Author Topic: Maha Vairocana Abhisambodhi Vikurvit Adhisthana Vaipulya Sutrendraraja Nama Mahayana Suttram  (Read 1875 times)

ajita

  • Administrator
  • Sr. Member
  • *****
  • Posts: 350
    • View Profile


Guhya Mudra


Bab 9
Guhya Mudra

Kemudian Bhagavan Vairocana memeriksa seluruh perkumpulan majelis berjumlah besar itu dan menyapa sang Vajradhara, sang Guhyakadipati, dengan mengatakan, "Guhyakadipati, ada lencana lambang yang sama persis dengan perhiasan Tathagata dan sama persis dengan cara dari dharmadhatu. Jika Seorang Bodhisattva, tubuh-Nya dihiasi dengan ini, menampilkan bendera dari Maha Bodhi itu di semua perkumpulan majelis berjumlah besar dari para Tathagata saat Dia melewati semua haluan takdir ketika di dalam [siklus] lahir dan mati, maka para Dewa, Naga, Yaksa, Gandharva , Asura, Garuda, Kimnara, Mahoraga, Manusia, dan Mahluk bukan manusia akan menghormati Dia, berputar mengelilingi Dia, menerima ajaran-ajaran-Nya, dan mempraktekannya. Dengarkan dengan penuh perhatian sekarang dan pertimbangkan dengan hati-hati saat Saya jelaskan. "

Ketika sang Buddha selesai berbicara demikian, Vajrapani mengatakan, "Bhagavan, sekarang adalah waktunya! Bhagavan, sekarang adalah waktunya! "

Kemudian sang Bhagawan segera berdiam di dalam samadhi "Kekuatan Tubuh Yang Tidak Bisa Diganggu-gugat," dan ketika sedang tinggal berdiam didalam Dhyana ini, Dia mengucapkan Vidyārājñī dari 'Asama-Samaya-Bala (Kekuatan Samaya Yang Tiada Bandingan)' , Yang Tidak Bisa Dihalangi, dan kekuatan Samaya untuk masuk ke dalam Samaya dari semua Tathagata: Namah samanta buddhānām, asame trisame samaye svaha.

"Guhyakadipati, Vidyārājñī ini menyatakan tahap Bhumi dari semua Tathagata, itu tidak melanggar batas-batas jalan dari tiga dharma-marga, dan itu menyempurnakan Bhumi dan Paramita. Penampilan segel Mudra mistik untuk Vidyārājñī ini adalah sebagai berikut: dengan tangan kiri dan tangan kanan membentuk jepitan tangan mengenggam yang berrongga/lubang (samputa) [dengan rongga lubang diantara telapak tangan] dan tempatkan dua jempol kiri dan jempol kanan bersama-sama, angkat naik dengan tegak. Syair Gatha mengatakan:

Ini adalah 'Maha Mudra (Segel Besar)' yang menyelamatkan dunia dari semua Buddha;
Samaya dari Samyak-SamBuddha berada di Segel ini.

"Kemudian buatlah 'Musti (kepalan tangan berbentuk tinju)' dengan tangan kiri dan kanan, ibu jari dimasukkan ke dalam diantara telapak tangan, dan ulur-rentangkan jari telunjuk: ini adalah 'Suddha dharmadhatu Mudra (segel untuk memurnikan alam dharma)'.

Mantranya adalah: Namah samanta buddhānām, dharma-dhātu-svabhāvako Ham.

"Berikutnya, putar tangan kiri dan tangan kanan berbalik kembali ke belakang dan saling mengunci semua lima jari melekuk, serta ujung dua jempol saling berhadapan. Syair Gatha mengatakan:

Ini disebut 'Vara Sri Dharma Cakra Mudra (Segel yang sangat unggul dari roda Dharma yang menguntungkan)';
Para 'Loka-Tara (Penyelamat Dunia)', sang pendukung dunia, semua-Nya memutar roda ini.

Mantranya adalah: Namah samanta buddhānām, vajrātmako Ham.

"Berikutnya, ulur rentangkan kedua tangan kiri dan kanan untuk membentuk 'Nama-Anjali (dekapan tangan penghormatan)', tekuk jari telunjuk bersama-sama, dan tempatkan dua jempol di atasnya seperti 'Khadga (pedang)' dalam bentuknya. Syair Gatha ini mengatakan:

Ini adalah 'Maha Jnana Khadga Mudra (Segel dari Pedang Kebijaksanaan Besar)', yang diajarkan oleh semua Buddha;
Ini dapat memotong putus banyak 'darsana (pandangan)', seperti pandangan 'asli bawaan lahir (sahaja)' tentang tubuh (satkaya dristi).

Mantranya adalah: Namah samantabuddhānām, mahā khadga viraja-dharma-samdarśaka sahaja-satkāya-dristi-cchedaka Tathagat-adhimukti-nirjāta virāga-dharma-nirjāta Hum. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Pedang Besar! Yang menyatakan Dharma yang tanpa noda kotor! Yang memotong putus pandangan bawaan lahir tentang kenyataan tubuh! Yang dilahirkan dari keyakinan sang Tathagata! Yang dilahirkan dari Dharma yang bebas dari nafsu! HUM!)

"Berikutnya, buatlah 'samputa-anjali (dengan dua tangan kiri dan kanan membentuk genggaman yang berongga)', tekuk kedua jari telunjuk, dan tekan mereka dengan dua jempol itu melingkarinya - Itu adalah mirip seperti 'Sankha (kulit/tempurung keong besar)' dalam bentuknya. Syair Gatha ini mengatakan:

Ini disebut 'vara-sridharma-sankha-mudra (segel yang sangat unggul dari keong Dharma yang menguntungkan)';
Banyak Buddha, guru dunia, dan Bodhisattva, penyelamat dunia,
Semua-Nya mengajarkan Dharma tak bernoda yang mengarah ke keheningan-tenang Nirwana.

Mantranya adalah: Namah samanta buddhānām, AM.

