagu, ucapan menjadi luar biasa; Memperoleh pemujaan Nitya melalui [Mudra dari dewi Nrtya] Tarian. (gītayā sphutavāco nityam pūjām labhati nrtyayā).
Melalui [Mudra dari dewi Dhupa] Dupa, menyenangi dunia; Melalui [Mudra dari Dewi Puspa] Bunga, bentuk rupa menjadi sangat indah (dhūpayā lhādayed loka puspayā rūpaśobhitām),
Melalui [Mudra dari dewi Dipa] Lampu, memurnikan dunia; Melalui [Mudra dari dewi Gandha] Wewangian, mendapatkan wewangian surga (dīpayā lokaśuddhitvam gandhayā divyagandhatām).
[Mudra dari] Pengait Vajra untuk melakukan pemanggilan; [Mudra dari] Tali Jerat dari Vajra untuk melakukan penarikan (vajrānakuśah samākarsed vajrapāśā praveśayet),
[Mudra dari] Rantai Vajra untuk melakukan pengikatan; [Mudra dari] Lonceng Vajra untuk melakukan pemasukan (vajrasphotā tu bandhayād vajraghantā samāviśed).
Selanjutnya adalah cara memperoleh Dharma Mudra (atha dhamamudrā bhavanti) :
"vajrajñānam (Pengetahuan Vajra)", adalah yang dari para Buddha, mengukuhkan Alam Vajra (vajrajñānam tu buddhānām vajradhātu drdhamkaram),
Selanjutnya Saya akan menjelaskan Dharma Mudra sesuai dengan aturan Hukum (atah param pravaksyāmi dharmamudrā yathāvidhi).
"samayastvam (Anda adalah Janji)", dalam cara ini mengucapkannya, menjadi Penguasa semua Mudra (“samayastvam” iti prokte sarvamudrāpatirbhavet),
"anyasva (Bawalah kesini)", dalam cara ini mengucapkannya, pasti mampu memanggil para Buddha (“anyasva” iti vai prokte buddhānākarsayed dhruvam).
"aho sukha (Ah ! Bahagia)", dalam cara ini mengucapkannya, mampu menyenangi para Buddha (“aho sukha” iti prokte buddhānapi sa rāgayet),
"sādhu sādhv (Sangat baik ! Sangat baik !)", dalam cara ini mengucapkannya, dengan sorakan pujian menggembirakan (“sādhu sādhv” iti vai proktvā sādhukāraih sa tosayet).
"sumaha tvam (Anda adalah yang sangat besar)", dalam cara ini mengucapkannya, mendapat penyucian dari semua Buddha (“sumaha tvam” iti prokte sarvabuddhābhisecanam),
"rūpodyote (Bersinar dalam wujud)", dalam cara ini mengucapkannya, akan menjadi kecemerlangan Dharma (“rūpodyote” -ti vai prokte dharmatejo bhavisyati).
"artha-prāptira (Memperoleh tujuan)", dalam cara ini mengucapkannya, mampu mengabulkan semua keinginan yang paling unggul (“artha-prāptira” iti prokte sarvāśāh pūrayet sa tu),
"ha ha hūm he", dalam cara ini mengucapkannya, memperoleh senyuman Buddha yang halus (“ha ha hūm he-” iti prokte samabuddhahāsam prāpnuyāt).
“sarva-kāri (Semua Pelaku)”, dalam cara ini mengucapkannya, memurnikan tindakan jahat (“sarva-kāri” iti prokte akāryamapi śodhayet),
“duhkhaccheda (Mengakhiri penderitaan)”, dalam cara ini mengucapkannya, mampu memotong putus semua penderitaan (“duh khaccheda” iti prokte sarvaduhkhāñchinatti sah).
"buddha bodhi (Kebangkitan Buddha)", dalam cara ini mengucapkannya, menjadi Penguasa Mandala (“buddha bodhi” iti prokte mandalādhipatirbhavet),
“prati-śabda (Gema berkumandang)”, dalam cara ini mengucapkannya, berbicara bersama dengan para Buddha (“prati-śabda” iti prokte buddhaih sahasamālapet).
