Author Topic: Maha Vairocana Abhisambodhi Vikurvit Adhisthana Vaipulya Sutrendraraja Nama Mahayana Suttram  (Read 1884 times)

ajita

  • Administrator
  • Sr. Member
  • *****
  • Posts: 350
    • View Profile


oṃ āḥ hūṃ


Om Namo Bhagavate
Sarvate Gate
Varsuddhani Rajaya,
Tathagata Ya
Arahate Sam Yak Sam Buddha ya,
Tadyatha Om Sodhani Sodhani
Sarva Paam,
Vishodani Suddhe Visuddhe,
Sarwa Karma Avarana
Visudhani Ya Soha




ajita

  • Administrator
  • Sr. Member
  • *****
  • Posts: 350
    • View Profile

AM




Trailokya Vijaya Vidya Raja Mudra
Namah Samanta Vajranam Ha Ha Ha Vismaye Sarva Tathagata - Visaya Sambhave Trailkoya Vijaya Hum Jah Svaha



Om Vajra Pani Hum



Vajra Hum Kara Mudra
Om - Sumbha Nisumbha Hum - Grhna Grhna Hum - Grhna Apaya Hum - Anaya Hoh - Bhagavam Vajra Hum Phat




Bab XIX
Pertunjukkan Dari Yang Timbul Dari Seratus Huruf


Kemudian Bhagavan Vairocana memeriksa seluruh perkumpulan majelis berjumlah besar dan membabarkan secara terperinci ajaran sempurna, Penguasa mantra yang menyelesaikan segala sesuatu sesuai dengan keinginan, Raja mantra, huruf A yang adalah dewa dari Mantra, Pemimpin mantra yang maha kuat huruf AM. Beristirahat di dalam tiga Samaya (tubuh, ucapan, pikiran), dan agar untuk mewujudkan tiga dharma (aturan, praktek, dan hasil), dengan suara yang menakjubkan Dia menyapa Vajrapani yang berkekuatan besar, dengan mengatakan, "Pahlawan Pejuang, dengan pikiran tunggal dengarlah dengan penuh perhatian pada Pemimpin Mantra dari para Mantra (yaitu huruf AM)," kemudian Dia tinggal berdiam di dalam Samadhi "Kelahiran Pengetahuan" dan mengucapkan Mantra yang menghasilkan berbagai macam pengetahuan terampil dan bersinar di mana-mana dengan seratus sinar cahaya: Namah Samanta Buddhanam, AM.

Sang Buddha menyapa sang Vajrapani: "Ini adalah yang dari semua Mantra

Mantra penyelamat dunia, yang menyelesaikan kehormatan besar.

Itu adalah Samyaksambodhi, 'Dharmesvara-Muni (Vairocana yang berkuasa atas dharma)',;

Itu menghancurkan kegelapan kebodohan dan muncul di mana-mana seperti bola matahari.

Itu adalah intisari Saya Sendiri, di-adhisthana oleh Maha Muni,

Dan perubahan wujudnya yang responsif melakukan keajaiban agar untuk memberi manfaat kepada para makhluk

Dan menyebabkan segala sesuatu muncul sesuai dengan keinginan orang,

Semua yang mampu menghasilkan keadaan tak tertandingi dari keajaiban.

Ini adalah Huruf Yang Tertinggi.

Oleh karena itu orang harus dengan segala cara memurnikan tubuh, memisahkan diri dari noda,

Selalu berjuang keras sesuai dengan alasan, dan bercita-cita untuk Bodhi sang Buddha. "

ajita

  • Administrator
  • Sr. Member
  • *****
  • Posts: 350
    • View Profile


AM Garbha Dhatu

AM Vajra Dhatu




Om Amogha Vairocana Mahā Mudra Mani Padma Jvāla Pravarttaya Hūm
Om Yang Mutlak Sempurna Sinar Segel Besar Vairocana Mutiara Teratai Bernyala Api Yang Berputar Hum

Om Ah Vajrapani Hum Hum Phat
Bab XX
Hubungan Yang Sesuai Dengan Buah Hasil Dari Seratus Huruf

Kemudian Bhagavan Vairocana menyapa sang Vajradhara Guhyakadipati, dengan mengatakan, "Guhyakadipati, jika orang memasuki 'tahap inisiasi ke dalam pengetahuan yang besar (Mahā-Jnāna Abhiseka)' dari sang Bhagavān Mahā Buddha, orang akan melihat dirinya sendiri tinggal di dalam keadaan dari 'tiga Samaya (persamaan dari tiga Guhya, yakni tubuh, ucapan dan pikiran)'. Guhyakadipati, ketika orang memasuki Mahā-Jnāna Abhiseka sang Bhagawan, maka orang akan mewujudkan perbuatan Buddha dalam bentuk Dharani (Mantra-Cakra). Kemudian sang Bhagavān Mahā Buddha tinggal berdiam dengan sesuai di depan semua makhluk, melakukan perbuatan Buddha dan menguraikan secara terperinci keadaan dari tiga Samaya. "

Sang Buddha berkata, "Guhyakadipati, perhatikan wilayah lingkaran Pidato Saya (Vak-Cakra), yang merupakan pintu gerbang menuju kemurnian yang luas dan membentang di seluruh sistem dunia yang tidak terhingga, Pintu Gerbang yang sesuai dengan sifat alami mereka sendiri mengungkapkan dharmadhatu sebagaimana layaknya [untuk berbagai jenis makhluk], dan menyebabkan semua makhluk untuk semuanya mendapatkan sukacita. Lagi, itu adalah seperti sang Bhagavan Sakyamuni yang sekarang, yang meliputi alam-alam yang tidak habis-habisnya dari ruang angkasa kosong dan dengan rajin melakukan perbuatan Buddha di [banyak] wilayah. [Namun,] Guhyakadipati, para makhluk hidup tidak menyadari bahwa dari ciri-ciri dari lingkaran huruf pidato sang Bhagavan ada mengalir keluar suara-suara yang menakjubkan dari SamyaksamBuddha, seperti untaian perhiasan dari permata, dan bahwa gambar-gambar dari sang Buddha, dilahirkan dari Garbha [huruf AM], menghasilkan sukacita sesuai dengan kecenderungan para makhluk.

"Kemudian sang Bhagavan, di dalam pintu gerbang menuju lautan dari sistem dunia yang tidak terhingga, meliputi dharmadhatu, dengan sungguh-sungguh mendorong penyelesaian Bodhi, dan menghasilkan sumpah praktek dari Bodhisattva Samantabhadra. Di dalam sistem dunia ini, permukaan tanahnya tersebar dengan bunga-bunga yang menakjubkan dan dihiasi dengan Garbha, di dalam lautan jenisnya, [Bodhisattva] menerima kelahiran, memurnikan Buddha-ksetra dengan berbagai Pintu Gerbang yang murni oleh sifat alami, mewujudkan Bodhi Manda, dan tinggal berdiam di dalam perbuatan Buddha. Kemudian, Dia berusaha mencari keadaan dari SamyaksamBodhi, dan karena Dia tahu bahwa pikiran adalah tidak terhitung, Dia tahu bahwa tubuh adalah tidak terhitung; karena Dia tahu bahwa tubuh adalah tidak terhitung, Dia tahu bahwa pengetahuan adalah tidak terhitung; karena Dia tahu bahwa pengetahuan adalah tidak terhitung, Dia tahu bahwa makhluk adalah tidak terhitung; dan karena Dia tahu bahwa makhluk adalah tidak terhitung, Dia tahu bahwa alam dari ruang angkasa kosong adalah tidak terhitung. Guhyakadipati, karena pikiran adalah tidak terhitung, Dia memperoleh empat jenis ketidakterhitungan. Setelah memilikinya, Dia menyelesaikan Samyaksambuddha Abhisambodhi, diberkahi dengan sepuluh kekuatan kebijaksanaan, mengalahkan empat mara (klesa-mara, mrtyu-mara, deva-mara, skandha-mara), dan tanpa rasa takut berbicara dengan Auman Singa (Simha-nada). "

Sang Buddha [kemudian] berbicara syair gatha ini:

Pahlawan Pejuang Keras, semua keadaan dari Anuttara Samyaksambodhi ini
Adalah intisari yang diajarkan oleh para Buddha didalam seratus gerbang dasar dari pelatihan (Huruf A dengan pancaran sinar dari seratus cahaya).

ajita

  • Administrator
  • Sr. Member
  • *****
  • Posts: 350
    • View Profile

Bab XXI
Pencapaian dari Penempatan Seratus Huruf

Kemudian sang Vajradhara Guhyakadipati, setelah memperoleh yang belum pernah terjadi sebelumnya, berbicara syair gatha ini:

"Sang Buddha telah menjelaskan Mantra Penyelamat Dunia (yaitu, AM), yang menghasilkan semua Mantra.

Maha Muni (Yang Bijaksana Besar), bagaimana orang mengetahui itu?

Siapa yang bisa mengetahui itu, dan dari mana [itu muncul]?

Apa yang menghasilkan Mantra ini?

Apa itu yang menghasilkan mereka? Tolong jelaskan!

Maha Vira, Yang Terbaik dari Pembicara,

Saya mohon Anda untuk mengungkapkan semua ini! "

Kemudian sang Bhagavan, yang berdaulat atas dharma (Dharmesvara), sang Muni,

Yang benar-benar sempurna dan menyerap-meliputi segalanya, meliputi semua sistem dunia,

Dan merupakan Yang Maha Tahu (Sarvajna) -  Bhagavan Vairocana menyapa Guhyakadipati dengan mengatakan,

"Sangat unggul, Mahasattva, Vajrapani yang berkebajikan besar!

Saya akan menjelaskan secara keseluruhan rahasia yang halus, keajaiban yang tertinggi,

Rahasia penting dari para Buddha yang para bukan pengikut Buddha tidak bisa tahu.

Jika orang yang telah memperoleh Abhiseka ke dalam Mahayana didalam Karunodbhava Mandala,'

Mampu menyesuaikan diri dan berperilaku baik, dan selalu penuh kasih-sayang dan memberi manfaat kepada orang lain

Mengamati Bodhi sebagai wujud tujuan, ia tidak akan pernah bisa melihatnya;

[Tapi] jika ia mampu mengenali 'diri yang besar (Mahātman)' ini di dalam hatinya,

[Dia akan menemukan] tempat di mana [Mantra Vairocana] sang Pembimbing tinggal berdiam

sesuai dengan penempatan hatinya sendiri.

Bunga Teratai yang memiliki delapan daun bunga dilahirkan dari pikiran, sangat indah,

Di tengah-tengah lingkaran bulan purnama yang sempurna, tak bernoda seperti cermin yang jelas:

Disana Mantra Penyelamat Dunia [Vairocana] yang dihormati selalu berada.

Itu adalah berwarna emas dengan kobaran cahaya api, tinggal berdiam di dalam samadhi, meniadakan racun [dari kekotoran batin],

Dan sulit untuk dilihat, seperti matahari - itu adalah sama untuk semua makhluk,

Selamanya memberdayakan mereka di mana-mana, di dalam dan di luar.

Dengan mata kebijaksanaan ini orang menyadari bahwa pikiran adalah cermin yang terang.

Karena sang Mantra Yogin melihat cermin bundar ini dengan mata kebijaksanaan,

Dia akan melihat rupa dirinya sendiri menjadi hening-tenang dengan karakteristik dari SamyaksamBuddha.

Tubuh[nya] menghasilkan gambar tubuh [dari Buddha], dan [cermin dari] pikiran dihasilkan oleh pikiran,

Dan mereka selalu menimbulkan tindakan miliknya sendiri, murni dan bervariasi.

Kemudian sinar cahaya muncul dari dia dan benar-benar menerangi [semua tempat] seperti kilatan petir,

Dan sang Mantra Yogin mampu melakukan semua perbuatan Buddha.

Jika penglihatannya mencapai kemurnian, pendengarannya dan seterusnya juga akan demikian,

Dan dia akan mampu melakukan perbuatan apapun sesuai dengan apa yang dia pikirkan dalam pikirannya.

"Berikutnya, Guhyakadipati, para Bodhisattva yang mengolah budidaya praktek Bodhisattva melalui Mantrayana menghasilkan gambar [mahluk suci] dari tubuh Mereka Sendiri dengan cara ini: tidak ada yang menakjubkan seperti Sambodhi. Sama seperti mata, telinga, hidung, lidah, tubuh, pikiran, dan seterusnya merupakan kumpulan dan kelompok dari empat unsur (tanah, air, api, dan udara), demikian juga itu yang kosong dari sifat alaminya sendiri, dan hanya ada itu yang digenggam oleh nama; itu adalah seperti ruang angkasa kosong, dan tidak ada yang untuk dilekati, seperti pantulan. Bahwa Tathagata menyelesaikan kebangkitan yang sempurna di dalam kemunculan yang saling bergantung yang tidak terganggu. Jika sesuatu muncul dari kondisi, maka ia muncul seperti pantulan. Oleh karena itu, sang mahluk suci adalah diri sendiri dan diri sendiri adalah sang mahluk suci, dan mereka menghasilkan satu sama lain. Tubuh [gambar] yang dihasilkan oleh tubuh muncul sebagai gambar dari mahluk suci itu.

"Guhyakadipati, lihatlah bagaimana Dharma ini tergantung pada kebijaksanaan yang menembus [dari pencapaian] dan kebijaksanaan yang menembus [dari pencapaian] adalah tergantung pada Dharma. Mereka berinteraksi satu sama lain, tetapi adalah tidak menghuni dan oleh sifat alami adalah kosong.

"Guhyakadipati, bagaimana ada muncul dari pikiran gambar yang dihasilkan oleh pikiran? Guhyakadipati, itu, misalnya, sama seperti ketika orang menerapkan pikiran baik putih atau kuning atau merah, dan pikiran yang dijiwai [dengan warna itu] muncul. Dengan cara yang sama tubuh juga berkerja. Guhyakadipati, sekali lagi itu adalah seperti ketika orang secara dalam membayangkan Mandala di dalam pikirannya dan mengobati demam [orang] [dengan itu], dimana demam makhluk itu akan disembuhkan seketika, tanpa keraguan. Mandala tidak berbeda dari pikiran, dan pikiran tidak berbeda dari Mandala. Mengapa? Karena [pikiran] memiliki karakteristik diri yang sama seperti Mandala. Guhyakadipati, lagi, itu adalah seolah-olah seperti seorang pemain sulap secara ilusi menciptakan manusia, dan manusia itu kembali lagi menciptakan penampakan. Guhyakadipati, apa yang Anda pikirkan? Yang manakah dari mereka yang akan unggul? "

Kemudian Vajrapani berkata kepada sang Buddha, "Bhagavan, tidak akan ada perbedaan diantara kedua ini. Mengapa? Bhagavan, karena mereka belum benar-benar muncul, dan karena kedua manusia ini adalah dengan sifat alami asli mereka yang kosong, mereka adalah sama seperti khayalan ilusi. "

"Jadi, Guhyakadipati. Pikiran menghasilkan hal-hal dan apa yang dihasilkan oleh pikiran adalah dengan cara ini keduanya kosong, tiada duanya, dan tidak terpisah. "








Bab XXII
Pembacaan untuk Pencapaian Seratus Huruf

Kemudian sang Bhagavan menyapa sang Vajradhara Guhyakadipati, dengan mengatakan, "Dengarkan dengan penuh perhatian, Guhyakadipati! Sehubungan dengan sang Penyelamat Dunia dari Mantrayana, tidak ada perbedaan antara tubuh-Nya dan tubuh [praktisi]. Pikiran muncul dari pikiran, dan ketika itu telah dimurnikan dengan baik, cahaya mengalir keluar di mana-mana dari sana dan muncul sejalan di seluruh anggota tubuh. Para orang bodoh tidak pernah mengetahui ini, juga tidak mencapai Jalan ini. Selanjutnya, karena penggandaan [tubuh] yang lahir dari tubuh adalah jenis yang tidak terhitung, dengan cara yang sama penggandaan [tubuh] dari sang Penyelamat Dunia Mantrayana juga dikatakan jenis yang tidak terhitung. Itu adalah, misalnya, seperti cintamani yang menguntungkan, yang membawa manfaat sesuai dengan keinginan orang. Dengan cara ini, tidak ada tujuan apapun yang Tubuh dari Dunia Penyinar Dunia (yaitu, AM) tidak mencapai.

"Guhyakadipati, bagaimana semua kegiatan terungkap di dalam dharmadhatu, yang adalah tidak dibedakan? Guhyakadipati, sekali lagi itu adalah seperti alam dari ruang angkasa kosong, yang bukan makhluk, bukan kekuatan-hidup (jiva), bukan manusia (manusya), bukan pria (Manava), bukan perantara, bukan yang mengalami (vedaka), bukan pengenggam, dan bukan objek yang digenggam, dan terpisah dari seluruh perbedaan dan bukan perbedaan, namun semua yang datang dan pergi dan semua tindakan di alam-alam para mahluk yang tidak habis-habisnya tidak menimbulkan keraguan [mengenai terjadinya mereka]. Dengan cara ini pengetahuan dari Dia Yang Maha Tahu, yang tanpa perbedaan, adalah sepadan dengan ruang angkasa kosong dan berfungsi didalam dan diluar untuk semua makhluk. "

Kemudian sang Bhagavan juga mengumumkan ucapan yang memurnikan alam-alam dari para mahluk yang tidak habis-habisnya, ucapan yang mendatangkan samadhi, ucapan yang tidak terbayangkan, dan ucapan yang adalah pintu gerbang untuk mengubah orang lain.

Jika keberadaan, meskipun awalnya tidak ada, muncul didalam kesesuaian dengan dunia,

Bagaimana pemahaman dari kekosongan muncul di dalam Yogin ini?

Sifat alami mereka yang demikian, dia menyadari bahwa nama adalah tidak dapat dipahami,

Dan [kemudian] pikiran yang seperti ruang angkasa, yaitu pikiran bodhi (bodhi-citta), akan timbul.

Dia harus menghasilkan kasih sayang, menyesuaikan diri dengan semua dunia,

Dan tinggal berdiam di dalam praktek dari hanya pemikiran - ini disebut "para Buddha."

Dia harus tahu bahwa [bahkan kekosongan] diciptakan oleh pikiran, dan dengan mengamati ini, dia menganggap kekosongan sebagai kekosongan.

Sama seperti cara dari menghitung angka beroperasi dengan [angka] yang dibedakan oleh kenaikan satu,

Demikian juga, Pahlawan Pejuang Keras, adalah kekosongan, meningkat secara berurutan.

Huruf-huruf A ini dan seterusnya, yaitu, diberdayakan oleh pengetahuan spontan.

A Sa Va   Ka Kha Ga Gha
Ca Cha Ja Jha   Ta Tha Da Dha
Ta Tha Da Dha   Pa Pha Ba Bha
Ya Ra La Va   Śa Sa Sa Ha Ksa
Na Na Na Na Ma

"Guhyakadipati, amati bagaimana, mengalir keluar dari kekosongan dan sementara didirikan, jalan-jalan dari samādhi, diberdayakan dengan huruf A, dicapai. Guhyakadipati, dalam cara ini huruf A tinggal berdiam sebagai berbagai-macam hiasan yang diatur dalam posisi yang digambarkan. Karena semua dharma adalah pada awalnya tidak dilahirkan (ādyanutpāda), ia memperlihatkan bentuknya sendiri.

Atau sebagai kemungkinan lain, dikarenakan oleh arti dari 'tidak bisa dipahami', ia mewujudkan bentuk huruf VA.

Atau sebagai kemungkinan lain, karena dharma jauh dari kegiatan (karya), ia mewujudkan bentuk huruf KA.

Atau sebagai kemungkinan lain, karena semua dharma adalah seperti ruang angkasa kosong (kha), ia mewujudkan bentuk huruf KHA.

Atau sebagai kemungkinan lain, karena keberangkatan (gati) adalah yg tidak dapat dipahami, ia mewujudkan bentuk huruf GA.

Atau sebagai kemungkinan lain, karena ciri-ciri dari pengelompokan (ghana: "[massa gumpalan yang] tersusun padat") adalah yang tidak dapat dipahami di dalam dharma, ia mewujudkan bentuk huruf GHA.

