BAB II-II
Kundabhinayapatala
(Pembangunan Tungku Perapian)
Saya akan menjelaskan bagian mengenai pembangunan tungku perapian.
Sang Dewi bertanya : "Dan, Bhagavan, kapankah delapan kekuatan Siddhi didirikan demi kepentingan makhluk hidup yang mana tiada penderitaan?
Sang Bhagavan berkata : "Ketika bulan berada di jalurnya, setelah mengekang pernafasan, itu adalah pasti bahwa orang akan berhasil pada pendirian delapan kekuatan Siddhi yang besar (astamahasiddhi sidhyatiti dhruvam). Segera setelah orang telah mengerjakan ini dengan keinginan untuk mencapai pematangan yang lengkap, delapan kekuatan gaib akan tercapai. Oleh karena itu, untuk pengorbanan, orang harus melakukan pengorbanan api dengan bunga-bunga berwarna hitam di dalam sebuah tungku tanah liat yang berkedalaman satu tangan dan dengan empat sudut. Untuk pengekangan, itu harus bulat dan berkedalaman dua tangan; Untuk pengendalian, itu adalah segitiga dengan kedalaman satu tangan. Memurnikan tanah bumi setelah menggalinya hingga kedalaman satu tangan, orang harus melaksanakan pengorbanan dengan bunga-bunga berwarna merah. Lelaki bijaksana yang duduk di atas kulit beruang tentu saja harus melakukan 'pekerjaan besar (mahakaryam)' ini. Untuk menyempurnakan penerapan bagian bawah, Saya akan memberitahu Anda ciri-ciri dari tungku pengorbanan yang bulat itu. Setelah menggali lingkaran yang berdiameter lima tangan dan berkedalaman satu tangan, orang harus memurnikan tanah bumi itu. Dan disini pengorbanan salap akan diberitahukan : Itu adalah menggali kedalaman satu setengah tangan dalam bentuk seekor ular; tanah bumi itu harus dimurnikan. Jika orang menggalinya (kurang lebih) tujuh tangan, kita memiliki salap tungku api pengorbanan. Untuk membuat pil tungku api pengorbanan, itu digali (bulat) sepuluh tangan dalam bentuk dari sebuah kaki gajah; orang harus memurnikan permukaan tanah itu. Untuk merkuri, itu harus satu dan satu setengah tangan kedalamannya dan tiga tangan di sekeliling dalam bentuk dari sebuah anting-anting; Orang harus memurnikan permukaan tanah itu. Menggali delapan tangan (satu lubang) adalah untuk mempraktekkan kekuatan-kekuatan itu; Melalui disiplin ini, kekuatan itu adalah pasti. Jika orang mengorbankan dengan bunga-bunga berwarna putih sesuai dengan segala sesuatu yang telah dikatakan, hasil dari semua kekuatan itu akan menjadi tercapai.
Demikianlah Sri Maha Kala Tantra Tentang Pembangunan Tungku Perapian, Bab Dua.
(iti srimahakalatantre kundabhinayapatala dvitiyah)
BAB III
Japa
Sekarang Kita akan membicarakan bagian dari Japa. Mahakala, yang memiliki semua dharma, disebut Vajrasattva. Setelah mencium Dewi, tata cara dari japa akan juga diberitahukan. Untuk pengendalian, orang harus mengucapkan dengan menggunakan tasbih dari kayu cendana merah. Kuarsa (sphatika) adalah untuk penekanan. Dalam cara yang sama, menyulap dan menyebabkan pertikaian dilakukan melalui tasbih dari buah busa dan tulang. Tasbih dari gigi kuda digunakan untuk mengusir. Tasbih dari tulang brahmana digunakan untuk menarik perhatian. Tasbih dari tulang gajah adalah untuk menghasilkan hujan. Tasbih dari gigi harimau; atau, gigi gajah adalah untuk membunuh. Tasbih dari mutiara adalah untuk penekanan. Tasbih dari mutiara harus digunakan untuk membawa (musuh) dibawah kendali keinginan orang. Dan tasbih dari kotoran adalah untuk menarik perhatian. Untuk menciptakan pertikaian, orang harus menggunakan beras. Untuk mengusir, orang harus menggunakan wewangian dari rusa jantan; Atau, dalam cara ini, sang pembunuh harus membuat tasbih dari tulang kuda, gajah, dan seterusnya. Itu disebutkan bahwa ini adalah tata cara dari tasbih.