“śubha-siddham (Penaklukkan yang hebat)”, dalam cara ini mengucapkannya, menjadi Tuan atas semua (“śubha-siddham” iti prokte vaśitvam sarvato bhavet),
“nirbhayastvam (Anda tiada takut)”, dalam cara ini mengucapkannya, segera seketika itu juga memperoleh ketiadaan rasa takut (“nirbhayastvam” iti prokte nirbhayo bhavettatksanāt).
“śatru bhaksa (Telanlah musuh)”, dalam cara ini mengucapkannya, menelan semua musuh (“śatru bhaksa” iti prokte sarvaśatrun sa bhaksayet),
"sarvasiddhir (Semua penyelesaian)", dalam cara ini mengucapkannya, memperoleh semua Siddhi (“sarvasiddhir” iti prokte sarvasiddhirbhavisyati).
“mahārati (kesenangan yang besar)” untuk kesenangan surga; “rūpaśobhā (indah dalam wujud)” adalah demikian juga (“mahārati” ratim divyām “rūpaśobhā” tathaiva ca),
“śrotrasaukhyā (menyenangkan untuk di dengar)” untuk mendapat kegembiraan; “sarvapūjā (Semua penyembahan)”, untuk penyembahan yang sangat baik (“śrotrasaukhyā” sukham dadyāt “sarvapūjā” supūjatām).
“pralhādini (Menyenangi)”, untuk menyenangi pikiran; “phalāgamī (Pembawa buah)” untuk menghasilkan buah (“pralhādini” manahsaukhyam “phalāgamī” phalāgamā).
“sutejāgri (keagungan yang menakjubkan)”, untuk keagungan yang besar; “sugandhāngi (tubuh wangi yang sangat baik)”, untuk wewangian (“sutejāgri” mahātejah “sugandhāngi” sugandhatām).
“ayāhi jah (Datanglah kesini, JAH !)”, untuk menyelesaikan pemanggilan; “ahi hūm hūm (Kemarilah, HUM HUM !)”, untuk pemasukan (“ayāhi jah” samākarsā “ahi hūm hūm” praveśikā),
“hesphota vam (HE, Rantai! VAM !)”, untuk pengikatan yang besar; “ghantā ah ah (Lonceng, AH AH !)”, menyebabkan gemetar (“hesphota vam” mahābandhā “ghantā ah ah” pracālite).
Selanjutnya adalah penjelasan Sadhana dari Dharma Mudra yang murni (athāsām dharmamudrā sādhanam pravaksyate śubham) : Visualisasikan Vajra ada di lidah, mampu melaksanakan semua perbuatan (jivhāyām bhāvayed vajrām sarvakarmāni kurvate).
Selanjutnya adalah cara memperoleh ikatan Karma Mudra (atha karmamudrābandho bhavati) :
Ikatlah dengan kukuh kepalan tinju Vajra, di dalam keseimbangan batin bagilah menjadi dua (vajramustim drdhām badhvā dvidhīkuryātsamāhitah),
Ini menghasilkan dua Mudra Vajra; Selanjutnya pengikatan [Karma Murda] dijelaskan (vajramudrādvayam bhūyāt tato bandhah pravaksyate).
Pegang jari telunjuk Vajra, tangan kanan ditempatkan ke kiri (vāmavajrānagulirgrāhyam daksinena samutthitā),
Mudra ini bernama Kebangkitan Tertinggi, mampu menganugerahkan kebangkitan Buddha (bodhāgrī nāma mudreyam buddhabodhipradāyikā).
Sang Aksobhya adalah penyentuh bumi, sang Ratna bersikap mengabulkan keinginan (aksobhyasya bhūmisparśā ratne tu varadā tathā),
Sang Amitayu adalah konsentrasi tertinggi, sang Amogha menganugerahkan keberanian (amitāyoh samādhyagrā amoghasyābhayapradā).
Selanjutnya Saya akan menjelaskan Karma Mudra dengan ringkas (atah param pravaksyāmi karmamudrā samāsatah),
Vajrasattva sang Makhluk Adi, mampu menyebabkan perbuatan Vajra (vajrasattvādisattvānām vajrakarmapravartikāh).