"Berikutnya, gabung tangan kiri dan tangan kanan bersama-sama, ulur rentangkan semua jari terpisah dan buka mereka sama seperti 'Khanta (lonceng/genta)'; dua jari kelingking dan dua jempol  bersentuhan saling mendukung, dan [ujung] jari tengah dan jari telunjuk dibuat untuk saling menyentuh serasi. Syair Gatha ini mengatakan:

Bunga teratai dari ikrar yang menguntungkan adalah kursi yang tidak bisa dihancurkan dari para Buddha, penyelamat dunia;
Dia yang terbangun tercerahkan disebut 'Buddha,'
Bodhi dan semua anak dari Buddha dilahirkan dari [kursi] ini.

Mantranya adalah: Namah samanta buddhānām, ah.

"Berikutnya, buat 'musti (kepalan tangan berbentuk tinju)' dengan tangan kiri dan tangan kanan, lima jari menghadap ke luar; naikkan jari tengah, ulur rentangkan dua jari telunjuk, tekuk mereka ke dalam bentuk kait, dan tempatkan mereka berdampingan disamping jari tengah, pertahankan mereka; tempatkan ibu jari dan jari kelingking bersama-sama, arahkan mereka menunjuk lurus ke atas, dan buat saling menyilang jari-jari manis itu seperti Vajra dalam bentuknya. Syair Gatha ini mengatakan:

'Vajra Maha Jnana Mudra (Segel kebijaksanaan besar yang tidak bisa dihancurkan)' mampu menghancurkan benteng kebodohan;
Ini membangkitkan mereka yang tertidur, dan bahkan para dewa dan manusia tidak bisa menghancurkannya.

Mantranya adalah: Namah samanta vajrānām, Hum. (Menyembah hormat kepada semua Vajra ! HUM !)

"Berikutnya, buat kepalan tangan berbentuk tinju dengan tangan kiri dan tangan kanan, lima jari hadap ke dalam; naikkan jari tengah, tempatkan dua jari telunjuk berdampingan disamping mereka, dan, tekuk dua jempol, tempatkan mereka berdampingan. Syair Gatha ini mengatakan:

Segel ini adalah 'Mahā Mudra (segel besar)', yang disebut 'Tathāgata Usnisa (mahkota Tathagata)';
Hanya dengan membentuk segel ini, seseorang menjadi sama persis dengan Bhagavan.

Mantranya adalah: Namah samanta buddhānām, Hum Hum. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Hum! Hum!)

"Berikutnya, buat 'musti (kepalan tangan berbentuk tinju)' dengan tangan kanan dan letakkan di antara alis mata. Syair Gatha ini mengatakan:

Ini disebut 'gudang penyimpanan dari sifat jambul (ūrnākośa)', dan itu adalah segel pengabul keinginan konstan dari Buddha;
Dengan hanya membentuk Segel ini, seseorang menjadi sama persis dengan yang terbaik dari 'Pemenang Yang Patut Dihormati (Jina)'.

Mantranya adalah: Namah samanta buddhānām, ah Ham Jah. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Ah Ham Jah!)

"Tinggal berdiam di sikap yoga (duduk di tempat duduk asana dari yoga) dengan tangan kiri dan tangan kanan ditempatkan di pusar solah-olah sedang memegang 'mangkok pindapatta (Patra)': Ini disebut 'Maha Patra Mudra (Segel Mangkok Besar)' dari Sakyamuni.

Mantranya adalah: Namah samanta Buddhanam, bhah.

"Berikutnya, putar tangan kanan ke atas untuk membuat tanda melimpahkan keberanian (Abhayamdada). Syair Gatha ini mengatakan:

Ini dapat memberikan keberanian pada semua jenis makhluk;
Jika seseorang membuat 'Maha Mudra (Segel besar)' ini, orang itu disebut 'Abhayamdada (Yang melimpahkan keberanian).'

Mantranya adalah: Namah samanta buddhānām, sarvathā jina jina bhayanāśana svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Yang dalam segala hal menang, menang! Yang menghancurkan rasa takut! Swaha!)

"Berikutnya, turunkan tangan kanan untuk membuat sikap ' varada (mengabulkan keinginan)'. Syair Gatha ini mengatakan:

Varada Mudra ini, diajarkan oleh sang pendukung dunia;
Hanya dengan membuat Mudra ini, para Buddha akan mengabulkan keinginan seseorang.

Mantranya adalah: Namah samanta buddhānām, varada vajratmaka svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Pengabul keinginan! Yang bersifat alami vajra! svaha!)

"Berikutnya, buat kepalan tangan berbentuk tinju dengan tangan kanan, ulur rentangkan jari telunjuk, dan dengan ekspresi 'bhrkuti (kerutan)' tinggal berdiam didalam 'keseimbangan batin (samahita)'. Syair Gatha ini mengatakan:

Dengan segel besar ini para Buddha, penyelamat yang dihormati dunia,
Membuat para penghalang ketakutan dan mencapai Siddhi dengan bebas.
Dengan orang membuat Segel ini, rombongan besar yang paling jahat dari tentara Mara
Dan para penghalang lainnya pasti akan cerai-berai melarikan diri.

Mantranya adalah: Namah samanta buddhānām, mahābalavati dasa balodbhave mahāmaitry-abhyudgate svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Yang memiliki kekuatan besar! Yang telah muncul dari sepuluh kekuatan! Yang muncul dari cinta kebaikan besar! Swaha!)

"Berikutnya, buat kepalan tangan berbentuk tinju dengan tangan kanan, ulur rentangkan jari tengah dan jari manis, dan tempatkan ibu jari di bawah mereka. Syair Gatha ini mengatakan:

Ini disebut mata yang lahir dari kasih sayang (karunodbhava) dari semua Buddha, para pendukung dunia;
Membayangkan bahwa dia menempatkan pada matanya, orang bijak itu mencapai mata seorang Buddha.

Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, gagana-vara-laksane karunamaya tathagata-caksu svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Yang memiliki ciri-ciri yang sangat baik dari langit! Mata dari Tathagata membentuk kasih sayang! Swaha!)

"Berikutnya, buat kepalan tangan berbentuk tinju dengan tangan kiri dan tangan kanan, lima jari hadap ke dalam, ulur rentangkan jari telunjuk, dan bengkokkan membulat sehingga mereka bertemu. Syair Gatha ini mengatakan:

Ini adalah Segel tali yang sangat unggul, yang menghancurkan pelaku kejahatan;
Dengan membuat ini, sang mantra yogin mampu mengikat orang-orang jahat.

Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, he he mahāpāśa prasaraudārya sattva-dhātu-vimohaka tathāgatādhimukti-nirjāta svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! He! He! Jerat besar! Yang membentang di wilayah yang luas! Yang membingungkan alam para makhluk! Yang lahir dari keyakinan Tathagata! SWAHA!)

"Berikutnya, genggam tangan kiri dan tangan kanan bersama-sama untuk membuat kepalan tangan berbentuk tinju, ulur rentangkan jari telunjuk tangan kanan, dan tekuk ruas tulang jari ketiga dalam bentuk lingkaran cincin. Syair Gatha ini mengatakan:

Ini disebut 'Ankusa Mudra (Segel kait)'; para Buddha, penyelamat dunia,
Memanggil semua orang berpikiran Bodhi yang besar yang tinggal dalam 'dasa-bhumi (tingkat sepuluh)' dan para makhluk berpikiran jahat.

Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, ah sarvatrāpratihate tathāgatānkuśa bodhicarya-paripūraka svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Ah! Yang tidak terhalangi di mana-mana! Kail dari Tathagata! Yang membawa sampai penyelesaian praktek kebangkitan! Swaha!)

"Kemudian, dengan Segel Kait ini, ulur rentangkan jari tengah dari tangan kanan dan tekuk sedikit: ini disebut 'Tathagata-citta Mudra (segel hati Tathagata)'. Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, jñānodbhava svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Yang bangkit dari Pengetahuan! Swaha!)

"Berikutnya, dengan segel ini, ulur rentangkan jari manis dan naikkan itu jadi tegak: ini disebut segel pusar Tathagata. Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, amrtodbhava svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Yang bangkit dari Nektar Keabadian! Swaha!)

"Kemudian, dengan segel ini, ulur rentangkan jari manis lurus ke atas dan juga naikkan jari-jari lainnya: ini disebut segel pinggang Tathagata. Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, tathagata-sambhava svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Yang lahir dari Tathagata! Swaha!)

"Berikutnya, bentuk 'samputa anjali (genggaman tangan berongga) dengan tangan kiri dan tangan kanan, tekuk kedua jari telunjuk dan masukkan mereka kedalam diantara telapak tangan, lakukan hal yang sama dengan dua jari manis, tekuk sedikit dua jari kelingking, dan ulur rentangkan jari tengah: ini adalah segel Tathagata-garbha. Mantranya adalah: Namah sarva-tathāgatebhyah, ram ram rah rah svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Ram Ram Rah Rah! SWAHA!)

"Kemudian, dengan segel ini, tarik dua jari manis dan arahkan mereka ke atas, pertahankan mereka di sana: ini disebut 'Maha-dhatu Mudra (segel batas yang besar)'.

Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, le la puri vikuri vikule svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! le la puri vikuri vikule! Swaha!)

"Kemudian, dengan segel ini, lengkungkan dua jari tengah sehingga mereka bertemu dan ulur rentangkan kedua jari telunjuk terpisah: ini disebut 'Aksanti Maha-pala Mudra (Segel Pelindung Besar Yang Tidak Bisa Di Tahan). Mantranya adalah: Namah sarva-tathagatebhyah sarva-bhaya-vigatebhyah viśvamukhebhyah, sarvathā ham kham raksa mahābale sarva-tathāgata-punya-nirjāte hum hum trat trat apratihate svaha.

"Berikutnya, ulur rentangkan jari telunjuk terpisah dan masukkan kedua ibu jari kedalam di antara telapak tangan: ini disebut 'Samanta-prabha Mudra (Segel Cahaya Semesta). Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, jvālā-mālini tathāgatārci svaha.

"Kemudian bentuk 'Samputa-anjali (genggaman tangan berongga) dengan tangan kiri dan tangan kanan dan sokong sisi jari tengah dengan dua jari telunjuk: ini disebut segel baju jirah Tathagata. Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, pracanda vajra-jvāla visphura hūm. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! nyala api Vajra! Kilatan cahaya! Hum!).

"Tekuk dua jari manis, tempatkan dua jempol bersama-sama, dan masukkan mereka kedalam diantara telapak tangan anjali sehingga mereka menekan pada kuku dari dua jari manis: ini adalah 'Tathagata Jihva Mudra (Segel Lidah Tathagata).

Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, tathāgata-jihva satya-dharma-pratisthita svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Lidah dari Tathagata! Yang didirikan didalam Dharma sejati! Swaha!)

"Dengan segel ini, tekuk jari telunjuk dan jari manis bersama-sama, arahkan jempol ke atas dan tekuk mereka sedikit, tempatkan jari tengah, berdiri tegak, bersama-sama, dan lakukan hal yang sama dengan jari-jari kelingking: ini disebut segel pintu gerbang pidato Tathagata (yaitu, mulut). Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, tathagata-mahāvaktra viśva-jñāna-mahodaya Svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Mulut Yang Besar dari Tathagata! Yang unggul dalam pengetahuan berlipat-ganda! SWAHA!)

"Dengan segel sebelumnya seperti itu, tekuk kedua jari telunjuk dan masukkan mereka kedalam diantara telapak tangan, hadap ke atas: ini disebut 'Tathagata-damstra Mudra (segel tonjolan Tathagata). Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, tathāgata-damstra rasa-rasāgra samprāpaka sarva-Tathagata-visaya-sambhava svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Tonjolan dari Tathagata! Yang berpengaruh terhadap pencapaian rasa yang terkemuka di antara semua rasa! Yang dilahirkan dari lingkup semua Tathagata! SWAHA!)

"Kemudian, dengan wujud segel sebelumnya seperti itu, arahkan kedua jari telunjuk ke atas, pertahankan mereka di sana, dan tekuk tulang ruas jari ketiga: ini disebut segel kefasihan Tathagata. Mantranya adalah: Namah samanta - buddhānām, Acintyadbhutarūpavācam samatā-prāpta viśuddha-svara svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Yang telah mendapatkan kesetaraan dengan pidato dari bentuk yang tidak terbayangkan dan yang luar biasa! Suara murni! SWAHA!)