Setelah mengambil keputusan, dengan satu arti dari Mudra, pada dua tata cara, seperti yang 'bukan pikiran (amanasi)' dan 'yang pikiran (manasi)', bulatan bola tasbih harus dibuat dengan serat dari rami dicampur dengan tanah liat dan getah wangi. Orang yang menginginkan kekuatan harus mencampur lima nektar. Untuk tujuan dari cinta kasih, Mantra ini akan berhasil dengan baik. Siapapun yang telah bermeditasi seperti yang baru dikatakan itu harus menggunakan tasbih dari gigi kerbau. Dan, seperti itu, orang harus mulai dari satu hari hingga hari ke dua. Untuk tujuan dari mengusir, tasbih dari gigi kuda digunakan pada saat hari kesepuluh penanggalan bulan; Hari minggu, hari rabu, atau hari kamis.
Untuk kekuatan dari Mudra, tulang dari brahmana harus digunakan pada saat hari keempatbelas penanggalan bulan dari separuh kedua dari bulan; atau, pada hari pertama. Tasbih dari gulingan tebu dicampur dengan lima nektar harus digunakan pada hari senin yang jatuh pada hari kesebelas penanggalan bulan. Juga, di hari jumat atau hari sabtu dari hari kelima penanggalan bulan, orang harus menggunakan tasbih dari gigi gajah. Ketika ada gerhana matahari, orang bisa menggunakan semua (dari tiga ini) tasbih. Jika sebaliknya, di dunia, selama waktu yang lama orang tidak akan mencapai kekuatan Siddhi dari Mudra.
Demikianlah Maha Kala Tantra Tentang Tasbih, Bab Tiga.
(iti mahakalatantre japapatala trtiyah)
BAB III-II
Mantra
Sekarang adalah mengenai Mantra. Saya akan memberitahukan Anda dua jenis dari Mantra yang tata cara sesuai dengan Mantra kedamaian yang memiliki huruf
OM dan yang diungkapkan di dalam Tantra. Saya adalah 'Yang Menguntungkan Ajaran Buddha Melalui Mantra dari Sukacita dan Kedamaian (sivanandamantrabuddhasasanopakarako'ham)'.
Demi kepentingan dari janji, sang Buddha memberitahukan kata, yaitu 'Mantra dari Pengetahuan Suci Yang Besar (Mahajnanamantrapadam)'. Mantra dari Mahakala bertangan dua adalah :
OM MAHAKALA HUM HUM PHAT SVAHA. Mantra dari Mahakala bertangan empat adalah :
OM HRAM HRIM HUM HUM PHAT PHAT. Mantra dari Mahakala bertangan enam adalah :
OM MAHABHAIRAVA SARVASIDDHIDAYAKA HAM HUM HRAM DHYET. Mantra dari Mahakala bertangan delapan adalah :
OM A HUM PHAT HRI HAH. Mantra dari Mahakala bertangan sepuluh adalah :
OM HRI KAM HUM KILI KILI MAHANADE KARALAVIKARALAKSI GRI HAH DAHA DAHA PACA PACA SIDDHIDAYA KAYA SVAHA. Mantra dari Mahakala bertangan duabelas yang 'menyelesaikan semua pekerjaan (sarvakarmakarah)', 'disembah oleh semua Buddha (sarvabuddhanamaskrtam)', menghasilkan keberhasilan di tiga dunia, dan apapun yang orang inginkan dia akan memperoleh adalah :
OM YAMAYA YAMAYA KSOBHAYA KSOBHAYA CALA CALA PATALA KHA KHA KHAHI KHAHI GRHNA GRHNA BALI HAH GRHNA GRHNA MUNCA MAHABHAIRAVAYA SVAHA. Mantra untuk melindungi diri adalah :
OM MAM MAM RAM HUM MAM RAKSAYA PALAYA HUM VAJRA PHAT. Mantra untuk melindungi orang lain adalah :
OM DHARANI DHARA DHARA HUM HUM AMUKASYA RAKSA HURU SVAHA. Mantra dari Mahakala bertangan enam belas adalah :
OM HRAM HRIM HUM MAM KARALAVIKARALAKSA MAHAYOGESVARI SARVAKAMADAYA SVAHA.