Yang kiri [dari tinju (musti) menunjukkan] kebanggaan, yang kanan mengayun-ayunkan [Vajra]; Bersikap memegang pengait (sagarvotkarsanam dvābhyāmanku śagrahasamsthitā),
Menerapkan sikap memanah, tepuk tangan pujian ditempatkan setinggi hati (vānaghantanayogācca sādhukārā hrdi sthitā).
Dua [tinju] Vajra [dari kepalan tinju Vajra tadi ditempatkan di tempat] penyucian [di dahi]; perlihatkan bentuk matahari setinggi hati (abhiseke dvivajram tu hrdi sūryapradarśanam),
Lengan tinju berada di kiri [siku kanan berada di tinju kiri], setelah itu ditempatkan di samping [dua telapak tangan mencapai kearah mulut] (vāmasthabāhudandā ca tathāsye parivartitā).
Lengan tinju [kanan] seolah-olah membuka bunga teratai di lengan kiri setinggi hati, [kepalan tinju dari lengan kanan memegang] pedang pembunuh (savyāpasavyavikacā hrd vāmām khadgamārana),
[Dua kepalan tinju itu] berputar seperti roda api; dua tinju Vajra itu dipencarkan di mulut (alātacakrabhramitā bajradvayamukhotthitā).
Setelah diputar di dalam tarian Vajra, [dua tinju itu dilepaskan melewati] tinggal berdiam di pipi dan mahkota (vajranrtyabhramonmuktam kapolosnīsasamsthitā),
Perisai; jari kelingking bagian atas membentuk taring; dua kepalan tinju ditekan bergabung (kavacā kanisthadamstrāgryā mustidvayanipīditā).
Melalui ritual dari kebanggaan Vajra, menyembahlah dengan pikiran bergetar (vajragarvāprayogena namedāśayakampitaih),
Ikatlah karangan bunga, turunkan dibawah mulut, ayunkan di dalam tarian Vajra (mālābandhā mukhodvāntā vajranrtyapranartitā).
Melalui ritual dari kepalan tinju Vajra, berikanlah persembahan dupa dan seterusnya (vajramustiprayogena dadyād dhūpādayastathā),
Pemujaan kepada semua Buddha diatur dengan Mudra dari pemujaan (sarvabuddhaprapūjāyāh pūjāmudrāh prakalpitā).
Jari telunjuk setelah jari kelingking membentuk ikatan pengait adalah pengait besar (tarjanyankuśabandhena kanisthāyā mahānkuśī),
Lengan menyerupai tali jerat dan jari [telunjuk] seperti rantai, permukaan dari belakang tangan ditekan bersama-sama (bāhugranthikatāgryābhyām prsthayośca nipīditā).
Selanjutnya adalah penjelasan Sadhana dari penyelesaian yang sebanding dengan perbuatan Vajra (athāsām sādhanam vaksye vajrakarmakrtā samam),
Untuk hati yang sekeras semua Vajra, visualisasikan di hati ada Vajra [Karma Vajra] (sarvavajramayam vajram hrdaye paribhāvayed).
Selanjutnya adalah berbagai jenis perbuatan Vajra dari Karma Mudra (athāsām karmamudrānām vajrakarmānyanekadhā),
Dengan membentuk ikatan kepalan tinju pengetahuan, memasuki pengetahuan Buddha (jñānamustyām tu baddhāyām buddhajñānam samāviśet).
Dengan membentuk ikatan dari sang Aksobhya [Mudra-Nya], memperoleh pikiran yang tidak tergoyahkan (aksobhyāyām tu bandhāyāmaksobhyam bhavet manah),
Melalui Mudra dari sang Ratnasambhava, memperoleh cinta kasih tertinggi (ratnasambhavamudrāyām parānugrahavān bhavet).
Melalui Mudra dari Roda Saddharma, memutar Roda Dharma (saddharmacakramudrāyām dharmacakram pravartayet),
Melalui [Mudra dari] keberanian tertinggi, secara cepat menganugerahkan keberanian kepada semua makhluk (abhayāgryā bhaveta ksipram sarvasattvābhayapradah).
Dengan kukuh membuat kebanggaan Vajra, kebahagiaan Vajrasattva diperoleh (vajragarvām drdhīkrtya vajrasatvasukham labhat),
Melalui [Mudra dari] Vajrankusa, semua Tathāgatā ditarik dalam sekejap (vajrānkuśyā samākarset ksanāt sarvatathāgatāna).