"Berikutnya, tempatkan tangan kiri dan tangan kanan bersama-sama untuk membentuk 'samputa-anjali (genggaman tangan yang berongga), tekuk kedua jari kelingking dan jempol, dan masukkan mereka kedalam diantara telapak tangan sehingga mereka bersentuhan: ini adalah 'Tathagata-dasa-bala Mudra (segel sepuluh kekuatan Tathagata). Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, daśabalāngadhara hum sam jam svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Yang memiliki anggota dari sepuluh kekuatan! Hum Sam Jam! SWAHA!)

"Kemudian, dengan segel sebelumnya seperti itu, tekuk kedua jempol dan jari telunjuk sehingga tulang ruas jari atas bersentuhan: ini adalah 'Tathagata-smrti Mudra (Segel Kesadaran Tathagata). Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, tathāgata-smrti sattva-hitabhyudgata gagana-samāsama svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Kesadaran Tathagata! Yang telah muncul untuk kesejahteraan para makhluk! Yang sama dengan langit dan yang tiada bandingnya! SWAHA!)

"Kemudian, dengan segel sebelumnya seperti itu, dua jempol ditempatkan di atas dua jari manis: ini disebut 'Sarva-dharma-samaya-Bodhi Mudra (Segel kesadaran kesetaraan semua dharma). Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, sarva-dharma-samatā-prāpta Tathagatanugata, Svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Yang telah mendapatkan kesetaraan dengan semua hal! Yang mengikuti Tathagata! SWAHA!)

"Berikutnya, genggam tangan kiri dan tangan kanan bersama-sama, tempatkan dua jari telunjuk di atas puncak jari tengah, dengan sisa jari lainnya seperti sebelumnya: ini adalah 'Samantabhadra-cintamani Mudra (segel Permata Pengabul Keinginan Samantabhadra)'. Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, samatānugata viraja-dharma-nirjāta mahā-maha svaha.

"Kemudian, dengan 'samputa-anjali (genggaman tangan berongga)' ini, tekuk kedua jari telunjuk di bawah dua jari tengah, dengan sisa jari lainnya seperti sebelumnya: ini adalah 'Maitreya Mudra (segel Maitreya)'. Mantranya adalah: Namah samanta-buddhanam, ajitamjaya sarva-sattvāśayānugata svaha.

"Kemudian, dengan segel sebelumnya seperti itu, masukkan dua jempol kedalam di antara telapak tangan: ini disebut 'Akasagarbha Mudra (segel Akasagarbha). Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, ākāśasamatānugata vicitrāmbaradhara svaha.

"Kemudian, dengan segel sebelumnya seperti itu, tekuk kedua jari manis dan kelingking, masukkan mereka kedalam diantara telapak tangan, dan tempatkan kedua jari telunjuk dan jari tengah bersama-sama: ini adalah 'Sarvanīvaranaviskambhin Mudra (segel Sarvanīvaranaviskambhin)'. Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, ah sattva-hitābhyudgata tram tram ram ram svaha.

"Tempatkan tangan kiri dan tangan kanan bersama-sama seperti sebelumnya, ulur rentangkan kelima jari dari kedua tangan secara terpisah, sama seperti lonceng, tempatkan ibu jari dan jari kelingking bersama-sama sehingga mereka saling menyokong, dan buat bentuk bunga teratai: ini adalah 'Avalokitesvara Mudra (segel Avalokitesvara)'. Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, sarva-tathagatāvalokita karunāmaya ra ra ra hum jah svaha.

"Bentuk genggaman tangan berongga dengan tangan kiri dan tangan kanan seperti sebelumnya, sama seperti sebuah teratai yang belum terbuka: ini adalah 'Mahāsthāmaprapta Mudra (segel Mahāsthāmaprapta)'. Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, jam jam sah svaha.

"Buat tinju dengan tangan kiri dan tangan kanan seperti sebelumnya, lima jari arahkan ke dalam, angkat naik dua jari telunjuk, sama seperti titik jarum, dan tempatkan dua jempol berlawanan terhadap mereka: ini adalah segel Tara yang dihormati. Mantranya adalah: Namah samanta-buddhanam, Tare Tarini karunodbhave svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Tara! Penyelamat! Yang telah bangkit dari kasih sayang! SWAHA!)

"Dengan segel sebelumnya seperti itu, angkat naik dua jari telunjuk sehingga mereka bersilangan dan tekan terhadap satu sama lain: ini adalah 'Bhrkutī Mudra (segel Bhrkutī)'. Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, sarva-bhaya-trāsani hum sphotaya svaha.

"Buat 'Samputa-anjali (genggaman tangan berongga)' dengan tangan kiri dan tangan kanan seperti sebelumnya dan masukkan semua jari manis dan ibu jari kedalam di antara telapak tangan: ini adalah segel Pāndaravāsinī yang dihormati. Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, Tathagata-visaya-sambhave padma-mālini svaha.

"Dengan segel sebelumnya seperti itu, tekuk kedua jari telunjuk dan tempatkan mereka di bawah ibu jari, pisahkan mereka seukuran biji gandum: ini adalah 'Hayagriva Mudra (segel Hayagriva)'. Mantranya adalah: Namah samanta-buddhanam, hum khādaya bhañja sphotaya svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Hum! Lahap! Hancurkan! Belah! Swaha!)

"Dengan segel sama seperti sebelumnya, ulur rentangkan dua jari manis dan jari telunjuk, dengan sisa jari lainnya seperti kepalan tangan tinju menggengam: ini adalah segel dari Bodhisattva Ksitigarbha. Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, ha ha ha sutanu svaha.

"Berikutnya, bentuk genggaman tangan berongga dengan tangan kiri dan tangan kanan, jalin jari tengah dan jari manis menyilang sehingga mereka saling menyokong, dan tempatkan kedua jari telunjuk di atas dua jempol dalam bentuk kait, dengan sisa jari lainnya seperti sebelumnya: ini adalah segel Arya Manjusri. Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, he he Kumāra vimukti-patha-sthita smara smara pratijñām svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! He! He! Pemuda! Yang tinggal di jalan menuju pembebasan! Ingat, ingat sumpah Anda! Swaha!)

