Author Topic: Arya Sri Lalitavistarah Maha Vaipulya Nama Dharmaparyaya Mahayana Suttram  (Read 804 times)

ajita

  • Administrator
  • Sr. Member
  • *****
  • Posts: 350
    • View Profile
"Disebut sebagai Yang telah mengumumkan bahwa 'melampaui penderitaan tercapai saat jalan penolakan duniawi terselesaikan,' dan telah mencapai keberanian yang seluruh dunia, termasuk para dewanya, tidak dapat menjungkirbalikkan (nairyānikīm pratipadam pratipadyamāno nirvānamārāgayisyatīti pratijñārohanasadevake loke'praticodyapratijñāvaiśāradyaprāpta), karena telah mengumumkan bahwa 'melampaui penderitaan tercapai saat jalan penolakan duniawi terselesaikan,' dan telah mencapai keberanian yang seluruh dunia, termasuk para dewanya, tidak dapat membatalkan.

"Disebut sebagai Yang telah mencapai keberanian yang seluruh dunia termasuk para dewanya tidak dapat memundurkan, yang diungkapkan melalui pernyataan tentang pengetahuan dari cara meninggalkan semua kekotoran batin (savāśravaksayajñānaprahānajñānapratijñārohanasadevake loke'vivartyapratijñāvaiśāradyaprāpta), karena telah mencapai keberanian yang seluruh dunia, termasuk para dewanya, tidak dapat memundurkan, yang diungkapkan melalui pernyataan tentang pengetahuan dari cara meninggalkan semua kekotoran batin.

"Disebut sebagai Yang mengajarkan Dharma tanpa gagap atau ragu (askhalitapadadharmadeśaka), karena telah mengajarkan Dharma tanpa gagap atau ragu.

"Disebut sebagai Yang menyimpan di dalam hati-Nya intisari dari Dharma, yang melampaui yang diucapkan atau yang didengar (arutānabhilāpyadharmasvabhāvānubuddha), karena menyimpan di dalam hati-Nya intisari dari Dharma, yang melampaui yang diucapkan atau yang didengar

"Disebut sebagai Yang melampaui penghentian (avirata), karena telah melampaui penghentian.

"Disebut sebagai Yang mampu memberkati suara yang tidak terhitung dari makhluk hidup dan mengubahnya ke dalam bahasa Dharma dari Buddha (sarvasattvarutāpramānabuddhadharmarutanirghosādhisthānasamartha), karena mampu memberkati suara yang tidak terhitung dari makhluk hidup dan mengubahnya ke dalam bahasa Dharma dari Buddha.

"Disebut sebagai Yang ingatan-Nya tidak pernah lupa (amusitasmrti), karena ingatan-Nya tidak pernah lupa.

"Disebut sebagai Yang penglihatan-Nya tidak terkaburkan oleh perbedaan (nānātvasamjñāvigata), dan karena penglihatan-Nya tidak terkaburkan oleh perbedaan.

"Disebut sebagai Yang terkonsentrasi di seluruh pikiran-Nya dan di dalam semua serapan (sarvacittasamāhitasusamāhita), karena terkonsentrasi di seluruh pikiran-Nya dan di dalam semua serapan.

"Disebut sebagai Yang telah mengembangkan keseimbangan batin yang tidak membedakan (apratisamkhyāsamupeksaka), karena telah mengembangkan keseimbangan batin yang tidak membedakan.

"Disebut sebagai Yang tidak pernah kehilangan daya serap dalam pembentukan keyakinan (chradasamskārasamādhyaparihīna), karena tidak pernah kehilangan daya serap dalam pembentukan keyakinan.

"Disebut sebagai Yang tidak pernah kehilangan semangat ketekunan melalui penyerapan yang terkonsentrasi di dalam pembentukan semangat ketekunan (vīryasamskārasamādhyanāchedyāparihīnavīrya), karena tidak pernah kehilangan semangat ketekunan melalui penyerapan yang terkonsentrasi di dalam pembentukan semangat ketekunan.

"Disebut sebagai Yang perhatian kesadaran-Nya tidak pernah menghilang (aparihīnasmrti), karena tidak pernah kehilangan perhatian kesadaran (smrtyaparihīna).

"Disebut sebagai Yang kebijaksanaan-Nya tidak pernah menghilang (aparihīnaprajña), karena kebijaksanaan-Nya tidak pernah menghilang (aparihīnaprajña).

"Disebut sebagai Yang kebebasan-Nya tidak pernah menghilang (aparihīnavimukti), karena tidak pernah kehilangan kebebasan-Nya (vimuktyaparihīna).

"Disebut sebagai Yang penglihatan kebijaksanaan-Nya yang terbebaskan tidak pernah menghilang (aparihīnavimuktijñānadarśana), karena tidak pernah kehilangan penglihatan kebijaksanaan-Nya yang terbebaskan(vimuktijñānadarśanāprahīna).

"Disebut sebagai Yang melalui pengetahuan memberitahukan semua tindakan tubuh, ucapan, dan pikiran, serta memiliki pengetahuan yang dipandu oleh pengetahuan (sarvakāyakarmavākkarmamanaskarmajñānapūrvamgamajñānānuparivartisamanvāgata), karena melalui pengetahuan memberitahukan semua tindakan tubuh, ucapan, dan pikiran, serta memiliki pengetahuan yang dipandu oleh pengetahuan.