Dengan mengucapkan Mantra berikut ini setiap hari pada malam hari, orang harus memberikan kepada Bali penuh denagn kacang-kacang berwarna gelap, minuman anggur, daging dan darah. Dalam dua puluh satu hari Mahakala akan meramalkan apa yang menguntungkan dan apa yang tidak menguntungkan :
OM SRI KSIM GRHNA GRHNA BALI HUM PHAT MADYAMAMSAPUSPADHUPARAKTATALAPATALE ASTANAGADEVA YAKSA RAKSASA GRHNA GRHNA IDAM BALIM HAHA HUM KHAHI KHAHI KHA KHA HUM JAH PHEM PHEM MAHABHUTA TRASA GARJAYA GARJAYA KRSNAVARNAYA PHEM SVAHA.
Dalam satu bulan Mahakala memberikan kekuatan dan dalam satu tahun apapun yang orang inginkan untuk dikerjakan Dia akan mengerjakan; Hanya dengan mengucapkan Raja Mantra :
OM HRAM HRIM HUM PHAT semua yang jahat akan dihancurkan. Dengan mengucapkannya terus-menerus orang akan dengan mudah memperoleh semua kekuatan.
Setelah mengucapkannya lima ribu kali, orang akan pasti mendapatkan kuasa. Setelah mengucapkannya sepuluh ribu kali, orang akan mendapatkan kekuasaan atas perempuan. Dan jika orang mengucapkannya seratus ribu kali, orang akan mendapatkan kekuasaan atas raja. Jika itu diucapkan lima ratus ribu kali, orang akan pasti memiliki kuasa atas semua yaksa dan dewa. Bahkan jika orang ingin memikat, dengan kepastian, lelaki manapun dan perempuan manapun yang orang inginkan untuk lihat atau untuk berbicara, ini adalah Mantra untuk kuasa itu.
Mantra yang umum (sadharanamantrah) adalah :
OM MAHAKALA HUM HUM PHAT SVAHA. Mantra Api adalah (agnimantrah) :
OM MAHANANDESVARA HUM PHAT. Dan setelah merenungkan mulut dengan api, dia akan mati. Mantra untuk pembunuhan (maranamantrah) adalah :
OM KSIM SRI HAM KSAH DEVADATTA MAMSAMARAYA PHAT. Mantra dari Ratu Keganasan (candesvarimantrah) adalah :
OM KSIM PHEM CANDESVARI HUM SRI SVAHA. Mantra dari Ratu Petir (kulesvarimantrah) adalah :
OM LAM KAM KULISESVARI KAM SVAHA.
Mantra dari Ratu Besar (mahesvarimantrah) adalah :
OM MAM MAHESVARI HUM SRIM PHEM. Mantra dari Ratu hitam (kalikamantrah) adalah :
OM KALIVIKARALAKSI SRIM KSAM KSIM PHAT SVAHA. Mantra dari Dewi Carcika adalah :
OM CARCAYA CARCAYA HUM HRIM. Mantra Bali dari Dewi Kandarohi (kandarohidevibalimantrah) adalah :
OM CAMUNDE DAHA DAHA PACA PACA IDAM BALIM GRHNA GRHNA HUM HUM PHAT SVAHA. Mantra Bali dari Dewi (devyabalimantrah) adalah :
OM HRIM HUM PHAT SVAHA. Mantra dari Umadevi (umadevyabalimantrah) adalah :
OM HRIH HAM PHAT SVAHA. Mantra dari ritual pemberkatan tubuh, ucapan, pikiran (kayavakcittadhisthanamantrah) adalah :
OM AH HUM.
Setelah mengucapkan Mantra ini jutaan kali, orang harus membentuk patung orang dengan abu dari tanah kremasi dan menyembunyikannya di dalam tanah kremasi itu.