Atau sebagai kemungkinan lain, karena semua dharma dipisahkan dari kelahiran dan kepunahan (cyuti: "jatuh"), ia mewujudkan bentuk huruf CA.

Atau sebagai kemungkinan lain, karena semua dharma tidak memiliki bayangan (chaya), ia mewujudkan bentuk huruf CHA.

Atau sebagai kemungkinan lain, karena kelahiran (jati) adalah yang tidak dapat dipahami di dalam semua dharma, ia mewujudkan bentuk huruf JA.

Atau sebagai kemungkinan lain, karena semua dharma dipisahkan dari permusuhan (jhamala), ia mewujudkan bentuk huruf JHA.

Atau sebagai kemungkinan lain, karena semua dharma dipisahkan dari kesombongan (tanka), ia mewujudkan bentuk huruf TA.

Atau sebagai kemungkinan lain, karena semua dharma dipisahkan dari pengasuhan (vithapana: "[ilusi] penciptaan"), ia mewujudkan bentuk huruf THA.

Atau sebagai kemungkinan lain, karena semua dharma dipisahkan dari kebencian (Damara: "kerusuhan, keributan"), ia mewujudkan bentuk huruf DA.

Atau sebagai kemungkinan lain, karena semua dharma dipisahkan dari bencana, ia mewujudkan bentuk huruf DHA.

Atau sebagai kemungkinan lain, karena semua dharma dipisahkan dari apa adanya (tathatā), ia mewujudkan bentuk huruf TA.

Atau sebagai kemungkinan lain, karena semua dharma dipisahkan dari tempat hunian (sthana), ia mewujudkan bentuk huruf THA.

Atau sebagai kemungkinan lain, karena semua dharma dipisahkan dari memberikan (Dana), ia mewujudkan bentuk huruf DA.

Atau sebagai kemungkinan lain, karena unsur-unsur (dhatu) adalah yang tidak dapat dipahami di dalam semua dharma, ia mewujudkan bentuk huruf DHA.

Atau sebagai kemungkinan lain, karena kebenaran tertinggi (paramārtha) adalah yang tidak dapat dipahami di semua dharma, ia mewujudkan bentuk huruf PA.

Atau sebagai kemungkinan lain, karena semua dharma adalah tidak padat dan seperti busa (phena), ia mewujudkan bentuk huruf PHA.

Atau sebagai kemungkinan lain, karena semua dharma dipisahkan dari belenggu perbudakan (bandha), ia mewujudkan bentuk huruf BA.

Atau sebagai kemungkinan lain, karena visualisasi (Bhavana = membayangkan dalam pikiran atau imajinasi) adalah yang tidak dapat dipahami di dalam semua dharma, ia mewujudkan bentuk huruf BHA.

Atau sebagai kemungkinan lain, karena kendaraan (Yana) adalah yang tidak dapat dipahami di dalam semua dharma, ia mewujudkan bentuk huruf YA.

Atau sebagai kemungkinan lain, karena semua dharma dipisahkan dari semua debu (rajas), ia mewujudkan bentuk huruf RA.

Atau sebagai kemungkinan lain, karena semua dharma tidak memiliki karakteristik (laksana), ia mewujudkan bentuk huruf LA.

Atau sebagai kemungkinan lain, karena semua dharma jauh dari pembicaraan (vak), ia mewujudkan bentuk huruf VA.

Atau sebagai kemungkinan lain, karena semua dharma dipisahkan dari ketenangan (santi), ia mewujudkan bentuk huruf SA.

Atau sebagai kemungkinan lain, karena semua dharma adalah oleh sifat alami asli mereka yang kusam (Satha, untuk Satha: "bodoh, dungu"), ia mewujudkan bentuk huruf S'A.

Atau sebagai kemungkinan lain, karena kebenaran (satya) adalah yang tidak dapat dipahami di dalam semua dharma, ia mewujudkan bentuk huruf SA.

Atau sebagai kemungkinan lain, karena semua dharma dipisahkan dari penyebab (hetu), ia mewujudkan bentuk huruf HA.

"Guhyakadipati, masuk dalam urutan masing-masing dari tiap satu-persatu dari Pintu Gerbang Samādhi ini. Guhyakadipati, jika Anda mengamati mereka, maka tiga puluh dua ciri (dvātrimśallaksana) dari Orang Besar (Mahā purusa) akan semua muncul dari mereka. 'NA', 'NA', 'NA', 'NA', dan 'MA' beroperasi secara bebas di dalam semua dharma. Ini muncul secara berurutan dan mencapai [delapan puluh] tanda tambahan dari Samyaksambuddha. "

ajita

  • Administrator
  • Sr. Member
  • *****
  • Posts: 350
    • View Profile



Namah samanta buddhanam aprati hataśa sananam tadyatha om kha kha khahi khahi hum hum jvala jvala prajvala prajvala tishtha tishtha shthiri shthiri sphuta sphuta śantika śriye svaha

Bab XXIII
Mantra-Dharma untuk Seratus Huruf

"Berikutnya, Guhyakadipati, di dalam pintu gerbang samādhi ini orang akan, diberdayakan oleh kekosongan, menjadi berdaulat atas semua dharma dan mencapai kebangkitan sempurna yang tertinggi. Oleh karena itu, Huruf [A] ini dianggap sebagai Mahluk Suci. "

Bhagavan kemudian berbicara syair gatha ini:

Guhyakadipati, Anda harus tahu bahwa huruf A adalah keadaan yang utama,

Dharmanya yang terang meresapi meliputi semua dan dikelilingi oleh lingkaran huruf (aksara-cakra).

Mahluk Suci ini tidak ada karakteristik [yang membedakan] dan jauh dari melihat [subyek] dan [melihat] karakteristik;

Namun meskipun tanpa karakteristik, para Mahluk Suci mewujudkan karakteristik dan terbit dari tengah-tengahnya.

Suara muncul dari huruf [A], huruf itu menghasilkan Mantra,

Dan Mantra menimbulkan hasil - jadi demikian yang telah para Penyelamat Dunia yang dihormati ajarkan.

Anda harus tahu bahwa sifat alami dari suara adalah kosong dan bahwa ia telah diciptakan oleh kekosongan.

[Tapi] semua jenis makhluk dengan salah melekat [pada objek-objek luar] sesuai dengan kata-kata [yang diungkapkan oleh suara].

Tidak kosong ataupun tidak bersuara, itu diajarkan untuk sang praktisi,

Dan jika dia masuk ke dalam Pembebasan dengan cara dari Suara, dia kemudian akan mencapai Samadhi.

Saling menyesuaikan dengan penyusunan [huruf bija] menurut aturan disinari oleh huruf,

Dan karenanya ada [perbedaan] yang berhubungan dengan pengartian dari Mantra yang tidak terhitung dari yang seperti huruf A dan seterusnya.

ajita

  • Administrator
  • Sr. Member
  • *****
  • Posts: 350
    • View Profile



Sapta Jina Bhasitam Papa Vinas ana Dharani

Bab XXIV
Penjelasan Yang Terperinci Tentang Sifat Alami Bodhi

Misalnya, sama seperti itu merupakan karakteristik dari ruang angkasa kosong di dalam sepuluh penjuru arah
Selalu menyerap-meliputi dimana-mana tanpa ketergantungan,
Demikian juga sang Penyelamat Dunia didalam Mantrayana
tanpa ketergantungan di dalam semua dharma.

Lagi, sama seperti bentuk-bentuk kebendaan di dalam ruang angkasa kosong,
Meskipun bisa dilihat, adalah tanpa dasar,
Demikian juga sang Penyelamat Dunia didalam Mantrayana
bukan dasar dari dharma-dharma itu.

Ukuran dari ruang angkasa kosong yang didirikan pada tingkat duniawi
adalah jauh dari masa lalu, masa depan, dan masa ini;
Jika orang melihat sang Penyelamat Dunia didalam Mantrayana,
Itu juga melampaui dharma dari tiga masa itu.

Menghuni hanya di dalam ucapan lisan dan jauh dari perantara dan seterusnya,
Istilah sementara untuk ruang angkasa kosong telah diumumkan oleh sang Guru Pembimbing [hanya sesuai dengan penggunaan lazim].
Nama adalah tanpa ketergantungan, sama seperti ruang angkasa kosong;

Mantra yang berdaulat juga demikian: meskipun ia mewujudkan, ia dipisahkan dari pidato.
Ia bukan api, air, angin, atau tanah, atau sinar matahari,
Bukan bulan atau planet yang lain, atau hari, atau malam;

Ia bukan lahir, atau usia tua dan penyakit, atau kematian, atau cedera,
Bukan pembagian waktu seperti ksana (seketika itu juga), atau tahun dan seterusnya;
Juga bukan menjadi dan kehancuran, jumlah kalpa-nya tidak dapat dipahami,

Ia tidak menyebabkan kelahiran didalam kemurnian atau kekotoran, juga tidak muncul hasil.
Mengingat bahwa berbagai perbedaan duniawi seperti ini tidak ada,
Orang harus selalu mengolahnya dengan rajin dan mencari keadaan dari Yang Maha Tahu.






Guna - Ratna Dharani

Bab XXV
Tiga samaya



Kemudian Vajradhara Guhyakadipati berbicara kepada sang Buddha, "Adapun Tiga Samaya yang disebutkan [sebelumnya] oleh Bhagavan, mengapa mereka dikatakan sebagai Tiga Samaya?"

Ketika Vajradhara Guhyakadipati selesai berbicara demikian, sang Bhagavan menyapa-Nya, dengan mengatakan, "Itu adalah sangat baik, sangat baik, Guhyakadipati, bahwa Anda telah bertanya kepada Saya tentang hal ini. Guhyakadipati, Anda harus mendengarkan dengan penuh perhatian dan mempertimbangkan dengan hati-hati saat sekarang Saya jelaskan. "

Vajrapani mengatakan, "Jadi demikianlah, Bhagavan. Saya ingin mendengarkan. "

Sang Buddha berkata, "Ada tiga jenis dari dharma yang, timbul sebagai rangkaian kesatuan dan dalam hubungannya dengan pemusnahan hambatan, disebut Tiga Samaya. Bagaimana dharma ini timbul sebagai rangkaian kesatuan? Yakni, [pada saat munculnya Bodhicitta - Samaya Pertama] cita-cita awal orang tidak melihat sifat alami miliknya sendiri. Dari ini, kebijaksanaan dihasilkan dan pengetahuan sesuai dengan kenyataan muncul, bebas dari jaring perbedaan yang tidak habis-habisnya. Ini disebut Pikiran Yang Kedua, dengan karakteristik Bodhi, tanpa perbedaan, dan mewakili keadaan dari Samyak-sambodhi. Guhyakadipati, setelah melihat hal-hal seperti apa adanya, orang memeriksa alam-alam yang tidak habis-habisnya dari para makhluk, kasih sayang terselenggara dengan bebas (Samaya Ketiga), dan saat orang memandangnya tanpa perwujudan, timbullah Bodhicitta [dengan pikiran], 'Saya akan mendirikan para makhluk sehingga mereka bebas dari semua perbedaan pendapat yang sembrono dan akan menyebabkan mereka semua tinggal berdiam di dalam Bodhi yang tidak berkarakteristik.' Ini disebut keadaan dari Tiga Samaya.

Berikutnya lagi, Guhyakadipati, ada Tiga Samaya :

Yang pertama adalah Pikiran dari Dia Yang Sempurna Terbangun (Buddha),

Yang kedua disebut Dharma,

Dan kemunculan dari pikiran itu sebagai rangkaian kesatuan disebut Sangha yang rukun.

Ketiga Samaya ini telah diajarkan oleh para Buddha, Guru Pembimbing.

Jika orang tinggal berdiam di dalam Tiga Samaya ini dan mengolah budidaya praktik Bodhi,

Kemudian, dimulai dengan Pintu Gerbang dari Bimbingan, dan untuk memberi manfaat kepada para makhluk,

Orang akan mencapai Bodhi, dan Tiga Tubuh akan terselenggara secara bebas.

"Guhyakadipati, sang Samyaksambuddha, dalam rangka untuk membangun Ajaran, memberdayakan Diri-Nya sendiri sebagai satu Tubuh, yaitu, tubuh perubahan wujud pertama (Nirmanakaya). Berikutnya, Guhyakadipati, di dalam Tubuh tunggal [ini] Dia yang menampilkan tiga jenis [aspek], yaitu, Buddha, Dharma, dan Sangha. Berikutnya, Guhyakadipati, atas dasar ini Dia mendirikan dan menjelaskan secara terperinci tiga jenis kendaraan (Yana), secara luas melakukan perbuatan Buddha, mewujudkan Maha Parinirvana, dan mematangkan para makhluk.

"Guhyakadipati, lihat bagaimana para Bodhisattva itu mengolah budidaya praktek untuk Bodhi melalui Pintu Gerbang Mantra, jika Mereka memahami Tiga Samaya dan melakukan [ritual] pencapaian dengan aturan untuk Mantra, menjadi tidak melekat pada genggaman palsu dan tidak dapat dihalangi, kecuali orang-orang yang tidak menginginkan [untuk berlatih], malas, terlibat dalam pembicaraan yang tidak menguntungkan, tidak menimbulkan keyakinan, dan mengumpulkan harta kekayaan. Selanjutnya, orang harus tidak melakukan dua hal [lainnya], yaitu, minum minuman keras dan tidur di atas tempat tidur. "

ajita

  • Administrator
  • Sr. Member
  • *****
  • Posts: 350
    • View Profile




Om Vajra-sattva Hum

Bab XXVI
Penjelasan Yang Terperinci Tentang "Tathagata"

Kemudian Vajradhara Guhyakadipati berkata kepada sang Bhagavan:

Apa itu Tathagata? Apa yang merupakan Yang Dihormati di antara manusia?
Apa yang disebut Bodhisattva? Apa itu Samyak-samBuddha?
Guru Pembimbing, Maha Muni, Saya mohon Anda untuk memutuskan keraguan Saya!
Para Bodhisattva yang sangat terkenal, setelah meninggalkan pikiran ragu-ragu Mereka,
Akan mengolah budidaya Mahayana, Raja dari Praktek Yang Tak Tertandingi.

Kemudian Bhagawan Vairocana memeriksa seluruh perkumpulan majelis yang berjumlah besar dan menyapa Vajradhara Guhyakadipati, dengan mengatakan, "Itu adalah sangat baik, sangat baik, Vajrapani, bahwa Anda telah bertanya kepada Saya tentang hal ini. Guhyakadipati, Anda harus mendengarkan dengan penuh perhatian dan mempertimbangkan dengan hati-hati karena sekarang Saya menjelaskan jalur Mahayana. "

[Kemudian Dia berbicara] Syair Gatha :

Bodhi memiliki sifat dari ruang angkasa kosong dan bebas dari semua perbedaan;
Orang yang ingin mencari Bodhi yang disebut Bodhisattva.
Orang yang telah mencapai Sepuluh Tingkat (Dasa-Bhumi), telah sepenuhnya menguasai [sepuluh kali lipat] kebebasan,
[Menyadari bahwa] dharma adalah kosong dan seperti khayalan ilusi, tahu bahwa dharma-dharma ini semuanya sama,
Dan memahami nasib duniawi adalah dalam hal itu yang disebut Samyak-samBuddha.
[Orang yang menyadari bahwa] dharma memiliki karakteristik yang sama dengan ruang angkasa kosong dan tiada duanya dan dari hanya satu karakteristik
Dan telah mencapai sepuluh kekuatan dari kebijaksanaan seorang Buddha adalah dalam hal itu yang disebut SamBuddha.
Orang yang telah menghancurkan 'ketidaktahuan (avidya)' dengan hanya kebijaksanaan dan [memiliki] kebijaksanaan yang disadari diri sendiri,
Yang sifat alaminya (svabhava) terpisah jauh dari ucapan-pidato, adalah yang dalam hal itu yang disebut Tathagata.

ajita

  • Administrator
  • Sr. Member
  • *****
  • Posts: 350
    • View Profile


Vajra Sattva Adi Buddha


Krodha Vajra Pani Maha Yaksa Senapati


Arya Tara



Bab XXVII
Ritual Homa duniawi dan yang melampaui duniawi


"Berikutnya, Guhyakadipati, saat pada zaman dulu ketika Saya masih seorang Bodhisattva yang melaksanakan praktik Bodhisattva dan berada di dalam dunia Brahma (Brahma - loka), Brahma-deva datang dan bertanya kepada Saya, dengan mengatakan, 'Maha Brahma, kami ingin tahu berapa banyak jenis Api yang ada.' Jawaban Saya sebagai berikut.:

'Mahā-brahmā disebut 'Kesombongan Diri (Abhimānin)', 'Yang Spontan (Svayambhu)'.
Berikutnya, anak Mahābrahmā disebut 'Api Murni (Pāvaka)',
Awal dari Api duniawi; Anaknya disebut Brahmodana.
Anaknya disebut Pitara, [yang anaknya] Vaiśvānara;
Lebih lanjut dia memperanakkan Havana, Havyavāhana,
Pārśvasamvīta, dan Atharvana.
Anak-anaknya adalah Prathita dan Puskaroda.
Para Dewa Api ini lahir dari satu sama lain dalam urutan.
Berikutnya, pada saat penghamilan menggunakan Api Maruta;
Kemudian, ketika ingin mandi sendiri, [menggunakan] Api Vahamāna.
Yang digunakan untuk memandikan istri Anda [yang hamil], gunakan Api Mangala;
Setelah kelahiran sang anak, gunakan Api Pragalbha.
Untuk pemberian nama pertama kali sang anak, gunakan Api Pārthiva;
Anda harus tahu bahwa Api Suci akan digunakan pada saat pemberian makan yang [pertama kali].
Ketika membuat jambul untuk sang anak, Anda harus menggunakan Api Śadbhi,
Dan selanjutnya, ketika dia menerima  larangan ajaran disiplin, Api Samudbhava.
Ketika [masa waktu dari] larangan [disiplin] berakhir dan sapi diberikan [untuk guru], gunakan Api Surya;
Ketika anak laki-laki itu menikah, gunakan Api Yojaka.
Untuk melakukan berbagai-macam perbuatan ada Api Upanāyika;
Untuk menyembah dewa surgawi gunakan Api Pāvaka;
Untuk pembangunan rumah gunakan Api Brahma, dan untuk memberikan sumbangan, Api Santa;
Untuk digunakan saat mengikat domba, Api Avahani[ka];
Untuk digunakan ketika telah menyentuh sesuatu yang tercemar, gunakan Api Viveci;
Untuk digunakan makanan yang dimasak, gunakan Api Sāhasa;
Ketika menyembah dewa matahari, gunakan Api Havisya;
Ketika menyembah dewa bulan, gunakan Api yang disebut Nidhi;
Untuk digunakan dengan sepenuhnya persembahan pada dewa ada Api Amrta;
Pada saat [ritual untuk] 'memadamkan bencana (Santika)' menggunakan Api Dāruna;
Ketika melakukan ritual untuk meningkatkan manfaat kesejahteraan (paustika), [menggunakan] Api Krtānta;
Ketika menaklukkan musuh, Anda harus menggunakan Api kemurkaan;
Untuk menarik kekayaan, gunakan Api Kamada;
Jika pembakaran hutan, Anda harus menggunakan Api pesuruh;
Untuk mencerna apa yang telah dimakan, gunakan Api Jathara;
Ketika menyerahkan [mayat] ke Api, [gunakan] Api yang disebut Bhaksa;
Di laut ada Api yang disebut Vadabāmukha;
Dan Api pada saat kebakaran besar di akhir dari kalpa disebut Yugānta.
Untuk anda, yogin yang baik, Saya telah menjelaskan secara singkat Api itu
Yang telah diturunkan sebagai praktik brahmana (brahmacarya) dan dibaca oleh orang-orang yang berlatih Veda. "

