Author Topic: Maha Vairocana Abhisambodhi Vikurvit Adhisthana Vaipulya Sutrendraraja Nama Mahayana Suttram  (Read 1876 times)

ajita

  • Administrator
  • Sr. Member
  • *****
  • Posts: 350
    • View Profile
"Berikutnya, dalam empat penjuru arah, Acarya menggambar 'Empat Pelindung Besar (Maha Catur Pala)'. Pelindung yang berada di penjuru arah Sakra Indra (yaitu, timur) disebut 'Abhaya (Pala = 'Pelindung', Abhaya ='Tanpa Rasa Takut', Abhaya-pala)': Dia adalah berwarna emas, memiliki jubah putih, wajahnya menunjukkan penampilan yang sedikit murka, dan di tangannya Dia memegang Danda (tongkat); sebagai kemungkinan lain, sang Acarya membuat gambaran segel Mudra Nya atau menulis huruf Nya, yaitu huruf 'Va'. Pelindung yang berada di penjuru arah Yaksa (yaitu, utara) disebut 'Sarva bhaya vināśin (Menghapus Semua Ketakutan)': Dia berwarna putih, memiliki jubah putih, memegang 'Khadga (Pedang)' di tangannya, memiliki api yang terang, dan mampu menghancurkan semua ketakutan; sebagai kemungkinan lain, sang Acarya membuat gambaran segel Mudra Nya atau menulis huruf Nya, yaitu huruf 'Va'. Pelindung yang berada di penjuru arah Naga (yaitu, barat) disebut 'Durdharsa (Tidak Pernah Menyerah)': Dia berwarna merah seperti warna bunga asoka, memakai jubah berwarna merah tua, memiliki wajah tersenyum, dan berada di tengah-tengah nyala api yang cerah, sedang menatap pada seluruh perkumpulan majelis; sebagai kemungkinan lain, sang Acarya membuat gambaran segel Mudra Nya atau menulis huruf Nya, yaitu huruf 'Sah'. Pelindung yang berada di penjuru arah Yama (yaitu, selatan) disebut 'Vajrāparājita (Tidak Terkalahkan Seperti Vajra)': Dia berwarna hitam, memiliki jubah gelap, memiliki ekspresi 'Bhrkuti (cemberut)' dengan pola bergelombang diantara alisnya, dan memakai mahkota rambut [disusun di jambul] di atas [kepalanya], tubuhnya memiliki kemegahan yang mengagumkan yang menerangi alam para makhluk, dan di tangannya Dia memegang Danda dan mampu menghancurkan penghalang besar; sebagai kemungkinan lain, sang Acarya membuat gambaran segel Mudra Nya atau menulis huruf Nya, yaitu huruf 'Ksam'. Selain itu, semua petugas dan utusan semuanya duduk di bunga teratai putih.

"Setelah menata [para Mahluk Suci] dengan cara ini, sang Mantra Yogin selanjutnya harus pergi ke luar dan di sektor kedua menggambar sang Raja Muni dari garis keturunan Sakya (yaitu, Sakyamuni): Dia memakai jubah Kasaya dan memiliki 32 ciri-ciri dari Guru Pembimbing untuk mengajarkan Ajaran Tertinggi dan memberikan Keberanian pada semua makhluk; sebagai kemungkinan lain, Mantra Yogin membuat segel seperti 'Kasaya' atau 'Patra (Mangkok Pindapatta)' atau menulis huruf Nya, yaitu, huruf 'Bhah'.

"Selanjutnya, di Mandala luar, sang Mantra Yogin memberdayakan diri-nya sendiri dengan 'sifat alami dari alam dharma (dharmadhatutva)' dan membangkitkan 'pikiran Bodhi (Bodhicitta)'. Meninggalkan tiga subbagian [dari Mandala luar], sang Mantra Yogin harus membuat penghormatan tiga kali, berpikir dalam pikirannya sang Bhagavan Vairocana dalam warna yang sama seperti sebelumnya. Di penjuru arah Sakra (yaitu, timur), di sektor ketiga, dia menggambar Varadavajra sebagai sosok 'pemuda (kumara)': di tangan kiri-Nya Dia memegang 'bunga teratai biru (utpala)' dengan alu dari 'kebijaksanaan Vajra (jnanavajra)' yang ditempatkan di atas, Dia telah menghiasi diri-Nya dengan untaian permata dan memiliki kain sutra tipis yang indah untuk pakaian dalam dan kain sutra yang sangat ringan dan halus untuk pakaian atas, tubuh-Nya berwarna kuning-jingga, dan Dia memiliki lima jambul di atas kepala-Nya; sebagai kemungkinan lain, sang Acarya Mantra Yogin membuat gambaran segel Mudra Nya atau menulis huruf Nya. Mantra-Nya adalah:  Namah samantabuddhānām, Mam.