"Disebut sebagai Yang memiliki kebijaksanaan tanpa hambatan yang melihat masa lampau, masa depan, dan saat ini dengan tanpa kemelekatan (atītānāgatapratyutpannesvadhvasvasangāpratihatajñānadarśanasamanvāgata), karena memiliki kebijaksanaan tanpa hambatan yang melihat masa lampau, masa depan, dan saat ini dengan tanpa kemelekatan.

"Disebut sebagai Yang telah mencapai kebebasan yang tanpa noda (anāvaranavimoksapratilabdha), karena telah mencapai kebebasan yang tanpa noda.

"Disebut sebagai Yang terus-menerus terampil dalam mendorong kegiatan makhluk hidup (adhisthitasarvasattvacaritapraveśakauśalyāvasthita), karena terus-menerus terampil dalam mendorong kegiatan makhluk hidup.

"Disebut sebagai Yang terampil dalam mengajar Dharma kepada orang lain sesuai dengan kemampuan mereka (yathāpratyarhadharmadeśanākuśala), karena terampil dalam mengajar Dharma kepada orang lain sesuai dengan kemampuan mereka.

"Disebut sebagai Yang telah mencapai penyempurnaan mandala dari semua aspek suara yang merdu (sarvasvarāngamandalaparamapāramitāprāpta), dan karena telah mencapai penyempurnaan mandala dari semua aspek suara yang merdu.

"Disebut sebagai Yang suara-Nya sama seperti suara Dewa, Naga, Yaksa, Gandharva, Asura, Garuda, Kinnara, dan Mahoraga (devanāgayaksagandharvāsuragarudakinnaramahoragaruta), karena terampil dalam mengucapkan secara jelas semua suara dan gema (sarvarutapratirutaniścāranakauśalyaprāpta)

"Disebut sebagai Yang suara-Nya bergema sama seperti suara Brahma (brahmasvararutaravitanirghosa).

"Disebut sebagai Yang bersuara seperti suara burung kalavinka (kalavinkarutasvara).

"Disebut sebagai Yang bersuara seperti bunyi genderang yang besar (dundubhisamgītirutasvara).

"Disebut sebagai Yang bersuara seperti gema dari bumi (dharanītalanirnādanirghosasvara).

"Disebut sebagai Yang bersuara seperti suara gemuruh dari halilintar dari Penguasa Naga Sagara (sāgaranāgendrameghastanitagarjitaghosasvara).

"Disebut sebagai Yang bersuara seperti suara singa atau banteng (simhavrsabhitābhigarjitanirghosasvara).

"Disebut sebagai Yang suara-Nya memuaskan, karena sesuai dengan bahasa dari semua makhluk (sarvasattvarutaravitānucaranasamtosanasvara).

"Disebut sebagai Yang suara-Nya menyenangkan mandala para pendengar-Nya dengan tanpa hambatan atau rintangan (asangānāvaranasarvaparsanmandalābhirādhanasvara).

"Disebut sebagai Yang dengan satu suara bisa dipahami dalam semua bahasa (ekarutātsarvarutasamprāpanasvara).

"Disebut sebagai Yang dipuja oleh Penguasa Brahma (brahmendrapūjita).

"Disebut sebagai Yang disembah oleh Penguasa para dewa (devendrasatkrta).

"Disebut sebagai Yang disembah sujud oleh Penguasa Naga (nāgendranamaskrta).

"Disebut sebagai Yang wajah-Nya yang bulat ditatapi oleh Penguasa Yaksa (yaksendrāvalokitamukhamandala).

"Disebut sebagai Yang dipuji dengan lagu oleh Penguasa Gandharva (gandharvendropagīta).

"Disebut sebagai Yang ditatapi oleh Penguasa Raksasa, yang memandangi-Nya dengan mata yang cerah dan tidak berkedip (rāksasendraprasannendriyāninimisanayanasampreksita).

"Disebut sebagai Yang Penguasa Asura datang membungkuk (asurendrābhipranata).

"Disebut sebagai Yang tidak terluka oleh tatapan dari Penguasa Garuda (garudendrāvihimsāpreksita).

"Disebut sebagai Yang dipuji oleh Penguasa Kinnara (kinnarendrābhistuta).

"Disebut sebagai Yang dirindukan oleh Penguasa Mahoraga untuk dilihat (mahoragendrābhilasitadarśana).

"Disebut sebagai Yang sangat dihormati oleh Penguasa Manusia (manujendrābhisampūjita).

"Disebut sebagai Yang didukung oleh perkumpulan besar dari mereka yang layak (aharganasevita).

"Disebut sebagai Yang mendorong semua Bodhisattva, memberikan energi dan membuat Mereka bahagia (sarvabodhisattvasamādāyakasamuttejakasamhaprarsaka).

"Disebut sebagai Yang mengajarkan Dharma yang bebas dari keduniawian (nirāmisadharmadeśaka).

"Disebut sebagai sang Guru terhormat dari Dharma yang tidak pernah salah dalam kata atau huruf (aksunnapadavyañjanāvandhyadharmadeśaka).

"Disebut sebagai Yang mengajarkan Dharma pada waktu yang tepat (kālānatikramanadharmadeśaka).

"Ini, Maitreya, pemutaran Roda Dharma hanyalah ajaran singkat yang memuji hanya beberapa kualitas dari sang Tathāgata. Lagi, Maitreya, untuk menerangkannya secara terperinci, sang Tathāgata akan membutuhkan waktu kalpa, beberapa waktu kalpa atau lebih dan masih itu tidak akan cukup untuk menerangkannya semua."