Setelah mengucapkan tujuh kali Mantra dari mengusir, itu akan menyebabkan musuh menjadi terusir. Mantra yang melenyapkan musuh (satrustambhanamantrah) adalah :
OM MAM JAM KSAM. Setelah membaca Mantra berikut tujuh kali dengan ekor tikus itu akan di hantam :
OM JAH HUM HASTISTAMBHAYA PHAT. Itu adalah Mantra untuk melenyapkan gajah.
OM KHAH HAKATI adalah untuk melenyapkan kuda. Setelah mengucapkan Mantra pada daging sapi, jika terhantam, kuda itu akan tertindas. Ini adalah untuk menghentikan kuda.
Setelah mengucapkan tujuh kali Mantra berikut pada kulit harimau, harus di pukul; dan pasti banteng, kuda, gajah, sapi, harimau dan beruang akan tertindas.
OM MUH HAH SARVAPASAN STAMBHAYA MOHAYA HUM PHAT.
Mantra untuk melenyapkan perkataan orang (naramukha-stambhanamantrah) adalah :
OM MUKHAM STAMBHAYA AMUKASYA VAM PHAT. Mantra yang melenyapkan pedang dan seterusnya (khadgadistambhanamantrah) adalah :
OM HRIM MAM RAM CAMUNDE HAH SRI HUM PHAT. Setelah mengolah tujuh kali :
OM MAHANANDE HUM PHAT. Orang harus menghantam. Ini adalah pelenyapan segala sesuatu (sarvastambhanam). Untuk melenyapkan penjudi (stambhanadyutakarasya) :
OM MAHINIRBHINIR MAHINIRBHINIR HA HO. Mantra untuk memabukkan perempuan :
OM GHAM HUM. Dan dengan Mantra Bali yang besar berikut setelah meletakkan daging di dalam tengkorak laki-laki yang telah diisi dengan makanan, para makhluk yang membentengi ajaran Buddha harus membuat persembahan itu pada hari kedelapan dari setengah hitam dari bulan yang setelah itu (musuh tersebut) akan segera mati :
OM HAH KAHA KAHA MALINIM UPASODHAYA UPASODHAYA MAHAKALA BUDDHAJNA SAMPRAHINO ISI MARAYA MARAYA OM SARVADUSTAPRADUSTAN GRHNA GRHNA MARAYA MARAYA KHA KHA KHAHI KHAHI SIGHRAM DAHA DAHA PACA PACA HURA HURA MAM RAM HUM PHAT IDAM BALIM GRAHA GRAHA SRI SVAHA. Dan pasti musuh itu akan menjadi demam panas, dia akan ditangkap oleh api dari Agni, dan kepalanya akan meledak.
Kemudian tentu saja Mantra seratus huruf. Dan Mantra untuk membunuh (maranamantrah) adalah :
OM CAMUNDE HANA HANA DAHA DAHA HUM PHAT. Mantra untuk membunuh musuh (satrumaranamantrah) adalah :
OM HUM MAMSA MARAYA SVAHA. Dan setelah membaca Mantra berikut tujuh kali setiap hari ketika sedang mencuci wajah, orang akan menjadi yang tercinta dari semua orang :
ATHA BHAGAVAN BODHISATTVA MAHASATTVA MAHA KARUNIKAH TADYATHA OM KARALAVIKARALA VIKATESVARA RUNDHA RUNDHA KILI KILI MAHAKAMKALA HALA SRI VAM MAM HAM HUM HUM MAHANANDESVARAYA HUM PHAT SVAHA. Dan semua musuh akan menjadi termabukkan. Dan untuk dia yang berkeinginan mempraktekkan, semua pekerjaan akan menjadi dihargai dua kali lipat. Itu adalah Mantra dari Mahakala yang Dharani-Nya sangat menggembirakan dalam semua Sadhana. Serta Maha Nanda Dharani Mahakala Mantrah adalah :
OM MAHAKALA HRAM HRIM HUM PHAT SVAHA. Setelah mempraktekkan agar untuk mencapai semua pekerjaan, hasil itu akan di hasilkan.
Demikianlah Sri Maha Kala Tantra Tentang Mantra, Bab Tiga.