Pada waktu itu Saya mengucapkan empat puluh empat jenis [Api] ini.
Berikutnya, Guhyakadipati, pada zaman dulu
Saya melakukan perbuatan Homa tanpa mengetahui sifat alami dari berbagai-macam Api;
Ini bukanlah praktek Homa, dan Saya tidak dapat mencapai hasil apapun dari tindakan Saya.
Ketika Saya lebih lanjut telah mencapai Bodhi, Saya menjelaskan Dua Belas Api.
Api Kebijaksanaan adalah yang pertama, yang disebut Mahendra:
Mengagumkan dan Berwarna Emas murni dalam penampilan, ia meningkatkan manfaat, melimpahkan kekuatan yang luar biasa,
Dilingkari dalam api, dan berdiam di dalam samadhi - Anda harus tahu bahwa ini merupakan Penyempurnaan Pengetahuan.
Yang kedua disebut Penyelesaian Tindakan: bersinar di mana-mana seperti cahaya korona dari Bulan di musim gugur,
Dia [duduk] di dalam lingkaran bulat keberuntungan, [memegang]  japamala mutiara (tasbih biji mutiara) dan [memakai] jubah putih bersih.
Yang ketiga adalah Maruta, berwarna hitam dengan wujud angin kering.
Yang keempat adalah Rohita, warnanya seperti sinar matahari pagi.
Yang kelima adalah Mrda, yang sangat berkumis, pucat berwarna kuning,
Berleher panjang, sangat megah, dan penuh kasih terhadap semua.
Yang keenam disebut murka, bermata juling dan berwarna asap:
Rambutnya berdiri di ujung, dan dia memiliki suara gemuruh yang memekakkan telinga, sangat kuat, dan menampilkan empat taring.
Yang ketujuh adalah Jathara, yang cepat dan diberkahi dengan banyak warna.
Yang kedelapan adalah Ksaya, seperti kumpulan kilatan petir.
Yang kesembilan disebut Yang Lahir Dari Pikiran, yang sangat kuat dan memiliki tubuh dari banyak bentuk.
Yang kesepuluh adalah Kravy[āda], yang merah-hitam dan ditandai dengan huruf OM.
Yang kesebelas dewa Agni.
Yang kedua belas adalah Mohana, olehnya para makhluk menjadi bingung.
Guhyakadipati, ini diberdayakan oleh bentuk Api (yaitu, Agni),
Dan dengan bentuk sendiri dan warnanya sesuai dengan miliknya dan obat-obatan dan bahan-bahan yang lain juga sama,
Orang melakukan Homa Luar, mencapai Siddhi sesuai keinginan.
Berikutnya, di dalam hati orang bahwa yang dari satu sifat alami tetapi memikul tiga (Api, Mahluk Suci, Yogin),
Tiga tempat bersatu untuk membentuk satu, mewakili Homa Dalam dari sang Yogin.
[Ketika orang melakukan itu dengan] Pikiran dari kebaikan Besar dan Kasih Sayang, hal itu disebut ritual untuk memadamkan bencana (santika);
Diberkahi juga dengan sukacita, itu menjadi ritual untuk meningkatkan manfaat sejahtera (paustika);
Dan dengan timbul dari garbha [kasih sayang] orang melakukan berbagai macam perbuatan.
Selanjutnya, Guhyakadipati, sesuai dengan tempat-tempat (yaitu, tungku perapian) itu yang telah dijelaskan,
Dan mengikuti perbuatan yang sesuai dan mengikuti keyakinan dan pemahaman, orang membuat penyalaan-pembakaran. "
Kemudian Vajrapani berkata kepada sang Buddha, "Bhagavan,
Apa samadhi untuk agni-kunda (tungku perapian)? Bagaimana orang melakukan taburan
Dan menyebarkan rumput kusa yang menguntungkan dengan benar? Bagaimana orang mulai mengatur semua bahan? "
Sang Buddha menyapa sang Guhyakadipati, sang Vajradhara, dengan mengatakan,
"Tungku perapian untuk api harus berukuran satu hasta, empat sisinya sama sejajar satu sama lain,
Pinggirannya dibuat empat ruas jari [tinggi dan lebar], dan dikelilingi oleh Vajra-mudra.
Orang menyebarkan dengan miskantus segar, mengelilingi disekitar tungku perapian kearah kanan (yaitu, searah jarum jam)
Dan tidak menempatkan ujung di atas dasar: dasar harus ditempatkan di atas ujung.
Berikutnya, orang mengambil beberapa rumput kusa keberuntungan dan menaburkan [air] ke kanan sesuai dengan aturan.
Salap bubuk wangi, bunga, dan lampu kemudian dipersembahkan kepada Agni (dewa api).
Sang Yogin, dengan bunga tunggal, membuat persembahan kepada Mrda,
Dan ketika [Mahluk Suci itu] telah ditempatkan di kursinya, dia harus kembali melakukan taburan
Dan harus membuat persembahan penuh, membaca mantranya [Mahluk Suci itu].
Berikutnya [Yogin melakukan] Homa untuk memadamkan bencana, atau menggunakan ritual untuk meningkatkan manfaat kesejahteraan.
Homa Duniawi seperti ini disebut Perbuatan Luar.
Berikutnya, Homa Dalam memadamkan karma dan kelahiran [kembali].
Dengan memahami 'pikirannya (manas)' sendiri, orang memisahkan diri dari bentuk, suara, dan seterusnya.
Mata, telinga, hidung, lidah, dan tubuh, serta tindakan ucapan dan batin,
Semua muncul sepenuhnya dari pikiran dan tergantung pada raja pikiran.
Mata dan seterusnya, yang lahir dari perbedaan, serta alam tujuan bentuk dan seterusnya,
Hambatan untuk kebijaksanaan yang tidak dilahirkan, Api Angin Kering mampu menghapuskan.
Itu membakar habis perbedaan palsu dan mencapai Bodhi-citta yang murni.
Ini disebut Homa Dalam dan itu telah diajarkan untuk para Bodhisattva. "




Om Amogha Siddhi Hum


Vajra Kilaya

Bab XXVIII
Penjelasan Yang Terperinci Tentang Samadhi Dari Mahluk Suci

Kemudian sang Vajradhara Guhyakadipati berkata kepada sang Buddha, "Bhagavan, Saya mohon Anda untuk menjelaskan perwujudan yang sebenarnya dari bentuk fisik dan khasiat yang mengagumkan dari para Mahluk Suci sehingga membuat para Bodhisattva mengolah budidaya praktik Bodhisattva melalui Mantrayana memvisualisasikan bentuk Mahluk Suci Mereka sedemikian rupa bahwa tubuh Mahluk Suci Mereka ditampilkan dengan tubuh Mereka Sendiri dan Mereka akan tanpa keraguan memperoleh Siddhi. "

Ketika Vajradhara Guhyakadipati telah selesai berbicara demikian, sang Buddha menyapa-Nya, dengan mengatakan, "Sangat Baik, sangat baik, Guhyakadipati! Itu adalah sangat baik bahwa Anda telah bertanya kepada Saya tentang hal ini. Sekarang, dengarkan dengan penuh perhatian dan terapkan pikiran Anda dengan sangat hati-hati karena sekarang Saya jelaskan. "

Vajrapani mengatakan, "Jadi demikianlah, Bhagavan. Saya ingin mendengarkan. "

Sang Buddha berkata, "Guhyakadipati, para Mahluk Suci memiliki tiga jenis tubuh, yaitu, huruf (Aksara), segel (Mudra), dan bentuk fisik (Rūpa). Huruf ada dua macam, yaitu, Suara dan Bodhicitta. Segel [juga] dari dua macam, yaitu, Dengan Bentuk dan Tanpa Bentuk. Tubuh Mahluk Suci ini juga dari dua macam, yaitu, Yang Murni dan Yang Tidak Murni. Tubuh Murni, dari perwujudan, dipisahkan dari semua karakteristik, sedangkan tubuh yang tidak murni hasil gagasan memiliki bentuk penjelmaan dan berbagai warna. Dua jenis dari bentuk wujud Mahluk Suci itu mencapai dua jenis dari perbuatan: Pada [tubuh] yang hasil gagasan pikiran, orang mencapai Siddhi dengan karakteristik, dan pada [tubuh] yang bukan dari gagasan pikiran ada muncul dengan sesuai Siddhi yang tanpa karakteristik. "

Dia kemudian berbicara syair gatha ini:

Sang Buddha telah mengajarkan bahwa pada yang adalah gagasan pikiran, orang akan berkeinginan untuk mencapai [Siddhi] yang dengan karakteristik,

Dan dengan tinggal berdiam di dalam yang bukan gagasan pikiran, orang akan mendapatkan Siddhi yang tanpa karakteristik.

Oleh karena itu, orang harus dengan segala cara tinggal berdiam di dalam yang bukan gagasan pikiran.




Om Vajra Aksobhya Hum

Bab XXIX
Penjelasan Yang Terperinci Tentang Samadhi Yang Tanpa Karakteristik (Nirlaksana)

Selanjutnya, Bhagawan Vairocana menyapa Vajradhara Guhyakadipati, dengan mengatakan, "Guhyakadipati, para Bodhisattva mengolah budidaya praktek Bodhisattva melalui Mantrayana yang ingin mencapai Samādhi yang tanpa karakteristik harus berpikir sebagai berikut:

"Dari manakah gagasan pikiran muncul? Apakah itu dari tubuh saya atau dari pikiran saya? Apakah mereka muncul dari tubuh, tubuh adalah seperti rumput, pohon, dan batu kerikil; Sifat alaminya adalah seperti ini yang dipisahkan dari kegiatan, yang tidak tahu sama sekali, dan lahir dari penyebab dan tindakan, dan itu harus dipandang sebagai yang sama dengan hal-hal luar. Lagi, itu adalah seperti sosok gambar yang dibangun, yang dapat rusak oleh baik api maupun air atau pedang atau racun atau vajra dan seterusnya, dan yang, jika orang menjadi marah dengan itu dan berbicara kasar untuk itu, tidak dapat dipindahkan bahkan bagian terkecilnya sedikit pun. Bahkan jika para dewa dan mahluk duniawi melayaninya dan menyediakan dengan makanan dan minuman, pakaian, obat salep, dan karangan bunga, atau dengan berbagai barang khusus kesenangan seperti bubuk wangi, cendana, dan kamper, tidak akan menimbulkan sukacita. Mengapa? Orang awam, bodoh dan kekanak-kanakan, menimbulkan pikiran yang membedakan, lahir dari dirinya sendiri, salah, dan tidak nyata, berkaitan dengan sosok gambar itu yang oleh sifat alaminya sendiri adalah kosong, dan dia akan memujanya atau merusaknya."

Guhyakadipati, dengan cara ini orang harus tinggal berdiam, mengolah budidaya kesadaran tubuh dan mengamati bagaimana itu oleh sifat alaminya kosong.

"Berikutnya, Guhyakadipati, karena pikiran tidak memiliki sifat alaminya sendiri dan dipisahkan dari semua gagasan pikiran, orang harus mempertimbangkannya menjadi yang oleh sifat alami kosong. Guhyakadipati, meskipun orang mungkin mencari, pikiran tidak dapat ditangkap di dalam tiga masa, karena itu melampaui tiga masa. Dengan cara ini sifat alami-nya jauh dari karakteristik. Guhyakadipati, bahwa gagasan pikiran adalah hasil dari pembedaan pada bagian dari orang-orang awam, bodoh dan kekanak-kanakan. Karena mereka tidak mengerti, mereka memiliki kesalahpahaman palsu seperti ini, yang dengan demikian harus dianggap sebagai yang tidak nyata dan yang tidak lahir.

"Guhyakadipati, para Bodhisattva ini yang mengolah budidaya praktek Bodhisattva melalui Mantrayana akan mencapai Samadhi yang tanpa karakteristik, dan karena Mereka tinggal berdiam di dalam Samadhi yang tanpa karakteristik, Pidato yang sesungguhnya (yaitu, Mantra para Mahluk Suci) yang diucapkan oleh Tathagata akan secara pribadi menghadap Mereka dan selalu muncul di kehadiran Mereka. "




Om Ratna Sambhava Tram

Bab XXX
Pembacaan Duniawi dan Yang Melampaui Duniawi

"Berikutnya, Guhyakadipati, Saya akan sekarang menjelaskan cara rahasia untuk membaca Mantra.

Untuk setiap Mantra lakukan pembacaan dengan bermeditasi pada pikiran

Dan, kedua, dengan napas keluar dan napas masuk: ini adalah selalu yang terkemuka dari yoga.

Jika orang membaca berbeda dari cara ini, Mantra akan kekurangan dalam anggotanya (tidak lengkap).

Di dalam Yoga Dalam dan Luar, Saya telah mengajarkan bahwa ada empat macam.

Dalam kasus pembacaan duniawi (laukika), ada rangkaian kesatuan dari objek [dari kesadaran],

Dan orang tinggal berdiam di dalam Huruf Bija dan Ucapan kata, atau Pikiran menghadiri pada Mahluk Suci dirinya sendiri.

Oleh karena itu, itu dikatakan memiliki objek dari kesadaran, dan [pembacaan dengan] nafas keluar dan nafas masuk dianggap sebagai yang terbaik [dari pembacaan duniawi].

Orang harus tahu bahwa pikiran yang melampaui duniawi (lokottara) adalah jauh dari Huruf;

Diri sendiri dan sang Mahluk Suci menjadi satu dan tiada duanya, tanpa menggenggam atau kemelekatan,

Dan orang tidak memisahkan pikiran dan gambar fisik - tidak bertindak bertentangan dengan aturan!

Tiga laksa yang Saya telah jelaskan dan banyak cara dari membaca Mantra

Mengarah pada penghapusan kesalahan, dan sang Mantra Yogin dimurnikan.

Jangan bertindak bertentangan dengan Ajaran ini mengenai jumlah bacaan! "





Om Ami Deva Shi

Bab XXXI
Pengambilalihan

Kemudian sang Bhagavan menyapa seluruh perkumpulan majelis, dengan mengatakan, "Anda sekarang harus tidak lalai sehubungan dengan Pintu Gerbang menuju ke Dharma ini. Jika Anda tidak tahu sifat alami dasarnya, Anda harus tidak memberikannya kepada orang lain selain murid Saya yang memiliki ciri-ciri [yang benar]. Sekarang Saya akan menjelaskannya, dan jadi Anda harus mendengarkan dengan pikiran tunggal.

"Jika yogin dilahirkan pada saat rasi planet atau bulan yang menguntungkan (naksatra), mengupayakan hal-hal yang sangat baik, memiliki kebijaksanaan yang halus, selalu sadar utang mereka dari rasa syukur, menghasilkan pikiran kerinduan yang sungguh-sungguh untuk Dharma, dan tinggal di dalam sukacita saat mendengar Dharma, kulit mereka adalah putih kebiruan atau berwarna putih, mereka memiliki kepala yang luas dan leher yang panjang, Dahi mereka luas dan datar, hidung mereka lurus dan wajah mereka penuh, dan mereka bermartabat dan berperbandingan yang baik - anak dari Buddha ini Anda harus rajin mengajari. "

Kemudian semua orang itu yang diberkahi dengan kebajikan yang mengagumkan semuanya merasakan kebahagiaan yang diberkati, dan setelah mendengar ini, mereka menerima dengan hormat dan menerimanya dengan satu pikiran tunggal. Seluruh perkumpulan majelis, setelah membuat persembahan yang luas dengan berbagai-macam hiasan, bersujud di kaki sang Buddha, dan mereka dengan hormat menggabungkan telapak tangan mereka beranjali bersama-sama dan mengucapkan kata-kata ini: "Kami mohon Anda untuk mengumumkan ucapan penyelamat dunia dari pemberdayaan untuk ajaran Dharma ini sehingga jalur dari penglihatan Dharma dapat menyerap-meliputi dimana-mana dan dengan lama tetap berada di dunia. "

Kemudian Bhagavan mengucapkan Mantra dari ucapan dari pemberdayaan untuk Pintu Gerbang menuju ke Dharma ini: Namah samanta buddhānām, sarvathā sim sim trim trim gum gum dharim dharim sthāpaya sthāpaya buddhasatya va dharmasatya va samghasatya va hum hum vedavide svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Dalam segala hal, sim sim trim trim gum gum dharim dharim! tetap ada! tetap ada! baik kebenaran dari Buddha atau kebenaran dari Dharma atau kebenaran dari Sangha! Hum Hum! Yang mahir dengan pengetahuan suci! SWAHA!)

Kemudian, ketika sang Buddha telah selesai menjelaskan secara terperinci Sutra Indra Raja ini, semua Vajradhara dan Bodhisattva yang dipimpin oleh Samantabhadra dan seterusnya, dengan mendengar apa yang sang Buddha telah katakan, semuanya bergembira dan percaya, menerima, menjunjung tinggi, dan mempraktekkan.





Ini adalah akhir dari gulungan keenam dari Kitab Suci Penerangan Sempurna, Perubahan Gaib, dan Pemberdayaan dari Mahavairocana.
Namo Stu Buddhaya

ajita

  • Administrator
  • Sr. Member
  • *****
  • Posts: 350
    • View Profile

OM AH HUM VAJRA GURU PADMA SIDDHI HUM


Gulungan Ke Tujuh

Bab XXXII

Disiplin Sila Dari Perbuatan Mantra Didalam SAMAYA-DHARMA Dari Pemujaan-Pembacaan

Saya bersujud kepada sang Buddha Vairocana,
Mata-Nya yang murni terbuka lebar seperti bunga teratai biru (nilotpala).
Dengan dasar dari Mahavairocana Sutra Indra Raja,
Saya akan menjelaskan aturan ritual yang membantu untuk pemujaan.
Agar mencapai tata cara Mantra,
Sehingga orang mungkin mencapai penyelesaian yang cepat sesuai dengan itu,
Dan dalam rangka untuk membuat pikiran sendiri terbebas dari noda,
Sekarang Saya akan mengumumkannya dalam ringkasan.

Pertama, cara bijaksana (upaya) dari sumpah tiada tandingan dari pengetahuan,
Untuk penyelesaian dari memberi manfaat kepada diri sendiri dan orang lain:
Meskipun cara bijaksana untuk mencapainya adalah tidak terukur,
Pembangkitan Siddhi tergantung pada keyakinan dan pemahaman.
Semua Tathagata dan anak-anak yang lahir dari Jina,
Yang telah memenuhi sumpah yang sangat baik dari siddhi,
Bentuk-bentuk Mantra dari tubuh Buddha Mereka,
Berbagai macam Mudra dan tata cara perilaku yang Mereka huni,
Jalur khusus dimana Mantra dipraktekkan,
Dan kendaraan yang luas (Vaipulyayana) - milikilah keyakinan yang jelas dalam semua ini.
Dalam keyakinan dan pemahaman dari makhluk hidup, ada yang lebih tinggi,
Yang menengah, dan yang lebih rendah,
Dan sang Bhagavan telah mengajarkan cara untuk mewujudkan dan mengolahnya;

Kasihanlah para makhluk yang di dalam perpindahan enam keberadaan (sadgati),
Dia menjelaskannya untuk memberikan manfaat yang sesuai dengan mereka.
Anda harus menghormati dengan pikiran yang teguh,
Dan membangkitkan pikiran ketulusan yang rajin dan keyakinan yang mendalam.
Orang yang berada di dalam Kendaraan tertinggi yang luas,
Mengetahui praktek Mantra yang menakjubkan dari disiplin diri (vinaya),
Mengikuti aturan terpisah yang tidak tertandingi (Pratimoksa) untuk membaca Vidya,
Yang dipraktekkan oleh anak-anak dari sang Sugata,
Memahami perlengkapan penuh untuk Mandala, dan telah
menerima pengakuan untuk memberikan Ajaran dan seterusnya.
Jika Anda melihat Acarya seperti ini, dengan hormat buatlah penyembahan kepadanya,
dan untuk memberikan manfaat kepada orang lain, berdiamlah di dalam pikiran terkonsentrasi.
Lihatlah Dia seolah-olah adalah sang Pembimbing dunia
atau sebagai teman baik atau kerabat;
Bangkitkan pikiran khusus dari ketekunan,
sembahlah Dia, layani Dia, dan ikuti tindakannya.
Patuhi keinginan sang Acarya, buatlah Dia bersukacita,
dan ketika menghadap Dia, terima kasih sayang-Nya,
Tanyakan kepadanya dengan kepala tertunduk untuk praktek yang sangat unggul dari sang Sugata:
"Saya mohon Anda, Guru, untuk mengajar Saya sesuai keinginan Anda."
Sang Acarya akan secara bebas membangun,
Maha Karuna Garbha Udbhava Mandala dan seterusnya,
Dia akan melantik kedalam Mandala itu sesuai dengan aturan,
dan Dia akan memberikan Samaya sesuai dengan kemampuan murid,
Mandala, Sutra, Mantra, dan Mudra,
Secara lisan oleh sang Acarya dihadapan Vairocana;
Dengan memperoleh Samaya dan perlindungan yang sangat unggul,
sang Murid harus berlatih seperti yang diajarkan.
Lebih lanjut, apa yang diajarkan dalam Sutra ini meliputi praktek yang benar dari Samaya dari Mantra;
Dengan belas kasihan untuk murid dengan kecerdasan rendah,
Ritual secara bertahap dibedakan.