Maka pada saat itu sang Bhagavān berbicara syair-gāthā ini:

"Yang mendalam, sulit dilihat, dan halus (gambhīram durdrśam sūksmam),
Roda Dharma itu telah berputar (dharmacakram pravartitam).
Ini mara tidak akan memahami semua (yatra mārā na gāhante sarve),
Juga kaum tīrthikāh (ca paratīrthikāh).

"Yang tidak menghuni dan tidak tunduk pada perluasan (anālayam nisprapañcam),
Yang tidak terlahir dan tanpa asal mula (anutpādamasambhavam),
Yang unik dan kosong oleh sifat alami (viviktam prakrtīśūnyam).
Roda Dharma itu telah berputar (dharmacakram pravartitam).

"Tanpa menerima dan tanpa menolak (anāyūhamaniryūham),
Tanpa sebab dan tanpa tanda (animittamalaksanam),
Yang mengajarkan Dharma kesamaan (samatādharmanirdeśam),
Roda itu oleh sang Buddha telah diputar (cakram buddhena varnitam).

"Ilusi, khayalan udara (māyāmarīci),
Mimpi, juga gema, bulan yang tercermin di air (svapnam ca dakacandra pratiśrutkā),
Yaitu Roda yang seperti itu (yathaite tathā taccakram),
Oleh sang Pelindung Dunia telah diputar (lokanāthena vartitam).

"Ini menyebabkan melampaui gejala kejadian yang berkondisi (pratītyadharmaotāram);
Ini tidak dapat dihancurkan dan juga tidak abadi (anucchedamaśāśvatam),
Tapi memusnahkan semua pandangan (sarvadrstisamucchedo)
Roda Dharma yang demikian itu diajarkan (dharmacakramiti smrtam).

"Sungguh sama dengan ruang angkasa (ākāśena sadā tulyam),
Tanpa gagasan yang membeda-bedakan, bercahaya (nirvikalpam prabhāsvaram),
Petunjuk ini adalah yang tidak terbatas luasnya (anantamadhyanirdeśam),
Itulah yang dinamakan sebagai Roda Dharma (dharmacakramihocyate).

"Ini bebas dari keberadaan dan ketidakberadaan (astināstivinirmuktam),
Melampaui diri dan tiada diri (ātmyanairātmyavarjitam),
Ajaran yang secara alami tidak dilahirkan (prakrtyājātinirdeśam),
Itulah yang dinamakan sebagai Roda Dharma (dharmacakramihocyate).

"Ini adalah akhir dari yang terakhir, namun tanpa akhir (bhūtakotīmakotīm),
Kebenaran yang sungguh apa adanya (tathatāyām tathatvatah),
Petunjuk Dharma yang tidak mendua ini (advayo dharmanirdeśo),
Itulah yang dinamakan sebagai Roda Dharma (dharmacakram nirucyate).

"Mata sifat alaminya adalah kosong (caksuh svabhāvatah śūnyam),
Telinga, hidung, demikian juga (śrotam ghrānam tathaiva ca),
Lidah, tubuh, dan juga pikiran (jihvā kāyam ca cittam),
Juga kosong dan tidak berdaya (ca śūnyātmāno nirīhakah).

"Roda yang seperti itu adalah (idam tadīddaśam cakram),
Roda Dharma yang telah diputar (dharmacakram pravartitam).
Membangunkan makhluk yang belum terbangun (bodhayatyabudhān sattvāmstena);
Itulah yang dinamakan sebagai Kebangkitan (buddho nirucyate).

"Oleh Diri Sendiri telah menyadari sifat alami ini (svayam mayānubuddho'yam),
Sifat alami yang ditandai sebagai Dharma (svabhāvo dharmalaksanam),
Tanpa petunjuk dari orang lain (rte paropadeśena).
Saya adalah yang muncul dengan sendirinya, memiliki mata kebijaksanaan (svayambhūstatha caksumān).

"Yang menguasai semua Dharma (sarvadharmavaśiprāpto),
Itulah yang dinamakan sang Penguasa Dharma (dharmasvāmī nirucyate).
Yang mengetahui Dharma yang asli dari yang salah (nayānayajño dharmesu),
Itulah yang dinamakan sebagai sang Pemandu (nāyakastena cocyate).

"Sebanyak para makhluk yang ada untuk dibimbing (yathā bhavanti vaineyā),
Para makhluk yang banyaknya tidak terbatas itu Saya bimbing (vinayāmyamitām janām).
Saya telah menyempurnakan pelatihan (vineyapāramiprāptastena),
Jadi disebut sang Pemandu Sempurna (prokto vināyakah).

"Makhluk yang telah menyimpang dari Jalan (nastamārgā hi ye sattvā),
Jalan yang Saya tunjukkan adalah yang tertinggi (mārgam deśemi uttamam).
Yang membimbing mereka ke pantai seberang (nayāmi pārimam tīram),
Dan oleh karena itu Sayalah sang Pemandu Sempurna (tasmādasmi vināyakah).

"Dengan mengetahui jalan untuk menarik (samgrahāvastujñānena),
Saya mengumpulkan para makhluk (samgrhya janatāmaham).
Karena menyelamatkan para makhluk dari gurun samsara (samsārātavinistīrnah),
Pemimpin mereka adalah Saya (sārthavāhastato hyaham).