Dengan panah Vajra mempesona diri istri Vajra (rāgayed vajravānaistu vajrabhāryāmapi svayam),
Dengan [Mudra dari] kepuasan Vajra, semua Pemenang menyuarakan sorakan tepuk tangan pujian (vajratustyā jināh sarve sādhukārān dadanti hi).
Dengan membentuk ikatan Permata Vajra yang besar, menerima penyucian dari Guru (mahāvajramanim badhvā śāstrbhih so'bhisicyate),
Dengan menampilkan [Mudra dari] Matahari Vajra [vajrasūrya=vajrateja], menjadi sama seperti Matahari Vajra (vajrasūryām samādhāya vajrasūryasamo bhavet).
Dengan mengangkat tegak bendera Vajra, menurunkan hujan permata (vajradhvajām samucchrāpya ratnavrstim sa varsayet),
Dengan menampilkan [Mudra dari] Senyuman Vajra, segera tertawa sebanding dengan Buddha (vajrasmitām samādhāya hased buddhaih samam laghu).
Dengan menampilkan [Mudra dari] Bunga Vajra, melihat sang Vajradharma (vajraphullām samādhāya vajradharmam sa paśyati),
Dengan kukuh membentuk ikatan Pedang Vajra, berhasil memotong habis semua penderitaan (vajrakośām drdham badhvā sarvaduhkhāñchinatti sah).
Dengan menampilkan [Mudra dari] Roda Vajra, memutar Roda Dharma (vajracakram samādhāya dharmacakram pravartayet),
Semua pidato Buddha tercapai melalui ucapan Vajra (sarvam vai buddhavacanam sidhyate vajrajāpatah).
Dengan persembahan tarian Vajra, menghasilkan penundukkan bahkan Buddha (vajranrtyapūjayā buddho'pi vaśibhūtam bhavet),
Dengan memakai baju perisai Vajra, mendapatkan kepadatan Vajra (vajravarma nibadhvā so vajrasāratvam prāpnuyāt).
Dengan menampilkan [Mudra dari] Taring Vajra, menghancurkan bahkan Vajra (vajradamstram samādhāya pradhvamsed vajratvamapi),
Melalui [Mudra dari] Tinju Vajra, mengerjakan semua dan memperoleh keberhasilan Mudra (vajramustyāhare te sarvam mudrāsiddhirālabhyate).
[Mudra dari] Permainan Tarian Vajra untuk mendapat kesenangan, [Mudra dari] Karangan Bunga Vajra untuk bentuk wujud yang sangat indah (vajralāsyā ratin dadyād vajramālā surūpatām),
[Mudra dari] Lagu Vajra untuk Lagu yang sangat baik, [Mudra dari] Tarian Vajra untuk penaklukkan (vajragītā sugītā tvam vajranrtyā ca vaśayet).
Dengan [Mudra dari] Dupa, pikiran bergembira; Dengan [Mudra dari] Bunga, memikul segala sesuatu (dhūpayā tu manolhādam puspayābharanāni tu),
Penyembahan Lampu untuk cahaya yang besar; Wewangian Vajra untuk wewangian yang sangat baik (dīpapūjā mahādīptim vajragandhā sugandhatām).
Pengait Vajra untuk melakukan penarikan, Tali Jerat Vajra untuk melakukan pemasukan (vajrānkuśyā samākarsed vajrapāśā praveśayet),
Untuk pengikatan adalah Rantai Vajra; Lonceng Vajra untuk menyebabkan gemetar (bandhayed vajranigadā vajraghantā tu cālayed).
Sekarang adalah perluasan hukum dari membentuk ikatan yang sama dengan semua Mudra (atha sarvamudrānām sāmānyā bandhavidhivistaro bhavati). Dalam hal ini, bukalah ikatan jari Vajra (vajrabandhāngulīm) dengan bertepuk tangan setinggi hati, bacalah Hrdaya ini :
VAJRABANDHA TRAT (Ikatan Vajra ! TRAT !)