Dewa di antara para dewa kemenangan yang diciptakan,
Anak yang lahir dari pikiran dari Samyaksambuddha,
Dan Dewata duniawi di bawah, dengan Mudra dari tubuh dan ucapan Mereka,
Masuk kedalam Mantrayana tertinggi ini.

Mereka yang bertindak sebagai model, memberikan bimbingan dalam praktik guhya,
semuanya harus dihormati dan tidak diremehkan;
Karena Mereka mampu memberikan manfaat bagi semua dunia,
Anda harus tidak menimbulkan pikiran untuk menjauhi Mereka.

Anda harus selalu fokus tanpa terputus,
Pada kebajikan Mereka yang luas,
Dan sesuai dengan apa yang cocok dengan kemampuan Anda,
Harus melayani dan menyembah Mereka semua.

Para Sravaka dan Pratyekabuddha dari sang Buddha,
Penjelasan ajaran Mereka tentang jalan memadamkan penderitaan,
Guru yang memberikan sila dan brahmacarya, dan sesama Pravrajita -
Terhadap tidak satu pun dari Orang-orang ini kamu akan memikirkan penghinaan.

Hati-hati mengamati apa yang harus dilakukan pada waktu yang tepat,
Layani Mereka dengan hormat.
Jangan terlibat di dalam dharma dari perilaku bodoh dan yang kekanak-kanakan,
juga tidak menimbulkan dendam terhadap Dewata.

Seperti yang diajarkan dalam Sutra dari sang Lokavinayaka,
Tidak ada yang lebih buruk dari kemarahan yang merugikan manfaat besar;
Penyebab dan kondisi dari waktu seketika dari pikiran akan benar-benar membakar habis yang telah diolah dengan baik selama koti kalpa besar.
Oleh karena itu, Anda harus selalu sungguh-sungguh menolak akar dari yang tidak menguntungkan ini.

Permata cintamani dari pikiran bodhi yang murni mengabulkan keinginan duniawi dan yang diluar duniawi;
Penghapusan keraguan akhirnya berujung dalam perolehan Samādhi,
Dan manfaat diri sendiri dan manfaat pada orang lain dihasilkan dari ini.
Oleh karena itu, Anda harus menjaganya dua kali lipat lebih dari hidup Anda sendiri.

Amatilah bagaimana Anda memiliki harta dari kebajikan yang luas.
Jika tubuh, ucapan, atau pikiran Anda mengganggu makhluk,
Bahkan pada tingkat terkecil, Anda harus menghindari semua itu,
Kecuali banyak yang dapat dibantu dengan cara bijaksana lainnya,
Dalam hal ini Anda tinggal berdiam dalam hati di dalam pikiran belas kasih sambil mewujudkan kemarahan.
Terhadap makhluk hidup yang tidak berterima kasih,
Selalu mendukung kesabaran, mengabaikan kesalahan mereka.
Selanjutnya, selalu memiliki pikiran yang tidak terukur dari kebaikan besar dan belas kasihan,
Serta sukacita dan keseimbangan batin.
Berikan Dharma dan makanan yang dibuat dari kemampuan terbaik Anda
Ajari makhluk hidup melalui praktek kedermawan dari kasih sayang,
Atau, dengan pikiran Anda selaras dengan keuntungan besar,
Tetap acuh tak acuh, menunggu waktu yang tepat.
Jika Anda tidak memiliki kekuatan untuk memberikan manfaat yang luas,
Amatilah pikiran bodhi, patuhi aturan;
Sang Buddha telah mengajarkan bahwa itu diberkahi dengan praktik yang sangat banyak,
dan memenuhi dharma yang bersih dan murni.

Dengan cara danaparamita dan pintu gerbang pembebasan lainnya,
Merangkul makhluk hidup ke dalam Mahayana,
Membuat mereka tinggal di dalamnya, menegakkannya, melafalkannya, dan seterusnya,
Serta berpikir tentang hal itu dan mempraktekkannya dengan benar.

Orang bijak menahan enam organ indera,
Dan, pikirannya tenang, Dia harus selalu mengolah samahita.
Perusak perbuatan adalah minuman memabukkan,
Akar dari semua dharma yang tidak baik;
Sama seperti racun, api, pedang, es, hujan es, dan seterusnya,
Oleh karena itu, Anda harus menjaga jarak dan tidak mendekatinya.

Selanjutnya, karena sang Buddha telah mengajarkan bahwa hal ini meningkatkan keangkuhan diri,
Anda harus tidak duduk atau berbaring di tempat tidur yang tinggi dan mewah.
Singkatnya, Dia yang memiliki kebijaksanaan,
menolak semua hal-hal yang merugikan dirinya sendiri atau merugikan orang lain.

Mendasarkan diri pada jalur Samaya yang tepat,
Saya sekarang telah dalam urutan yang sesuai mengumumkannya secara singkat,
Menjelaskan Sutra yang diajarkan oleh sang Buddha,
Untuk memperluas pemahaman dan menghasilkan tekad.
Tinggal secara tepat pada dasar ini di dalam sila dari kesetaraan (samaya),
Anda harus selanjutnya memisahkan diri dari penyebab pelanggaran,
Yaitu, kebiasaan pada pikiran jahat, kemalasan, angan-angan khayalan, ketakutan, bicara, dan sebagainya.
Dia yang pikirannya telah terbangkitkan pada Mantrayana yang menakjubkan,
Dengan begitu tinggal berdiam di dalam Samaya itu,
Harus menyebabkan hambatan terpadamkan secara bertahap,
Sehingga pahala kebajikannya dapat meningkat.

Dengan berkeinginan memasuki Siddhi dalam hidup ini,
Dia berpikir tentang hal itu sebagaimana layaknya,
Dan menerima secara pribadi cara Vidya dari Acarya,
Mengamati apa yang tepat untuk melaksanakan pencapaian.

Dia harus sendiri tinggal berdiam di dalam praktek Mantra,
Sesuai dengan tata cara aturan untuk Vidya yang telah dijelaskan.
Pertama, Dia membuat penghormatan kepada Acarya,
yang akan meng-abhiseka Dirinya dan mengajarkan ajaran.
Mintalah perbuatan-perbuatan yang dipraktekkan dengan Mantra.
Setelah menerima izin dari Acarya,
Orang bijak harus menempatkan dirinya di tempat dari permukaan yang cocok:
Gunung yang bagus, cekungan diantara bukit, dalam jurang, dalam berbagai macam gua, di antara dua bukit,
Dimanapun keheningan-tenang dapat diperoleh setiap saat,
Kolam yang sepenuhnya terhiasi dengan bunga teratai dan teratai biru,
Sungai besar dengan arus yang mengalir, gundukan pasir, dan tepi sungai,
Yang jauh dari keributan dan teriakan orang-orang;
Di mana ada pohon-pohon yang menyenangkan pikiran dengan dedaunan lebat,
Dan banyak pohon getah susu dan rumput kusa,
Di mana tidak ada nyamuk atau lalat, tidak ada penderitaan dari dingin atau panas,
Dan tidak ada gangguan oleh binatang jahat atau serangga beracun,
Atau di mana para Tathagata dan murid-murid-Nya yang suci pernah, pada zaman dahulu jelajahi dan berdiam,
Dan di vihara, stupa, aranya, dan kamar dari para Resi zaman dahulu.
Dia harus menempatkan dirinya sendiri di tempat di mana hati dan pikirannya bersuka cita.
Dia meninggalkan kehidupan rumah tangga, menjauhi kehidupan sosial,
Dan berusaha untuk menghindari rintangan dan jeratan yang disebabkan 'lima nafsu keinginan (bentuk, suara, bau, rasa, sentuhan)';
Bersungguh-sungguh dan secara mendalam bersukacita pada rasa dari Dharma,
Dia memelihara pikirannya untuk mencari Siddhi.
Selain itu, Dia selalu diberkahi dengan kebijaksanaan dari ketekunan,
dan mampu menghilangkan kelelahan dan rasa sakit dari lapar dan haus.
Dia memiliki teman yang baik dalam menjalani kehidupan yang murni atau, jika Dia tidak memiliki teman,
selalu bersama dengan gulungan Sutra Saddharma.
Orang yang mengikuti praktik dari para Buddha dan Bodhisattva,
Memiliki keyakinan yang kuat dan pemahaman pada Mantra yang benar,
Memiliki kekuatan dari kebijaksanaan yang murni,
Tekun dan bersemangat, tidak mencari keduniawian,
Selalu berkeinginan untuk menjadi yang berpendirian teguh, tidak segan,
Mencapai Siddhi untuk diri sendiri dan orang lain dalam hidup ini,
Jangan mengikuti dewa lain, dan merupakan dukungan keberanian.
Orang yang diberkahi dengan [kualitas] ini disebut Teman Yang Baik.

ajita

  • Administrator
  • Sr. Member
  • *****
  • Posts: 350
    • View Profile



Bab XXXIII
Peningkatan dan Perlindungan Pada Perilaku Yang Murni

Ketika Anda telah selesai mempersiapkan tempat pencapaian Siddhi,
Setiap hari tinggal berdiam pertama kali di dalam kebijaksanaan dari kesadaran penuh.
Berbaring untuk beristirahat sesuai aturan (berbaring disisi kanan dengan tangan kanan sebagai bantal dan tangan kiri lurus terlentang diatas paha),
Dan ketika Anda bangun untuk pertama kali, hilangkanlah rintangan yang tidak habis-habisnya.
Selama malam ini, pelanggaran yang lahir dari kelalaian,
secara hati-hati menjadi tersucikan, dan Anda bertobat dari itu semua.

Organ indera Anda menjadi tenang, diberkahi dengan belas kasih,
Dan dengan pikiran dermawan, bersumpah untuk menyelamatkan alam para makhluk yang tidak habis-habisnya.
Mandi sesuai dengan aturan atau, jika Anda tidak mandi,
Anda harus memurnikan tubuh, ucapan, dan pikiran Anda.

Selanjutnya, dalam ruangan untuk pertapaan atau dalam tempat kosong yang sunyi,
Taburkanlah bunga-bunga yang bagus sebagai perhiasan
Dan aturlah gambar Buddha dan tulisan yang sangat unggul,
Atau, lakukan perenungan pemanggilan ke pikiran terhadap para Buddha di sepuluh penjuru.
Dan visualisasikan Mereka dengan jelas dalam penglihatan dari pikiran Anda.
Berdasarkan arah di mana Dewata Anda berada,
Anda harus dengan ketulusan penuh secara hormat berdiam di dalam pikiran terkonsentrasi,
Dan, bersujud di tanah, buatlah penyembahan :
"Saya berlindung kepada para Samyaksambuddha di dalam sepuluh penjuru arah, yang semuanya diseluruh tiga masa memiliki tiga tubuh;
Saya berlindung di dalam seluruh Dharma dari Mahayana;
Saya berlindung di dalam yang tanpa kemunduran dari Bodhi;
Saya berlindung di dalam Vidya dan dalam ucapan yang benar (Mantra);
Saya berlindung di dalam semua Mudra;
Dan dengan tindakan murni dari tubuh, ucapan, dan pikiran, Saya bersungguh-sungguh membuat penghormatan dengan penyembahan yang tidak terhitung."

Mantra dari cara bijaksana untuk membuat penghormatan adalah: Om namah sarva tathagata kāyavākcittapādavandanām karomi. (Om, saya membuat penghormatan di kaki dari tubuh, ucapan, pikiran dari semua tathagata)

Dengan Mantra untuk membuat penghormatan ini,
Orang mampu membuat penghormatan kepada semua Buddha dari sepuluh penjuru arah.
Menempatkan lutut kanan Anda ke tanah dan beranjali,
Renungkan, akui, dan bertobat pada kesalahan masa lalu:
"Dikarenakan oleh himpunan dari ketidaktahuan
Saya telah melakukan banyak kesalahan di dalam tindakan dari tubuh, ucapan, dan pikiran;
Karena keserakahan, kemarahan, dan kebodohan mengaburkan pikiran Saya,
Dihadapan para Buddha, Saddharma, Sangha yang bijaksana dan suci,
Orang tua saya, dua Guru saya, teman-teman yang baik, dan para makhluk yang tidak terhitung jumlahnya,
Saya telah selama dalam perjalanan perpindahan melalui kelahiran dan kematian yang tanpa awal,
Melakukan kesalahan yang paling menyedihkan dan yang tidak habis-habisnya,
Dan di hadapan para Buddha dari masa sekarang di dalam sepuluh penjuru arah,
Saya bertobat dari itu semua, tidak pernah melakukannya lagi. "

Mantra dari cara bijaksana (upaya-mantrah) untuk memperbaiki kesalahan adalah: Om sarva pāpa-sphota dahana vajrāya svaha. (Om, untuk Anda yang sama seperti Vajra membelah dan membakar semua kesalahan, Svaha!)

"Menyembah hormat kepada para Buddha dari sepuluh penjuru arah dan tiga masa dengan tiga jenis tubuh abadi Mereka (dharmakaya,sambhogakaya,nirmanakaya), kepada harta dari Dharma sejati (saddharmakosa),
Dan kepada Orang banyak yang memiliki pikiran bodhi yang besar dan unggul, sekarang saya sepatutnya berlindung di dalam Mereka semua."

Mantra dari cara bijaksana untuk berlindung adalah: Om sarva buddha bodhisattvān saranam gacchāmi vajradharma hrih. (Om, saya berlindung kepada semua Buddha dan Bodhisattva. Dharma yang tidak bisa dihancurkan, Hrih!)

"Tubuh ini, terbebas dari noda, yang saya telah murnikan,
bersama-sama dengan tubuh, ucapan, dan pikiran dari tiga masa,
yang lebih banyak dari lautan butiran debu dari alam,
Saya mempersembahkan kepada semua Tathagata."

Mantra dari cara bijaksana untuk mempersembahkan tubuh adalah:Om sarva tathagata pūjā-pravartanāyātmānam niryātayāmi sarva tathagata cādhisthitām sarva-tathāgata-jñānam me āviśatu. (Om, saya mempersembahkan diri untuk membangkitkan penyembahan kepada semua Tathagata. Semoga semua Tathagata memberdayakan saya, dan pengetahuan dari semua Tathagata memasuki saya!)

"Permata yang sangat unggul dari pikiran Bodhi yang murni
Saya sekarang membangkitkannya untuk menyelamatkan makhluk hidup.
Terjerat dalam kumpulan penderitaan dari kelahiran dan seterusnya,
dan tubuh mereka terluka oleh ketidaktahuan;
penyelamat mereka, perlindungan, dan pembebas,
Semoga saya selalu memberikan manfaat kepada makhluk hidup. "

Mantra dari cara bijaksana untuk menghasilkan pikiran Bodhi adalah: Om bodhicittam utpādayāmi. (Om, saya menghasilkan pikiran kebangkitan)

Ada beberapa tambahan kata, yaitu: "Pikiran Bodhi terpisah jauh dari segala sesuatu; yaitu, lima kumpulan (panca-skandha), delapan belas unsur (astadaśa dhātu), dua belas bidang indera (dvādaśa-āyatana), kemelekatan, dan objek kemelekatan telah ditinggalkan, dharma adalah yang tanpa diri, dan pikiran oleh dirinya sendiri adalah yang sama dan awalnya tidak dilahirkan, sifat alaminya sama seperti ruang angkasa kosong. Sama seperti para Bhagavan Buddha dan para Bodhisattva menghasilkan pikiran Bodhi di tempat Bodhi-mandala, demikian juga Saya menghasilkan Bodhicitta."
seperti mantra, dan salah satu harus membaca teks bahasa Sansekerta.>

"Dalam kekuatan dari berbagai macam cara bijaksana yang terampil,
Dari yang banyak-Nya seperti lautan, para Samyaksambuddha,
Di seluruh sistem dunia yang tidak terukur di dalam sepuluh penjuru arah,
Dan dalam semua tindakan kebajikan yang diolah,
Oleh para anak dari Buddha untuk makhluk hidup,
Saya sekarang benar-benar bersukacita."

Mantra dari cara bijaksana untuk kegembiraan simpatik adalah: Om sarva tathāgata punya-jñānānumodanā-pūjā-megha-samudra-spharana-samaye hum. (Om, janji dari penyebaran awan yang seperti lautan dari penyembahan yang terdiri dari kegembiraan simpatik di dalam pengetahuan dan kebajikan dari semua Tathagata, Hum!)

"Saya sekarang memanggil para Tathagata
dan para Penyelamat Dunia (Lokatara) yang berpikiran kebangkitan yang besar (mahabodhicitta):
Saya berdoa agar di mana-mana di seluruh alam dalam sepuluh penjuru arah,
Anda akan terus-menerus menurunkan hujan Dharma dari awan yang besar!"

Mantra dari cara bijaksana dari permohonan adalah: Om sarva tathāgatādhyesana-pūjā-megha-samudra-spharana-samaye Hum. (Om, janji dari penyebaran awan yang seperti lautan dari penyembahan yang terdiri dari permohonan kepada semua Tathagata, Hum!)

"Saya berdoa agar Anda akan menyebabkan orang-orang biasa, di manapun mereka tinggal,
Untuk dengan cepat membuang tubuh mereka, kumpulan (skandha) yang dari banyak penderitaan,
Dan agar mereka akan bisa mencapai tempat yang tanpa noda,
Disana tinggal berdiam penuh ketenangan di dalam tubuh murni dari alam dharma (dharmadhatu-kaya)."

Mantra dari cara bijaksana untuk memohon tubuh dharma (dharmakaya) adalah: Om sarvatathāgatā adhyesayāmi sarva sattva hitārthāya dharmadhātu-sthitir bhavatu. (Om, saya memanggil semua Tathagata. Demi kesejahteraan semua makhluk, semoga alam dharma tetap ada bertahan!)

"Semua perbuatan baik yang saya telah olah,
Dalam rangka untuk memberikan manfaat kepada semua makhluk,
Saya sekarang sepatutnya mengarahkannya semua
sehingga itu dapat melenyapkan penderitaan dari kelahiran dan kematian, dan mengarahkan ke Bodhi."

Mantra dari cara bijaksana untuk menyalurkan kebajikan adalah: Om sarva tathāgata-niryātana-pūjā-megha-samudra-spharana-samaye Hum. (Om, janji dari penyebaran awan yang seperti lautan dari penyembahan yang terdiri dari sumbangan kepada semua Tathagata, Hum!)

Lagi, Anda mungkin melakukan perbuatan yang bermanfaat lainnya,
seperti pembacaan, berjalan-jalan disekitar, duduk dengan nyaman dalam meditasi,
Dalam rangka untuk membuat tubuh dan pikiran sepenuhnya murni,
dan bersimpatik mengasihani diri orang lain.
Sifat alami dari pikiran yang demikian adalah yang terbebas dari noda,
tubuh duduk dengan tenang sebagaimana layaknya.
Selanjutnya, Anda harus membuat Samaya Mudra,
yang memurnikan jalur dari tiga karma.
Anda harus tahu bahwa penampilan dari Guhya Mudra
telah dijelaskan oleh para Samyaksambuddha:
Anda harus menggenggam tangan kiri dan kanan bergabung bersama-sama, mengangkat kedua ibu jari,
Dan menyentuh semua bagian tubuh sambil membaca Mantra.