"Bentuk tinju dengan tangan kiri dan angkat naik jari telunjuk dalam bentuk kait: ini adalah segel kait dari Jālinīprabha. Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, he he Kumāra māyagata svabhava-sthita svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! He! He! Pemuda! Yang telah memahami angan-angan khayalan ilusi! Yang tinggal di dalam sifat alami yang hakiki! Swaha!)

"Dengan segel sebelumnya seperti itu, semua jari [dari tangan kiri] ditekuk sedikit: ini adalah segel Vimalaprabha. Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, he kumāra vicitra-gati kumāra [pratijñām] anusmara svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! He! Pemuda! Pemuda dengan gerakan bervariasi! Ingat sumpah Anda! Swaha!)

"Bentuk tinju dengan tangan kanan seperti sebelumnya, tempatkan jari telunjuk dan jari tengah bersama-sama seolah-olah menyatu, dan ulur rentangkan mereka: ini adalah segel pedang Kesini. Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, he he kumārike dayājñānam smara smara pratijñām svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! He! He! Gadis muda! Ingat kasih sayang dan pengetahuan! Dan sumpah Anda! Swaha!)

"Bentuk tinju dengan tangan kanan seperti sebelumnya dan ulur rentangkan jari tengah dalam bentuk tombak: ini adalah segel tombak dari Upakeśinī. Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, bhinday-ājñānam he kumārike svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Hancurkan kebodohan! He! Gadis muda! Swaha!)

"Bentuk tinju dengan tangan kiri seperti sebelumnya dan ulur rentangkan jari manis dan jari kelingking: ini adalah 'Bhumi-jnana-ketu Mudra (segel bendera pengetahuan bumi)' dari Vasumatī. Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, he smara jñānaketu svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! He! Ingat! Bendera Pengetahuan! Swaha!)

"Bentuk tinju dengan tangan kanan dan ulur rentangkan jari telunjuk dalam bentuk kail: ini adalah segel Ākarsanī kumara. Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, ākarsaya sarvan kuru ājñām kumārasya svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Tarik semua [makhluk]! Lakukan perintah dari sang Pemuda [Manjusri]! Swaha!)

"Bentuk tinju dengan tangan kiri dan tangan kanan seperti sebelumnya, ulur rentangkan dua jari telunjuk, dan tekuk tulang ruas jari ketiga sehingga mereka menyentuh: ini adalah segel Parivara (Pelayan). Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, ah vismayanīye svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Ah! Yang menakjubkan! Swaha!)

"Bentuk tinju dengan tangan kiri dan tangan kanan seperti sebelumnya, ulur rentangkan jari tengah, dan tekuk tulang ruas jari ketiga: ini adalah 'Vajra Mudra (segel Vajra)' dari Kautūhala. Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, vimati-cchedaka svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Yang memotong putus keraguan! Swaha!)

"Angkat naik lengan kanan dan bentuk sikap tangan dari menganugerahkan keberanian: ini adalah segel Abhayamdada. Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, abhayamdada svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Yang memberikan keberanian! Swaha!)

"Ulur rentangkan tangan kanan seperti sebelumnya dan angkat naik itu ke atas: ini adalah segel Apāyamjaha. Mantranya adalah: Namah samanta-buddhanam, abhyuddharani sattva-dhātum svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Yang membebaskan alam makhluk! Swaha!)

"Tutup dada dengan tangan kanan seperti sebelumnya: ini adalah segel Paritranasayamati. Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, he mahāmaha smara pratijñām svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! He! Yang besar di antara yang besar! Ingat sumpah Anda! Swaha!)

"Bentuk seolah-olah sedang memegang bunga dengan tangan kanan seperti sebelumnya: ini adalah segel Mahā-Maitryabhyudgata. Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, svacittodgata svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Yang telah bangkit dari pikiran Anda sendiri! Swaha!)

"Tutup dada dengan tangan kanan seperti sebelumnya dan tekuk sedikit jari tengah: ini adalah segel Karunāmrditamati. Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, karunāmrdita svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Yang bergembira dengan kasih sayang! Swaha!)

"Bentuk 'Varada Mudra (sikap gerak-isyarat mengabulkan keinginan)' dengan tangan kanan seperti sebelumnya: ini adalah segel Sarvadāhapraśāmita. Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, he varada varaprāpta svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! He! Yang mengabulkan keinginan! Yang telah memenangkan anugerah! Swaha!)

"Dengan tangan kanan seperti sebelumnya, bentuk gerak-isyarat seolah-olah sedang memegang permata Cintamani: ini adalah segel Acintyamati. Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, sarvasaparipura [ka] svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Yang mengabulkan semua keinginan! Swaha!)

"Bentuk kepalan tangan berbentuk tinju dengan tangan kiri dan tangan kanan seperti sebelumnya dan buka dua jari tengah terpisah: ini adalah segel bendera Ksitigarbha. Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, ha ha ha vismaye svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Ha ha ha! Yang menakjubkan! Swaha!)

"Bentuk kepalan tangan berbentuk tinju dengan tangan kanan dan ulur rentangkan tiga jari (yaitu, jari kelingking, jari manis, dan jari tengah): ini adalah segel Ratnakara. Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, he mahāmaha svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! He! Yang besar di antara yang besar! Swaha!)

"Bentuk kepalan tangan berbentuk tinju dengan tangan kanan dan ulur rentangkan jari manis: ini adalah segel dari bodhisattva Ratnapāni. Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, ratnodbhava svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Yang telah bangkit dari permata! Swaha!)

"Dengan tangan kiri dan tangan kanan, buat dekapan tangan [dengan dua tangan] menyilang belakang ke belakang (Anjali menyilang), silang sambungkan ibu jari dari tangan kiri dan jari kelingking dari tangan kanan, dan demikian juga untuk tangan kanan di sebelah tangan kiri; sisa jari lainnya adalah seperti tiga cabang vajra dalam penampilan: Ini adalah sama dalam hal melakukan Prajna didalam Samadhi. ini adalah segel Dharanidhara. Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, dharanidhara svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Yang menyokong bumi! Swaha!)

"Buat bentuk dari tombak vajra lima cabang seperti sebelumnya: ini adalah segel Ratna-mudra-hasta. Mantranya adalah: Namah samanta-buddhanam, ratna-nirjāta svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Yang lahir dari sebuah permata! Swaha!)