(iti srimahakalatantre mantrapatala strtiyah)
BAB IV
Vajrabhiseka
Kemudian Sang Dewi bertanya : "O Bhagavan, berapa banyak kegembiraan yang disebutkan; Dan, ada berapa banyak susunan? Dan, mengenai Sambhoga, tolong beritahukan Saya, karena Saya ingin mendengar.
Sang Bhagavan berkata :
"Praktek rahasia (guhyacarya) adalah : Pertama kegembiraan adalah sesuai dengan 'keanekaragaman (vicitre)'; Kegembiraan tertinggi adalah sesuai dengan 'pematangan (vipaka)'; Kegembiraan besar dari penghentian adalah 'penyempurnaan (vimarde)'; Dan kegembiraan yang lahir bersama-sama adalah sesuai dengan 'tanpa tanda pembeda (vilaksana)'. Sesudah itu, pengucapan japa (dilakukan); atau, dalam cara (yang telah disebutkan) orang harus secara teratur mempraktekkan empat kegembiraan dengan cara dari empat waktu.
Ada disebutkan empat jenis dari upcara permulaan (catuhsecana). Sang murid secara ritual mandi dan mencapai keberhasilan Siddhi untuk tujuan dari keberhasilan diantara semua makhluk hidup; Dan tubuh secara tepat dimurnikan. (Ketika) bermeditasi dengan cara ini, itu adalah tradisional. Ini adalah bagaimana meditasi membayangkan dalam pikiran itu dilakukan : Merangkul dengan dua tangan terhadap gadis berusia enam belas tahun, orang harus mempraktekkan sesuai dengan Yoga dari Vajra dan Lonceng (Ghanta). Itu disebutkan bahwa Dewi yang terhiasi dengan usia muda dan kecantikan; Dan yang memiliki tanda-tanda keberuntungan yang lengkap, dihampiri oleh Vajracarya. (Kemudian Vajracarya itu) harus masuk ke lingkaran sang murid dengan cara menggabungkan jari manis dan jempol. Setelah berdiskusi, Vajracarya harus menyembah 'wawasan bijaksana (prajna)', kemudian, tentu saja Dia harus mengajukan jari yang digabung itu. '(O Murid) Demi kebahagiaan, pahamilah ritual dalam aturan kegiatan ini, dan mudra dari mahasattva.' Vajracarya setelah mengetahui tanpa iri terhadap murid tersebut, menjadi hebat dan mengaum dengan ganas; Dan, mengajari sang murid. 'Anda memiliki Vajra, laksanakan Yoga dari 'dupa (bola)' dan 'wewangian (kamkola)'. Saya akan memberitahukan anda pekerjaan dari murid. Dan dalam cara ini upacara permulaan anda terselesaikan.' (Sang Murid), setelah menyadari sangVajracarya, harus secara tepat melaksanakan penyembahannya dari kegembiraan.
Sang Dewi bertanya : "O Bhagavan, tentu saja, siap untuk Yoga dari penyatuan. Oleh karena itu, abhiseka yang melampaui semua penunjukkan nama harus dilaksanakan. Setelah mengetahui sang Vajracarya dan murid untuk di puja, orang harus mempraktekkan sesuai dengan aturan. Jadi semua dari Anda adalah besar, tolong jadilah penghancur mengetahui semua dari Saya. Bahkan itu adalah kebaikan hati Saya; Karena Anda melepaskan penderitaan dari makhluk hidup. Bhagavan, jika itu adalah demi kepentingan orang-orang, tolong beritahukan Saya sesuai dengan Jalan itu. Kemudian, abhiseka akan secara bertahap diketahui sama seperti Dia Yang Mengetahui Waktu mengetahui janji Samaya.
Demikianlah Maha Kala Tantra Bab Empat Tentang Penyucian Vajra.