. Dari ini, memperoleh penguasaan semua ikatan Mudra di dalam Tubuh, Ucapan, Pikiran Vajra (tatah sarvamudrābandhāh svakāyavākcittavajresu vaśībhavanti).
Kemudian, bentuklah ikatan Mudra dari Samaya Pintu Masuk Vajra (vajrāveśasamayamudrām), bacalah Hrdaya ini :
AH. Dalam hal ini, akan berhasil masuk, hadir dengan senang sebagai teman.
Kemudian, renungkanlah sang Mahāsattvā melalui Samaya dari Mudra, ucapkanlah Hrdaya ini :
MAHĀ SAMAYA SATTVA AHAM (Sayalah Makhluk dari Janji yang besar !). Melalui ini, semua Mudra akan berhasil. Merupakan Perluasan Hukum dari Semua Mudra (sarvamudrāvidhivistarah).
Sekarang adalah cara memperoleh perluasan hukum yang biasa (atha sāmānyah sādhanavidhivistaro bhavati). Dalam hal ini, bentuklah ikatan Mudra milik diri sendiri, lalu visualisasikan diri sendiri sebagai Makhluk dari Mudra milik diri sendiri melalui Hrdaya ini :
SAMAYA AHAM (Sayalah Janji !).
Kemudian, setelah menvisualisasikan diri sendiri sebagai Makhluk dari Mudra milik diri sendiri (svamudrāsattvamātmānam), berdayakanlah diri sendiri dengan Mantra ini :
SAMAYA SATTVA ADHISTASVA MĀM (Makhluk Samaya, Berdayakanlah Saya !). Melalui ini, akan mencapai penyelesaian. Merupakan Perluasan Hukum dari pencapaian (sādhanāvidhivistarah).
Sekarang adalah cara memperoleh perluasan hukum dari keberhasilan (atha siddhividhivistaro bhavati). Untuk keberhasilan dari tujuan keinginan, Hrdaya nya adalah :
ARTHA SIDDHI (Keberhasilan Tujuan !). Melalui ini, keberhasilan Mudra dari menghasilkan tujuan yang besar menjadi terlaksana.
Sekarang adalah bagian dari keberhasilan Vajra (vajrasiddhimicchedanena), Hrdaya nya adalah :
VAJRA SIDDHI (Keberhasilan Vajra !). Melalui ini, dengan segera memperoleh kegembiraan di dalam keberhasilan Vajra.
Sekarang adalah bagian dari keberhasilan Pemegang Vidya (vidyādharasiddhimicchedanena), Hrdaya nya adalah :
VAJRA VIDYA DHĀRA (Pemegang Vidya Vajra !). Melalui ini, dengan segera bergembira di dalam keberhasilan Vidyādhara.
Jika menginginkan keberhasilan tertinggi (athottamasiddhimicchet), Ikatlah Hrdaya dan Mudra dari diri sendiri (svamudrāhrdayeneti). Merupakan Perluasan Hukum dari keberhasilan (siddhividhivistarah).
Sekarang adalah cara memperoleh perluasan hukum dari membuat Vajra dari tubuh, ucapan, dan pikiran Vajra dari diri sendiri yang biasa untuk semua Mudra (atha sarvamudrānām sāmānyah svakāyavākcittavajresu vajrīkaranavidhivistaro bhavati). Jika pemberdayaan Mudra (mudrādhisthānam) menjadi longgar, atau menginginkan untuk melepasnya [Mudra-nya], maka dalam hal ini, kukuhkanlah Hrdaya ini :
OM–VAJRA-SATVA SAMAYAM ANUPĀLAYA –
VAJRA-SATVA TVENA UPATISTA – DRDHO ME BHAVA -
SUTOSYO ME BHAVA - ANURAKTO ME BHAVA -
SUPOSYO ME BHAVA _ SARVA SIDDHIM ME PRAYACCHA
SARVA KARMASU CA ME CITTA ŚRĪYAM KURU
HŪM_ HA HA HA HA HOH – BHAGAVAN –
SARVA TATHĀGATA VAJRA, MĀ ME MUMCA _VAJRĪ BHAVA_ MAHĀ-SAMAYA-SATVA_ ĀH. (OM Makhluk Vajra Jagalah Janji -