"Dengan menguasai semua gejala kejadian (vaśavartī sarvadharmesu),
Jadi Sayalah sang Pemenang, sang Penguasa Dharma (tena dharmeśvaro jinah).
Dengan memutar Roda Dharma (dharmacakram pravartitvā),
Itulah yang dinamakan sebagai Raja Dharma (dharmarājo nirucyate).

"Sayalah sang Raja Dermawan Dharma, sang Guru (dharmadānapatih śāstā),
Sang Penguasa Dharma yang tiada tandingan (dharmasvāmī niruttarah).
Persembahan dilakukan dengan baik dan tujuan tercapai (suyastayajñasiddhārthah);
Tersempurnakan dan kebajikan tercapai (pūrnāśah siddhamangalah).

"Sayalah yang menghibur, yang memberikan kenyamanan (āśvāsakah ksemadarśī),
Sang Pahlawan yang telah menaklukkan penderitaan besar (śūro mahāranamjahah).
Sang Pemenang di semua pertempuran (uttīrnasarvasamgrāmo),
Yang telah terbebaskan dan membebaskan para makhluk (mukto mocayitā prajāh).

"Sayalah sang Cahaya terang dunia (ālokabhūto lokasya).
Yang menyebarkan cahaya kebijaksanaan pengetahuan (prajñājñānaprabhamkarah),
Menaklukkan kegelapan kebodohan (ajñānatamaso hantā).
Sayalah sang Pemegang obor; sang cahaya besar (ulkādhāri mahāprabham).

"Sayalah sang Penyembuh besar dengan pengetahuan besar (mahāvaidyo mahājñānī),
Sang Penyembuh kekotoran betin yang besar (mahākleśacikitsakah).
Untuk semua makhluk yang menderita kekotoran batin (sattvānām kleśaviddhānām),
Sayalah sang Pencabut duri penderitaan yang tiada tandingan (śalyahartā niruttarah).

"Semua tanda-tanda telah lengkap (sarvalaksanasampannah),
Semua tanda dari kebaikan menghiasi dengan indah (sarvavyañjanaśobhitah).
Dengan tubuh Samantabhadra ini (samantabhadrakāyena),
Menyesuaikan dengan cara kehidupan yang rendah (hīnānām cānuvartakah).

"Saya kuat dengan sepuluh kekuatan (daśabhirbalabhirbalavān),
Sang Ahli bijaksana yang mutlak sempurna (vaiśāradyaviśāradah),
Sang Pemilik delapan belas kualitas yang unik (āvenikairastadaśai),
Sang Maha Muni dari kendaraan tertinggi (agrayānī mahāmunih).

"Demikian Penjelasan yang singkat ini (esa samksepanirdeśo)
Yang memutar Roda Dharma (dharmacakrapravartane),
Yang menjelaskan kualitas kebajikan dari sang Tathāgatā (tathāgatagunavarnah),
Secara terbatas telah diperlihatkan (parītto'yam prakāśitah).

"Karena pengetahuan dari sang Buddha adalah tidak terbatas (buddhajñānamanantam)
Sama dengan luasnya ruang angkasa (hi ākāśavipulam samam).
Bahkan jika orang harus berbicara dalam waktu kalpa (ksapayetkalpa bhāsanto),
Juga tidak akan kehabisan kualitas dari sang Buddha (na ca buddhagunaksayah)."

Demikianlah Sri Lalitavistara Bagian kedua puluh enam tentang Memutar Roda Dharma.
(iti śrīlalitavistare dharmacakrapravartanaparivarto nāma sadvimśatitamo'dhyāyah)

ajita

  • Administrator
  • Sr. Member
  • *****
  • Posts: 350
    • View Profile

HRIH


Om A mi de va Hrīh



Om A mo gha si ddhi āh Hūm
nigamaparivartah saptavimśah
Bab 27 - Ajaran

Kemudian para devaputrā, yang telah meminta ajaran Dharmaparyāya ini dari sang Tathāgata, yaitu Maheśvara, Nanda, Sunanda, Candana, Mahita, Santa, Prasanta, dan Vinīteśvara yang memimpin lebih dari delapan belas ribu devaputra dari alam śuddhāvāsa, kini berkumpul pada pemutaran Roda Dharma dari sang Tathāgata. Pada saat itu sang Tathāgata menyapa Maheśvara devaputra yang memimpin para devaputra dari alam śuddhāvāsa, dengan cara sebagai berikut:

"Dengan cara ini, 'Mārsā (Orang mulia)', Sutra Dharmaparyāya yang bernama Lalitavistara ini adalah kegiatan permainan Bodhisattva yang sangat luas (lalitavistaro nāma dharmaparyāyasūtrānto mahāvaipulyabodhisattvavikrīditah), merupakan pintu masuk permainan di wilayah Buddha (buddhavisaye lalitapraveśa). Untuk memperkenalkan Diri-Nya Sendiri, sang Tathāgata telah menceritakannya (ātmopanāyikastathāgatena bhāsitah). Jadi sekarang Anda harus menyerapnya, melestarikannya, dan menyebabkannya diceritakan kembali. Dengan cara ini, 'bimbingan Dharma (dharmanetrī)' Saya ini akan menyebar.