(iti mahakalatantre vajrabhisekacaturthah patalah)
BAB IV-II
Vajrabhiseka
Kemudian, Kita akan menjelaskan bagian dari abhiseka. Pertama-tama, setelah mengucapkan sepuluh ribu kali Mantra dari Mahakala bertangan dua, orang harus 'menyucikan dengan memercikkan air (sincanam)' kepada sang murid. Anda 'lonceng (ghanta)' dan seterusnya; Dan memercikkan air dengan cara dari bejana air. Ada tentu saja lima abhiseka dengan perkataan bersama dengan Vajra. Abhiseka keenam adalah jalan dari Vajra. Ketika ada abhiseka ketujuh, ada perubahan bentuk perkawinan dengan 'wawasan bijaksana (prajna)'. Yang kedelapan adalah kesenangan yang abadi dengan yogini. Yang kesembilan adalah kelahiran pikiran dari orang. Yang kesepuluh adalah dengan air langit. Yang kesebelas adalah mengejar di setiap langkah 'kekuatan Siddhi' yang melekat dalam tindakan. Sama seperti sang Muni yang berwarna kuning, orang harus mempraktekkan secara rahasia dalam langkah-langkah 'cara bijaksana dari pengetahuan Siddhi (siddhijnana upayakramair)'. Cara bijaksana (upaya) dan wawasan bijak (prajna) harus dilaksanakan dengan lima nektar. Oleh karena itu, orang harus mempraktekkan dengan Ibu, kakak, perempuan yang kakinya seperti kaki burung gagak, orang yang pendek, dan perempuan yang lumpuh. Dan, saat disucikan, abhiseka itu melampaui semua penunjukkan nama.
BAB V
Devatabhiseka
Sekarang, Kita akan membahas bagian dari abhiseka dewata. Pertama, ketika para Dewi sedang membuat upacara peminyakan suci mereka dengan botol labu yang berisi nektar, 'wadah persembahan (arghapatra)' itu diberikan dan dipuji oleh delapan Dewi; Itu secara ritual di berkati dengan Mantra, '
OM KALASABHINAYANAM SNANAM. OM SUNYATADHISTHITUM SVAHA. (OM MANDI DENGAN KEGIATAN DARI BOTOL LABU. OM DIBERKATI DENGAN KEKOSONGAN SVAHA).' Air permulaan upacara itu diberikan oleh lima nektar dan sepenuhnya tergabung dengan 'enam kesempurnaan (sadparamita)'; dan, dari para Dewi itu, menjadi hujan bunga-bunga, serta juga, wewangian rusa jantan, dan bau wewangian. Kemudian itu diberkati oleh Narayana dan yang lainnya. Semua dewa yang melindungi janji Samaya kemudian berangkat memberi hormat.
Demikianlah Maha Kala Tantra Tentang Penyucian Dewata, Bab Lima.
(iti mahakalatantre devatabhisekapatala pancamah)
BAB VI
Paricarya
Sang Ratu dari para Devi (devipramukhah) diantara semua makhluk Vajra, sedih dengan perasaan ragu, memohon sang Bhagavan Vajrasattva :
Bhagavan, tolong hilangkan keraguan kami.
Dalam bagian ini disebutkan : Ada lagu dan tarian yang menghasilkan kekuatan.
Pada itu, saya memiliki keraguan. Untuk tujuan apa lagu dan tarian itu?
Proses dari Abhiseka Devata telah disebutkan (namun) sesuai dengan praktek Abhikseka dari Devata, apa itu Mudra Kebencian (dvesa mudra)?
Dan untuk siapakah Mudra itu menjadi simbol?
Dan apa huruf bija dari semua Mantra yang disebutkan di bagian Mantra?
Apa yang menciptakan keraguan mengenai huruf bija dari Dewi?
Apa bentuk yang memiliki kekuatan dari huruf bija?
O Bhagavan, tolong beritahukan saya bagaimana kami harus praktekkan sesuai dengan janji Samaya?
Sang Bhagavan menyanyikan :
Perut yang gemuk dimiliki oleh Dia yang dipanggil sebagai Mahakala,
Timbul dengan suara hā hā,
Yang tersenyum dan bermain dengan gendang magis yang besar.
Berbelas Kasih memiliki kalung karangan dari kepala,
Dengan gairah sedang memakan daging dan sedang minum,
Bersuara sukacita dengan pikiran yang tegas,
Dia mencintai Dewi Kālinjara.
Sedang memukul gendang,
Wewangian rusa jantan, wangi dupa dan kemenyan turun.
Dewi Mamaki Saya mengambil persembahan
Bernyanyi-menari dengan pikiran terkonsentrasi,
Memakai kalung karangan dari tulang,
Memainkan gendang,
Dia timbul dalam rangkulan yang abadi.