Vidya "Pintu Masuk ke dalam Samaya Buddha" adalah: Namah sarva tathāgatebhyo viśva-mukhebhyah, om asame trisame samaye svaha. (Menyembah hormat kepada semua Tathagata di semua penjuru arah! Om, janji dari tiga kesamaan tanpa tandingan! Svaha!)

Dengan hanya membuat Guhya Mudra ini, orang mampu memurnikan tahap Tathagata;
Tahap Buddha (Buddha-bhumi) dan kesempurnaan (paramita) akan terselesaikan, dan orang akan mencapai wilayah dari jalur dari tiga dharma (mudra,mantra,citta).
Mudra lainnya sama seperti yang dijelaskan dalam urutan di dalam Sutra;
Sang Mantra Yogin harus tahu bahwa tindakannya akan berhasil.
Selanjutnya, buatlah lambang kebijaksanaan rahasia yang terlahir di alam dharma;
Karena itu memurnikan tubuh, ucapan, dan pikiran, tubuh Anda sepenuhnya berubah.
Tangan kanan dan kiri keduanya membentuk tinju Vajra (vajramusti),
Dengan dua jempol di tempatkan di dalam telapak tangan dan kedua jari telunjuk lurus sempurna.
Ini disebut Segel rahasia dari pemurnian alam dharma (dharmadhatuvisuddhi-guhya-mudra).

Mantra "Lahir di dalam alam dharma" adalah: Namah samanta buddhānām, dharmadhātusvabhāvako Ham (Menyembah hormat kepada semua Buddha, Saya memiliki sifat alami yang hakiki dari alam dharma).

Visualisasikan diri Anda sendiri seperti dharmadhatu di dalam sifat alaminya sendiri,
Dan ucapkan Mantra itu tiga kali.
Anda harus melihat diri Anda tinggal berdiam di dalam tubuh Dharma, tidak bernoda sama seperti ruang angkasa,
Karena kekuatan yang menakjubkan dari Mantra dan Mudra memberdayakan Yogin.
Dalam rangka untuk membuat kekukuhan ini, visualisasikan diri Anda sebagai yang memiliki tubuh Vajra,
Dan buat Segel Pengetahuan Vajra (Vajra-jnana-mudra): dengan tangan kiri dan kanan saling membelakangi,
Di tangan kiri dan kanan untuk jari kelingking, jari manis, jari tengah, dan jari telunjuk saling mendukung,
Sementara dua jempol masing-masing diputar sehingga mereka bertemu di telapak tangan kanan.
Ini disebut Mudra dari Dharmacakra yang paling menguntungkan,
Dan Orang ini akan tidak lama menjadi sama seperti Lokatara.
Siddha itu akan melihat kekuatan yang menakjubkan dari Mantra dan Mudra,
Dan sama seperti Cakrawartin, Dia akan selalu memutar Maha Dharmacakra.

Mantra dari Vajrasattva adalah: Namah samanta vajrānām, vajrātmako 'ham. (Menyembah hormat kepada semua Vajra! Diri Saya adalah Vajra)

Setelah membaca Mantra ini, Anda harus tinggal berdiam di dalam 'keseimbangan batin (samahita)',
Dan dengan jelas memvisualisasikan tubuh Anda ini sebagai yang sama persis dengan Vajradhara.
Semua dewata yang melihat Anda, termasuk iblis Mara yang tidak terhitung jumlahnya,
Anda adalah sama seperti Vajrasattva, jangan menimbulkan pikiran ragu tentang hal ini.
Selanjutnya, dengan Mantra, Mudra, dan baju perisai Vajra:
Anda harus memvisualisasikan pakaian yang Anda kenakan menghasilkan sinar cahaya api di seluruh tubuh Anda.
Karena Anda menggunakan ini untuk menghiasi tubuh Anda, para iblis Mara, para penghalang,
Dan para makhluk jahat lainnya semuanya akan berpencar melarikan diri di empat penjuru arah saat melihat Anda.
Penampilan Guhya Mudra untuk ini: pertama, buatlah genggaman tangan yang berongga (samputa);
Dua jari telunjuk dari tangan kiri dan kanan melengkung di sekitar atas jari-jari tengah,
Dan dua jempol berdiri berdampingan di antara kedua telapak tangan.
Setelah membaca Mantra, Anda harus memvisualisasikan huruf yang murni tanpa noda (Huruf RA).

Mantra dari baju perisai Vajra adalah: Namah samanta vajranam, om vajra-kavaca hum. (Menyembah hormat kepada semua Vajra, sang Baju Perisai Vajra! Hum!).

Huruf RA adalah yang murni berwarna putih dan dihiasi dengan titik kekosongan (anusvara);
Letakkan di atas kepala Anda, seperti permata yang terang di puncak jambul.
Bahkan noda-noda dari dosa-kejahatan yang terhimpun dalam seratus kalpa,
Sepenuhnya dilenyapkan dengan ini, dan jasa kebajikan dan kebijaksanaan semuanya terisi kembali.

Mantra itu adalah: Namah samantabuddhānām, Ram. (Menyembah hormat kepada semua Buddha, RAM !).
Mantra ini, sama persis dengan dharmadhatu, melenyapkan dosa-kejahatan yang tidak terhitung,
Dan tidak lama, Anda akan berhasil tinggal berdiam di dalam tahap tanpa kemunduran (avaivartika bhumi).
Di semua tempat kekotoran, Anda harus menempatkan pintu gerbang Huruf ini,
Berwarna merah, memiliki kemegahan yang menakjubkan, dan sepenuhnya dikelilingi oleh lingkaran api.
Selanjutnya, dalam rangka untuk mengalahkan Mara dan mengekang hambatan besar,
Anda harus mengingat Vidya "Perlindungan Besar Yang Tidak Bisa Di Tahan."

Vidya dari "Perlindungan Besar Yang Tidak Bisa Di Tahan" adalah: Namah sarva tathāgatebhyah sarvabhayavigatebhyo viśvamukhebhyah, sarvathā ham kham raksa mahābale sarvatathāgatapunyanirjāte hum hum trat apratihate svaha. (Menyembah hormat kepada semua Tathagata yang melenyapkan ketakutan di seluruh penjuru arah! Dalam segala hal, HAM KHAM, Pelindung Berkekuatan Besar, yang muncul dari kekuatan kebajikan dari semua Tathagata, HUM HUM TRAT, yang tanpa rintangan, Svaha)

Dengan hanya mengingat Mantra ini, para vināyaka dan rāksasa yang berbentuk jahat akan semuanya berpencar melarikan diri.

__________________________________________________________________________________________
- Lima Kumpulan (pañca-skandha) :
       Bentuk (rūpa)
       Perasaan (vedanā)
       Tanggapan penglihatan (samjñā)
       Pembentukan pikiran (samskāra)
       Kesadaran (vijñāna)

- Delapan belas unsur (astadaśa dhātu) :
   Enam unsur dari objek (visayadhātu):
       Unsur bentuk (rūpa-dhātu)
       Unsur suara (śabda-dhātu)
       Unsur bebauan (gandha-dhātu)
       Unsur pengecap rasa (rasa-dhātu)
       Unsur sentuhan (sprastavya-dhātu)
       Unsur alam gejala kejadian (dharma dhātu - segala sesuatu di dalam dharmadhatu adalah objek pikiran)

   Enam unsur dari indera (indriyadhdhātu):
       Unsur mata (caksur-dhātu)
       Unsur telinga (śrotra-dhātu)
       Unsur hidung (ghrāna-dhātu)
       Unsur lidah (jihva-dhātu)
       Unsur tubuh (kāya-dhātu)
       Unsur pikiran (mano-dhātu)

   Enam unsur kesadaran (vijñanadhātu):
       Unsur kesadaran mata (caksur-vijñanadhātu)
       Unsur kesadaran telinga (śrotra-vijñanadhātu)
       Unsur kesadaran hidung (ghrāna-vijñanadhātu)
       Unsur kesadaran lidah (jihva-vijñanadhātu)
       Unsur kesadaran tubuh (kāya-vijñanadhātu)
       Unsur kesadaran pikiran (mano-vijñanadhātu)

- Dua belas bidang indera (dvādaśa-āyatana): (sad-indriya : mata, telinga, hidung, lidah, tubuh, dan pikiran) di tambah enam objek : pemandangan, suara, aroma, rasa, sentuhan, dan objek pikiran)

ajita

  • Administrator
  • Sr. Member
  • *****
  • Posts: 350
    • View Profile



Bab XXXIV
Ritual Persembahan

Setelah demikian memurnikan diri dengan tindakan yang benar,
Tinggal berdiam di dalam meditasi (dhyana), memvisualisasikan Mantra-raja nya sendiri;
Dia memanggil para Dewata dengan Mantra dan Mudra,
Dan pertama harus menampilkan Samaya itu.
Berkesesuaian dengan Mantra, melenyapkan para penghalang,
Juga menggunakan Mudra pedang kebijaksanaan dari Acala.
Membungkuk dan mempersembahkan air argha,
Kemudian mempersembahkan kursi untuk Mantra [para devata].
Selanjutnya, Dia harus mempersembahkan bunga, wewangian, dan seterusnya,
Dan melenyapkan noda apapun, lagi dengan Acalanatha.
Penangkalan dan pemurnian semuanya dilakukan seperti ini,
Dan Mantra-raja nya digunakan untuk pemberdayaan,
Atau Dia memvisualisasi dirinya sendiri dikelilingi oleh yang tidak terbatas dan tidak terhitung para Buddha dan para anak yang lahir dari Jina.

Setelah memuji dengan cara ini, Dia akan menegaskan melalui perbedaan berikut :
Visualisasikan huruf RA di depan, memiliki sebuah titik dan secara luas terhiasi;
Yaitu, lingkaran api dengan cahaya murni dan bersinar dengan cahaya matahari pagi.
Dengan berpikir tentang arti sebenarnya dari suara itu [huruf RA], Anda akan dapat melenyapkan semua hambatan,
Dan terbebaskan dari noda dari tiga racun (keserakahan,kemarahan,ketidaktahuan); semua dharma juga demikian [terbebas dari noda].
Pertama, Anda memurnikan pikiran dan kemudian memurnikan tanah tempat dari Mandala.
Sepenuhnya dibersihkan dari cacat, penampilannya sama seperti ruang angkasa,
Dan tanah ini hanya seolah-olah itu didukung oleh Vajra.
Pertama, pada tingkat terendah, bayangkan sebuah lingkaran angin,
Yang pada itu huruf HA berada, dari situ ada muncul cahaya api hitam.

Mantranya adalah: Namah samantabuddhānām, Ham. (Menyembah hormat kepada semua Buddha ! HAM !).

Selanjutnya, di atas dari ini, tempatkan lingkaran air, warnanya sama seperti salju atau susu,
Yang pada itu huruf VA berada, dengan sinar cahaya dari sphatika (kristal), bulan, atau petir.

Mantranya adalah: Namah samantabuddhānām, VAM. (Menyembah hormat kepada semua Buddha ! VAM !)

Kemudian, di atas lingkaran air itu, visualisasikan lingkaran Vajra (vajracakra),
Dan dalam visualisasi pikiran, tempatkan di atasnya huruf asal-mula (A), sejajar dan sepenuhnya berwarna kuning.

Mantranya adalah: Namah samantabuddhānām, A. (Menyembah hormat kepada semua Buddha ! A !)

Lingkaran ini adalah yang sama seperti Vajra dan disebut "Indra yang besar (mahendra),"
Bercahaya api, berwarna emas murni, memancar di mana-mana.
Di dalamnya, bayangkan sang Nayaka dan para anak Buddha.
Visualisasikan di air ada bunga teratai putih yang berwarna halus dengan Vajra sebagai batangnya;
Delapan kelopak bunga, memiliki benang sari, terhiasi dengan permata,
Terus memancarkan sinar cahaya yang tidak terbatas, dan dikelilingi oleh seratus ribu bunga teratai.
Di atas itu, lanjut visualisasikan tahta singa (simhasana) dari Maha Buddha,
Dihiasi dengan raja permata, di dalam sebuah istana yang besar (Vajradhatu istana dari Maha Vairocana).
Pohon-pohon permata berdiri semua di lingkaran barisan, dan ada spanduk dan payung di mana-mana;
Karangan bunga dari mutiara saling terkait, dan pakaian permata yang indah menggantung.
Itu kelilingi dengan awan dari bunga harum dan awan permata,
Dan berbagai macam bunga berhujanan turun di sekitar, menghiasi tanah dalam jumlah besar;
Musik dimainkan dalam irama yang harmonis dan dengan suara yang indah.
Di dalam istana itu, bayangkan botol labu (kalasa) yang murni dan menakjubkan dan air argha;
Raja pohon permata dalam kemekaran yang penuh, dan diterangi dengan lampu mani (manidipa).
Ada para gadis pelayan dari Samadhi, Dharani, Tahap Bhumi, dan [sepuluh kali lipat] Kebebasan,
Paramita dari Buddha dan seterusnya, dan banyak hiasan bunga yang menakjubkan dari Bodhi:
Dengan cara yang bijaksana mereka melakukan berbagai macam seni dan menyanyikan suara Dharma yang menakjubkan.
"Karena kekuatan pahala kebajikan Saya, kekuatan pemberdayaan dari sang Tathagata,
Dan kekuatan dharmadhatu, Saya tinggal berdiam di dalam persembahan semesta."

Vidyārājñī "Rahim Ruang Angkasa (Akāśagarbha)" adalah: Namah sarvatathāgatebhyo viśvamukhebhyah, sarvathā kham udgate sphara hīmam gagana kam Svaha. (Menyembah hormat kepada semua Tathagata di seluruh penjuru arah! Anda yang telah datang keluar dari ruang angkasa di segala hal! Menyebar melalui langit ini! Swaha!) <harus dibaca berkali-kali.>

Pemberdayaan dari segala sesuatu dengan ini, adalah yang tidak berbeda dari yang nyata.
Bentuklah katupan tangan Vajra (vajranjali): ini adalah Segel pemberdayaan (Adhisthana Mudra).
Semua dharma adalah yang tidak dilahirkan karena sifat alaminya sendiri adalah yang awalnya hening-tenang:
Pikirkan tentang kebenaran ini, dan tempatkan huruf A di tengah pusat [bunga teratai].
Selanjutnya, Anda harus mengubah bentuk huruf A menjadi sang Muni Vairocana:
Banyak yang tidak habis-habisnya sama seperti butiran debu dari wilayah muncul di mana-mana di dalam lingkaran cahaya-Nya.
Dalam yang sangat bantak ribuan alam, Dia memancarkan lingkaran cahaya api,
Yang meliputi alam para makhluk dan membuat mereka tercerahkan sesuai dengan sifat alami mereka.
Tubuh dan ucapan-Nya meliputi semua, dan demikian juga pikiran sang Buddha.
Warna emas murni dari jambunada untuk menyesuaikan dengan dunia,
Dia duduk bersila di atas bunga teratai, bermeditasi dan bebas dari tiga racun (klesa);
Dia memakai jubah sutera yang halus dan memiliki mahkota rambut secara alami dibentuk di jambul.
Dalam hal untuk Sakyamuni, bayangkan huruf BHAH di situ [bunga teratai]
Dan lagi, ubah huruf ini menjadi sang Bhagavan Sakyamuni :
Sang Vira memiliki jubah kasaya dan tiga puluh dua ciri dari Makhluk Besar.

Hrdaya Bija dari sang Sakya adalah: Namah samanta buddhānām, bhah. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Bhah!).

Pintu gerbang huruf (BHAH) berubah menjadi Buddha,
Yang menguntungkan para makhluk, sama seperti Bhagavan Vairocana,
Yogin mengamati bagaimana satu tubuh, dua tubuh, hingga tubuh yang tidak terhitung,
Dengan cara yang sama masuk ke dalam tubuh [Buddha] sendiri dan juga muncul keluar.
Di atas bunga teratai di sebelah kanan sang Buddha, Anda harus memvisualisasikan dewata Anda sendiri,
Dan di kiri, tempatkan sang Vira Vajradhara dengan para pengikut-Nya.
Di atas alas bunga di depan dan di belakang adalah para Bodhisattva yang berjumlah besar,
Yang memberi keuntungan kepada para makhluk, sama seperti orang-orang yang akan berhasil ke pencapaian [Buddha] setelah satu kelahiran lagi.
Di sisi kanan di bawah kursi bunga adalah tempat sang Mantra-yogin ini.
Jika Anda menyembah Manjusri, tempatkan huruf dari ketiadaan-diri (MAM) di tengah pusat [dari bunga teratai]:
Huruf ini akan dirubah menjadi Orang [Manjusri] sama seperti dalam visualisasi sebelumnya.

Hrdaya Bija dari Manjusri adalah: Namah samanta buddhanam, mam. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Mam!).

Dalam hal untuk Avalokitesvara atau Vajrasattva,
Maitreya, Samantabhadra, Ksitigarbha, Sarvanīvaranaviskambhin,
Buddhalocanā, Pāndaravāsinī, Tara, Bhrkutī,
Māmakī, Śamkara, Suvarnacakra (yaitu, Cakravartin), Hayagriva,
Vidyadhara, utusan laki-laki dan perempuan (parivara), yang murka, dan pelayan.
Ikuti keinginan Anda dalam mengubah Mereka [dari huruf bija mereka] menurut cara sebelumnya.
Dalam rangka untuk membuat pikiran Mereka bersukacita, persembahkan wewangian luar, bunga,
Lampu dan air argha, semuanya seperti yang dijelaskan dalam 'ajaran utama (Vairocana Sutra)'.
Gunakan Acala untuk melenyapkan noda, menangkal rintangan, menyebabkan cahaya,
Berdayakan diri sendiri dalam ritus Anda sendiri, dan lindungi diri Anda sendiri;
Untuk mengikat batas-batas ke segala penjuru arah, sebagai kemungkinan lainnya, bisa menggunakan Trailokyavijaya.
Panggil para Dewata sesuai dengan Mudra dan Mantra yang digunakan di dalam ajaran utama (Vairocana Sutra),
Dan dalam hubungannya dengan Mudra yang umum ini dan Raja Mantra.

Mantra dari Arya Acalanatha adalah: Namah samanta vajrānām, canda mahā rosana sphotaya hum trat ham mam. (Menyembah hormat kepada semua Vajra! Anda yang sangat ganas dan penuh murka! Belah! hūm trat hām mām!). <Anda harus membaca ini tiga kali.>

Anda harus membentuk kepalan tangan berbentuk tinju Vajra dengan tangan kiri dan tangan kanan,
Dan merentangkan jari tengah dan jari telunjuk, sedangkan jempol menahan jari-jari kelingkimg dan jari-jari manis.
Tangan kiri membentuk selubung dan tangan kanan membentuk pedang,
Pedang dari tangan kanan selalu dimasukkan ke dalam, di tempatkan, dan ditarik dari selubung dari tangan kiri.
Ini adalah cara perilaku untuk guhya Mudra dari Acalanatha.
Tangan kiri bersandar di dada Anda, sementara tangan kanan berputar di sekitar:
Anda harus tahu bahwa hal-hal yang disentuh oleh itu dikatakan sebagai yang telah dihapus nodanya.
Putarlah ke kiri, Anda mencapai dengan cara ini penangkalan rintangan,
Dan ketika mengikat batas-batas dalam penjuru arah dan wilayah [menengah], dalam setiap hal, buat [tangan kanan] memutar ke kanan.
Berbagai macam perbuatan lainnya, seperti menghancurkan yang jahat dan memurnikan rintangan,
Juga harus dilakukan dengan cara ini sesuai dengan jenisnya.
Selanjutnya, dengan Mantra dan Mudra, panggil para Makhluk suci:
Para Buddha dan Bodhisattva telah mengatakan bahwa Mereka akan datang atas dasar sumpah Mereka sendiri.