"Kemudian, dengan segel ini, buat semua jari saling bersentuhan: ini adalah segel Drdhādhyāśaya. Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, vajra-sambhava svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Yang lahir dari Vajra! Swaha!)

"Buat segel pedang dengan dua tangan kiri dan tangan kanan seperti sebelumnya: ini adalah segel dari Bodhisattva Gaganāmala (Akasavimala). Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, gaganānanta-gocara svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Yang memiliki langit sebagai bidang yang tak terbatas dalam bertindak! Swaha!)

"'Cakra Mudra (Segel Roda)', seperti sebelumnya: ini adalah segel dari Gaganamati. Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, cakravarti svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Pemutar roda! Swaha!)

"'Sankha Mudra (Segel Keong penghasil suara Dharma)', seperti sebelumnya: ini adalah segel dari Viśuddhamati. Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, dharma-sambhava svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Yang lahir dari Dharma! Swaha!)

"'Padma Mudra (Segel Bunga Teratai)', seperti sebelumnya: ini adalah segel dari Cāritramati. Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, padmālaya svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Wadah Bunga Teratai! Swaha!)

"'Nilotpala Mudra (Segel Bunga Teratai Biru)', sama seperti sebelumnya, dengan jari sedikit buka terpisah: ini adalah segel dari Sthiramati. Mantranya adalah: Namah samanta -buddhānām, jñānodbhava svaha.

"Genggam kedua tangan bersama-sama seperti sebelumnya, tekuk jari manis dan buat mereka saling kunci kedalam di antara telapak tangan, arahkan kedua jari tengah dan jari kelingking ke atas sehingga mereka saling menyokong, dan ulur rentangkan jari telunjuk dan tekuk tulang ruas jari ketiga sehingga mereka tidak menyentuh [jari tengah] setara dengan jarak ukuran biji gandum: ini adalah segel dari Vajradhara (= Vajrapani). Mantranya adalah: Namah samanta-vajrānām, canda mahārosana hum.

"Dengan segel seperti sebelumnya, tekuk dua jempol dan jari kelingking dan masukkan mereka kedalam diantara telapak tangan: ini adalah segel dari Māmakī. Mantranya adalah: Namah samanta-vajrānām, trita trita jayanti svaha.

"Seperti sebelumnya, jari-jari dari tangan kiri dan tangan kanan disilangkan belakang ke belakang dan buat jalinan sehingga [jari-jari satu tangan] menghadap rekan-rekan mereka [dari tangan lainnya]; Putar ini dan tempatkan jempol dari tangan kanan terhadap jempol dari tangan kiri: ini adalah segel dari Vajraśrnkhalā. Mantranya adalah: Namah samanta-vajrānām, hum bandha bandha motaya motaya vajrodbhave sarvatrapratihate svaha. (Menyembah hormat kepada semua Vajra! Hum! Ikat,Ikat! Hancurkan, Hancurkan! Yang telah bangkit dari Vajra! Yang di mana-mana tanpa hambatan! Swaha!)

"Dengan segel Vajraśrnkhalā ini, tekuk jempol sedikit sehingga mereka tampak seperti menyokong jari telunjuk tapi tidak menyentuhnya: ini adalah segel dari Krodha-Candratilaka. Mantranya adalah: Namah samanta vajrānām, hrih hum phat svaha.

"Buat tinju dengan tangan kiri dan tangan kanan seperti sebelumnya dan angkat naik kedua jari telunjuk tegak sehingga mereka saling menyokong: ini adalah segel dari Vajrasūcī. Mantranya adalah: Namah samanta-vajrānām, sarva-dharma-nirvedhani vajrasūci varade svaha.

"Buat tinju dengan tangan kiri dan tangan kanan seperti sebelumnya dan tempatkan di dada: ini adalah segel dari Vajramusti. Mantranya adalah: Namah samanta-vajrānām, sphotaya vajra-sambhave svaha. (Menyembah hormat kepada semua Vajra! Belah! Yang dilahirkan dari Vajra! Swaha!)

"Buat kepalan tangan berbentuk tinju dengan tangan kiri, angkat naik lengan, dan rentangkan keluar; Juga buat kepalan tangan berbentuk tinju dengan tangan kanan dan ulur rentangkan jari telunjuk dalam sikap mengancam
dengan penampilan penuh murka: ini adalah segel dari Aparajita. Mantranya adalah: Namah samanta-vajrānām, durdharsa mahārosana khādaya sarvam tathāgatājñām kuru svaha. (Menyembah hormat kepada semua Vajra! Yang tidak bisa diganggu-gugat [Durdharsa]! Yang sangat murka! Lahap! Lakukan setiap perintah dari Tathagata! Swaha!)

"Buat kepalan tangan berbentuk tinju dengan tangan kanan dan pertahankan itu sambil membuat sikap-isyarat memukul: ini adalah segel Abhimukha. Mantranya adalah: Namah samanta-vajrānām, he Abhimukha mahāpracanda khādaya kim cirāyasi samayam anusmara svaha. (Menyembah hormat kepada semua Vajra! He! Yang berwajah tanpa takut! Yang sangat keras! Lahap! Mengapa Anda menunda-nunda? Ingat janji Anda! Swaha!)

"Sikap-isyarat memegang 'Patra (mangkok pindapatta)', seperti sebelumnya: ini adalah 'Patra Mudra (segel mangkok)' dari Sakyamuni. Mantranya adalah: Namah samanta-buddhanam, sarva-kleśanisūdana sarvadharmavaśitāprāpta gaganasame svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Yang menghancurkan semua kekotoran batin! Yang telah memenangkan kendali atas semua dharma! Yang sama dengan langit! Swaha!)

"Segel dari urna sang Sakyamuni adalah seperti segel sebelumnya.
"Kemudian bawa jari-jari tangan kanan bersama-sama dan tempatkan mereka di puncak kepala: ini adalah 'Sarva Buddha Usnisa Mudra (segel semua Mahkota Buddha)'. Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, vam vam hum hum hum phat svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha!  Vam vam hum hum hum phat! svaha!)