"Ketika para pengikut Kendaraan Bodhisattva (bodhisattvayānikāśca pudgalā) mendengar Dharmaparyāya ini, mereka akan mengembangkan ketekunan yang sangat teguh (drdhataram vīryamālapsyante). Para makhluk yang mengembangkan keyakinan yang kuat untuk mencapai Anuttarā Samyaksambodhā akan mengembangkan kekuatan yang menurunkan hujan Dharma yang besar (mahādharmavarsavegam samjānayisyanti). Māra akan dihancurkan. Semua yang memberitakan ajaran yang berbeda tidak akan membuat kemunculan mereka. Permintaan Anda untuk mengajarkan Dharma ini akan menjadi akar kebajikan (yusmākam ca taddharmadeśanādhyesanā kuśalamūlam), sangat berharga (mahārthikam), buah yang besar (mahāphalam), dan pujian yang besar (mahānuśamsam).

"Siapa pun, Mārsā, yang telapak tangannya beranjali kepada pengajaran Lalitavistara Dharmaparyāya, 'delapan ciri terunggul (astāvutkrstān dharmān)' akan diperoleh. Apa delapan ini? Yaitu : Bentuk terunggul diperoleh (utkrsta rūpam pratilapsyate), kekuatan terunggul diperoleh (utkrstabalam pratilapsyate), rombongan penggiring terunggul diperoleh (utkrstaparivāram pratilapsyate), kefasihan bicara terunggul diperoleh (utkrstapratibhānam pratilapsyate), penolakan terunggul diperoleh (utkrstanaiskramyam pratilapsyate), kemurnian pikiran terunggul diperoleh (utkrstacittapariśuddhim pratilapsyate), tingkat pemusatan pikiran terunggul diperoleh (utkrstasamādhipadam pratilapsyate), kemunculan kebijaksanaan terunggul diperoleh (utkrstaprajñāvabhāsam pratilapsyate). Ini adalah delapan ciri terunggul yang diperoleh (imānyastāvutkrstān dharmān pratilapsyate).

"Siapa pun, Mārsā, yang mendirikan 'takhta Dharma (dharmāsanam)' kepada Guru Dharma yang mengajarkan Lalitavistara Dharmaparyāya ini akan mendapatkan delapan takhta yang diinginkan segera setelah takhta itu didirikan. Apa delapan ini? Yaitu : Takhta terunggul didapatkan (śresthyāsanapratilambhah), takhta perumah tangga didapatkan (grhapatyāsanapratilambhah), takhta Pemutar Roda didapatkan (cakravartyāsanapratilambhah), takhta Pelindung Dunia didapatkan (lokapālāsanapratilambhah), takhta Sakra didapatkan (śakrāsanapratilambhah), takhta Vaśavarti didapatkan (vaśavartyāsanapratilambhah), takhta Brahma didapatkan (brahmāsanapratilambhah), kursi kebangkitan yang tertinggi dan terunggul, sang takhta singa dari Bodhisattva yang telah mencapai intisari tertinggi dan yang berhasil menghancurkan serangan Māra menjadi didapatkan (bodhimandavarāgragatasya bodhisattvabhūtasyāpratyudāvartyanihatamārapratyarthikasimhāsanapratilambhah), yang membangkitkan Kebuddhaan yang tanpa tandingan, yang sempurna dan yang lengkap, sang takhta Pemutaran Roda Dharma yang tiada tandingan yang diinginkan menjadi didapatkan (anuttarāsamyaksambodhimabhisambuddhasya ato'nuttaradharmacakrapravartanāsanapratilambhaśca pratikānksitavyah). Ini adalah delapan takhta yang diinginkan yang didapatkan (ime'stāvāsanapratilambhāh pratikānksitavyāh).

"Siapa pun, Mārsā, yang memuji Guru Dharma yang mengajarkan Lalitavistara Dharmaparyāya ini akan memperoleh delapan kemurnian berbicara (so'stau vākpariśuddhīh pratilapsyate). Apa delapan ini? Yaitu : Dengan tindakan murni dari ucapan yang selaras dengan kebenaran (satyānuparivartivākkarmapariśuddhyā), orang lain akan melakukan sesuai yang dikatakan (yathāvāditathākāritām). Dengan menguasai pendengar (parsadabhibhavanatayā), kata-kata akan diterima (ādeyavacanatām). Dengan tidak diabaikan (anuddhuratayā), kata-kata akan diperhatikan (grāhyavacanatām). Dengan damai mengumpulkan makhluk (apārusyasattvasamgrahanatayā), berbicara ramah dan lembut (ślaksnamadhuravacanatām). Dengan memuaskan tubuh dan pikiran (kāyacittodbilyakaranatayā), suara akan menjadi seperti suara burung kalavinka (kalavinkarutasvaratām). Dengan menguasai semua makhluk (sarvasattvairanabhibhavanatayā), akan memiliki suara orang (taduktavacanatām). Dengan menguasai semua suara (sarvasvarābhibhavanatayā), akan memiliki suara seperti Brahmā (brahmasvaratām). Dengan tidak dikuasai oleh semua suara yang lain (sarvaparapravādibhiranabhibhavanatayā), akan memiliki suara seperti suara auman singa (simhaghosābhigarjitasvaratām). Dengan memuaskan indera semua makhluk (sarvasattvendriyaparitosanatayā), akan memiliki suara Buddha (buddhasvaratām). Ini adalah delapan kemurnian berbicara yang diperoleh (imā astau vākkarmapariśuddhīh pratilapsyate).