Hadirlah Sebagai Makhluk Vajra - Jadilah Kukuh Untuk Saya -
Jadilah Bergembira Untuk Saya - Jadilah Kasih Sayang Untuk Saya -
Jadilah Kenyang Untuk Saya_ Berikanlah Saya Semua Keberhasilan
Datangkanlah Kebahagiaan Pikiran Untuk Saya Dalam Semua Tindakan
HUM_ HA HA HA HA HOH – Sang Bhagavan -
Sang Vajra Dari Semua Tathagata, Jangan Tinggalkan Saya_ Jadilah Vajra_ Makhluk Dari Janji Yang Besar_ AH). Melalui [Mantra] ini, tindakan jahat yang tidak terampuni (ānantarya) yang langsung mendatangkan ganjaran, memfitnah pembebasan dari semua Tathāgatā dan Saddharma, atau melakukan semua perbuatan salah, akan dilenyapkan. Para Pencapai Mudra dari semua Tathāgatā (sarvatathāgatamudrāsādhakā), dikarenakan oleh keadaan yang kukuh dari Vajrasattva, di kelahiran sekarang ini juga dengan segera bergembira memperoleh semua keberhasilan (sarvasiddhim), keberhasilan yang tertinggi (uttamasiddhim), keberhasilan Vajra (vajrasiddhim), keberhasilan dari Makhluk Vajra (vajrasattvasiddhim), atau pun juga hingga sampai ke keberhasilan dari Tathāgatā (tathāgatasiddhim). Demikian itu adalah yang diucapkan oleh sang Vajrasattva dari semua Tathāgatā (tyāha bhagavān sarvatathāgatavajrasattvah).
Sekarang adalah cara memperoleh perluasan hukum dari pembebasan yang umum untuk semua Mudra (atha svamudrānām sāmānyo moksavidhivistaro bhavati). Dimanapun penghasilan [Mudra] pergi dan datang, Mudra dilepaskan di tempat itu juga melalui Hrdaya ini :
VAJRA MUH Lalu, angkatlah Mudra dari Permata Vajra (ratnavajrimudrayā) dari hati, posisikan di tempat penyucian (di dahi) dan sucikan diri sendiri dengan jari-jari telunjuk dan bagian dari tangan mengikat karangan bunga disekeliling kepala. Dalam cara yang sama, bentuklah ikatan baju perisai (kavacam) melalui Hrdaya ini :
OM – VAJRA-RATNA ABHISIMCA MĀM_ SARVA MUDRA ME DRDHI KURU, VAJRA-KAVĀCENA – VAM (OM, Permata Vajra, Sucikanlah Saya ! Kukuhkanlah Semua Mudra Untuk Saya, Baju Perisai Vajra ! VAM !).
Dari itu, pakailah baju perisai, buatlah ikatan karangan bunga, bertepuk tanganlah dengan ketinggian yang sama dan bergembiralah dengan Hrdaya ini :
VAJRA TUSYA HOH (Vajra ! Bergembiralah ! HOH !).
Dengan cara melepaskan ikatan Mudra dari hukum ini, menjadi bergembira.
Memperoleh keadaan dari Vajra, sama seperti Vajrasattva.
Dengan mengucapkan
Vajrasattva satu kali, diri sendiri akan berbahagia sesuai dengan keinginan.
Hanya mengucapkan Mantra, mencapai keberhasilan, sesuai yang dikatakan Vajrapāni.
Demikian itu adalah yang diucapkan oleh Bhagavan Samantabhadra (ityāha bhagavān samantabhadrah).
Tindakan dari semua pencapaian dari Vajrasattva sang Adisattva,
Berhasil di dalam semua praktek dengan menjapanya secara penuh perhatian dan bergembira.
Hrdaya, Mudrā, Mantra, Vidyā, [diolah] dengan senang hati sesuai dengan ajaran.
Yang dijelaskan di dalam Hukum, yang dilakukan oleh diri sendiri, semuanya terselesaikan dimanapun.