"Buat tinju dengan tangan kiri, ulur rentangkan jari tengah dan jari telunjuk, dan tempatkan ibu jari di atas jari kelingking dan jari manis; ulur rentangkan jari telunjuk dan jari tengah dari tangan kanan, masukkan mereka kedalam telapak tangan kiri, dan lagi tempatkan ibu jari di atas jari kelingking dan jari manis, sama seperti sarung pedang: ini adalah segel dari Acalanātha.

"Segel Kebijaksanaan Vajra sama seperti segel milik Vajramati: ini adalah segel dari Trailokyavijaya.

"Genggam tangan kiri dan tangan kanan bersama-sama seperti sebelumnya, dengan jari kelingking dan jari manis semuanya mengarah ke bawah; ulur rentangkan jari tengah dengan kedua ujung terhubung bersama-sama, tekuk kedua jari telunjuk dan tempatkan mereka terhadap tulang ruas jari ketiga [jari tengah], dan tempatkan jari jempol berdampingan dalam bentuk tiga mata: ini adalah segel dari Tathagata-usnisa, Ibu dari para Buddha dan Bodhisattva.

"Berikutnya, arahkan tangan kiri diatas dan ulur rentangkan jari, buat kepalan tangan berbentuk tinju dengan tangan kanan, dan angkat naik jari telunjuk [menghadap telapak tangan kiri] sehingga seperti payung dalam bentuknya: ini adalah segel dari Sitātapatrosnīsa.

"Segel Pedang seperti sebelumnya: ini adalah segel dari Jayosnīsa.

"Segel Roda seperti sebelumnya: ini adalah segel dari Vijayosnīsa.

"Sama seperti 'Ankusa Mudra (Segel Kait)' yang sebelumnya, buat kepalan tangan berbentuk tinju dengan tangan kanan dan angkat naik jari telunjuk, tekuk sedikit: ini adalah segel dari Vikiranosnīsa.

"Segel 'Buddha-usnisa (Mahkota Buddha)' seperti sebelumnya: ini adalah segel dari Tejorāśyusnīsa.

"Segel Bunga Teratai seperti sebelumnya: ini adalah segel dari Abhyudgatosnīsa.

"Segel Sankha seperti sebelumnya: ini adalah segel dari Ananta-svara-ghososnīsa.

"Buat kepalan tangan berbentuk tinju dengan tangan kanan dan letakkan di antara alis: ini adalah Cintamani-usnisa, segel dari urna.

"Segel Mahkota Buddha seperti sebelumnya: ini adalah segel dari Locanā Buddha. Namun, ada sedikit perbedaan yang dalam hal ini adalah memiliki tanda Vajra.

"Tangan kanan bertumpu pada dada, seolah memegang bunga teratai; ulur rentangkan lengan kiri lurus ke atas, dan ulur rentangkan lima jari ke atas dan terpisah, arahkan ke luar: ini adalah segel dari Aparajita.

"Buat tinju dengan tangan kiri dan tangan kanan mengarah ke dalam, arahkan kedua jempol ke atas, dan tekuk mereka seperti mulut: ini adalah segel dari Aparajita Vidyarajni.

"Sokong pipi dengan tangan kanan: ini adalah segel dari Isvara-Mahesvara.

"Kemudian, dengan segel ini, putar jari telunjuk dan jari tengah disekitar dan ulur rentangkan mereka: ini adalah segel dari Samantakusuma (Samantapuspa devaputra).

"Dengan segel yang sama seperti sebelumnya, tempatkan ibu jari pada telapak tangan: ini adalah segel dari Raśmimālin (Prabhamala devaputra).

"Dengan segel yang sama seperti sebelumnya, buat gerakan-isyarat sedang memegang bunga dengan jari jempol dan jari telunjuk: ini adalah segel dari Manojava (Paripurna devaputra).

"Tempatkan jari jempol ke jari manis dari tangan kanan, ulur rentangkan jari telunjuk, jari tengah, dan jari kelingking semuanya terpisah, dan tutup telinga: ini adalah segel dari Svaraviśruti (Samantasvara devaputra).

"Genggam tangan kiri dan tangan kanan bersama-sama, dengan dua jempol ditekuk sekitar dalam bentuk melingkar dan sisanya empat jari juga seperti ini: ini disebut 'Prthivī Mudra (segel Prthivī)'.

"Buat sikap menganugerahkan keberanian dengan tangan kanan seperti sebelumnya (Abhaya Mudra) dan tempatkan ibu jari di telapak tangan: ini adalah 'Agni akarsana Mudra (segel untuk memohon pada Agni)'.

"Kemudian, dengan sikap menganugerahkan keberanian, sokong tulang ruas jari kedua dari jari manis dengan jari jempol: ini adalah segel dari semua Resi. Gunakan dengan sesuai dalam urutan yang benar.

"Genggam tangan kiri dan tangan kanan bersama-sama seperti sebelumnya dan masukkan jari telunjuk dan jari kecil kedalam di antara telapak tangan, dengan sisa jari semuanya menghadap ke atas: ini adalah 'Danda Mudra (Segel tongkat)' dari Yama.

"Arahkan tangan kanan kebawah, sama seperti Ghanta: ini adalah segel lonceng dari 'Yami (Permaisuri Yama)'.

"Buat tinju dengan tangan kiri dan ulur rentangkan jari telunjuk dan jari tengah: ini adalah segel dari Kālarātri.

"Kemudian, dengan segel ini, juga tekuk jari telunjuk: ini adalah segel tombak dari 'Permaisuri Rudra (Rudrānī)'.

"Dengan segel sebelumnya buat sikap memegang Bunga Teratai: ini adalah segel dari 'mantra permaisuri Brahmā (Brahmani Vidyarajni)'.

"Dengan segel sebelumnya tekuk jari telunjuk dan tempatkan berlawanan arah dengan belakang tulang ruas jari ketiga dari jari tengah: ini adalah 'Segel Tombak (Sakti Mudra)' dari Kaumārī.

"Kemudian, dengan Segel ini, tempatkan jari telunjuk di atas ibu jari: ini adalah segel roda dari 'Ratu permaisuri Narayana (Narayani)'.