Mantra dari cara bijaksana dari pemanggilan adalah: Namah samanta buddhānām, ah sarvatrāpratihate tathāgatānkuśa bodhicarya-paripūraka svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Ah! Yang tidak terhalangi di mana-mana! Pengait dari Tathagata! Yang membawa sampai penyelesaian praktek kebangkitan! Swaha!) <Anda harus membacanya tujuh kali.>

Dengan katupan tangan penghormatan (namas anjali), dengan kuat buatlah ikatan Vajra (vajrabandha);
Anda harus merentangkan jari telunjuk dari tangan kanan tegak lurus ke atas
Dan melengkungkan ruas jari atas itu, maka itu yang disebut sebagai segel pengait (Ankusa Mudra).
Dengan ini para Buddha, Lokatara, memanggil semua Bodhisattva berkekuatan besar,
Yang tinggal berdiam dengan penuh ketenangan di dalam Dasabhumi dan seterusnya,
Serta para makhluk lain yang berpikiran jahat, yang sulit ditundukkan.
Selanjutnya, persembahkan Samaya bersama dengan Mantra dan Mudra;
Penampilan dari Mudra itu adalah seperti yang dijelaskan sebelumnya dalam ajaran Samaya.

Mantra dari Samaya adalah: Namah samantabuddhānām, asame trisame samaye svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha, Ikrar dari tiga kesamaan tanpa tandingan! Swaha!) <Anda harus membacanya tiga kali.>

Dengan cara bijaksana ini, sepatutnya memperlihatkan Samaya itu,
Dimana Anda akan dapat meningkatkan manfaat di mana-mana kepada semua jenis makhluk;
Anda akan mencapai siddhi dan dengan cepat memenuhi sumpah yang tidak tertandingi
Jadi untuk membuat sang Penguasa Mantra dan Vidya Anda bersukacita.
Air argha yang akan dipersembahkan telah sepenuhnya dipersiapkan sebelumnya,
Gunakan Mantra dan Mudra Anda sendiri untuk memberdayakannya sesuai dengan aturan.
Persembahkan itu kepada para Sugata untuk memandikan tubuh Mereka yang tidak bernoda,
Dan kemudian Anda harus membersihkan semua anak-anak yang lahir dari mulut sang Buddha.

Mantra dari Argha adalah: Namah samantabuddhānām, gagana samasama svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Anda yang sama dengan langit dan yang tanpa bandingan! Swaha!). <Anda harus membacanya dua puluh lima kali dan menggunakan Mudra dari Acalanatha untuk pertunjukkan.>

Selanjutnya, persembahkan kursi untuk dipersiapkan bersama-sama dengan guhya Mudra dan Mantra:
Dengan mengikat [segel], bentuklah tempat duduk alas tumpuan bunga teratai dan letakkanlah itu di mana-mana.
Tempat di mana sang Buddha duduk dan mencapai Bodhi tertinggi,
Dalam rangka untuk mendapatkan tempat seperti itu, persembahkanlah tempat duduk itu.

Mantra dari tempat duduk sang Tathagata adalah: Namah samanta buddhanam, ah. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! AH !).



Penampilan dari segel mistik (guhya mudra) untuk ini : genggam tangan kiri dan tangan kanan bersama-sama,
Dan ulurkan semua jari dalam bentuk lonceng;
Dua jempol dan jari kelingking dibuat bersama-sama untuk membentuk tumpuan,
Dan jari manis dibuat agak terpisah, ini adalah segel bunga teratai (Padma Mudra).
Selanjutnya, Anda harus menangkal hambatan yang muncul dari diri Anda sendiri,
Dengan Mudra pedang kebijaksanaan besar dan Mantra dari Arya Acala.
Anda akan melihat bagaimana, sama seperti Api Vajra yang unggul (vajrajvala),
Itu membakar semua rintangan sehingga tidak ada apapun yang tersisa.
Orang bijak harus mengubah dirinya menjadi wujud dari Vajrasattva;
Sesuai dengan Mantra dan Mudra, Dia menerapkan [huruf Bija] ke seluruh bagian tubuhnya.

Hrdaya Bija dari Vajra adalah: Namah samanta buddhānām, vam. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! VAM !).

Pikirkanlah tentang arti sebenarnya dari ini, bahwa semua dharma adalah yang terpisah dari ucapan,
Dan diberkahi dengan Mudra dan seterusnya, Anda akan sama seperti Vajradhara.
Anda harus tahu penampilan dari Mudra itu: pertama, dengan kedua tangan buat genggaman tangan berongga (samputa anjali),
Jari-jari tengah membentuk titik puncak di tengah, ujungnya dengan tajam bergabung bersama-sama;
Jari-jari telunjuk, membentuk pengait, diulurkan, dilengkungkan, dan ditempatkan di samping [jari-jari tengah],
Dan jari-jari manis yang saling bertautan di antara telapak tangan.

Mantra dari Vajrasattva adalah: Namah samantavajrānām, canda mahārosana hum. (Menyembah hormat kepada semua Vajra! Anda yang kasar dan sangat penuh murka! HUM !).

Baik membuat Mudra setengah Vajra dengan tangan kiri,
Atau menggunakan ritual yang dijelaskan di dalam Sutra lainnya.
Selanjutnya, Anda harus mengenakan baju perisai Vajra di seluruh tubuh Anda;
Guhya Mudra dari tubuh dan ucapan telah dijelaskan sebelumnya sesuai dengan aturan.
Tempatkan huruf KHA dengan satu titik (menjadi, KHAM) di atas kepala Anda
Dan pikirkanlah tentang Mantra ini, [yang menandakan bahwa] semua dharma adalah yang sama seperti ruang angkasa.

Mantranya adalah: Namah samantabuddhānām, kham. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! KHAM !).

Pertama, Anda harus tinggal berdiam di dalam pintu gerbang huruf ini dan kemudian menjadi wujud dari Vajrasattva.
Selanjutnya, Anda harus sungguh-sungguh dengan pikiran tunggal membentuk Mudra untuk menundukkan Mara:
Orang bijak harus memutarnya di mana-mana sementara menyesuaikan dengan Mantra.
Ini mampu meleyapkan para makhluk berpikiran jahat yang sangat ganas,
Anda akan melihat cahaya api Vajra di seluruh tanah.

Mantra untuk menaklukkan Mara adalah: Namah samanta buddhānām, mahābalavati daśabalodbhave mahāmaitry abhyudgate svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Yang memiliki kekuatan besar! Yang telah muncul dari sepuluh kekuatan! Yang muncul dari kebajikan besar! Swaha!)

Anda harus membentuk kepalan tangan berbentuk tinju Vajra dengan tangan kanan,
Ulurkan jari telunjuk tegak lurus keluar, dan terapkan itu ke tempat seberkas rambut putih [di antara alis mata],
Seperti wajah dari Bhrkuti (cemberut) - ini adalah lencana.
Segel ini disebut Maha Mudra, dan jika Anda menyimpannya di dalam pikiran, Anda akan melenyapkan banyak Mara.
Dengan hanya membuat Mudra ini, tentara yang tidak terhitung dari Mara,
Dan para penghalang lainnya semuanya pasti bubar.
Selanjutnya, gunakan guhya Mudra dan Mantra dari Dia Yang Tidak Bisa Ditahan,
Menggunakannya untuk mengikat batas disekitarnya, akan sangat menakutkan bahwa tidak ada seorangpun yang dapat melihatnya.

Mantra dari One tak tertahankan adalah: Namah samanta buddhānām, samantānugate bandhaya sīmām mahāsamaya nirjāte smarane apratihate dhaka dhaka dara dara bandha bandha daśadiśam sarvatathāgatānujñāte pravaradharma labdhavijaye bhagavati vikuri vikule le lu puri vikule svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Anda yang meresap meliputi semua! Ikat perbatasan! Anda yang terlahir dari sumpah besar! Anda yang ingat! Anda yang tanpa rintangan! Bakar, bakar! Gerak, gerak! Ikat, ikat sepuluh penjuru arah! Anda yang diberi kuasa oleh semua Tathagata! Pemenang yang telah memperoleh Dharma yang paling unggul Bhagavati! vikuri vikule le lu puri vikuli! svāhā!). <Anda harus membacanya tiga kali.>

Atau sebagai kemungkinan lainnya, gunakan Mantra pendek yang kedua ini : Namah samanta buddhānām, le lu puri vikule svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Le Lu Puri Vikuli Svaha !) <Anda harus membacanya tujuh kali.>

Pertama, dengan kedua tangan bentuk samputa, yang jari telunjuk ditempatkan di antara telapak tangan;
Dua jempol dan jari-jari kelingking dilengkungkan ke dalam sama seperti Pengait,
Jari-jari tengah bergabung untuk membentuk satu titik puncak, dan jari manis terpisah.
Putarlah itu sambil menunjuk dalam sepuluh penjuru arah: ini disebut mengikat batas yang lebih besar (sima-bandha).
Gunakan itu untuk melindungi wilayah di sepuluh penjuru arah, buatlah mereka semua menjadi stabil;
Dengan cara ini, urusan di seluruh tiga masa dapat semuanya dilindungi di mana-mana.
Atau sebagai kemungkinan lainnya, gunakan Acalanatha untuk mencapai segala sesuatu,
Melindungi diri Anda, memurnikan tempat, mengikat batas-batas ke segala penjuru arah, dan seterusnya.

Hrdaya Bija dari Acalanatha adalah: Namah samanta vajrānām, ham. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Ham!).

Selanjutnya, pertama buatlah penyembahan secara hormat dan lagi persembahkan air argha;
Seperti yang dijelaskan di dalam Sutra, buat persembahan dari wewangian dan seterusnya sesuai dengan aturan.
Kemudian, dengan Arya Acala memberdayakan (adhisthana) hal-hal ini,
Buat Mudra pedang kebijaksanaan-Nya dan percikan itu semua [dengan air wangi].
Benda-benda persembahan yang disiapkan ini seperti wewangian dan bunga,
Adalah yang akan dipercikkan lagi dan lagi dengan Guhya Mudra, dan juga membaca Mantra berulang kali.
Untuk masing-masing ucapkan Mantra yang tepat dan Vidya yang Anda miliki;
Setelah melakukan ini, Anda harus mengucapkan nama [persembahan] dan kemudian membakarnya.
Dalam setiap kasus, pertama, tempatkan di mana-mana di tengah [huruf] dari alam dharma yang murni,
Yaitu, pintu gerbang huruf RAM seperti yang diungkapkan sebelumnya.

Di antara [persembahan] yang namanya diucapkan, Mantra dari wewangian adalah: Namah samantabuddhānām, viśuddha gandhodbhava svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Anda yang telah timbul dari wewangian murni! Swaha!). <Anda harus membacanya tiga kali.>

Selanjutnya, Mantra dari bunga adalah: Namah samantabuddhānām, mahāmaitry-abhyudgate svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Anda yang telah muncul dari cinta kebaikan besar!, Swaha!). <Anda harus membacanya tiga kali.>

Selanjutnya, Mantra dari dupa adalah: Namah samantabuddhānām, dharmadhātvanugate svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Anda yang sama besar dengan alam dharma! Swaha!). <Anda harus membacanya tiga kali.>

Selanjutnya, Mantra dari cahaya lampu adalah: Namah samantabuddhānām, tathagatarci-spharan-āvabhāsana-gaganaudārya svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Pancaran dari cahaya Tathagata, dengan semua kecemerlangan seluas langit! Swaha!). <Anda harus membaca tiga kali.>

Selanjutnya, Mantra dari makanan: Namah samanta buddhānām, arara karara balim dadāmi balim dade mahābali svāhā. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Saya memberikan persembahan makanan dari arara dan kalala. Saya memberikan persembahan makanan, persembahan makanan besar! Swaha!). <Anda harus membacanya tiga kali.>

Untuk benda-benda persembahan lainnya yang untuk dipersembahkan,
Ikuti aturan ini, murnikan mereka melalui Arya Acalanatha.
Anda harus menggenggam telapak tangan kiri dan kanan bersama-sama dengan lima jari saling terjalin:
Ini adalah Mudra persembahan yang umum untuk semua benda.
Sang Mantra yogin yang memiliki kebijaksanaan, dalam memuja para Dewata suci,
Juga melakukan ritual batin yang murni dan paling menyenangkan.
Semuanya yang dipersembahkan mengisi sama seperti alam dharma,
wilayah ini dan negeri-negeri lain, memasuki semua keberadaan (gati) di mana-mana.
Dihasilkan oleh kebajikan dari para Buddha dan Bodhisattva,
Banyak spanduk dan panji-panji, kanopi yang berperhiasan, paviliun yang luas dan menakjubkan,
Raja pohon permata surgawi, semua dengan pelaksanaan [puja],
Dan awan-awan dari wewangian dan bunga, yang tidak terbatas seperti ruang angkasa,
Masing-masing menurunkan hujan persembahan yang dipersembahkan untuk menyelesaikan perbuatan Buddha:
Bayangkan bahwa Anda mempersembahkan itu semua kepada para Buddha dan Bodhisattva.
Dengan Vidya dari 'Gaganagañja (Akasagarbha)' dan Mudra persembahan yang umum,
Lakukanlah pemberdayaan tiga kali, dan keinginan Anda semua akan tercapai.

Bagian tambahan saat membaca Vidya dari Gaganagañja mengatakan:
"Dengan kekuatan dari kebajikan Saya dan kekuatan alam dharma,
Mereka mudah didapatkan setiap saat - luas dan juga murni,
Awan dari susunan persembahan besar mengalir keluar dari perkumpulan majelis yang seperti lautan,
Dari semua Tathagata dan banyak Bodhisattva,
Dikarenakan oleh pemberdayaan dari semua Buddha dan Bodhisattva.
Kebajikan yang dikumpulkan melalui perbuatan yang dilakukan sesuai dengan aturan,
Saya arahkan ke pencapaian siddhi demi keuntungan para makhluk. "

Berbicaralah dengan pikiran seperti itu, berharap bahwa praktik Vidya Anda menjadi murni.
Untuk hambatan menjadi terlenyapkan dan kebajikan menjadi tersempurnakan dari kemauan sendiri,
Tumbuhkan praktik yang benar setiap saat, tidak ada jangka waktu tertentu.
Jika sang Mantra yogin mencari siddhi dalam hidup ini,
Pertama, mereka harus membaca sesuai dengan aturan dan melakukan persembahan batin.
Ketika apa yang harus dilakukan telah berakhir, maka selama satu bulan,
Dan lengkap dengan ritual luar, bacalah Mantra.
Lebih lanjut, dengan nyanyian khusus dari Vajradhara
Sembahlah para Buddha dan Bodhisattva, dan Anda akan mendapatkan keberhasilan yang cepat.
Syair pemujaan (arca gatha) dari Vajradhara mengatakan:
Dharma itu, yang tiada bandingnya, yang tidak bergerak, yang sama, dan yang kukuh,
Berbelas kasihan kepada yang menjalani perpindahan dan melenyapkan penderitaan mereka.
Secara menyeluruh menganugerahkan siddhi dan semua keuntungan,
Dharma itu terbebas dari noda, tidak berubah, tidak tertandingi, dan paling unggul.
Sebanding dengan ruang angkasa, tidak bisa dibandingkan,
Dan bahkan sepuluh juta partikel debu tidak akan mendekati salah satu nya.
Selamanya di dalam sumpah untuk mencapai hasil di alam para makhluk,
[Para Buddha] tidak habis-habisnya dalam hubungan dengan siddhi, dan oleh karena itu, melampaui perbandingan.
Belas kasih Mereka, selalu tanpa noda, muncul dari usaha,
Dan menyelesaikan siddhi menurut sumpah Mereka, oleh sifat alami yang tidak dapat dihalangi.
Mereka menyelesaikan tujuan para makhluk, meluas di mana-mana di sekeliling,
Dan bersinar terus-menerus dan tidak henti-hentinya, menjadi luas di dalam belas kasih Mereka.
Terbebas dari hambatan dan tanpa rintangan, Mereka yang berlatih praktek belas kasih,
Meliputi tiga masa, mengabulkan pemenuhan keinginan.
Di dalam yang ukurannya tidak terukur itu mengarah ke tempat tertinggi,
Betapa menakjubkan Dharma yang menakjubkan ini, yang dicapai oleh sang Sugata!
Jangan melanggar sumpah Anda, dan berikan saya hasil yang tidak tertandingi!
Mereka yang mengabulkan keinginan ini, selamanya tiba di tempat khusus,
Secara luas di seluruh dunia Mereka memenuhi keinginan yang baik,
Tidak ternoda di dalam semua keberadaan dan tanpa dukungan di dalam tiga alam.

Syair gatha itu adalah sama seperti Mantra, dan Anda harus membaca teks Sanskritnya.
Setelah membaca pujian dalam arca gatha ini, dengan ketulusan, berlindunglah kepada sang Guru Pembimbing Dunia :
"Saya berdoa memohon para Makhluk suci memberikan saya siddhi untuk dengan belas kasih menyelamatkan makhluk hidup! "
Kemudian, dengan keinginan untuk menguntungkan orang lain, visualisasikan di mana-mana awan dari perwujudan dari Buddha:
"Melalui kebajikan yang saya telah olah, pemberdayaan dari para Buddha, dan kekuatan Samantabhadra sendiri dari alam dharma,
Mereka duduk di alas bunga teratai dan pergi ke sepuluh penjuru arah, membimbing para makhluk sesuai dengan kecenderungan mereka.
Mengandalkan sumpah para Tathagata sendiri, Mereka membersihkan semua rintangan dalam dan luar
Dan membuat perwujudan tindakan yang melampaui duniawi, mengisi para makhluk sesuai dengan keyakinan-dan-pemahamannya,
Dihiasi oleh kebajikan dan muncul di dharmadhatu yang murni.
Dikarenakan oleh pemberdayaan dari kekuatan ajaib sang Tathagata, mereka mencapai tujuan para makhluk
Dan mengisi gudang para Buddha yang tidak terbayangkan dalam penghasilan harta yang tidak habis-habisnya. "

Ucapkan tiga kali Vidya dari Gaganagañja/Akāśagarbha; penampilan guhya Mudranya sama seperti yang dijelaskan sebelumnya.
Para pandita di Mantrayana ini oleh karena itu harus menimbulkan pikiran dari keyakinan yang jelas:
Ini telah diumumkan oleh semua Guru Pembimbing, dan jadi jangan memfitnahnya atau menimbulkan keraguan.

ajita

  • Administrator
  • Sr. Member
  • *****
  • Posts: 350
    • View Profile




Bab XXXV
Aturan untuk pembacaan

Setelah menyembah dalam cara ini dengan ritual penuh,
bangkitkan pikiran yang menguntungkan para makhluk yang tidak habis-habisnya,
Bersujudlah kepada para Buddha dan Dewata suci,
dan, tinggal berdiam di dalam sikap yoga, masuklah kedalam 'pemusatan pikiran (Samādhi)'.
Aturan ritual untuk empat jenis 'perenungan meditasi (Dhyana)',
bisa membuat sukacita dan kebahagiaan timbul di dalam hati Anda,
Dan melalui pemberdayaan oleh [Mantra] arti sebenarnya,
Anda akan mencapai 'keseimbangan batin (samahita)' yang dicapai dengan Mantra.
Sekarang, cara yang bijaksana akan selanjutnya dijelaskan,
ketika Anda melakukan pembacaan Mantra.
Orang bijak, sesuai dengan apa yang diungkap sebelumnya,
visualisasikan Dewatanya sendiri di depannya.
Di dalam lingkaran terang dari bulan di dalam hatinya
Dia dengan jelas melihat semua huruf dari Mantra,
Dan Dia harus melafalkannya secara berurutan,
hingga pikirannya telah dimurnikan dan tidak bernoda.
Jumlah [dari pembacaan], banyak [pembacaan], perwujudan dari tanda-tanda, dan seterusnya
akan selesai dengan mengikuti ajaran Sutra ini.
Ketika mencari tujuan dengan memiliki tanda-tanda,
Mantra siddhi akan tercapai sesuai dengan keinginan:
Ini disebut praktek duniawi dengan tanda-tanda;
empat anggota pintu gerbang Dhyana adalah yang berbeda lagi.
Sang Yogin harus menimbulkan pikiran yang tegas,
dan pertama, Dia harus memvisualisasikan Dewatanya sebagai fokus utamanya:
Dengan berpegang pada Mantra [dari Dewata ini] dan Guhya Mudra,
Dia sendiri di dalam yoga menjadi wujud dari Dewatanya.
Berhubungan dengan penampilan tubuh, nirvana, cara perilaku, dan seterusnya
[Dia berpikir] "tubuh saya adalah tidak berbeda [dari dewata ini] dan bahwa perilakunya juga sama,
Dan melalui tinggal berdiam dalam kesesuaian dengan keadaan aslinya [dari dewatanya],
bahkan orang yang sedikit kebajikannya akan berhasil.
Hal ini dijelaskan di dalam bagian tentang kebenaran tertinggi di dalam Yoga [Tantra].
Selanjutnya, Dia harus mengubah pintu gerbang huruf dari Vidya itu,
Dan dengan menganggap melalui visualisasi wujud Dewatanya,
Dia akan berhasil dalam melihat lambang dari rahasia tubuh.
Sutra ini menjelaskan secara singkat bahwa ada dua tanda :
Visualisasi pada Samyaksambuddha dianggap sebagai yang terpenting,
Dan selanjutnya, menuju ke visualisasi pada para Bodhisattva dan Dewata suci,
Arya Manjusri dianggap sebagai pemimpinnya [ini].
Lalu bertindaklah sesuai dengan posisi [Makhluk suci ini],
melalui kesesuaian dengan Mudra dan Mantra.
Huruf bija dari Manjusri adalah pintu gerbang huruf MAM, dan itu sudah dijelaskan di dalam bab sebelumnya.
Dia yang sesuai dengan samādhi dari dewatanya sendiri,
menempatkan Hrdaya [-mantra] itu di hatinya sebagai huruf bija;
Dia harus mengamati dirinya sendiri begitu,
dan tinggal berdiam di dalam bodhicitta yang murni.
Wujud [dari Dewata] yang dikenal oleh orang banyak,
Dia ikuti di dalam prakteknya, dan harus tidak berbeda.
Dia harus tahu bahwa Arya Manjusri,
penampilan wujud-Nya adalah berwarna kuning jingga.
Di atas kepala-Nya, Dia menampilkan tanda seorang anak muda yang memiliki lima jambul;
Di tangan kiri-Nya, ada Vajra pada bunga teratai biru,
Dan dengan tangan kanan-Nya bersikap Mudra melimpahkan keberanian (Abhaya Mudra)
atau membentuk Mudra mengabulkan keinginan Vajra (Vajra-varada Mudra).