Kemudian adalah pembacaan dan Mudra untuk rahasia penyembahan (tatah pūjāguhyamudrāmudāharan), persembahan dari empat jenis puja rahasia (guhyapūjācatustayam kāryam), dengan menyanyikan lagu pujian Vajra ini (anena vajrastutigītena gāyan) :
OM_ VAJRA-SATVA SAMGRAHĀ _ VAJRA-RATNAM ANUTTARAM_ VAJRA-DHARMA GĀYATRA_ VAJRA-KARMA KARA - UDBHAVA (OM ! Perlindungan Vajrasattva, Sang Permata Vajra Yang Tiada Tanding, Lagu dari Ajaran Vajra, Menghasilkan Penyebab Perbuatan Vajra !)
Lalu, di dalam Mandala bagian dalam, buatlah persembahan dengan lagu pujian Vajra, buatlah tarian Vajra dengan dua telapak tangan bergabung (vajranrtyakaraputena), dengan dupa dan seterusnya. Lalu, di dalam Mandala bagian luar, setelah melakukan pemujaan dengan dupa Vajra dan seterusnya, tempatkan persembahan itu di dalam tempat yang tepat. Kemudian, umumkan kepada semua Tathāgatā : "Semua murid telah membuat persembahan dengan sesuai (sarve yathāśaktyā pūjayantvi)", telah melakukan pemujaan dupa dan seterusnya dengan senang hati (yathecchayā dhūpādibhih pūjām kārayitvā), telah masuk dengan sesuai (yathā pravistām) dan telah mengisi semua sup, makanan, kesenangan dan seterusnya (yathā vibhavatah sarvarasāhāravihārādibhih), semua penghiasan untuk Maha Mandala itu (sarvopakaranarmahāmandale).
[Sang Guru harus] berikan kembali [kepada para murid] aturan larangan dari keberhasilan Vajra dari semua Tathāgatā (sarvatathāgatasiddhivajravratam) :
Ini adalah intisari dari semua Buddha yang tinggal berdiam di tangan Vajrasattva (idam tatsarvabuddhatvam vajrasattvakare sthitam),
Anda harus terus mengikuti aturan yang kukuh dari sang Vajrapani (tvayāpi hi sadā dhāryam vajrapānidrdhavratama).
OM_ SARVA-TATHĀGATA SIDDHA VAJRA-SAMAYA TISTA ESATVĀM DHARA YAMI VAJRA-SATVA HI HI HI HI HŪM (OM ! Janji Vajra Untuk Keberhasilan Semua Tathagata, Menetaplah ! Saya Memegang Anda Vajrasattva, HI HI HI HI HŪM !).
Kemudian, [sang Guru harus menyapa masing-masing dengan] mengucapkan : ”Jangan membicarakan ini semua kepada orang lain (sarvesām punarapi na kasyacid vaktavyam) !” Jadi, mereka mengucapkan sumpah
Mantra Hati (iti śapathahrdayamākhyeyam). Lalu, umumkan kepada semua Tathāgatā [nama-nama dari] mereka yang telah masuk [kedalam Maha Mandala itu] dengan sesuai. Dengan membentuk ikatan Mudra dari Sattvavajra, melepaskannya tegak lurus ke atas (satvavajrimudrām badhvordhvato muñced) dengan mengucapkan Hrdaya ini :
OM– KRTOVAH SARVA SATVA - ARTHA SIDDHIRDATTA YATHA ANUGĀ - GACCHATHAM BUDDHA -VISAYAM PUNARĀGAMANĀYATU – OM_ VAJRA-SATVA MUKSA MUH.(OM ! Telah Membawa Keuntungan Kepada Semua Makhluk ! Keberhasilan Telah Diberikan Dengan Sesuai ! Telah Pergi Kembali Ke Wilayah Buddha, Namun Datang Kembali Lagi ! OM ! Makhluk Vajra ! MUH !).
Dengan demikian ini, setelah melaksanakannya di dalam semua Altar Lingkaran, Ini adalah pelepasan Segel Tertinggi Dari Samaya (evam sarvamandalesu kartavyam| samayāgryā mudrāsu ca mokta iti).
Pencapaian yang sesungguhnya dari Mahāyānā dari semua Tathāgata, sang Raja Hukum Yang Besar, Perluasan Hukum dari Mandala Yang Besar dari Alam Vajra telah terselesaikan (sarvatathāgatamahāyānābhisamayān mahākalparājād vajradhātumahāmandalavidhivistarah samāptah).