"Buat kepalan tangan berbentuk tinju dengan tangan kiri dan buat ibu jari berdiri tegak: ini adalah segel palu dari 'Tujuh Ibu Yama (Yama Saptamatrka)'.

"Arahkan tangan kiri ke atas, seolah-olah sedang memegang Kapala (tengkorak): ini adalah segel dari Camunda.

"Khadga Mudra seperti sebelumnya: ini adalah segel pedang dari Nairrti.

"Cakra Mudra seperti sebelumnya, buat dengan tangan kiri: ini adalah segel roda dari Narayana.

"Balikkan arah tangan kiri dan tangan kanan, tempatkan kiri ke kanan: ini adalah dua segel awan dari Nandopananda (Nanda dan Upananda).

"Ulur rentangkan tangan kiri seperti sebelumnya dan tempatkan jempol ke jari kelingking: ini adalah segel trisula dari Śamkara.

"Ulur rentangkan tangan kiri seperti sebelumnya, dengan jari jempol dan jari kelingking menyokong satu sama lain: ini adalah segel dari 'istri Śamkara (Śamkarī)'.

"Kemudian, dengan segel ini, ulur rentangkan tiga jari lainnya secara lurus: ini adalah segel dari 'permaisuri Śamkara (Uma)'.

"Dengan tangan kiri buat gerakan memegang bunga teratai: ini adalah segel dari Brahma.

"Bayangkan dalam pikiran [segel terati sebelumnya] sebagai putih bersih: ini adalah segel dari Candra.

"Tampilkan genggaman tangan dengan tangan kiri dan tangan kanan, tekuk jari jempol, dan tempatkan mereka di samping jari manis: ini adalah segel kereta Aditya (Surya).

"Letakkan tangan kanan dan tangan kiri bersama-sama dan arahkan jari kelingking dan jari telunjuk ke dalam, dengan jari manis dan jari tengah saling menyokong satu sama lain seperti busur: ini adalah segel dari Jaya dan Vijaya.

"Segel bendera seperti sebelumnya: ini adalah segel dari Vayu.

"Arahkan tangan kiri ke atas dan tempatkan di pusar, dan pindahkan tangan kanan, dengan jari jempol dan jari telunjuk saling menyokong dan menghadap tubuh, seolah-olah sedang bermain musik: ini adalah 'Vina Mudra (Segel kecapi)' dari Sarasvati.

"Segel jerat seperti sebelumnya: ini adalah segel dari Naga.

"Buat Mudra seperti yang dimiliki Sarasvati seperti sebelumnya, dengan jari telunjuk [dari tangan kanan] ditekuk dan menyeberangi jempol: Ini adalah segel dari semua Asura.
Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, garalayam svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Penyerapan racun! Swaha!)

"Buat kepalan tangan berbentuk tinju [dengan kedua tangan] arah ke dalam dan ulur rentangkan jari manis: ini adalah segel dari Gandharva.
Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, viśuddha-svara-vahini svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Yang menyampaikan suara murni! Swaha!)

"Kemudian, dengan segel ini, tekuk jari telunjuk: ini adalah segel dari semua Yaksa. Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, yakseśvara svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Tuan Yaksa! Swaha!)

"Kemudian, dengan segel ini, jari jempol dan jari-jari kelingking saling menyokong dan jari tengah dan jari telunjuk direntangkan: ini adalah segel dari yaksinī.
Mantranya adalah: Namah samanta-buddhanam, yaksavidyādhari svaha.

"Buat kepalan tangan berbentuk tinju [dengan kedua tangan] mengarah ke dalam dan ulur rentangkan jari tengah: ini adalah segel dari Piśāca.
Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, piśācagati svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Yang berada di keadaan hidup piśāca! Swaha!)

"Ubah [segel sebelumnya] dan tekuk jari tengah: ini adalah segel dari Piśācī.
Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, pici pici svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Pici pici! Svaha!)

"Genggam tangan kiri dan tangan kanan bersama-sama seperti sebelumnya dan angkat naik jempol secara tegak berdampingan: ini adalah segel dari semua planet.
Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, grahaiśvaryaprāpta jyotirmaya svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Yang telah memenangkan kekuasaan atas planet! Yang terbentuk dari cahaya! Swaha!)

"Berikutnya, dengan segel ini, jempol dan jari tengah saling disilangkan: ini adalah segel dari semua rasi bulan.
Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, Naksatra-nirju-daniye svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Untuk Anda dari rasi bulan yang berteriak, Swaha!)

"Kemudian, dengan segel ini, tekuk kedua jari manis dan masukkan mereka kedalam diantara telapak tangan: ini adalah segel dari rāksasa.
Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, rāksasādhipataye svaha.

"Ulur rentangkan tangan kiri, tutupi mulut dengan itu, dan menyentuhnya dengan 'jihva (=lidah)': ini adalah segel dari dakini. Mantranya adalah: Namah samanta-buddhānām, hrih Hah.

"Guhyakadipati, Mudra sang Tathagata yang dipimpin oleh Mereka ini adalah terlahir dari 'Adhimukti (kepercayan dan pemahaman)' sang Tathagata. Ini setara dengan lencana lambang dari Bodhisattva, dan jumlah mereka adalah tidak terhitung. Selanjutnya, Guhyakadipati, Anda harus tahu bahwa kegiatan dari anggota tubuh juga, dalam gerakan atau saat istirahat, adalah semuanya 'Guhya Mudra (Segel Mistik), dan Anda harus tahu bahwa banyak ucapan-ucapan yang dibuat oleh lidah semuanya adalah Mantra. Oleh karena itu, Guhyakadipati, para Bodhisattva mengolah-budidaya praktik latihan Bodhisattva melalui pintu gerbang Mantrayana harus, setelah menghasilkan Bodhicitta, tinggal berdiam di dalam tahap bhumi sang Tathagata dan baru kemudian menggambar Mandala. Jika Mereka melakukan sebaliknya (acak atau terbalik), itu sama saja dengan memfitnah para Buddha dan Bodhisattva, dan Mereka akan melanggar Samaya dan pasti jatuh ke dunia yang jahat. "

Ini adalah akhir dari gulungan keempat dari Kitab Suci Penerangan Sempurna, Perubahan Gaib, dan Pemberdayaan dari Mahavairocana.