Mantra dari Manjusri adalah: Namah samantabuddhānām, he he kumāraka vimuktipathasthita smara smara pratijñām svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! He! He! Anak muda! Anda yang tinggal berdiam di jalan menuju pembebasan! Ingat, ingat sumpah Mu! Swaha!).

Tangan kiri dan tangan kanan membentuk genggaman tangan berongga (samputa-anjali);
Jari-jari tengah saling terkait dengan jari-jari manis,
Dan dua jari telunjuk dilengkungkan di sekitar ke jempol,
berbentuk seperti pengait, untuk membentuk Guhya Mudra.
Gunakan itu untuk diterapkan ke semua bagian tubuh Anda
dan kemudian melakukan berbagai macam perbuatan.
Anda harus tahu bahwa yoga untuk memutar huruf dari para Buddha dan Bodhisattva juga seperti ini.
Atau sebagai kemungkinan lain, bukan merupakan pelanggaran menggunakan cara dari,
Mantra dan Mudra yang dijelaskan di dalam Sutra lain,
dan mendasarkan diri pada aturan ritual yang berbeda yang dijelaskan disitu,
ataupun menggunakan pintu gerbang biasa untuk tiga misteri (triguhya).
Untuk Dia yang mengerti bagaimana untuk memutar [huruf-huruf Mantra],
segala sesuatu yang dilakukannya akan berhasil.

Hrdaya Bija yang umum adalah: Namah samanta buddhanam, ka. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! KA !).

Pintu gerbang huruf KA dijelaskan di dalam Sutra,
bahwa semua dharma adalah yang tanpa kegiatan (Karya).
Dengan cahaya dari prinsip ini,
Anda harus bermeditasi merenungkan arti sebenarnya dari bunyi ini.
Mudra dari Cintamani, sang raja permata:
Silangkan lima jari dari tangan kiri dan kanan -
Ini adalah bentuk dari kepalan tangan tinju Vajra (Vajramusti),
yang umum untuk semua ritual Bodhisattva.

Mantra dari semua Bodhisattva adalah: Namah samanta buddhānām, sarvathā-vimati-vikirana dharmadhātu-nirjāta sam sam ha svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Anda yang menghilangkan keraguan dalam segala hal! Anda yang terlahir dari dharmadhatu! Sam sam ha! Swaha!).

Huruf KHA berisi semua warna, dan pada itu ditambahkan sebuah titik besar kekosongan (menjadi KHAM);
Seperti yang diumumkan sebelumnya, letakkan di atas kepala Anda:
Anda akan mendapatkan kesetaraan dengan ruang angkasa, dan semua dharma juga dikatakan demikian.
Kemudian, di dalam kepala Anda, bayangkan huruf asal-mula (A),
Dihiasi dengan titik putih murni (menjadi AM), intisari tertinggi dari seratus Vidya.
Mata, sama seperti lampu yang terang, memiliki huruf yang tanpa cacat dengan [titik besar dari] kekosongan (menjadi RAM).
Tinggal berdiam di dalam tempat dari Dewata Anda, dan Sambuddha akan muncul di depan Anda:
Anda harus melihat dengan cara ini sampai Dia menjadi cukup jelas.
Lagi, visualisasikan lingkaran bulan, yang penuh dan jelas, di dalam hati Anda,
Bersinar terang dengan pintu gerbang huruf A, dibuat sepenuhnya dalam warna dari Vajra (yaitu, kuning).
Arti sesungguhnya dari bunyi [ini] dijelaskan sebagai yang pada awalnya tidak dilahirkan adalah semua dharma:
Sepatutnya mengamati dalam bagaimana segala sesuatu muncul dari intisari huruf A ini.
Huruf-huruf dari bunyi itu adalah sama seperti karangan bunga, dikelilingi oleh api yang terang,
cahaya itu yang, secara semesta cerah dan murni, mampu menghancurkan gua dari ketidaktahuan.
Dimulai dengan huruf KA, pintu gerbang huruf lainnya juga,
Semuanya harus diolah dengan cara ini sambil berpikir tentang kebenaran dari bunyi suara itu.
Atau sebagai kemungkinan lain, atur di dalam lingkaran Mantra Anda sendiri di dalam lingkaran yang terang:
Huruf tunggal dan kata-kata mengikuti nafas keluar dan masuk.
Atau sebagai kemungkinan lain, praktekkan cara dari batin (pikiran) atau [empat] bagian,
sesuai dengan alasan seperti ketika berada di dalam keseimbang batin (samahita);
Pikirkan mencapai siddhi dengan pikiran menguntungkan para makhluk secara semesta.
Ketika melakukan pembacaan, berhentilah setelah Anda menjadi sangat lelah.
Atau sebagai kemungkinan lain, atur huruf-huruf Mantra di dalam lingkaran bulan di dalam hati Anda,
Dan, sesuai dengan maknanya yang mendalam dan mistis,
renungkan kebenaran dari bunyi suaranya.
Dia yang membaca dengan cara ini melakukan cara bijaksana lainnya:
Untuk mencapai akar kebaikan dengan kumpulan kebajikan yang Dia telah olah,
Dia harus mempraktekkan ritual dari batin (pikiran) atau [empat] bagian, yang tidak ada waktu yang tetap.
Jika Dia menginginkan Siddhi yang lebih tinggi, menengah, atau yang lebih rendah dalam kehidupan sekarang,
Dia harus dengan cara bijaksana ini pertama melakukan 'pembacaan batin (pembacaan didalam pikiran)'.
Itu adalah Dharma yang diajarkan oleh Bhagavan Samyaksambuddha.
Selain itu, Dia menyajikan wewangian, bunga, dan sebagainya, membuat persembahan sesuai dengan kemampuannya.

Ada dua cara singkat dari pembacaan awal. Pertama, adalah tergantung pada waktu, dan yang kedua adalah tergantung pada tanda-tanda. "Waktu" berarti selesainya jumlah yang diharapkan [dari pembacaan] dan periode tetap seperti hari atau bulan. "Tanda-tanda" berarti cahaya yang menyala terang dan suara yang dipancarkan oleh stupa atau lukisan atau gambar sang Buddha. Anda harus tahu bahwa ini adalah tanda-tanda bahwa dosa sang Mantra-yogin yang merintangi telah dibersihkan.

Hal ini seperti yang dijelaskan di dalam Sutra: setelah pertama kali membaca dengan penerapan batin, maka bacalah penuh satu laksa. Setelah itu habiskan bulan kedua, praktekkan cara bijaksana lengkap dengan [empat] bagian, dan kemudian lakukan ritual pencapaian sesuai dengan keinginan utama Anda. Jika ada [tanda-tanda dari] hambatan, pertama, mengandalkan pintu gerbang untuk perwujudan dari tanda-tanda, gunakan pembacaan batin, dan kemudian pada bulan yang kedua, lakukan penyembahan lengkap dengan [empat] bagian. Jadi harus diketahui begitu.

Kemudian, untuk Dia yang, berkeinginan mempraktekkan pintu gerbang ke tiga misteri sang Tathāgata (triguhya : tubuh, ucapan, pikiran),
Satu bulan telah berlalu, cara bijaksana akan selanjutnya dijelaskan.
Jika sang Yogin membaca Mantra dengan Mudra dari sang Samyaksambuddha Mahavairocana, Dia harus mengandalkan cara berikut.

Hrdaya Bija dari Vairocana adalah: Namah samanta buddhānām, a. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! A !).

Pintu gerbang ke huruf A berarti bahwa semua dharma adalah yang awalnya tidak dilahirkan, sama seperti yang dijelaskan sebelumnya.

Segel rahasia dari tubuh (kayaguhya mudra) untuk ini adalah ciri dari seberkas rambut putih (urna) dari Samyaksambuddha:
Tangan kanan membentuk kepalan tangan berbentuk tinju Vajra (vajramusti) dan tempatkan di antara alis mata.

Mantra dari urna sang Tathagata adalah: Namah samanta buddhānām, ah ham jah. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Ah Ham Jah!).

Sama seperti sebelumnya, ubah huruf A menjadi Bhagavan Vairocana :
Karena pemberdayaan oleh kekuatan Dharma, Dia tidak berbeda dari diri Anda sendiri.
Tinggal berdiam di dalam yoga dari Dewata Anda sendiri, terapkan lima huruf,
Untuk bagian bawah dari tubuh, pusar, dada, bagian atas kepala, dan diantara alis mata:
Rubahlah bentuknya dan dirikan itu saat berada di dalam meditasi Samahita (keseimbangan batin).
Dengan tinggal berdiam sesuai dengan cara ini, Anda akan sama persis dengan Bhagavan Sakyamuni.
Huruf A, sepenuhnya berwarna emas, digunakan untuk membentuk lingkaran Vajra:
Itu 'memberdayakan (adhisthana)' bagian bawah dari tubuh dan disebut 'tempat duduk yoga (yogasana)'.
Huruf VAM, bercahaya bulan putih, di tengah-tengah kumpulan kabut:
Itu memberdayakan pusar dan disebut air dari 'belas kasihan yang besar (mahakaruna)'.
Huruf RAM, seperti cahaya matahari di awal hari, berwarna merah dan ada di dalam segitiga:
Itu memberdayakan tempat hati Anda dan disebut cahaya api kebijaksanaan.
Huruf HAM, seperti api dari bencana di akhir dari kalpa, berwarna hitam dan di dalam 'lingkaran angin' (vayu-cakra):
Itu memberdayakan tempat dari seberkas rambut putih [antara alis] (urna) dan disebut kekuatan dari penguasa (isvara-bala).
Huruf KHA dengan sebuah titik kekosongan (menjadi KHAM) menjadi semua warna:
Itu memberdayakan bagian atas kepala dan oleh karena itu disebut langit kosong yang besar (maha akasa).

Kelima jenis Mantra hati ini telah dijelaskan di Bab II. <Sebagai tambahan, lima syair gatha ini harus dilengkapi dengan arti dari Sutra oleh Mereka yang telah diabhiseka untuk menguraikan kata-katanya.>

Tubuh Anda dihiasi dengan lima huruf ini, kewibawaan sepenuhnya tercapai,
Dan nyala obor dari kebijaksanaan besar memadamkan semua perbuatan dosa.
Rombongan dari tentara Mara dan para penghalang lainnya,
Akan melihat Orang tersebut yang gemilang seperti Vajra.
Lebih lanjut, di dalam kepala Anda, tempatkan Raja pencahayaan semesta dengan seratus sinar cahaya (huruf AM),
Dan Anda akan mendirikan mata yang tidak bernoda, cerah bersinar seperti lampu.
Tinggal berdiam di dalam Yoga seperti sebelumnya dan juga diberdayakan,
Orang bijak itu melihat dirinya sebagai yang sama dengan tubuh sang Tathagata.
Dia bersesuaian dengan karangan bunga dari bunyi suara di tempat lingkaran bulan yang terang di dalam hatinya,
Dengan tidak ada jeda dalam huruf-huruf, sama seperti bunyi lonceng yang harmonis.
Ambillah Mantra apaun dari Samyaksambuddha, bacalah,
Dan dengan cara bijaksana ini, Anda akan cepat mencapai Siddhi.
Selanjutnya, jika Anda bermeditasi merenungkan Bhagavan Sakyamuni,
Sekarang saya akan lebih lanjut memberitakan pintu gerbang Vidya yang akan digunakan.

Huruf Bija dari sang Sakya adalah pintu gerbang huruf BHAH, dan itu sudah dijelaskan di dalam bab sebelumnya.

Arti sebenarnya dari bunyi suara ini adalah terpisah jauh dari semua visualisasi (bhavana).
Untuk Guhya Mudra dari tubuh Buddha, menggunakan mangkuk (patra) dan seterusnya yang dari sang Tathagata:
Anda harus menempatkan tangan kanan di atas telapak tangan kiri dalam sikap meditasi dan tempatkan menghadap pusar.

Mantra dari Buddha Sakyamuni adalah: Namah samanta buddhānām, sarva-kleśa-nisūdana sarva-dharma-vaśitā-prāpta gagana-samā-sama svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Anda yang menghancurkan semua kotoran! Anda yang telah memenangkan kendali atas semua dharma! Anda yang sama dengan langit dan tanpa bandingan! Swaha!).

Dengan cara ini, guhya Mudra dan Mantra lainnya dari Samyaksambuddha dapat digunakan, masing-masing berdasarkan Sutra utama. Lagi, sesuai dengan cara bijaksana sebelumnya, Anda harus memvisualisasikan pintu gerbang huruf yang berubah wujud menjadi Dewata Anda, dan, tinggal berdiam di dalam cara yoga, Anda harus mengatur huruf Bija dan kemudian membaca Mantra yang Anda telah terima. Jika Anda tinggal berdiam melalui praktek dari sang Tathagata ini, Anda akan  berada di dalam 'Raja Altar Bundar Yang Lahir dari Rahim Kasih Sayang Yang Besar (Maha Karuna Udbhava Mandala Raja)', memperoleh Abhiseka sebagai seorang Acarya, dan cocok untuk berlatih penuh; Ini tidak cocok bagi mereka yang telah hanya memperoleh penyucian untuk membaca Vidya (vidyadhara-abhiseka). Adapun tata cara dari cara yang bijaksana dari pintu gerbang empat bagian Dhyana, bahkan jika aturan ritual yang dijelaskan dalam Sutra lainnya memiliki kekurangan, Anda akan mendapatkan kebebasan dari kesalahan jika Anda berlatih sesuai dengan cara ini. Karena Dewata Anda akan bersukacita, itu akan meningkatkan kekuatannya yang luar biasa dan pahala kebajikan akan bertambah dengan sesuai. Kemudian, ketika Anda telah selesai membaca, gunakan cara ini berkali-kali untuk melindungi diri Anda sendiri. Meskipun mungkin tidak dijelaskan di dalam Sutra lainnya, Anda harus menerapkan artinya secara umum, dan itu akan menyebabkan Yogin untuk mendapatkan Siddhi dengan cepat.

Selanjutnya, ritual untuk tata letak Mandala di mana Dewata Anda tinggal berdiam:
Mandala berwarna sama dengan wujud [Dewata] nya,
dan dengan cara yoga ini, Anda akan cepat mencapai Siddhi.
Anda harus tahu bahwa ada tiga jenis Siddhi:
pelenyapan bencana (santika), peningkatan manfaat (paustika), dan penaklukan pikiran (abhicarika).
Dalam membedakan [ritual] perbuatan, ada empat pembagian,
dan itu harus digunakan sesuai dengan jenisnya:
Warna-warnanya adalah putih murni, kuning, merah, dan hitam gelap,
dan Mandalanya adalah yang bulat, persegi, segitiga, dan bentuk bunga teratai.
Menghadap ke utara, penjuru yang lebih unggul, tinggal berdiam di dalam sikap bunga teratai (padmasana),
dengan pikiran hening tenang tanpa nafsu melakukan perbuatan Santika.
Menghadap ke timur, penjuru awal, [duduk di dalam] sikap tubuh yang menguntungkan (sriasana),
dengan wajah bahagia melakukan perbuatan Paustika.
Menghadap ke barat, penjuru belakang, [duduk] di dalam sikap tubuh yang baik (bhadrasana),
dengan sukacita dan kemarahan untuk perbuatan penarikan (Akarsana).
Menghadap ke selatan, penjuru bawah yang lebih rendah, sikap jongkok dan sebagainya
dengan penampilan dari kemarahan melakukan perbuatan penaklukan (Abhicarika).
Mengetahui juga Guhya Mudra, sikap tubuh, warna, dan cara perilaku [dari Dewata Anda],
Dan mempersembahkan bunga, wewangian, dan seterusnya dengan sesuai.
Segala sesuatu harus secara luas dibedakan dengan cara ini:
Perbuatan untuk memurnikan rintangan, meningkatkan pahala kebajikan, pemenuhan dan sebagainya,
untuk meninggalkan tempat dan pergi jauh, dan penaklukkan.
Mantra yang memiliki kata OM di awal dan SVAHA ditambahkan pada akhir adalah digunakan dalam Santika;
Jika Mantra dimulai dengan kata OM dan HUM PHAT ditambahkan pada akhir adalah digunakan dalam Akarsana;
Yang dengan kata NAMAH pada awal dan akhir adalah digunakan dalam Paustika,
dan yang dengan HUM PHAT pada awal dan akhir adalah digunakan dalam Abhicarika;
Kata HUM dan PHAT adalah berlaku untuk tiga situasi (Santika, Paustika, Abhicarika),
dan tambahkan nama [dari orang yang bersangkutan] di tengah-tengah diantaranya.
Membedakan karakteristik Mantra dengan cara ini,
Orang bijak harus memahami segala sesuatu.

ajita

  • Administrator
  • Sr. Member
  • *****
  • Posts: 350
    • View Profile



Bab V
Perbuatan Mantra

Kemudian sang Mantra yogin, setelah selesai membaca dengan aturan yang sesuai, harus lagi sesuai dengan perbuatan sebelumnya memberdayakan dirinya sendiri sehingga Dia menjadi wujud Vajrasattva, pikirkan pahala kebajikan yang tidak terukur dari yang sangat banyak sekali para Buddha dan Bodhisattva, bangkitkan pikiran kasih sayang yang besar (maha karuna) terhadap alam makhluk yang tidak habis-habisnya, dan buat persembahan menurut kemampuannya. Setelah membuat persembahan, Dia harus kemudian dengan pikiran tunggal menggabungkan telapak tangannya (anjali) dan dengan nyanyian Vajra dan kata-kata luhur lainnya memuji kebajikan sejati dari Tathagata.