Menari di dalam bentuk rupa Sri Mahakala yang pikirannya terangsang dengan 'konsentrasi (dhyana)', Yoga dari sukacita dipraktekkan secara pikiran di dalam penahanan kesadaran. Para Ibu dan para Buddha, dengan semua dharma, dengan cara dari lagu dan tarian bernyanyi dan menari; Perasaan sukacita tertinggi dihasilkan : Oleh karena itu, diri (atma), lingkaran upacara, dan lima nektar menjadi terlindungi. Sehingga melalui lagu dan tarian ketika kesenangan dalam kendali; Ketika Mantra itu timbul, tentu, kegiatan dalam dunia menjadi tanpa kesukaran. Oleh karena itu, Sarvajna, itu dinyanyikan dengan penuh hormat. Mereka menari untuk mengikuti Jalan Tengah. Pelaku ritual dari lingkaran upacara itu setelah merangkul istri lagi dan lagi, dengan demikian, pertama-tama, memperoleh 'wangi dari burung bangkai (grdhasya gandham)'. Di tempat kedua, wangi dari Laksmi dan Nārāyana. Ketiga, akan ada timbul campuran dari berbagai macam wewangian seperti wewangian rusa jantan, kunyit, dan seterusnya. Tentu saja, Penguasa para Yogi (yogisvara) itu mendengar suara pemberkatan dari lagu itu, beruang hitam, angsa, burung kokila dan musik surga.''
Jika semua memulai 'tarian (nrtya)', permulaan itu harus diberkati oleh 'lagu (song)' tersebut. Ketika para 'penyanyi surga (kinnara)' bernyanyi, Nārāyana dan seterusnya memainkan alat musik diantara permulaan itu. Di pinggir kota, di dalam taman atau di dalam hutan, orang tentu harus melaksanakan semua Mudra itu. Kemudian orang pasti akan memperoleh kekuatan Siddhi.
Sang Dewi bertanya : "O Bhagavan, di dalam dunia ada para makhluk hidup yang menginginkan kekayaan dan yang menginginkan kekuasaan. Untuk para makhluk hidup ini, tolong beritahukan saya cara itu?"
Sang Bhagavan berkata : "Dewi, karena (Anda) telah mengetahui tempat dari Mudra itu; Semua cara itu akan disebutkan."
Sang Dewi bertanya : "Jika itu adalah demi kepentingan para makhluk hidup, sekarang tolong beritahukan saya, secara bertahap, apa yang harus diketahui?"
Sang Bhagavan berkata : "Di bagian kedelapan, Saya akan memberitahu Anda, Maya Dewi. Jika orang tinggal berdiam setiap hari di dalam 'Lima Keluarga (pancakula)', kekuatan Siddhi-nya tentu akan dihasilkan.
Demikianlah Maha Kala Tantra Tentang Hiburan, Bab Enam.
(iti mahakalatantre paricaryapatalah sastah)
BAB VII
Devatatthana
Pertama dengan persembahan puja setelah mengungkapkan dosa pelanggaran dan seterusnya (prathamam pujopaharena papadidesanadikam); Setelah mengolah empat kediaman brahma (cinta kasih, belas kasih, simpati, keseimbangan batin), (caturbrahmaviharim sesatah) : "
OM SUNYATA JNANA VAJRA SVABHAVATMAKO'HAM (OM Saya Menegakkan Pengetahuan Dari Kekosongan Yang Sifat Alami Dirinya Adalah Vajra)." Orang harus memurnikan semua selama waktu yang panjang (iti krtva prayacirena sarvam sodhaniyam).
Orang yang menguasai Yoga harus mempraktekkan dengan cara dari Yoga sikap tubuh sesuai dengan Mahakala bertangan delapan, misal, sang Bhagavan Mahakala sedang merangkul dewi yang dikelilingi oleh empat Yogini dalam cara dari makna perkawinan :
(1) Dengan tiga muka (trimukham) dan jenggot berwarna kuning dan rambut yang ternaikkan keatas (kedalam bentuk dari) Vajra.