"Siapa pun, Mārsā, yang pada pengajaran Lalitavistara Dharmaparyāya ini 'menulisnya menjadi buku (pustakalikhitam)', dan membawanya (dhārayisyati), memuliakannya (satkarisyati), menyembahnya (gurukarisyati), menghormatinya (mānayisyati), dan memujanya (pūjayisyati) sementara sedang memuji Dharmaparyāya ini dalam empat penjuru arah tanpa perasaan kikir, dengan mengatakan, 'Kemarilah (āgacchatemam) ! Tulislah Dharmaparyāya ini (dharmaparyāyam likhitam) ! Bawalah (dhārayata)! Bacakanlah (vācayata)! Renungkanlah (cintayata)! Ulangilah membacanya (svādhyāyateti)! "Dia akan mencapai delapan harta (astau mahānidhānāni). Apa delapan harta ini? Yaitu : harta ingatan yang tidak pernah gagal dan tidak lupa (smrtinidhānam asammosanatayā), harta kecerdasan oleh analisis yang cermat (matinidhānam buddhiprabhedanatayā), harta kesadaran dengan semangat memahami arti dari semua sutra (gatinidhānam sarvasūtrāntārthagatyanurāgatayā), harta menghafal dengan mengingat semua yang di dengar (dhāranīnidhānam sarvaśrutādhāranatayā), harta kefasihan berbicara diperoleh melalui memuaskan semua makhluk hidup dengan nasihat yang baik (pratibhānanidhānam pratilabhate sarvasattvasubhāsitasambhāsanatayā), harta Dharma diperoleh melalui melestarikan Dharma sejati (dharmanidhānam pratilabhate saddharmapratilaksanatayā), harta pikiran kebangkitan dengan mempertahankan garis keturunan dari Tiga Permata (bodhicittanidhānam triratnavamśānupacchedanatayā), dan harta pencapaian dengan mengembangkan daya tahan terhadap gejala kejadian yang tidak dilahirkan (pratipattinidhānam cānutpattikadharmaksāntipratilambhatayā) menjadi diperoleh. Ini adalah delapan harta yang diperoleh (imānyastau nidhānāni pratilapsyate).

"Siapa pun, Mārsā, yang mengajarkan Lalitavistara Dharmaparyāya ini dan menjelaskannya, akan menyempurnakan 'delapan kekayaan (so'stau sambhārān)'. Apa delapan ini? Yaitu : kekayaan kedermawanan dicapai dengan menjadi bebas dari kekikiran (dānasambhāram paripūrayisyati amātsaryacittatayā), kekayaan disiplin dicapai dengan menyempurnakan semua tujuan yang penuh kebajikan (śīlasambhāram paripūrayisyati sarvakalyānābhiprāyaparipūranatayā), kekayaan belajar dicapai dengan melakukan kebijaksanaan yang tidak terikat (śrutasambhāram paripūrayisyati asangaprajñāsamudānayanatayā), kekayaan keheningan yang tenang dicapai melalui melaksanakan semua keadaan meditasi dan keseimbangan (śamathasambhāram paripūrayisyati sarvasamādhisamāpattyāmukhīkaranatayā), kekayaan wawasan dicapai melalui menyempurnakan pengetahuan dengan cara tiga pengetahuan (vidarśanāsambhāram paripūrayisyati traividyavidyāpratipūryā), kekayaan pahala kebajikan dicapai dengan memurnikan tanda dan tanda pelengkap dan hiasan dari alam Buddha (punyasambhāram paripūrayisyati laksanānuvyañjanabuddhaksetrālamkāraviśuddhyā), kekayaan pengetahuan tinggi dicapai dengan memuaskan kecenderungan dari semua makhluk (jñānasambhāram paripūrayisyati sarvasattvayathādhimuktisamtosanatayā), dan kekayaan kasih sayang yang besar dicapai dengan tidak pernah lelah untuk mematangkan semua makhluk (mahākarunā sambhāram paripūrayisyati sarvasattvaparipācanāparikhedatayā). Ini adalah delapan kekayaan yang dicapai (imānastau sambhārān paripūrayisyati).

"Siapa pun, Mārsā, yang mengajarkan Lalitavistara Dharmaparyāya ini dengan lengkap, memiliki pandangan ini dan berpikir bahwa makhluk hidup lainnya harus menerima Dharmā ini, akan mencapai kumpulan akar kebajikan dari delapan pahala kebajikan yang besar (kuśalamūlenāstau mahāpunyatāh). Apa delapan ini? Yaitu : Menjadi Raja Pemutar Roda, adalah yang pertama dari pahala kebajikan besar ini (rājā bhavati cakravartī, iyam prathamā mahāpunyatā). Menyebabkan menjadi penguasa tertinggi para dewa di surga Empat Raja Besar, adalah yang kedua dari pahala kebajikan besar ini (caturmahārājakāyikānām devānāmādhipatyam kārayisyati, iyam dvitīyā mahāpunyatā). Menjadi Sakra sang raja para dewa, adalah yang ketiga dari pahala kebajikan besar ini (śakro bhavisyati devendrah iyam trtīyā mahāpunyatā). Menjadi Dewaputra surga Suyama, adalah yang keempat dari pahala kebajikan besar ini (suyāmo bhavisyati devaputrah, iyam caturthī mahāpunyatā). Menjadi tinggal di surga Tusita, adalah yang kelima dari pahala kebajikan besar ini (samtusito bhavisyati, iyam pañcamī mahāpunyatā). Menjadi tinggal di surga Nirmita, adalah yang keenam dari pahala kebajikan besar ini (sunirmito bhavisyati, iyam sasthī mahāpunyatā). Menjadi Raja Dewa di surga Paranirmitavaśavarti, adalah yang ketujuh dari pahala kebajikan besar ini (paranirmitavaśavartī bhavisyati devarājah, iyam saptamī mahāpunyatā). Menjadi Mahā Brahmā di surga brahmā, adalah yang kedelapan dari pahala kebajikan besar ini (brahmā bhavisyati mahābrahmā, iyam astamī mahāpunyatā). Akhirnya menjadi Tathāgato Arhan Samyaksambuddha, terbebas dari semua kondisi yang tidak menyenangkan (sarvākuśaladharmaprahīnah) dan memiliki semua kondisi yang menyenangkan (sarvakuśaladharmasamanvāgatah). Ini adalah delapan pahala kebajikan besar yang diperoleh (imā astau mahāpunyatāh pratilapsyate).