"Di sebelah kanan-Nya adalah sang pemuda Jālinīprabha, benar-benar sepenuhnya sempurna dalam segala ciri-ciri fisik-Nya dan memegang mahkota jaring permata di tangan kiri-Nya sebagai Samadhi dan 'kait (ankusa)' di tangan kanannya sebagai Jnana; sebagai kemungkinan lain, sang Mantra Yogin membuat gambaran segel Mudra Nya atau menulis huruf Nya, yaitu huruf 'JAM'. Di penjuru arah Yama (yaitu, selatan) adalah Bodhisattva Sarva-nivarana-viskambhin: Dia berwarna emas, memiliki mahkota rambut [yang disusun di jambul], dan memegang 'permata pengabul keinginan (cintamani)'; sebagai kemungkinan lain, sang Acarya Mantra Yogin membuat gambaran segel Mudra Nya atau menulis huruf Nya, yaitu, huruf 'ah'. Di penjuru arah Yaksa (yaitu, utara) adalah Bodhisattva Ksiti-garbha: berwarna seperti bunga priyangu (warna coklat kemerahan), Dia memegang bunga teratai di tangan-Nya dan dihiasi dengan untaian permata; sebagai kemungkinan lain, sang Acarya Mantra Yogin membuat gambaran segel Mudra Nya atau menulis huruf Nya, yaitu, huruf 'i'. Di penjuru arah Naga (yaitu, barat) adalah Akasagarbha: Dia berwarna putih dan memiliki jubah putih, tubuh-Nya memiliki lingkaran cahaya api berkobar, dan Dia dihiasi dengan untaian permata dan memegang Khadga di tangan-Nya; sebagai kemungkinan lain, sang Acarya Mantra Yogin membuat gambaran segel Mudra Nya atau menulis huruf Nya, yaitu, huruf 'i'.

Sang Mantra Yogin duduk dengan nyaman, tinggal berdiam dengan tenang di dalam dharmadhatu;

Dengan berpikir 'Saya adalah sama persis identik dengan sifat alami dari dharmadhatu,' Dia tinggal berdiam didalam Bodhicitta.

Menghadap penjuru arah Sakra (yaitu, timur), Dia membentuk 'Segel Kebijaksanaan Vajra (Vajra-jnana-mudra)';

Berikutnya, Dia membuat [dirinya kedalam] Tindakan Vajra (yaitu, Karma-Vajrasattva) dan dengan sungguh-sungguh membuat 'persembahan (puja)'.

Dia menampilkan Segel Samaya dari para Bhagavan Buddha,

Berpikir semua tempat penjuru arah dan membaca Mantra itu tiga kali.

Memanggil murid-murid sesuai dengan ritual, dia membuat mereka menghadap Altar itu dan memurnikan mereka.

Dia menganugerahkan pada mereka Tiga Perlindungan, dan biarkan mereka tinggal didalam Bodhicitta yang tertinggi,

Dia harus membuat kepada murid-murid 'Segel Sifat Alami Alam Dharma (dharmadhatutva mudra)';

Berikutnya dia membuat Segel Roda Dharma (dharmacakra mudra), dengan satu pikiran tunggal mengenali dirinya sendiri serta intisari pokoknya.

Dia menutupi wajah mereka dengan kain sutra, dan membangkitkan pikiran kasih sayang,

Dia membuat 'Amogha Mudra' (Mudra dari Samanta puja) memastikan bahwa mereka tidak dengan tangan hampa sehingga mereka bisa mewujudkan Bodhi.

Dengan berbicara ke telinga mereka, Dia mengumumkan kepada mereka 'aturan yang sempurna yang tak tertandingi (anuttara-samyak-sila)'.

Berikutnya, Dia harus membuat kepada mereka Segel Samaya dari SamyaksamBuddha.

Dengan memberi mereka bunga Padma yang telah terbuka, Dia membuat mereka menghasilkan Bodhicitta,

Dan di mana pun bunga-bunga itu mendarat [ketika dilempar ke mandala], Dia mengajari para peserta latihan dengan sesuai;

Dengan melaksanakan janji melalui cara ini, Dia harus mengajarkan semua kepada mereka. "

Kemudian sang Vajradhara, yang diberkahi dengan kebajikan, membuat permintaan lain kepada sang Bhagavan:

"Saya hanya mohon, Yang Tertinggi di antara Laki-Laki, untuk menjelaskan ritual Abhiseka."

Kemudian sang Bhagavan, tinggal berdiam penuh ketenangan didalam dharmadhatu,

menyapa Vajrapani: "Dengan satu pikiran tunggal Anda harus mendengarkan dengan penuh perhatian

Saat Saya jelaskan petunjuk ritual Dharma-sasana yang membawa Penguasaan Tertinggi.

Sang Pengajar memberdayakan dirinya sendiri dengan sifat alami dari Tathagata

Atau lagi dengan 'Segel Mistik (Mudra)'; berikutnya Dia harus memanggil para murid dan membuat mereka tinggal di dalam Mandala 'Raja Bunga Teratai (Padmaraja)' ,' yang memiliki sifat alami dari dharmadhatu.

Dengan [empat] 'botol permata (Ratna-kalasa)' yang diberdayakan oleh empat Bodhisattva besar (Samantabhadra, Manjusri, Avalokitesvara, dan Maitreya),

Dan setelah membuat Segel 'Lahir dari semua anggota badan [Tathagata]  (Angodbhava Mudra = Mudra dari Vajrasattva),'

Dia menggunakan [botol kalasa itu] untuk memercikkan air keatas kepala mereka.

Di jambul mereka Dia harus menganugerahkan pintu gerbang huruf 'AM' dengan [titik besar dari] kekosongan,

Di hati mereka Dia menempatkan huruf dari yang tanpa kelahiran (yaitu, A), dan

Di dada mereka Dia menampilkan huruf dari yang tanpa noda (yaitu, Ra),

Atau Dia menempatkan huruf 'A' di semua kasus, membayangkan dalam hati mereka tokoh dengan mahkota rambut yang disusun di jambul, berseri-seri bersinar warna emas,

Tinggal berdiam di atas alas dari bunga teratai putih, dan sama persis dengan Buddha Jina. "


Ini adalah akhir dari gulungan ketiga dari Kitab Suci Penerangan Sempurna, Perubahan Gaib, dan Pemberdayaan dari Mahavairocana.