(2) Dia memiliki gigi mengerikan yang seperti taring.
(3) Muka-Nya yang pertama adalah sangat mengerikan dan berwarna hitam.
(4) Muka-Nya yang kedua ada di sebelah kiri adalah berwarna merah.
(5) Muka-Nya yang di sebelah kanan berwarna hijau.
(6) Dia berpakaian kulit harimau (vyaghracarmambaram).
(7) Dan terhiasi dengan kalung karangan untaian kepala manusia (mundamalapralambitam).
(
Seperti Orang kerdil dengan perut gendut yang menggantung (kharvalambadaram) dan terhiasi dengan perhiasan dari ular-ular (nagabharanabhusitam).
(9) Dia memiliki delapan tangan (astabhujam).
(10) Tangan kiri dan tangan kanan sedang merangkul dewi.
(11) Yang kedua sedang memegang golok (dvitiye karttikam).
(12) Yang ketiga memegang Vajra (trtiye bhuje vajram).
(13) Dan yang keempat memegang gendang (cathurthe kupitam).
(14) Tangan kiri yang kedua sedang memegang mangkok tengkorak yang terisi dengan darah (dvitiye vamabhuje raktapurnakapalam).
(15) Yang ketiga memegang lonceng (tritiye ghantam).
(16) Yang keempat memegang palu (cathurthe mudgara).
(17) Dia sedang mengendarai mayat.
(18) Dalam sikap dari kaki kiri-Nya terulur.
(19) Dan dikelilingi oleh empat yogini.
(20) Di arah timur adalah Candesvari yang berwarna putih kekuningan.
(21) Rambut Ia kusut dan memiliki gigi mengerikan yang seperti taring.
(22) Dan memegang golok dan mangkuk tengkorak.
(23) Di ruang angkasa penjuru arah selatan adalah Carcika yang telanjang dan berwarna hitam.
(24) Sedang memegang golok dan mangkuk tengkorak, Ia berdiri dengan kaki kirinya terulur;
(25) Ia memiliki rambut yang kusut dan gigi mengerikan yang seperti taring.
(26) Di arah barat adalah Kalika yang berwarna biru hitam.
(27) Ia memiliki rambut yang kusut dan memegang tombak tiga ujung dan seterusnya.
(28) Di utara adalah dewi Kulikesvari yang tangannya terulur keatas.
(29) Di tangan kirinya ada mangkuk tengkorak dan seterusnya.
(30) Semua Dewi itu memiliki tiga mata.
Pertama, setelah menghasilkan huruf
HUM, orang harus memikat para Devata, Guru, Buddha dan Bodhisattva yang tinggal berdiam di tiga dunia (prathamam humkaram niscarya traidhatukasthitan devatan gurubuddhabodhisattvan akarset). Orang harus merenungkan seluruh dunia dengan cara sifat alami diri dari
OM kekosongan dan seterusnya (OM sunyatadisvabhavena sarvam bhavayej jagat). Setelah menciptakan huruf
HUM, kemudian orang harus memikat (para devata itu). Setelah sang Yogi mengolah (tubuhnya sendiri sebagai) tulang kerangka Vajra, dia harus terus menerus mengolah sang Empat Muka (Caturmukham Mahakala) yang sikap kedewataan-Nya memiliki sifat alami diri dalam kebahagiaan tertinggi, yang muncul dari suara
HA HA dan yang besar
PHET, yang memiliki bentuk Kilikilaya. Yang adalah sang Pelindung dengan jalan dari kebahagiaan besar yang adalah dunia ini yang tujuannya adalah untuk memadamkan (kekuatan jahat) dalam alam semesta; Dan sesuai dengan Yoga dari karangan bunga dari Mantra
HILI KILI adalah diperindah dengan ajaran dari Buddha.
Muka yang pertama berwarna hitam. Yang kanan berwarna merah. Yang kiri berwarna putih. Dan pada sisi belakang adalah muka dari babi jantan. Empat kaki kiri-Nya terulur keluar. Warnanya adalah hitam; Dia memiliki perut gendut yang menggantung. Setiap kepala memiliki tiga mata dengan rambut yang kusut. Muka pertama memiliki jenggot. Dia memiliki dua belas tangan.