"Siapa pun, Mārsā, yang mendengarkan dengan penuh perhatian Lalitavistara Dharmaparyāya ini saat sedang dijelaskan akan memperoleh 'delapan keadaan pikiran yang bersih tanpa noda (so'stau cittanirmalatāh)'. Apa delapan ini? Yaitu : Cinta kasih diperoleh - menaklukkan semua kemarahan (maitrīm pratilapsyate sarvadosanirghātāya), kasih sayang diperoleh - menghilangkan semua sakit hati (karunām pratilapsyate sarvavihimsotsargāya), kegembiraan diperoleh - melenyapkan semua kemurungan (muditām pratilapsyate sarvāratyapakarsanatāyai), keseimbangan batin yang tenang diperoleh - menghilangkan nafsu keinginan dan kemarahan (upeksām pratilapsyate anunayapratighotsargāya), empat konsentrasi diperoleh - menguasai seluruh alam bentuk rupa (catvāri dhyānāni pratilapsyate sarvarūpadhātuvaśavartitāyai), empat keseimbangan tanpa bentuk diperoleh - menguasai pikiran (catasra ārūpyasamāpattīh pratilapsyate cittavaśavartitāyai), lima jenis pengetahuan yang lebih tinggi diperoleh - melakukan perjalanan ke alam Buddha lainnya (pañcābhijñāh pratilapsyate anyabuddhaksetragamanatāyai), dan kemampuan untuk menaklukkan semua jejak dari kecenderungan kebiasaan diperoleh - mencapai Sūramgama Samādhi (sarvavāsanānusamdhisamuddhāram pratilapsyate śūramgamasamādhipratilambhāya). Ini adalah delapan keadaan pikiran yang bersih tanpa noda yang diperoleh (imā astau cittanirmalatāh pratilapsyate).

"Siapa pun, Mārsā, apakah di desa, kota, pasar, negara, wilayah negara, tempat berjalan, vihāra atau di mana pun Lalitavistara Dharmaparyāya ini ditemukan, delapan ketakutan ini tidak akan terwujud, menghentikan pematangan karma masa lampau. Apa delapan ini? Yaitu : masalah ketakutan yang disebabkan oleh penguasa tidak akan ada (rājasamksobhabhayam na bhavisyati), masalah ketakutan yang disebabkan oleh pencuri tidak akan ada (caurasamksobhabhayam na bhavisyati), masalah ketakutan yang disebabkan oleh penjahat tidak akan ada (vyālasamksobhabhayam na bhavisyati), masalah ketakutan yang disebabkan oleh kelaparan di padang gurun tidak akan ada (durbhiksakāntārasamksobhabhayam na bhavisyati), masalah ketakutan yang disebabkan oleh perkelahian, pertengkaran dan perselisihan tidak akan ada (anyonyakalahavivādavigrahasamksobhabhayam na bhavisyati), masalah ketakutan yang disebabkan oleh dewa tidak akan ada (devasamksobhabhayam na bhavisyati), masalah ketakutan yang disebabkan oleh naga tidak akan ada (nāgasamksobhabhayam na bhavisyati), masalah ketakutan yang disebabkan oleh yaksa tidak akan ada (yaksasamksobhabhayam na bhavisyati), dan masalah ketakutan yang disebabkan oleh semua jenis kemalangan tidak akan ada (sarvopadravasamksobhabhayam na bhavisyati). Jadi, Mārsā, delapan ketakutan ini tidak akan ada, menghentikan pematangan karma masa lampau (imāni mārsāstatrāstau bhayāni na bhavisyanti sthāpayitvā pūrvakarmavipākam).

"Kesimpulannya, Mārsā, bahkan jika umur dari sang Tathāgatah berlangsung selama satu kalpa, dan bahkan jika Dia akan memuji Dharmaparyāya ini tanpa terputus siang dan malam, tidak akan mampu mengakhiri pujian Dharmaparyāya ini, dan kefasihan pidato sang Tathāgata masih akan terus berlanjut.