Kemudian, dengan segala kebaikan yang telah dilakukan, Dia menyalurkannya dan membuat sumpah, mengucapkan kata-kata ini: "Sama seperti Maha Buddha Bhagavan menyalurkan kebajikan yang Dia capai, pahami, dan himpun pada Anuttara Sambodhi, demikiann juga yang Saya lakukan sekarang, memberikan seluruh kumpulan kebajikan Saya kepada makhluk di dharmadhatu untuk memungkinkan mereka semua untuk menyeberangi lautan kelahiran dan kematian semuanya bersama-sama, mencapai jalan kemahatahuan (sarvajnana), memenuhi semua dharma dari keuntungan diri sendiri dan menguntungkan orang lain, dan tinggal berdiam di tempat tinggal yang besar dari Tathagata (huruf yang tanpa awal A). Ini tidak berarti bahwa Saya mencari Bodhi demi diri sendiri saja. Selama Saya mengulangi kelahiran dan kematian untuk menyelamatkan makhluk sehingga mereka bisa sama-sama memperoleh sarvajnana, Saya akan selalu memupuk kebajikan (guna) dan pengetahuan (jnana) tanpa terlibat dalam tindakan lainnya. Saya berdoa agar kami bisa mencapai kebahagiaan tertinggi dan bahwa pencarian Siddhi akan semuanya disempurnakan, terbebas dari hambatan."

Selain itu, Dia berpikir lebih jauh: "Biarlah Saya dengan cepat diberkahi dengan berbagai permata murni dan menakjubkan, baik yang di dalam maupun diluar, dan Saya sendiri menghiasi dengan itu. Semoga itu terus menerus dan tanpa terputus mengalir ke mana-mana dan dengan alasan ini memenuhi setiap keinginan dari semua makhluk."

Dengan demikian itu telah dijelaskan secara singkat. Ketika berlatih lebih luas, yang harus Anda lakukan adalah seperti yang dijelaskan di dalam Sumpah Perbuatan Samantabhadra (Bhadracaryāpranidhāna) dan Sutra lainnya dari Mahayana, melafalkannya dengan tekad. Atau sebagai kemungkinan lain, mengatakan: "Sama seperti para Buddha dan Bodhisattva membangkitkan sumpah kasih sayang yang besar pada apa yang Mereka sendiri capai, demikian juga Saya membuat sumpah."

Selanjutnya, Anda harus mempersembahkan air argha. Bentuk anjali penghormatan, tempatkan di atas kepala Anda, pikirkan tentang kebajikan sejati dari para Buddha dan Bodhisattva, buat persembahan dengan ketulusan, dan ucapkan syair-gatha ini:

"Untuk semua Orang yang telah lama terbebas dari segala kesalahan, yang tubuhnya dihiasi dengan kebajikan yang tidak terukur,
Dan yang berniat membawa keuntungan kepada para makhluk, sekarang Saya berlindung dan membuat penyembahan kepada Mereka semua."

Selanjutnya, Anda harus menyapa para Makhluk Suci itu, ucapkan syair-gatha ini:

"Para Buddha hadir di sini, para Bodhisattva penyelamat dunia,
Dan Orang-orang yang telah mencapai tahap khusus tanpa menghentikan ajaran Mahayana,
Saya berdoa bahwa para Dewata suci yang sangat banyak akan mengakui Saya dengan pasti,
Dan semoga masing-masing, sesuai dengan tempat tinggal Mereka, kemudian berkenan untuk datang lagi dengan belas kasihan."

Kemudian, dengan menggunakan Mantra dari Samaya dan Guhya Mudra, Anda harus melepaskan [Mudra] di atas kepala Anda dan menimbulkan pemikiran bahwa semua perlindungan dan pemberdayaan [yang dilakukan sebelumnya dengan Mantra dan Mudra] telah dilepaskan. Dengan cara bijaksana ini, para Dewata yang sebelumnya dipanggil, masing-masing kembali ke tempat tinggal Mereka, jika sebaliknya [jika tidak dilepas] Mereka akan terdorong untuk menetap karena sumpah besar Mereka yang tiada bandingan.

Selanjutnya, gunakan [Mantra dan Mudra] sifat alami (svabhava) dari dharmadhatu untuk memberdayakan diri Anda sendiri, pikirkan tentang pikiran Bodhi yang murni, dan tinggal berdiam di dalam wujud Vajrasattva. Vidya dan Mudra untuk ini telah dijelaskan pada Bab II. Ketika Anda telah selesai membaca, berdayakan diri Anda sendiri dengan tiga Mudra itu, dan semua pintu gerbang untuk praktek Mantra telah selesai, aturan akan semuanya telah terpenuhi.

Kemudian, sesuai dengan cara bijaksana sebelumnya, Anda harus memvisualisasikan huruf dari dharmadhatu (yaitu, RAM), tandai bagian atas kepala Anda dengan itu. Pakai baju perisai Vajra, dan karena perhiasan rahasia ini, Anda akan menjadi yang tidak bisa dihancurkan, sama seperti sifat alami Vajra. Semua orang yang mendengar suara atau melihat atau menyentuh Anda pasti akan terdirikan di dalam Anuttara Samyak Sambodhi, dengan semua jasa kebajikan sepenuhnya tercapai, dan Anda akan sama dengan Bhagavan Vairocana, tidak ada perbedaan.

Selanjutnya, bangkitkan pikiran kemajuan dan praktekkan perbuatan khusus. Di tempat yang bersih yang dihiasi dengan bunga-bunga yang wangi, pertama, buat diri Anda sendiri menjadi sang Bodhisattva Avalokitesvara atau tinggal berdiam di dalam sifat alami dari Tathagata dan, ikuti cara bijaksana yang sebelumnya, berdayakan [diri Anda] dengan Mantra dan Guhya Mudra. Kemudian, dengan pikiran pemberian Dharma (dharmadana), bacalah dengan suara keras Vaipulya Sutra dari Mahayana atau bacakanlah di dalam pikiran Anda dan undang para Dewata surga dan sebagainya untuk mendengarnya. Seperti yang dikatakan di dalam syair-gatha ini:

"Dalam Sarva Tathagata Tattva Samgraha Sutra diajarkan bahwa Avalokitesvara, yang bermata bunga teratai,
Sama persis dengan semua Buddha, tubuh dari perhiasan yang tidak habis-habisnya.
Atau sebagai kemungkinan lain, gunakan Guru Pembimbing dunia, yang berdaulat atas semua dharma,
Dan, ambil salah satu dari nama-nama Mereka, lakukan pemberdayaan dengan sifat alami asli Mereka."

Bija Hrdaya dari Avalokitesvara adalah: Namah samanta buddhānām, sah. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! SAH !).

Arti sesungguhnya dari pintu gerbang huruf ini adalah bahwa semua dharma adalah yang tanpa noda:
Dengan mengucapkan bunyi suara itu, Anda harus melakukan visualisasi seperti itu.
Penampilan tubuh mistik untuk ini adalah yang disebut sebagai Mudra bunga teratai,
Sama seperti kursi yang dipersembahkan sebelumnya, Saya sudah menjelaskannya secara terpisah.

Selanjutnya, Mantra dari Avalokitesvara adalah: Namah samanta-buddhānām, sarva-tathagatāvalokita karunāmaya ra ra ra hum jah svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Tatapan dari semua Tathagata! Yang terbentuk dari belas-kasih! RA RA RA HUM JAH! Swaha! ).

Sama seperti sebelumnya, tempatkan Hrdaya-bija dari dharmadhatu (yaitu, RAM) di atas kepala Anda, gunakan Mantra dan Guhya Mudra ini untuk pemberdayaan, dan untuk yang terbaik dari kemampuan Anda, bacakanlah Sutra Dharma atau bangunlah Caitya, Mandala, dan seterusnya. Ketika apa yang harus dilakukan telah diselesaikan, selanjutnya, bangkitlah dari kursi Anda, dan dengan wajah yang damai Anda harus hadir untuk urusan manusia.

Kemudian, untuk mendapatkan makanan bagi tubuh Anda, pergilah ber-pindapatra untuk makanan, atau itu diperoleh melalui undangan dari dānapati atau di dalam Sangha. Anda harus menghindari ikan, daging, sayuran yang berbau kuat, dan sisa-sisa persembahan kepada Dewata dan Buddha, serta berbagai macam sisa yang tidak bersih. Anda juga harus tidak menelan minuman keras anggur atau jus dari buah pohon yang dapat memabukkan orang.

Selanjutnya, sajikan potongan makanan lezat, persembahkan kepada Dewata Anda, dan lakukan ritual makanan sesuka Anda. Jika ada makanan yang tersisa, maka sisihkan sejumlah kecil untuk menghilangkan kelaparan dan yang membutuhkan. Anda harus membangkitkan pikiran ini: "Dalam rangka mempertahankan organ fisik Saya dan berlatih Jalan dalam ketenangan, Saya menerima potongan makanan ini, sama seperti pasak roda kereta yang diminyaki agar untuk membuatnya mencapai tujuan tanpa mogok. Saya harus tidak dikarenakan oleh rasa makanan menjadi terombang-ambing dalam pikiran dan tidak menimbulkan pikiran dari kenikmatan atau menghias tubuh. "Kemudian visualisasikan Hrdaya-Bija dari dharmadhatu, sepenuhnya memurnikan makanan, dan dengan Karma Vajra berdayakanlah diri Anda sendiri : Bija untuk ini adalah sama seperti Mantra untuk huruf VAM yang telah dijelaskan [dalam Bab III]. Kemudian bacalah Vidya untuk menganugerahkan sepuluh kekuatan sebanyak delapan kali, dan makanlah makanan itu. Vidya ini adalah: Namah sarva buddha bodhisattvānām, om balam dade tejomālini svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha dan Bodhisattva! OM, sang Pemberi kekuatan! Yang dilingkari dalam kemegahan! Svaha!)

Tinggallah berdiam demikian, pertama, capailah yoga dari Dewata Anda. Ketika Anda telah selesai makan, berikan sisa makanan yang telah tersentuh kepada orang yang berhak untuk memakannya dengan Mantra-hati untuk mencapai semua perbuatan. Anda harus menggunakan Mantra dari Arya Acala, yang mutlak sempurna dan paling murka. Anda harus membacanya sekali, dan penerima itu akan bersukacita, terus mengikuti sang yogin, dan berpikir untuk melindunginya. Mantra itu adalah: Namah samanta vajrānām, trat amogha canda mahārosana sphotaya hum tramaya tramaya hum trat ham mam. (Menyembah hormat kepada semua Vajra! TRAT, yang mutlak sempurna, ganas, murka besar! Belah berkeping-keping! HUM! Bingungkan, bingungkan! HUM TRAT HAM MAM!)

Setelah selesai makan, beristirahatlah sebentar, dan kemudian Anda harus kembali menyembah para Buddha dan bertobat dari dosa-dosa Anda untuk memurnikan pikiran Anda. Lakukan tindakan rutin dengan cara ini, serta bacalah Sutra dengan keras seperti sebelumnya, dan selalu berkutat dengan demikian. Begitu juga di dalam bagian hari terakhir.

Pada waktu pertama dan waktu akhir dari malam hari, pikirkanlah Mahayana secara tidak terputus. Saat mencapai waktu tengah malam, pakailah baju perisai Vajra dengan Karma Vajra sama seperti sebelumnya dan beri penghormatan kepada semua Buddha dan Maha Bodhisattva. Lalu Anda harus membuat persembahan dengan pikiran sesuai dengan aturan dan bentuklah pikiran ini: "Karena Saya mencari penyebab dan kondisi yang paling penting (yaitu, Bodhi) demi semua makhluk, Saya akan tidur sebentar untuk menjaga tubuh ini. Ini bukanlah karena mendambakan kesenangan tidur."

Pertama, Anda harus mengatur sikap tubuh Anda dan berbaringlah di sisi kanan Anda dengan kedua kaki ditempatkan satu di atas yang lain. Jika anggota tubuh Anda menjadi lelah, Anda bisa berbalik sesuka Anda tanpa pelanggaran. Agar untuk membuat diri Anda bangun dengan cepat, Anda harus selalu menetapkan pikiran pada sesuatu yang terang. Selain itu, Anda harus tidak berbaring di tempat tidur.

Selanjutnya, pada hari-hari lain juga berlatih dengan cara ini. Sang Mantra-yogin, dengan tidak mengabaikan aturan dan berlatih dengan tekun tanpa gangguan, memperoleh pengangkatan sebagai Yang mengolah praktik Bodhisattva melalui Mantrayana. Jika, dalam ritual pembacaan dengan jumlah, kali, perwujudan dari tanda-tanda, dan seterusnya, Anda melakukan cara bijaksana pendahuluan dan mempraktekkan secara penuh tindakan khusus, tetapi tetap saja tidak berhasil, Anda harus menegur diri sendiri dan melipatgandakan usaha Anda; Jangan menimbulkan pikiran rendah diri dan berkata, "Cara ini tidak cocok untuk Saya." Dengan cara ini, Anda mengembangkan kemauan, menguntungkan diri sendiri dan menguntungkan orang lain, dan tidak pernah menghabiskan waktu Anda dalam kesia-siaan. Karena Yogin adalah yang tekun dan tidak pernah beristirahat, para Makhluk suci menerangi pikirannya, dimana Dia mengalami pembentukan kedewataan yang mengagumkan dan memperoleh kebebasan dari hambatan.

Dalam hal ini, ada dua hal yang Anda harus tidak tinggalkan. Yaitu, Anda harus tidak meninggalkan para Buddha dan Bodhisattva, maupun pikiran membawa keuntungan kepada para makhluk yang tidak habis-habisnya. Pikiran Anda tidak pernah goyah dalam keinginan untuk sarvajnana, dan untuk alasan ini, Anda pasti akan mencapai Siddhi yang tepat.

Selalu mengandalkan ritual bagian dalam untuk mandi;
Anda harus tidak melekat pada ritual untuk pemurnian bagian luar.
Timbulkan keraguan tentang makanan yang telah tersentuh dan sebagainya:
tidak ada [makanan] seperti itu yang harus dipertimbangkan.
Jika untuk menjaga tubuh,
mandilah setiap saat untuk menghapus kotoran,
Dalam arus sungai dan sebagainya sesuai dengan petunjuk ritual
dan dalam hubungannya dengan Mantra dan Mudra.
Dengan Hrdaya dari dharmadhatu memurnikan air
dan gunakan Acala dan Trailokyavijaya dengan sesuai,
lindungi penjuru arah dan sebagainya dengan Mantra dan Mudra Mereka,
dan tinggal berdiam di dalam meditasi pada sifat alami diri dari Dewata Anda.
Lalu Anda harus me-Mantrai tanah bumi yang bersih tiga kali
dan terus-menerus terlibat dengan pikiran tunggal di dalam pemikiran yang tepat.
Mengingat Mantra dari Arya Acala dan sebagainya,
Orang bijak harus mandi dalam keheningan.

Hrdaya Bija dari dharmadhatu yang murni dan Bija dari Acalanatha dan Mudra pedang-Nya semuanya sama seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Hrdaya Bija dari Trailokyavijaya adalah: Namah samanta vajrānām, Hah. (Menyembah hormat kepada semua Vajra! HAH !)

Prinsip dari pintu gerbang huruf HA di sini adalah seperti yang telah dijelaskan sebelumnya;
Sedikit perbedaannya adalah bahwa itu menandakan aspek pemurnian.
Dalam ritual untuk tubuh mistik [segel] dari Bhagavan Trailokyavijaya,
Anda harus menggunakan Mudra lima kebijaksanaan Vajra untuk mencapai [semua] perbuatan.

Selanjutnya, Mantra dari Trailokyavijaya adalah: Namah samanta vajranam, ha ha ha vismaye sarva-tathāgata-visaya-sambhava trailokyavijaya hum jah svaha. (Menyembah hormat kepada semua Vajra! Ha ha ha! Yang Menakjubkan! Anda yang lahir dari wilayah dari semua Tathagata! Pemenang Atas Tiga Dunia [Trailokyavijaya]! hūm jah! svāhā!)

Setelah demikian mandi dan memercikkan [air pada diri sendiri] untuk pemurnian, dan diberkahi dengan Samaya [Mudra], lindungi [semua] bagian tubuh Anda;
Pikirkan yang sangat banyak para Dewata suci yang tidak habis-habisnya,
dan, tiga kali mengayung air, persembahkan kepada Mereka.
Untuk memurnikan tubuh dan pikiran Anda dan menguntungkan orang lain,
berikan penghormatan kepada para Tathagata dan anak-anak yang lahir dari Jina,
Dan jauh dari pembedaan dari tiga racun dan sebagainya,
dan dengan organ indera Anda tenang terkendali, pergilah sendiri ke ruang meditasi yang hening.
Atau sebagai kemungkinan lain, ikuti cara bijaksana yang berbeda untuk ruang air,
pikiran tinggal berdiam sesuai dengan aturan sebelumnya dari penahanan diri,
Dan buatlah tiga kesetaraan Anda sendiri dengan ukuran untuk mencari yang lebih tinggi, menengah, dan ritual yang lebih rendah.
Ketika Yogin melakukan pembacaan dengan cara ini,
seluruh aliran arus dari dosa-dosanya akan berhenti untuk selamanya,
Dia pasti akan berhasil menghancurkan hambatan,
dan keadaan Sarvajnana akan berkumpul dalam dirinya.
Dia mendasarkan dirinya pada "Pencapaian Dunia (Bab 5)" atau penjelasan di dalam Sutra lain,
Dan unsur-unsur pemujaan dan berbagai macam cara yang bijaksana dipraktekkan sesuai dengan prosedurnya.
Karena Dia belum terbebas dari karakteristik dari yang berkondisi, ini disebut Siddhi duniawi.
Selanjutnya, yang paling unggul, yang tanpa karakteristik, dijelaskan, diamati oleh Mereka yang memiliki keyakinan dan pemahaman.
Jika orang dengan kebijaksanaan yang mendalam mengenai Mantrayana mencari hasil yang tidak tertandingi dalam kehidupan ini,
Dia harus berlatih perenungan sesuai dengan keyakinan dan pemahamannya,
seperti dalam aturan sebelumnya untuk penyembahan dari pikiran (citta-puja)
Dan mendasarkan dirinya pada ritual yoga
dalam bagian "Perwujudan dari Siddhi (Bab 6)" dan "Pembacaan Duniawi dan Yang Melampaui Duniawi (Bab 30)".
Di dalam keadaan kebenaran, dari kemunculan yang saling bergantungan,
pikiran dalamnya dengan bagiannya [dari pembacaan] akan terbebas dari objek tujuan pengartian,
Dengan mengalami dan mempraktekkan atas dasar dari cara bijaksana ini,
Dia akan selalu mendapatkan pencapaian yang melampaui duniawi.

Seperti yang dikatakan dalam syair Udana yang telah diajarkan:
Dharma yang tanpa karakteristik, paling mendalam,
tidak cocok untuk orang-orang yang berkecerdasan yang lebih rendah.
Dalam rangka untuk memenuhi mereka, ada juga pengajaran yang memiliki karakteristik.

Ritual Penyembahan Dari Kitab Suci Penerangan Sempurna, Perubahan Gaib, dan Pemberdayaan dari Mahavairocana, yang dikumpulkan oleh Acarya, telah selesai dengan ini.

ajita

  • Administrator
  • Sr. Member
  • *****
  • Posts: 350
    • View Profile


oṃ āḥ hūṃ




Om Namo Bhagavate
Sarvate Gate
Varsuddhani Rajaya,
Tathagata Ya
Arahate Sam Yak Sam Buddha ya,
Tadyatha Om Sodhani Sodhani
Sarva Paam,
Vishodani Suddhe Visuddhe,
Sarwa Karma Avarana
Visudhani Ya Soha




ajita

  • Administrator
  • Sr. Member
  • *****
  • Posts: 350
    • View Profile
Namo Stu Buddhaya
Om Vajrapani Hum

Berikut link donwload versi PDF Sutra Maha Vairocana Abhisambodhi :


[27] Arya Maha Vairocana Abhisambodhi Vikurvit Adhisthana Vaipulya Sutrendraraja Nama Dharmaparyaya Mahayana Suttram ---> [BARU/NEW]
https://drive.google.com/file/d/0BxccXyKASl7pazlPbmtoS3R0NWM/view?usp=sharing