"Kemudian juga, Mārsā, disiplin (śīla), penyerapan (samādhi), kebijaksanaan (prajñā), pembebasan (vimukti), dan penglihatan pengetahuan (jñānadarśana) dari sang Tathāgatah adalah tidak terukur dan tidak terbatas. Oleh karena itu, Mārsā, jika ada yang mengembangkan keinginan supaya orang lain menerima Dharmaparyāya ini, dan mengingatnya (udgrahīsyati), membawanya (dhārayisyati), membacanya (vācayisyati), menulisnya (likhisyati),
atau membuatnya ditulis (lekhayisyati), memahaminya (paryavāpsyati), mengerjakannya (pravartayisyati), dan kepada perkumpulan orang mengajarkannya dengan lengkap (parsanmadhye ca vistarena samprakāśayisyati), Dalam cara ini para makhluk yang memperoleh Dharma yang mulia ini, maka pahala kebajikan mereka juga akan tidak terbatas. "

Kemudian sang Bhagavān berbicara kepada Ayusma Mahākāśyapa, Ayusma Ananda, dan Bodhisattva Mahāsattva Maitreya : "Dengan demikian, Mārsā, Anuttarā Samyaksambodhi yang Saya telah capai melalui seratus ribu koti nayuta asamkhyeya kalpa, sekarang ditempatkan di tangan Anda, dipercayakan kepada Anda dengan pengambilalihan tertinggi. Anda sendiri harus menjaga dharmaparyāya ini dan mengajarkannya secara lengkap kepada orang lain. "

Ketika telah mengatakan ini, sang Bhagavān untuk menyampaikan Dharmaparyāya ini lebih lengkap mengucapkan syair-gāthā berikut :

"Jika makhluk yang Saya lihat dengan mata Buddha
Semuanya adalah Arhan yang sebanding dengan Sariputra,
Dan jika orang akan membuat pemujaan kepada Mereka selama jutaan kalpa,
Yang sama jumlahnya dengan butiran pasir di sungai Gangga,

"Jika ada orang membuat pemujaan kepada satu Pratyekabuddhā,
Bahkan hanya selama satu hari dan satu malam dengan gembira,
Dengan berbagai macam kalung karangan bunga dan sejenisnya,
Dari pahala kebajikan ini akan lebih jauh melampaui lagi.

"Jika semua makhluk adalah Pratyayairjinā,
Dan ada orang yang memuja dengan penuh hati-hati
Dengan bunga (puspa), wewangian (gandha), dan salep (vilepa)
Terus menerus selama banyak ratusan kalpā.

"Jika kepada satu Tathāgata
Membuat sujud tunggal disertai dengan sikap setia,
Dengan gembira berkata, 'Terpujilah sang Arahat (namo arhate)!'
Pahala kebajikan ini akan lebih jauh melampaui lagi.

"Jika semua makhluk adalah para Buddhā,
Dan ada orang memuja sama seperti yang sebelumnya,
Dengan bunga dari alam surga dan bunga yang paling berharga dari dunia ini,
Selama banyak kalpa dengan berbagai jenis persembahan,

"Jika pada jaman kemerosotan Saddharma,
Ada yang meninggalkan urusan tubuh dan hidupnya,
Membaca Sūtram ini selama satu hari dan satu malam,
Dari pahala kebajikan ini akan lebih jauh melampaui lagi.

"Siapapun yang ingin memuliakan sang Vināyakā,
Dan juga para Pratyekabuddhā dan para Srāvakā,
Harus menimbulkan Bodhicitta yang kukuh,
Dan selalu menjaga Sūtra ini secara tegas dalam kesadaran.

"Inilah Rājā dari semua nasihat yang baik
Yang diberikan oleh semua Tathāgatā.
Dimanapun permata Sūtra ini ditemukan,
Di tempat itulah sang Tathāgatā selalu berada.

"Mencapai kefasihan dan kebajikan yang tidak terbatas,
Membacanya hanya satu kata selama jutaan kalpa,
Tidak akan menyimpang dari kata-katanya atau maknanya,
Pada siapa pun yang memberikan Sutra ini kepada orang lain.

"Menjadi sang Pembimbing tiada tandingan,
Menjadi Makhluk yang tanpa bandingan,
Yang tidak habis-habisnya seperti lautan,
Adalah mereka yang mendengar Dharma ini dan mempraktekkannya."

Ketika sang Bhagavān mengucapkan kata-kata ini, Maheśvara devaputra bersama dengan para devaputrā dari śuddhāvāsakāyikā yang dipimpinnya, Maitreya bersama dengan semua Bodhisattvā Mahāsattvā yang dipimpinnya; Mahā Kāśyapa bersama dengan semua Mahā Srāvakāh yang dipimpinnya; dan semua dunia bersama dengan dewanya, manusianya, asuranya, dan gandharvanya bersukacita pada pidato sang Bhagavato.

Demikianlah Sri Lalitavistara Bagian kedua puluh tujuh tentang Ajaran.
(iti śrīlalitavistare nigamaparivarto nāma saptavimśatitamo'dhyāyah)

Telah Lengkap Bagian Dari Cara Kegiatan Semua Bodhisattva
(samāptam cedam sarvabodhisattvacaryāprasthānam)

Sang Raja Permata Sutra Mahayana Yang Bernama Sri Lalitavistara Telah Terselesaikan
(śrīlalitavistaro nāma mahāyānasūtram ratnarājam parisamāptam)

* * * * *

"Untuk asal mula penyebab gejala kejadian, sang Tathāgata telah menjelaskan penyebabnya (ye dharma hetuprabhavā hetum tesām tathāgato hyavadat)
serta cara menghentikannya, ini adalah Ucapan sang Maha Sramana (tesām ca yo nirodha evam vādī mahāśramanah)".

ajita

  • Administrator
  • Sr. Member
  • *****
  • Posts: 350
    • View Profile

OM VAJRA PANI HUM